Disclaimer: Vocaloid (c) Crypton, Yamaha, dkk.

Tidak ada keuntungan material apa pun dari tulisan ini selain menjadi tempat curahan hati author yang galau tugasnya banyak.

Warning(s): College!AU, gaje, pendek, garing.

fyi, aku nggak bisa nulis puisi/surat cinta, jadi kalau bikin geli(?) mohon maklum, ya. :"D


Surat Cinta Meiko

by keumcchi

.

Hari itu Pak Hayama, dosen mata kuliah Metadata untuk Temu Balik Informasi di kelas Meiko, sedang berhalangan hadir. Ia pun meninggalkan pesan kepada ketua kelas berambut biru, Kaito Shion, untuk memberi kabar buruk ke kelasnya bahwa ada tugas tambahan yang harus dikerjakan dan dikumpulkan bersama tugas seminggu yang lalu maksimal sore hari ini. Itu artinya, mereka tidak bisa pulang lebih cepat hari ini.

Namun, bukannya mengerjakan tugas, Meiko malah menulis sesuatu di atas kertas folio kosong yang seharusnya ia pakai untuk mengerjakan tugas. Sepertinya ia menulis sebuah surat. Setengah sesi kelas ia habiskan untuk berpikir dan menulis surat tersebut sambil sesekali memandang papan tulis di depan, seperti sedang membayangkan sesuatu. Ketika teman-temannya sibuk berpanik ria karena tugas belum kelar juga, gadis yang satu itu malah telanjur hanyut di dalam tulisan tersebut. Terlalu hanyut hingga tidak sadar ada seseorang sedang memerhatikannya diam-diam.

"Selesai." Meiko tersenyum tipis, lalu memandang kertasnya sekali lagi sebelum tiba-tiba direbut oleh Miku.

"Wah! Surat cinta, nih! Bacain, ah!" Miku tertawa jahat.

"Eh, Mik!"

Terlambat. Miku sudah membaca surat Meiko dan bersiap membacanya dengan keras.


Maaf
untuk aku yang kerap melupakan dirimu
untuk aku yang menduakanmu

Bukannya aku mengabaikan dirimu
apalagi meninggalkan dirimu.

Aku hanya tidak sanggup dengan segenap perasaan tulus yang kau miliki
Aku tidak sanggup dengan keinginanmu yang selalu ingin bersama
Kau seperti memelukku begitu erat
seakan tidak membiarkan diriku bernapas barang sejenak

Bisakah kita beristirahat sebentar saja?
Aku butuh waktu, sejenak rehat dari hubungan ini.

Tapi percayalah
aku tidak akan pernah melupakanmu
aku akan datang ketika kau membutuhkanku

Walau saat itu kau tidak lagi seperti lebah yang merindu bunga
aku pasti kembali.


"Sadiss! Buat siapa, Mei? Kaito?"

"Kenapa jadi Kaito?" Meiko berusaha meraih kertasnya dari tangan Miku. Berhubung tinggi Miku lebih rendah darinya, kertas itu berpindah tangan dengan mudah.

"Memangnya buat siapa?"

"Buat tugas laporan database Pak Hayama." Meiko menunjuk kertas berisi tabel kosong yang ada di atas mejanya. Miku bengong.

"Puisi barusan buat tugas...?"

Meiko mengangguk. "Aku belum ngerjain sama sekali. Mumet. Terus tiba-tiba muncul inspirasi bikin puisi. Jadi aja aku tulis sebelum idenya hilang."

"Kamu belum ngerjain tugas minggu lalu? Hahahaha, sama sih." Miku tertawa datar, lalu ia kembali melihat Meiko yang mencoret-coret kertas lagi. "Ih, kamu kertas folio bukannya buat nugas malah dicoret-coret."

"Aku frustrasi, Mik ... tugas kemarin aja belum kelar, ini lagi ditambah tugas musti beres hari ini. Kan bikin galau. Nah, dengar-dengar kalau lagi galau kita bisa jadi pujangga dadakan. Aku mau membuktikan, dan ternyata bener lho!" Meiko berseru dengan mata berbinar sambil menunjuk puisi yang ia buat barusan untuk tugas tercinta dari Pak Hayama. Miku melempar wajahnya dengan penghapus.

"... cari pacar sana."

.


fin