Kelopak berkulit tan tersebut terbuka perlahan, mengerjap ketika manik birunya mencoba beradaptasi dengan cahaya, menoleh kiri kanan untuk melihat tempat dirinya berbaring sekarang.

Kebingungan.

Entah apa yang terjadi hingga ia berada ditempat ini, ia tidak ingat apapun. Saat ia mencoba mengingat sedikit memory di otaknya, sakit menghantam kepalanya yang dibalut perban. Bahkan seluruh sendi di tubuhnya pun begitu sulit untuk bergerak.

Uh.. Apa yang terjadi pada dirinya?

Kepalanya begitu sakit hingga ia mulai memejamkan matanya kembali. Terlelap untuk mengistirahatkan tubuhnya yang masih syok.

TRY

story ® Amach cuka'tomat-jeruk

Naruto ® Masashi Kishimoto

genre;

Drama,Romance

pairing;

Uchiha Sasuke, Uzumaki/Namikaze Naruto

warning;

AU, OOC, boyxboy, slash, author wanna be. fiksi jelek nan maksa.

special fic for Dhiya-chan my lope best frend

special for Quetiau aka AQua Hitsu Schipper yg lg LDRan

DON'T LIKE DON'T READ

selektif lah dalam memilih bacaan, gais.

enjoy~~

"Ah, kau akhirnya bangun. Bagaimana perasaanmu?"

Seketika dirinya menoleh, saat baru membuka mata ia mendengar suara orang lain. Wanita ber-jas putih khas dokter itu memberi senyum kepadanya. Ia merasa lebih baik dari sebelumnya, dan ia turut tersenyum tanda ia baik.

"Baik! Tapi, apa kau tau kenapa aku berada disini?" manik biru itu menatap dokter muda di depannya dengan bingung. Semoga Sang dokter mau memberinya penjelasan.

Ketika ia menunggu jawaban dari dokter muda berambut pirang pucat tersebut, suara derit pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Kepala bersurai blonde miliknya pun menoleh kearah pintu, lalu mendapati sosok bersurai raven dengan wajah datar melangkah masuk tanpa aba-aba, menimbulkan kernyitan di dahi si pirang.

"Kau akan mendapat jawaban yang tepat melalui dia," tunjuk Sang dokter kearah Si raven. Lalu tersenyum kearah pasiennya, "keadaanmu sudah membaik Uchiha-kun. Jika ada yang bermasalah segera panggil aku, oke?!" Sang dokter bername-tag Shion itu pun melenggang pergi keluar dengan senyuman ceria.

Dan apa dokter tadi sempat mengatakan sesuatu seperti 'Uchiha-kun'? Apa itu namanya? Seingatnya, nama marganya itu Namikaze. Uzumaki-Namikaze Naruto, itu 'kan namanya? kenapa ia mesti bertanya la-

"Apa yang kau pikirkan, Dobe?"

Belum selesai Si pirang beragumen di dalam hati, suara bariton dari Si raven menginterupsinya tanpa dosa. Dan apa orang itu mengatainya Dobe?

"Teme, suruh siapa kau masuk kesini? Aku bahkan tidak merasa jadi temanmu yang harus kau jenguk." Naruto menyahut kietus orang di depannya. "Dan aku bukan dobe, sialan!" serunya lagi, lupa jika tubuhnya masih terasa kaku beberapa menit lalu.

Si raven bermata onyx dengan wajah rupawan itu pun terdiam dengan mata melebar beberapa saat, lalu wajah teflonnya kembali seperti awal. Ia memalingkan wajahnya kearah samping jendela yang tirainya terbuka, menyembunyikan raut miris di wajah tampannya.

"Kau Uchiha Naruto. Pasangan hidupku. Apa kau mengerti?" Onyx itu menatap shappier di depannya dengan tajam. Tidak mengindahkan jika Si pirang bahkan tidak ingat telah mengenalnya. Ia, Uchiha Sasuke, tidaklah ingin di lupakan begitu saja oleh orang yang dicintainya.

"A-apa yang kau bicarakan sih? Jangan bercanda, dan keluarlah!" serunya mengusir merasa terusik dengan Sang Uchiha. Si blonde sempat takut dengan tatapan orang di depannya, namun ia lebih baik bersikap kejam dengan mengusir pria bermata Onyx tersebut.

Naruto mengacak rambut pirangnya frustasi. Tidak ada hal yang ia ingat selain bahwa ia adalah putra bungsu dari, Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina juga seorang kakak perempuan yang cantik. Dan ia masihlah sangat normal untuk bisa berhubungan dengan lawan jenisnya. Lalu kenapa semua begitu nyata? Seseorang mengaku sebagai suaminya yang notabene adalah seorang pria, sedang dirinya sendiri adalah pria normal.

Tapi, bukti yang begitu banyak ini.

Foto-foto.

Surat ke-sah'an hubungan mereka.

dan cincin di jari manisnya yang sangat sulit dilepas.

Semuanya sangat sulit di percaya.

Manik birunya menatap Onix kelam yang masih saja berwajah datar. Apa yang bisa ia sukai dari lelaki ini? Bahkan bicara saja lelaki bersurai raven ini begitu pelit. Naruto memutuskan untuk diam dan berbaring menyamping, membelakangi lelaki bermarga Uchiha yang juga menempel di dalam namanya. Sungguh sulit baginya dapat mempercayai hal ini.

~~~~~~~Tomat-Jeruk~~~~~~

Keluarganya datang berkumpul ketika tau ia berada di rumah sakit. Semua terasa biasa saja saat keributan yang sering di temuinya dirumah, kini seperti sangat ia rindukan karena begitu lama tidak menjumpai kejadian seperti ini. Namun justru yang berada di memory otaknya adalah, ia baru kemaren merasakan di peluk hangat oleh ibunya, senyum tulus dari ayahnya, juga jitakan tanpa belas kasih dari kakaknya hingga ia terus tertawa tanpa beban.

Melihat itu semua, mau tidak mau sang Uchiha tersenyum tipis namun sarat akan kesedihan. Tidak dapat dipungkiri jika ia begitu sakit meski ekpresinya hanyalah datar. Tidak ingin terus terlarut dalam kesedihan, ia beranjak dari tempatnya berada di depan kamar kekasihnya. Melangkah pelan hingga membawanya menuju taman rumah sakit.

Uchiha muda itu duduk dibawah pohon Sakura mekar yang indah dengan warnanya. Ia bersandar pada batang pohon rindang yang kokoh dari pohon Sakura tersebut, hingga matanya terpejam perlahan.

~~~~~~~~~Tomat-Jeruk~~~~~~~~~

"Ah, maaf... Kaa-san ingin keluar sebentar, hanya sebentar. Okey?!" Wanita berambut merah itu memberi tatapan teduh untuk putranya yang ingin protes.

"Memang Kaa-san ingin kemana?" Sang blonde memanyunkan bibirnya, yang lalu dicubit gemas oleh Sang kakak tanpa ampun.

"Hanya ditinggal sebentar saja kau merengek seperti bayi!? Dasar manja!" Serunya sadis kepada adiknya yang matanya berkaca-kaca, menahan sakit di bibirnya yang habis dicubit.

"Aku sumpahi kau jadi perawan tua saja, Dei!?" Seru Naruto benar-benar mengajak perang.

"APA? KAU INGIN BENAR-BENAR MATI, YA?!" Wanita berambut pirang ponitail tersebut, menggertakkan jari-jemari lentiknya hingga berbunyi. Lalu teriakan yang mampu menerbangkan burung-burung dari sarangnya, juga membangunkan orang-orang yang sedang koma pun di kumandangkan, hingga para perawat harus menegur keributan mereka.

Hanya Sang kepala keluarga Namikaze itu sajalah yang masih duduk dengan kalem, sambil matanya tak lepas dari koran pagi yang tersedia di dalam kamar inap putranya. Merasa sama sekali tak terusik dengan keributan kedua anaknya.

~~~~~~~ Tomat-Jeruk~~~~~~

kelopak dengan warna kulit alabaster itu pun terbuka perlahan, menampakan manik hitam pekat yang sangat sulit ditembus oleh mata siapapun.

Ia mendongkakan wajahnya ketika mendapat kehadiran seorang wanita setengah baya tersenyum, dan sedikit membungkuk menghadap dirinya yang masih duduk dengan nyaman.

Sasuke memperhatikan wanita berambut merah dengan aksen putih itu dalam diam.

Bahkan wajah datarnya tetap pada posisi awal meski ia sudah bergerak berdiri, lalu membungkuk hormat pada wanita yang telah melahirkan orang yang sangat ia sayangi sampai saat ini.

"Bolehkah aku bicara sebentar denganmu? Sasuke-kun?"

Dan Sasuke hanya mengangguk sebagai jawaban.

TBC

A/N; fic ini sekali lagi di persembahkan untuk dua orang diatas yang sudah saya sebut namanya:3 #malesnyebutlagi #dibuaang

well.. saya harap kalian suka dengan fic ini dan enjoy saat membaca. :3

jika banyak kekurangan dan kesalahan mohon maklum karna saya masih belajar.

kalau bisa berilah kritik dan saran yang dapat membantu saya bosa leboh bagus lagi. :"3

sampai jumpa di chap depa, nee~… jaa~

TOmat-Jeruk