Chapter 1 : luhan and another side of kai
"hei teman-teman lihatlah namja pabo itu memakan bekalnya lagi, aku rasa dia sangat mencintai masakan neneknya. Hahahaha!" seru seorang namja berwajah menyebalkan bernama Kai saat mengajak teman-temannya untuk menertawakan Luhan –si namja pabo. Lalu segerembolan namja yang di komadoi Kai itu tertawa serentak menyisakkan Luhan yang hanya bisa menyernyitkan keningnya heran.
'memangnya kenapa kalau aku memakan bekal dari halmoni, apa yang lucu? Enak saja mereka mengataiku pabo. Kalian saja yang tidak tahu bagaimana enaknya masakan uri halmoni. Tch, dasar namja-namja pabo' tentu saja itu hanya terucap di benak luhan, dia tidak benar-benar berani untuk menyampaikan pemikirannya itu kepada Kai.
"hei namja pabo, bagaimana kalau aku memberi sedikit bumbu pada makananmu eum?" Tanya Kai yang entah sejak kapan berada di depan meja luhan. Wajahnya menunjukkan seringaian dan luhan tidak bisa apa-apa lagi kalau sudah begini. Luhan hanya berharap tiba-tiba Jung songsaenim ada disini dan menghukum Kai karena mengganggu acara makannya tapi sepertinya itu too good to be reality karena nyatanya saat ini sedang istirahat jadi untuk apa Jung songsaenim ada disini untuk menyelamatkan luhan, lebih baik dia menikmati waktu istirahatnya bukan?
"a-aniyo Kai-ssi, nenekku sudah memberi bumbu dengan pas. Ti-tidak perlu kau tambah lagi" tolak luhan dengan sedikit tergagap. Luhan pabo, bagaimana ia bisa berharap bahwa kai akan pergi setelah ia menolak tawarannya. Sementara itu kai menyeringai semakin lebar, tangan kanan kai menyebunyikan sesuatu di balik badannya. Soda.
BYURR
"ANDWAEE!"
"hahahahahaha!"
Luhan hanya bisa menatap nanar ke atas mejanya. Makanan yang baru ia makan setengahnya sekarang sudah bercampur dengan soda. Euwh! Nasi yang seharusnya berwarna putih sekarang berwarna kebiru-biruan. Benar-benar tidak layak di makan lagi. Luhan lalu mengalihkan pandangannya kearah gerombolan Kai, ia melihat kai sedang ber'high five' dengan baekhyun lalu tertawa dengan teman-temannya. Luhan mengerutkan kening dan mempoutkan bibirnya saat menatap baekhyun. Menyebalkan sekali! Pasti lagi-lagi baekhyun yang punya ide untuk mengganggu acara makannya. Haah! Apakah semua namja populer itu harus menyebalkan? Apakah namja populer itu harus selalu mengganggu namja biasa-biasa saja seperti dia? Jujur luhan sangat jengah dengan tingkah baekhyun. Namja –sok populer itu selalu membully luhan dengan berbagai cara. Entahlah mengapa luhan sendiri tidak tahu alasannya. Luhan merasa ia tidak pernah membuat kesalahan pada baekhyun, bahkan luhan berusaha berbuat baik pada baekhyun seperti membuatkan alasan pada guru kang saat baekhyun tidak bisa mengikuti kelas vocal bersama-sama dengan yang lain. FYI Luhan dan Baekhyun sama-sama mengikuti kelas vocal.
"sudahlah hyung bereskan makananmu, kajja kita ke kantin masih ada waktu 15 menit untuk membeli ramyun" tawaran namja bermata indah itu menyadarkan luhan dari acara memandangi baekhyun. Luhan menatap namja itu lalu menggeleng pelan.
"tidak mau kyungsoo-ya, aku sudah tidak lapar"
"yaa! Hyung paling tidak ayo kita beli minuman, apa kau hanya mau diam sambil melihat mereka menertawaimu seperti itu, sudahlah. Kajja ke kantin" ajak –paksa namja bermata indah yang ternyata bernama kyungsoo itu kepada luhan sambil sedikit menarik lengan luhan agar bangkit dari kursinya. Akhirnya luhan pun menurut.
surviveinhighschool
"hyung sebenarnya ada apa dengan mereka, kenapa mereka selalu mengganggu mu? Aku rasa baekhyun itu sudah gila. Bagaimana bisa dia terus mengerjaimu tanpa alasan yang jelas? Dan bagaimana bisa Kai begitu menurutnya dengan baekhyun, bahkan untuk mengganggumu pun ia mau. Aku rasa kalian tidak pernah ada masalah sebelumnya"
"kyungsoo-ya?"
"ah, aku tau hyung! Aku rasa baekhyun itu iri dengan wajah manismu!"
"kyung-"
"ani ani ani, aku rasa baekhyun itu iri dengan su-"
"yaa! Do kyungsoo, dengarkan aku! Aku tidak tau mengapa baekhyun dan kai bersikap seperti itu padaku dan sudahlah aku tidak mau ambil pusing, mungkin memang begitu kegiatan namja-namja populer di sekolah. Dan ayo kita beli bubble tea, kau harus mentraktirku karena sudah mengajakku kemari tanpa aku sempat mengambil dompet" potong luhan cepat karena sedari tadi kyungsoo tidak mendengarkannya.
"ne, mianhae hyung. Aku hanya tidak habis pikir dengan mereka bagaimana bisa mereka melakukan ini padamu. Aku rasa-"
"ne kyungsoo ne, mereka memang sudah gila, kajja kita mengantri" potong luhan lagi sebelum kyungsoo menggerutu lagi. Sahabatnya yang satu ini memang sedikit ajaib.
surviveinhighschool
"kai-ya kau tau aku tidak akan pernah bossan untuk mempermalukan namja pabo itu, aku akan membuatnya malu sampai dia merasa menjadi orang paling tidak berguna, sampah!" ucap baekhyun tiba-tiba. Kai mengerutkan keningnya, sebenarnya dia sedikit bingung dengan baekhyun mengapa baekhyun sangat benci kepada luhan? Bahkan baekhyun sering menyuruh dirinya untuk mengerjai luhan di luar batas seperti kemarin misalnya baekhyun menyuruhnya untuk mengunci luhan di toilet. Luhan terkunci hampir selama 12 jam kalau saja tidak ada petugas kebersihan yang menemukannya.
"baekki bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya kai ragu.
"tentu saja, bertanyalah asalkan itu bukan alasan mengapa aku selalu mengerjai namja bodoh itu"
"tapi aku ingin menanyakan tentang hal itu baekhyun-ah dan tolong beri tau aku"
Baekhyun mengangkat kepalanya dari bahu kai. (baekhyun sebelumnya bersandar di bahu kai) menatap namja berkulit tan itu dengan ekspresi tidak senang.
"aku bilang kau boleh bertanya apa saja asal bukan yang itu, kenapa kau memaksa ingin tau? Yeollie yang namjachingu ku saja tidak pernah memaksaku kenapa kau melakukannya? Kau pikir siapa dirimu? Yang benar saja. Kau bercanda tuan kim?" skakmat! Ucapan baekhyun barusan menyadarkan kai tentang siapa dirinya yang sebenarnya. Ya baekhyun benar, dia tidak berhak memaksa ingin tau lagi pula dia kan hanya partner baekhyun dalam urusan mengerjai luhan tidak perlu sampai tau alasan pribadi baekhyun membenci namja itu. Tapi hei! Ayolah bagaimana mungkin dia bisa bekerja sama untuk mengerjai namja polos tidak berdosa seperti luhan tanpa tau alasan apa yang membuat partnernya itu membenci "target" mereka.
Tentu saja bisa selama partnernya itu baekhyun, ayolah kai kau benar-benar di butakan cinta!
"ah kau benar baekki, lagi pula itu masalahmu dengan namja bodoh itu. Aku akan mendukung apapun yang kau lakukan!" dan akhirnya hanya kata itulah yang mampu kai ucapkan.
"baguslah kalau kau sadar, kau tau kai ucapanmu tadi sempat membuatku berfikir kalau kau menyukai namja pabo itu"
"mwo? Apa kau sudah gila, bahkan jika dia menjadi uke paling populer dan paling manis serta paling ingin di pacari oleh semua seme di sekolah ini aku tidak akan pernah menyukainya! Yang benar saja! Haha!" kata kai sarkastik.
"baguslah, matamu masih bagus untuk memilih namja mana yang pantas di jadikan uke atau tidak."
surviveinhighschool
Luhan agak kesusahan membawa dua cup bubble tea sendirian di tengah kerumunan siswa NanYang highschool yang berjubel di kantin. Kyungsoo memilih mencari tempat duduk daripada harus menemani luhan mengantri. Sedikit picik memang. Dari tempatnya duduk kyungsoo melambaikan tangan kearah luhan saat melihat namja itu berdesakan diantara puluhan siswa nanYang yang berada di kantin.
"disini hyung, disini" ucap kyungsoo sambil melambai.
"haish lihat saja dia, bagaimana bisa dia duduk manis sambil melambai-lambai kearahku tanpa menolongku keluar dari kerumunan ini, haish" luhan menggerutu tidak jelas. Luhan terus berusaha keluar dari kerumunan, dia mendorong kesamping kanan dan kiri, meronta-ronta sampai akhirnya dia berhasil keluar dari kerumunan itu. Saat akan berjalan kearah dimana kyungsoo berada tiba-tiba dari arah belakangnya luhan mendapat dorongan yang kencang sehingga membuat tubuhnya terhuyung ke depan dan… dan luhan menumpahkan 2 gelas bubble tea rasa cokelat itu ke kemeja seseorang. Dan ternyata dia adalah sunbaenya! Matilah kau Lu Han! Luhan menunduk tidak berani menatap wajah sunbaenya. Glek! Luhan menelan kasar ludahnya saat membaca name tag sunbaenya itu. Mati sudah! Setelah di kerjai gerombolan kai maka bersiaplah setelah ini kau tidak bisa bernapas lagi xiaolu!
"jo-jeoseonghamnida sunbae, aku ti-tidak sengaja, sungguhh" ucap luhan akhirnya. Sunbae itu menatap luhan tak percaya. Niatnya untuk marah-marah kepada hoobaenya yang dinilai tidak hati-hati itu pun pudar saat tau siapa yang menabraknya.
"gwaenchana luhan-ah, lain kali berhati-hatilah kalau sedang berjalan, dan jangan terus menunduk seperti itu kau jadi tidak bisa memperhatikan sekitarmu, arraseo?"
"ne? ne sunbae ne"
"ya sudah lebih baik kau mengantri bubble tea lagi sepertinya temanmu sudah menunggu sejak tadi"
"tapi seragam sunbae bagaimana?"
"sudahlah tidak apa-apa aku masih punya seragam cadangan di loker" jawab namja itu meyakinkan luhan.
"chanyeoll-ah mau sampai kapan kau berdiri di situ? Aku tidak punya banyak waktu untuk rapat kelas dance, jadi cepatlah!" seru sehun dari meja kantin yang terletak beberapa meter dari tempat chanyeol dan luhan bertabrakan tadi. Ucapan itu menyadarkan chanyeol bahwa dia punya tujuan yang lebih penting dari pada maaf-maafan dengan luhan.
"ne sehunnah, chankhaman! Aku akan mengganti seragamku dulu sebentar"kata chanyeol agak berteriak menanggapi sehun. Sehun tidak merespon dia membiarkan chanyeol berlalu dan sekarang namja tampan dengan ekspresi pokerface itu sibuk menatapi luhan yang mematung dengan mata berbinar. Pandangan luhan mengikuti langkah chanyeol sampai namja itu tak terlihat lagi.
"saling menyukai tapi saling memendam? Tidak menarik!" ucap sehun dengan smirk kecil disudut bibirnya saat menarik suatu kesimpulan atas apa yang di lihatnya.
"akan jadi menarik jika kau bisa masuk diantara mereka" ucap teman sehun yang duduk disampingnya saat mendengar ucapan sehun barusan.
"apa maksutmu kris?"
"aniyo, hanya berandai-andai saja sehunnah" jawab kris dengan smirknya yang menyeramkan.
surviveinhighschool
"berani-beraninya dia mengganggu namjachinguku! Tidak bisa di biarkan!" ujar baekhyun berkobar-kobar. Untuk ukuran namja populer baekhyun sangat mudah mendapatkan informasi tentang namjachingunya termasuk saat luhan menumpahkan bubble tea di kemeja chanyeol –namjachingunya.
"kai-ya, bisakah membantuku? Bantu aku ne?" rajuk baekhyun pada kai, sebenarnya tanpa merajuk pun ia akan di bantu kai mengingat pemuda itu tergila-gila pada baekhyun.
"ne tentu saja, apa itu baekki?" dan baekhyun pun tersenyum penuh kemenangan lalu membisikkan keinginannya kepada kai.
surviveinhighschool
Luhan berjalan sendirian di koridor sekolah, jam menunjukkan pukul 7 malam dan saat ini sekolah sudah sepi hanya ada beberapa siswa yang berkeliaran di sekolah dan itupun karena ada kegiatan ekstrakulikuler dan luhan salah satu nya. Dia baru saja selesai mengikuti kelas vocal, seharusnya dia bersama kyungsoo namun hari ini kyungsoo tidak enak badan jadi dia tidak bisa mengikuti kelas vocal dan jadilah luhan menyusuri koridor sekolah sendirian.
Tap
Tap
Luhan menolah kebelakang saat merasakan ada langkah kaki yang mengikutinya, namun nihil tidak ada apa-apa di belakangnya. Hei! Dia seperti pernah mengalami yang seperti ini, ini seperti saat.. OMO! Jangan lagi! Luhan berlari sekencang yang ia mampu saat itu, dia harus bisa pulang dengan selamat! Dia tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
"hey, ada apa dengannya? Aku baru akan memanggilnya kenapa dia sudah berlari? Aneh sekali teman kyungsoo yang satu itu" gumam orang itu –yang ternyata chen sambil mengendikkan bahu.
Sementara itu luhan terus saja berlari namun apalah arti langkah mungilnya ia masih di situ-situ saja, lingkungan sekolah.
Grep
"berusaha menghindariku eoh? Sayangnya tidak berhasil" gumam kai saat berhasil memegang lengan luhan. Saat itu luhan sedang bersandar di salah satu pilar koridor karena kelelahan berlari. Namun naas kai mendapatinya juga pada akhirnya.
"rupanya kau mulai tau saat-saat aku akan menyerangmu eoh? Bagus sekali upayamu, sayang saja hasilnya tidak ada" ucap kai lagi kali ini dengan senyum menyeramkannya. Luhan hanya bisa diam mematung sambil menebak-nebak kemana lagi dia akan di kurung oleh kai.
"kai-ssi jebal lepaskan aku, ini sudah malam uri appa , eomma dan halmonie akan mengkhawatirkanku lagi, aku mohon kai-ssi lepaskan aku" pinta luhan dengan tulus. Namun kai seakan tidak peduli, namja itu justru menarik paksa luhan menuju kearah toilet, ani ani bukan toilet namja tapi toilet yeojja. Ya kali ini baekhyun bosan mengurung luhan di toilet namja jadi dia menyuruh kai untuk mengurung luhan di toilet yeojja. Supaya sedikit bervariasi kata baekhyun -_-
"diamlah semalaman di situ ne, lain kali berfikirlah dua kali untuk mengusik hidup baekhyun. Arraseo?" seru kai sambil menuntun luhan masuk ke bilik toilet. Luhan mulai terisak, haruskah dia menginap di toilet lagi?! Meskipun sekarang di toilet yeoja tapi ayolah itu tidak berbeda, dia lagi-lagi harus terkurung di toilet. Urgh!
Kai berhenti sejenak saat mendengar luhan terisak, ada satu bongkah kecil bagian hatinya yang tidak tega untuk meninggalkan namja manis itu sendirian disini. Bagaimana pun juga kai tidak memiliki masalah pribadi dengan luhan. Kai menatap kenop pintu toilet, disana tergantung kunci toilet yang entah sengaja atau tidak tertinggal disana. Dia menggeleng sebentar lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
Sementara itu luhan terus saja menangis sesekali berteriak minta tolong tapi rasa-rasanya nihil mengingat ini sudah jam 8 malam dan kegiatan ekskul berakhir pukul 7 tadi siapa juga orang kurang kerjaan yang masih di sekolah pada waktu sekarang, kalaupun ada itu hanya luhan yang terjebak dalam bilik toilet yeoja!
"siapa disana? Apakah ada orang?" Tanya seseorang yang kebetulan mendengar isakan luhan. Rupanya ada juga orang kurang kerjaan yang berkeliaran di sekolah saat ini selain luhan. Haha!
"hei jawab aku?" Tanya orang itu sekali lagi dan pertanyaan itu menyadarkan luhan dari pikirannya. Saat merasa familiar dengan suara itu luhan langsung meneriakkan nama namja itu. Jongdae atau kerennya chen.
"jongdae-ssi ini aku luhan, tolong aku. Aku terjebak disini"
"mwo? Luhan? Kau diamana?"
"aku disini jongdae-ssi" ucap luhan sambil menggedor-gedor pintu, hal itu membuat chen tau keberadaan luhan. Setelah itu chen membuka pintu toilet dan menanyakan apa yang terjadi.
Luhan bercerita ada yang mengurungnya di toilet tapi dia tidak mau menyebutkan nama namja itu dan saat mendengar penuturan luhan chen merasa bingung. Kenapa orang yang menguncinya malah meninggalkan kunci itu tergantung dengan bebasnya di kenop bilik toilet? Aneh.
"lalu jongdae-ssi apa yang kau lakukan disini kenapa belum pulang?"
"oh, tadinya aku ingin menitipkan payung kyungsoo ini padamu hyung tapi tadi kau berlari sebelum sempat ku temui lalu aku memutuskan untuk menaruhnya saja di depan loker kyungsoo dan tidak sengaja aku mendengar isakanmu hyung"
"begitu ne? mian tadi aku mengira kau itu .., ani lupakan" kata luhan sambil tersenyum aneh. Jongdae jadi takut ada apa dengan teman kyungsoo yang satu ini sih.
"hhh baiklah hyung, karena ada kau sekarang bagaimana kalau aku menitipkan padamu saja payung ini, dari pada aku meninggalkannya di depan loker begini"
"oh baiklah, sekali lagi terima kasih ne jongdae-ssi"
"ne hyung, pulanglah sekarang dan berhati-hatilah, perhatikan sekitarmu" ucap chen sambil tersenyum manis kearah luhan.
surviveinhighschool
Luhan berjalan gontai menuju halte bus, sepanjang jalan dia memikirkan apa yang akan appa dan eommanya serta jangan lupakan sang halmoni katakan mengenai keterlambatan pulangnya kali ini. Kemarin saja saat luhan terkunci hampir 12 jam di toilet sekolah, appa luhan sudah berfikir yang tidak-tidak tentang putra satu-satunya itu. Hah semua ini gara-gara namja bernama baekhyun, kenapa dia harus berurusan dengan namja –sok populer macam baekhyun itu. Menyebalkan! Lihat saja kalau dia bisa jadi namja populer macam baekhyun dia akan membalas semua perbuatan baekhyun! Hahaha! Luhan menyeringai aneh sedetik kemudian dia menggeleng-geleng kasar. 'pabo luhan! Membalas dendam itu tidak baik, haish!' pikirnya sambil memukul-mukul kepalanya pelan.
Luhan terlalu lelah, sungguh-sungguh lelah. Karena lelahnya sekarang dia melihat ahjumma yang kerepotan membawa kantung belanjaan hampir tertabrak mobil. Mwo? Ini bukan khayalannya belakang, menyadari hal itu luhan berlari kencang mencoba menyelamatkan ahjuma itu.
"ahjumma awas!" teriak luhan lalu menarik ahjumma itu supaya tidak jadi tertabrak, dan berhasil meski semua belanjaan ahjuma itu berhamburan di jalan.
"apakah ahjuma baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" Tanya luhan sesaat setelah menyelamatkan ahjuma tadi. Bibi tadi menggeleng lalu berkata bahwa dia baik-baik saja.
"gwaenchana, terima kasih anak muda, kau sudah menyelamatkan bibi!" kata bibi itu berterima kasih atas pertolongan luhan.
"cheonma ahjuma, kajja saya antarkan pulang" tawar luhan sopan, dan bibi itu menurut saja karena dirinya cukup kerepotan dengan belanjaannya.
Saat di jalan baik bibi itu maupun luhan saling berkenalan dan melontarkan pertanyaan untuk memecah keheningan. Luhan juga sempat bertanya kenapa ahjuma itu berbelanja sebanyak itu di malam hari, kemana suami dan anaknya. Dia bilang suaminya bertugas di luar kota sedangkan anaknya itu kelelahan seusai pulang sekolah karena harus melakukan tugas mulia yaitu membantu gurunya mengembalikan buku-buku di perpustakaan. Apanya yang tugas mulia! Dia kan –sudahlah !
"apa kau bersekolah di nanYang? Putraku juga bersekolah di sana nak" luhan sedikit excited dengan pertanyaan itu.
" iya ahjumma, aku bersekolah di nanYang, siapa nama anak ahjumma barangkali aku mengenalnya?" Tanya luhan penasaran.
"nama anakku jongin, kim jongin. Apa kau mengenalnya?" luhan terlihat berfikir, mengingat-ingat adakah yang bernama kim jongin. Aneh luhan tidak pernah mendengar nama itu tapi kenapa merasa familiar ya?
"aniyo ahjumma, dia kelas berapa mungkin kami berrbeda tingkat jadi aku tidak mengenalnya?" Tanya luhan lagi, dia penasaran dengan namja bernama kim jongin itu.
"dia tingkat 2, mungkin memang anakku saja tidak populer jadi tidak ada yang kenal dengan dia" jawab ahjumma itu sedikit meremehkan anaknya. Tidak tau saja kau bibi!
"hmm.. sebenarnya aku juga di tingkat 2 ahjumma, tapi aku juga tidak populer jadi aku tidak begitu banyak memiliki kenalan ahjumma" ucap luhan sedikit kecewa. Bibi itu jadi merasa aneh, apa popularitas itu sangat penting di kalangan anak muda. Melihat ekspresi luhan saat ini sepertinya jawabannya adalah iya!
"yeoboseyo?"
"…."
"jongin-ah! Cepat buka pintunya! Bagaimana kau bisa tidur nyenyak saat ibumu hampir tertabrak mobil, yaa! Jonginah!"
Ahjuma itu memasukkan handphonenya kedalam tas dengan raut kesal, dia baru saja menelpon anaknya setelah beberapa kali memencet bell di depan pintu rumahnya dan hasilnya tidak ada respon jadilah ahjuma tadi menelpon anakknya yang rupanya sedang tidur. Tak berapa lama pintu rumah itu terbuka menampilkan sesosok namja yang tidak asing bagi luhan. Luhan melebarkan matanya saat melihat namja bernama jongin itu. Sementara jongin sendiri juga melakukan hal sama, dia tidak percaya bahwa namja yang berada di samping eommanya itu adalah luhan. Bukankah tadi dia sendiri yang mengunci luhan di toilet yeoja lalu kenapa sekarang luhan bisa ada di sini, di depan mata jongin. Sepertinya jongin melupakan bagian dimana ia meninggalkan kunci toilet menggantung di kenop pintu.
Pukkk!
"aww! Appo eomma, kenapa memukul kepalaku? Bagaimana jika aku nanti jadi bodoh!" protes jongin saat mendapat pukulan sayang dari nyonya kim sambil mengusap-usap keningnya. Jongin tersadar, dia lalu menatap luhan dengan intens. Tatapan yang sulit diartikan, jongin tidak berniat menyapa luhan dan sepertinya luhan juga melakukan hal sama. Mereka memilih bungkam sampai akhirnya nyonya kim bersuara.
"luhan-ahh, ini dia putraku yang tadi kita bicarakan. Jadi apa kau tidak mengenalnya?" Tanya nyonya kim, luhan menimbang-nimbang. Apakah dia harus menjawab iya atau tidak. Saat hampir menggelengkan kepalanya tiba-tiba kai mendahului luhan dan berkata.
"tentu saja dia mengenalku eomma, aku ini kan populer di sekolah. Hanya saja aku yang tidak mengenalnya" ucap jongin diakhiri senyum meremehkan. Tch! Luhan memaki jongin dalam hati, bagaimana bisa dia tidak mengenal luhan. Oke, baiklah mungkin luhan memang tidak populer seperti dia dan baekhyun tapi bagaimana bisa kau tidak mengenal orang yang setiap hari kau bully kim jongin!
Plaaak ! kali ini nyonya kim memukul wajah jongin dengan teganya. Jongin hendak protes sebelum nyonya kim memotongnya dengan berkata
"eomma tidak memukul kepalamu! Dan Kau tidak akan bodoh kalau eomma memukul wajahmu! Bagaimana bisa kau berkata tidak sopan begitu pada tamu eomma mu kim jong in!" omel nyonya kim. Jongin hanya mengerucutkan bibirnya sementara luhan menahan tawanya. Ternyata kim jongin alias kai namja yang setiap hari membully luhan hanyalah namja payah yang takut dengan omelan ibunya! Memalukan sekali hidupmu kai!
"luhan-ahh jangan dengarkan ucapan jongin, jja masuk! Bibi akan membuatkanmu minuman hangat" tawar nyonya kim. Luhan sedikit ragu dengan tawaran nyonya kim.
"ti-tidak usah ahjumma, aku akan langsung pulang saja" tolak luhan halus.
"kau kan sudah menyelamatkan ahjumma, anggaplah ini sebagai rasa terima kasihku. Ayolah"
Dan akhirnya luhan menurut, ia mengikuti tarikan tangan nyonya kim yang menuntunnya ke ruang tamu keluarga kim.
"jongin-ahh temani luhan sebentar ne, eomma akan membuatkan minum"
"mwo? Kenapa aku? Aku ingin tidur lagi eomma"
"yaa! Kau tidak ingin berterima kasih kepada luhan, dia yang menyelamatkan eomma mu ini! Lagi pula siapa lagi yang ada di rumah selain dirimu? Atau kau mau membuatkan minum untuk luhan? Begitu eoh?"
"shierreo! Itukan pekerjaan wanita eomma"
"ya sudah kalau begitu temani luhan sebentar!"
Pada akhirnya jongin hanya mendengus kesal, lagi-lagi kalah saat berdebat dengan eommanya.
Luhan terkikik geli saat melihat wajah kesal jongin, nyonya kim meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Jongin menatap luhan tajam seolah berkata apa-yang-kau-lihat?
"kau. Bagaimana bisa kau bertemu eomma ku?" Tanya kai akhirnya. Luhan sedikit kaget, ia mengira kai akan membentaknya atau memakinya karena –secara diam-diam menertawakan kai.
"a-aku melihat nyonya kim hampir tertabrak mobil saat akan menyebrang jalan" jawab luhan singkat. Luhan menatap kai yang mengangkat sebelah alisnya.
"bagaimana bisa?" Tanya kai ambigu.
"entahlah, sepertinya ahjumma sangat kerepotan membawa belajaannya jadi-"
"bukan itu, bagaimana bisa kau melihat ibuku hampir tertabrak mobil? Kau kan terkunci di dalam toilet yeoja. Kau kabur eoh?" potong kai di iringi tatapan tajam, luhan seketika menunduk. Pertama dia bukan terkunci, yang kedua dia juga tidak kabur walaupun dia memang berusaha untuk melarikan diri tapi itukan wajar! Saat kau di kurung di toilet sekolah, kau pasti akan berusaha minta tolong kan!
"a-ani, hanya saja…" jawab luhan terpotong. Dia bingung harus menjawab apa, kalau menjawab dirinya di tolong jongdae nanti bisa-bisa jongdae ikut terseret dalam masalahnya.
"hanya apa? Mungkin sekarang kau beruntung, tapi lihat saja nanti kau akan-" ucapan kai terpotong saat nyonya kim memanggilnya.
"jongin-ah, palli kemari. Eomma perlu bantuanmu!"
"ne eomma"
Huufftt ! luhan menghela napas lega, setidaknya kai sudah hilang dari pandangannya untuk saat ini. Berhadapan face to face dengan kai cukup menegangkan otot juga.
Beberapa saat kemudian nyonya kim datang bersama kai yang membawa nampan berisi dua cangkir teh gingseng. Kai meletakannya diatas meja. Cangkir pertama di taruh didepan luhan sedangkan cangkir kedua ia taruh didepannya.
"yaa! Siapa bilang eomma membuatnya untukmu" kata nyonya kim sambil menggeser cangkir didepan jongin untuk berpindah kedepannya.
"lalu untukku bagaimana eomma?"
"kalau kau mau ya buat saja sendiri, eomma membuatnya khusus untuk eomma dan luhan. Bukan untukmu!"
"…"
Dan berlanjutlah perdebatan dua orang itu sampai akhirnya luhan merasa mendapat angin segar saat mengetahui bahwa seorang kim jong in a.k.a kai itu selalu tunduk pada omelan ibunya. Dia jadi punya ide licik untuk menjinakkan kai kalau sewaktu-waktu namja tan itu mengganggunya lagi.
surviveinhighschool
Luhan ingin menolak saat kim ahjumma meminta kai untuk mengantarnya pulang tapi akhirnya ia terima juga karena tidak enak menolak. Jujur luhan takut jika harus berdua dengan kai, bagaimana kalau kai akan meninggalkannya di tengah jalan sendirian mengingat kai yang mengunci luhan di toilet yeoja tadi sehabis mengikuti kelas music. Atau kai akan melakukan tindakan-tindakan nista lainnya. Semisal menyerahkan luhan pada ahjussi-ahjussi mesum di pinggir jalan? Oke itu keterlaluan!
"gomawo pabo" kata kai tiba-tiba. Sedari tadi mereka hanya diam sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya kai mengucapkan kata yang membuat luhan mengerjab tak percaya.
"ne?"
"gomawo sudah menyelamatkan uri eomma, kalau tidak ada kau entah apa yang terjadi"
Luhan mengerjabkan mata lagi sambil memandangi kai, apa benar namja di sampingnya ini adalah kai yang selalu membullynya? Ini seperti bukan kai yang ia kenal.
"kenapa menatapku seperti itu, aku hanya berterima kasih karena kau menyelamatkan ibuku!" seru kai karena tak nyaman di tatapi luhan seperti itu.
"ne, cheonma jongin-ssi"
"yaa! Jangan memanggilku seperti itu! Dan lagi lupakan tentang hal ini, anggap kau tidak pernah bertemu ibuku! Arraseo!?" titah kai pada luhan. Luhan ingin protes tapi tidak jadi mengingat orang di sampingnya ini adalah kai yah walaupun kai yang sedikit berbeda dengan kai yang biasa mengganggunya di sekolah tapi tetap saja kan, dia orang yang sama. Dan akhirnya luhan memilih mengangguk saja.
"jong, eh.. kai-ssi bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya luhan hati-hati. Dia melirik kai sebentar. Kai hanya menunjukkan ekspresi datar. Tidak ada smirk disana, smirk yang sering luhan lihat.
"apa?" tanggap kai singkat.
"eum… ke-kenapa kau selalu menggangguku? Maksutku bukankah kita tidak punya masalah pribadi?" Tanya luhan sedikit tergagap, ia takut sejujurnya namun ia juga sangat penasaran.
Kai menatap luhan dengan ekspresi yang sulit diartikan, sementara yang di tatapi hanya mampu menunduk sambil berdoa semoga kai tidak macam-macam padanya.
"hanya ingin saja" jawab kai singkat. Dan jawaban itu suksess membuat luhan menatap kai penuh pertanyaan. Tidak mungkin hanya karena itu, tiba-tiba luhan teringat sesuatu. Ah iya baekhyun!
"apa.. apa karena baekhyun-ssi?"
Glek ! luhan menyesal menanyakan itu pada kai karena setelah luhan bertanya namja tan itu langsung menatapi luhan tajam. Benar-benar tajam.
"mungkin saja!" kai menyeringai. Smirk yang biasa luhan lihat itu kembali menghiasi bibir kai.
"joseonghamnida- joseonghamnida kai-ssi" entahlah tapi hanya kata itu yang bisa luhan ucapkan. Ia sendiri tidak tau untuk kesalahan apa ia mengucapkan permintamaafan itu.
"kenapa kau meminta maaf padaku, ucapkanlah pada baekhyun. Kau selalu mengusik hidupnya!"
"ta-tapi aku tidak pernah berusaha mengusik hidup baekhyun-ssi, aku merasa tidak punya masalah pribadi dengannya. sungguh, aku hanya heran kenapa kalian selalu menggangguku. Oleh karena itu jika memang aku memiliki kesalahan, aku minta maaf kai-ssi"
'nado luhan, aku juga tidak tau kenapa ia selalu memintaku untuk mengganggumu' batin kai
"apa kai-ssi menyukai baekhyun?" pertanyaan luhan yang satu itu suksess membuat kai menatap luhan tajam untuk kesekian kalinya.
"ma-maaf kai-ssi, sepertinya aku salah bertanya. Joseonghamnida" kata luhan meminta maaf lagi. Kai menatap jalanan sambil berfikir. Apa begitu terlihat? Kenapa baekhyun tidak menyadarinya bahkan namja pabo ini saja menyadarinya?
"sudahlah, simpan kata-katamu itu. Sekarang yang mana rumahmu? Aku harus segera pulang setelah mengantarmu" kata akhirnya saat mereka tiba di kompleks perumahan. Dan luhan menunjuk rumah bernomor 77.
"khamsahamnida kai-ssi" ucap luhan berterima kasih saat mereka sampai di depan rumah luhan. Kai hanya mengangguk lalu berbalik untuk pulang. Luhan juga melakukan hal yang sama, berbalik untuk membuka gerbang sampai akhirnya suara kai menginterupsi kegiatan luhan.
"luhan-ahh, ingat kata-kataku. Lupakan kejadian ini dan anggap tidak pernah terjadi, arraseo?!"
"arraseo, ah iya.. berhati-hatilah di jalan kai-ssi dan sampaikan salamku untuk ahjumma ne" tanggap luhan sambil memberikan senyum manisnya. Kai membalas senyum luhan dengan ragu lalu mengangguk dan berbalik. Kai merasa aneh, kenapa dia jadi –seperti akrab dengan luhan. Dan 'berhati-hatilah dijalan'? bagaimana bisa luhan mengucapkan itu untuk seseorang yang selalu mengganggu hidupnya. Yang benar saja, namja manis itu terlalu baik atau memang dia pabbo namja sih?
Dan kai melanjutkan perjalanan pulang dengan rasa aneh yang menyelimuti pikirannya.
#annyeong ima author baru nih
Baru pertama nulis pake bahasa ala drama-drama begini. Mian kalau aneh
Jangan lupa review ne
Yang gak kesebut berati aku replay via pm ya
lisnana1: untuk rating jadi M , mian aku ga janji chingu.. gak yakin bisa bikin ence sih :D
makasih uda review ne
DiraLeeXiOh : oh ya hunhan dong :D tapi hunhan slight kailu soalnya aku lagi suka banget luhan selingkuh sama kai hehehe :D
Makasih uda review ne
