Judul : Is This Called in Love
Chapter : 1
Genre : Romance, humor, OOC, parody, dan segala tetekbengeknya.
Disclaimer : Ichigo Takano
Pairing : Suwa x OC
Rating : T
A/N :
Hanya kegalauan daku tentang suwa hiroto karena entah mengapa suwa sangat menderita :'v
Ditambah model rambut suwa itu mirip akashi seijuurou, jadi daku kayak ga rela gitu..
Jadi entah mengapa jdi pengen buat fanfic tentang suwa biar dia ga jomblo lagi wkwk.. xD
Dengan Suwa x OC
Naho mending suwa buatku saja! Huwaaaaa :'V
.
.
.
.
.
Bulan april itu artinya musim semi, itu artinya pergantian semester. Dan itu artinya seluruh jepang dipenuhi oleh kapas pink yang berterbangan kesana kemari, suwa berangkat sekolah menaiki sepedahnya. Mengarungi jalanan yang dipenuhi lautan bunga sakura.
"Musim semi tahun ini indah ya~" serunya entah pada siapa, "naa, Kakeru?"
"Entahlah" seru kakeru tersenyum yang berada di boncengan sepedanya.
Awalnya mereka bertemu di jalan dan memutuskan untuk berangkat bersama, awalnya suwa yang dibonceng oleh kakeru. Tapi dalam perjalanan suwa bersikeras ingin memboncengi kakeru.
"Naho pasti senang melihat bunga sakura, pada musim ini kita bertemu bukan?" Lanjut suwa.
"Ada satu hal yang ingin kupastikan darimu" bukannya menjawab pertanyaan suwa, kakeru memilih mempertanyakan sesuatu pada suwa.
"Nani? Nani?" Jawab suwa sambil menggoes pedal.
Kakeru menatap punggung suwa dari belakang, dia tahu sahabatnya ini sangat menderita demi dirinya. Dan kakeru merasa tidak enak dengan perasaannya itu.
"Apa kau bahagia..." seru kakeru sambil menatap jalanan sekitar, melihat jembatan yang mereka biasa lewati ketika hendak menuju sekolah, "..tentang naho ataupun diriku?" Lanjut kakeru.
Suwa terdiam. Sebenarnya dia masih amat mencintai gadis bernama naho takamiya tersebut, namun apalah daya jika naho mencintai kakeru. Dia jauh lebih bahagia melihat kakeru dan naho bersama, dibandingkan harus menyesali kematian kakeru kelak di masa yang akan datang dan membuat naho menangis. Seperti yang tertulis di surat dari dirinya yang ada di masa depan.
"Tapi kau menyukai naho bukan? Dan naho juga menyukaimu, aku baik-baik saja kau tak perlu khawatir" imbuh suwa.
Lelaki bernama lengkap kakeru naruse itu hanya terdiam, dia sama sekali tidak tahu mengapa suwa jadi mendukungnya seperti ini, padahal dia sendiri juga memiliki perasaan lebih pada naho.
Lain lagi dengan pikiran yang diutarakan oleh suwa, jika memang dia jahat sudah pasti dia akan membiarkan kakeru bunuh diri. Dan memiliki naho sampai menikahinya bahkan memiliki anak seperti yang dikatakan pada suratnya. Tapi dia tidak melakukannya.
.
.
Di koridor tepat tempat pengumuman penempatan kelas, terpampang jelas di mading nama-nama siswa beserta kelas barunya. Kurosawa hinako berdesakan untuk melihat letak kelas barunya. Dia agak kesulitan saat berdesakan, kemudian dia melihat namanya berada di kelas 3-D.
Dia senang melihatnya meskipun sebenarnya dia tidak memiliki orang yang dekat dengannya di kelas itu. Baginya berguna untuk teman sekelasnya itu prioritas terpenting. Seperti menggantikan piket, membawakan buku ke ruang guru, dan lain-lain.
Dia merasa bangga dengan itu, mengingat-ngingat apa yang dilakukannnya saat kelas 1 dan 2. Padahal teman-teman sekelasnya tidak mengingat keberadaannya atau lebih tepatnya tidak sadar dengan keberadaannya. Bahkan, karena penampilannya dengan rambut panjangnya dia sering dikira hantu dan sedikit orang yang ingat padanya memanggilnya hanako hantu toilet, banyak orang yang salah mengingat namanya hinako menjadi hanako.
Dia hendak berbalik untuk pergi kekelasnya, dan kemudian bunyi bedebum seperti menabrak seseorang berkumandang (la? :v). Benar, kurosawa hinako menabrak seseorang. Beruntung hinako tidak terjatuh berkat kumpulan orang yang berada di belakangnya yang masih mengantri untuk melihat papan mading.
"Itte.." suara pemuda merintih kesakitan.
"Daijoubu ka?" Seru temannya langsung membantunya.
Hinako panik dengan itu, dan langsung membungkukkan badan 90 derajat.
"Gomen'nasai" katanya meminta maaf dengan penekanan yang begitu sopan.
Pria yang yang terjatuh dan temannya menatap hinako. Misaki masih membungkukkan badannya, wajahnya memerah di balik rambut panjangnya yang terkulai. Dia agak gemetaran dengan itu.
Pria yang terjatuh itu mencoba berdiri walau agak kesulitan, "suwa perlu kubantu?" Seru temannya itu.
"Ah? Arigatou, kakeru.." seru suwa menerima uluran tangan kakeru.
Entah kenapa, mereka menjadi pusat perhatian di koridor yang ramai itu. Banyak yang memperhatikan mereka. Terutama kurosawa hinako sang penabrak.
"Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja.." seru suwa tersenyum kepada hinako yang menatapnya.
Hinako agak kaget ternyata lelaki dihadapannya sangat tinggi seperti raksasa.. :v
Pemuda itu tingginya sekitar 180 cm, dibandingkan hinako yang tingginya hanya 152 cm dan itu membuatnya merasa kecil.
Setelahnya suwa melewati hinako dan pergi melihat papan mading.
"Arigatou.." seru hinako pelan dan dapat di dengar suwa samar-samar.
Setelah itu hinako pergi dari sana menuju kelas barunya, 3-D.
.
.
Hinako sudah duduk manis di bangkunya, yang berada di pojok dekat jendela baris terakhir. Dia sudah melihat papan nama di depan kelas, dan menurutnya namanya berada di tempat duduk yang lumayan strategis untuk bersosialisasi sekedar mendapatkan teman, menurutnya. Padahal bagi siapapun pojokan adalah tempat yang paling terkucilkan :v
Bahkan hinako sudah menghafal nama orang yang akan duduk di dekatnya, yang duduk di depannya murasaka azusa, di sampingnya suwa hiroto. Dia tidak tahu persis seperti apa mereka, tapi hinako yakin mereka orang yang baik dan entah mengapa, dia seperti pernah mendengar nama suwa entah dimana.
Kemudian hinako memperhatikan sekitarnya dan melihat pemuda berkacamata sambil membaca manga berjalan menghampiri bangku di depan suwa, setelah pemuda itu duduk barulah seorang gadis tiba-tiba merebut manga yang pemuda itu baca.
"Heee? Kukira manga percintaan, malah pertarungan. Membosankan" seru gadis pirang yang rambutnya dikuncir kuda itu.
"Kalau memang tidak suka, kembalikan padaku. Tukang buruh.." seru lelaki berkacamata itu.
Gadis itu mengembalikan manga itu pada sang pemilik, kemudian duduk di bangkunya yang berada di depan hinako. Hinako terperangah ternyata orang yang duduk di depannya adalah gadis yang manis dan terlihat populer, menurutnya.
Hinako memikirkan banyak hal untuk menyapa gadis itu, mulutnya terbuka untuk sekedar mengatakan 'ohayou' dan mengajak gadis itu berkenalan. Ketika bibirnya hendak terbuka-
"Ohayou hagita!azu!" Sudah didahului orang lain. Hinako kembali terdiam.
"Ohayou" balas hagita.
"Oh, Suwa! Kita sekelas lagi" Seru azusa.
"Kurasa begitu" suwa nyengir lima jari sambil menggaruk tengkuk di lehernya, "dan entah mengapa secara kebetulan bangku kita berdekatan" lanjutnya.
"Kau jauh lebih baik duduk di belakang sedangkan aku harus mengalami penderitaan duduk di samping gadis tukang buruh.." seru hagita sambil tetap membaca manganya.
"Hah? Bilang saja kau terlampau bahagia sampai tidak tahu cara mengekspresikannya"
"I..itu- itu tidak benar!" Balas hagita penuh penekanan, wajahnya sedikit memerah malu.
"Benar"
"Tidak!"
"Benar"
Suwa hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu, lalu dia duduk di kursinya. Seketika dia baru sadar bahwa di sampingnya ada orang lain. Pandangan mereka bertemu, reflek suwa mengingat kejadian yang baru saja terjadi padanya saat di koridor tadi.
"Ee? Kau gadis yang menabrakku di koridor 'kan?" Tanya suwa padanya.
"Ah, go-gomen.. soal itu aku tidak sengaja.." seru hinako yang terlihat panik lagi.
"Tidak apa, lagipula itu hanya jatuh biasa. Tidak sama seperti latihan di klub.."
Perbincangan mereka menarik perhatian kedua orang yang berada di depan mereka, mereka langsung menghentikan perdebatan mereka.
"Kalian saling kenal?" Tanya azusa.
"Tidak, hanya saja ada yang terjadi saat pagi tadi. Aku hanya tidak menyangka sekelas dengannya" jawab suwa yang menoleh ke arah hinako, "siapa namamu?"
"Ku.. kurosawa.. kurosawa hinako"
"Aku suwa hiroto" suwa mengulurkan tangannya pada hinako.
Hinako hanya diam memperhatikan uluran tangan suwa, dan membalas uluran tangannya.
"Kalau aku murasaka azusa, panggil saja azu!" Seru azusa ceria pada hinako.
"Eh? Ntah mengapa namamu mengingatkanku dengan lagu yang sering dinyanyikan ayahku.." seru hinako.
"Akhirnya kau menyadarinya!" seru azusa bersemangat.
"Eh?" Hinako terlihat bingung.
"Apa kau tau lagu Azusa# 2?" Tanya suwa pada hinako.
Hinako terlihat berpikir dengan cukup lama, "ah!" dan hinako menyadarinya bahwa dia pernah melihat judul lagu itu dari CD milik ayahnya.
"Ahahhahahaha! Kau tau itu adalah julukanku si pemburu!" Seru azusa menggebu-gebu.
"Bukan azusa# 2 ya~" komen suwa.
"Bukannya diganti tukang buruh?" Komen hagita.
"dan otaku bermegane ini sebut saja dia hagita" seru azusa sambil menunjuk hagita dengan jempolnya, mengabaikan komen dari sahabatnya tentang julukannya.
"Kau tidak perlu memperkenalkanku, dan apa yang kau maksud otaku?" Hagita penuh penegasan.
"Dan dia agak tsundere, jadi maklumi saja.."
"Aku tidak tsundere!" Samber hagita tidak terima.
Kemudian hagita dan azusa berdebat kembali, mereka tidak mau kalah dan saling mengejek. Hinako yang memperhatikan tingkah mereka hanya tersenyum tipis membuatnya terlihat lebih ekspresif dan cantik, tapi masih dapat terlihat. Suwa tanpa sengaja menatap hinako yang tersenyum, entah mengapa dia merasakan degup kencang pada dadanya.
Cantik.. katanya dalam hati, namun kemudian dia tersadar dari pikiran anehnya itu. Dia menunduk ke bawah meja, dengan tangannya menelungkup menutupi wajahnya. Suwa jadi malu sendiri.
.
.
.
Yosh! Sampai di sini dulu chap 1
karena sudah terlalu panjang..
Wkwkwk
Setiap kali nulis cerita klo ada inspirasi suka gatau diri
panjangnya nauju bileh :v
Mohon saran dan votenya ya~
;v
