Tittle : NO OTHER coz IT'S YOU

Part : 1/5 end

Author : AM-NYM

Pairing : SiBum Slight : EunHae

Genre : Romance, Drama

Desclaimer : Kibum hanya milik Siwon, dan Siwon hanya milik Kibum #plak. Saya gak punya apa-apa selain dari fic ini

Sumary : Kibum menyukai Siwon dan begitu juga sebaliknya. Namun tak ada yang berani mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain. Lho lho? Trus hubungan mereka gimana dong?

Gantung? Pair : SIBUM. Slight : EunHae. Gak pinter bikin Summary, mending langsung baca aja. RnR

Part 1

(Kibum POV)

"Nee hyung, tenang saja aku bisa kok. Nee. Annyeong.."

Kututup sambungan telepon. Dasar Donghae hyung, ia berjanji akan menjemput mereka semua tapi dia sama sekali gak bisa nyetir. Dasar hyung payah! Tapi kurasa tidak juga, dia kan

anak kecil jadi wajar saja gak bisa nyetir. Hahahaha... kau bodoh sekali baru menyadari hal ini Kibum.

Tapi untung saja Siwon hyung memberitahuku, Jadi aku bisa ikut. Lagipula... kalau dipikir-pikir sudah lama juga aku tidak berkumpul dengan mereka semua.

(flashback mode : on)

Ddrrrrt... Ddrrrrrt...

Aku menghentikan mobilku dan menatap layar pinselku. "Si Kecil Donghae" Ah... kebetulan sekali!

"Yoboseyo" jawabku.

"Kibum-ah" panggilnya.

"Nee hyung..."

"Apa kau sedang sibuk sekarang?" tanyanya. Baiklah... kulihat dulu keadaannya.

"Aniyo. Waeyo hyung?" tanyaku polos.

"Aniyo, bukan apa-apa" jawabnya. Dasar gak mau jujur. Gimana dia bisa tahan selama ini?

"Hyung, kau dimana sekarang?" tanyaku. Kalau dia tidak mau bilang, aku saja yang menyusul.

"hah? Aku? Aku sedang ada di taman kota. Waeyo Kibum-ah?"

"Aniyo. Hanya bertanya saja" jawabku. "Annyeong hyung..." lebih baik dia kupancing saja.

"Kibum-ah! Tunggu!" panggilnya tiba-tiba. Bagus! Umpanku dimakan. Dasar fishi...

"waeyo?" tanyaku.

"bisa temani aku?"

(flashback mode : off)

"Ayo kita segera kesana Kibum-ah" ujar Donghae hyung menyadarkanku. Tak kusangka ternyata melamun itu cara yang bagus kalau kita sedang menunggu. Rasanya tidak terlalu lama.

"nee hyung" jawabku. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu mereka. Rasanya aku ridu sekali, terlebih lagi pada sosok member tertinggi itu.

(Siwon POV)

Kuharap aku tidak terlambat memberitahunya. Untung saja tadi Eunhyuk hyung bilang kalau Donghae akan menjemput kami, jadi aku bisa memberitahunya. Lagipula aku memang sangat

merindukannya.

Aku menoleh kearah Eunhyuk hyung. Kelihatannya dia masih penasaran dengan orang yang akan dibawa oleh Donghae. Dia ini... harus kuakui otaknya berjalan seperti Ddangkkoma,

kura-kuranya Yesung hyung. Lambat sekali, bahkan bisa dikatakan super lemot. Padahal dia jelas-jelas menyukai Donghae, Donghae pun juga begitu tapi dia sama sekali gak sadar.

Kira-kira IQ-nya berapa ya? jangan-jangan jongkok lagi, atau mungkin tiarap?

"MAAF KAMI TERLAMBAT" teriakan anak kecil itu langsung mengalihkan perhatianku. Akhirnya mereka datang juga.

"Ya! kenapa kalian lama sekali? Aku sudah lapar" ujar Shindong hyung kesal. Meskipun dia yang lapar, aku yakin Eunhyuk hyung yang akan makan paling banyak.

"Sudahlah hyung. Ini sudah kami belikan makanan" Aku mengenal suara bass itu. Dia benar-benar datang rupanya. Yah... dengan sekantung makanan ditangannya tentunya. "Ah! Hyukkie

hyung!" sapanya pada Eunhyuk hyung. Hahh... kenapa Eunhyuk hyung yang pertama kali disapanya? Jujur saja aku sedikit kecewa dan aku juga merasakan aura kecemburuan dari

Donghae meskipun tidak seseram aura yang dikeluarkan Yesung hyung.

(Kibum POV)

Jujur aku sedikit senang mengetahui Siwon hyung duduk di sampingku saat aku menyetir. Sisa member berada di kursi belakang. Tapi entah mengapa wajahnya begitu cemberut. Mungkin

lelah. Atau mungkin ia merasa jengkel karena tadi kusapa Eunhyuk hyung duluan? Kurasa aku harus bicara padanya.

"Yha!" seru Heechul hyung sambil menubruk bangku kami. Si narsis ini, benar-benar membuatku hampir banting setir.

"Wae yo, hyung?" tanya Siwon hyung setengah kaget. Aku menatap wajah Heechul hyung dari spion.

"Babo," keluhku. "Bagaimana kalau tadi aku banting setir dan kecelakaan?"

"HAH? SIAPA YANG KECELAKAAN?" rusuh Donghae hyung sambil menyerbu tubuh Heechul hyung yang langsung mengerang.

"Yha! Lee Donghae!" serunya. Donghae menatapku lalu Siwon hyung lalu padaku lagi.

"Bum ah, siapa yang kecelakaan?" tanyanya.

"Hyung, kau ngelindur ya?" tanya Siwon hyung sambil mengerutkan keningnya. "Kibum hanya bilang kalau kalian terus rusuh begini kita bisa saja kecelakaan. Jadi duduklah dengan

tenang."

"Oh," sahutnya sambil melabuhkan kembali tubuhnya di kursi lalu mulai bermain dengan rambut Eunhyuk hyung yang pulas. Kedua orang itu. Kenapa sama sekali tidak ada diantara

mereka yang menyadari satu sama lain? Bodohnya..

"Kalian ini..." kekeh Heechul hyung.

"Apa?" tanyaku dan Siwon hyung berbarengan. Heechul hyung tersenyum dan mengangkat bahunya.

"Ah, tidak jadi," tukasnya. "Sudah, sana, menyetir yang benar, aku mau tidur juga. Donghae, ayo kita tidur."

"Ne, hyung," sahut Donghae hyung sebelum akhirnya semua penumpang tertidur, kecuali aku dan Siwon hyung.

Kutatap wajahnya.

"Hyung," panggilku. Ia menoleh padaku dan menorehkan senyum indahnya.

"Ne?" sahutnya. Aku tersenyum.

"Lelah, 'kan? Istirahat saja lah" kataku. Astaga! Kata-kata yang terpikir olehku hanya itu. Tidak bisa kuungkapkan kalimat lain selain menyuruhnya untuk istirahat. Bodoh kau, Kibum.

Siwon tersenyum, "Aniyo," tukasnya. Kutatap kembali dirinya.

"Wae?" tanyaku.

"Aku ingin menemanimu menyetir," katanya.

BHADUMP!

Jantungku mendadak terpacu mendengar ucapannya. Sungguh aku bahagia. Apalagi mendengar untaian kata itu dari bibirnya. Hyung.. Sungguh... Aku menyukaimu.

"Gomawo," kataku. Siwon hyung tersenyum, lalu kembali menatap jalan. Aku menghela nafas, berusaha menyembunyikan senyumanku yang terus terkembang. Sudah, Kibum, perhatikan

jalan, perhatikan jalan.

(Siwon POV)

Akhirnya sampai di Dorm juga. Aku ingin cepat-cepat membersihkan diriku alias mandi sekaligus menyegarkan pikiranku yang jujur saya dari tadi agak panas karena kesal.

Tanpa menghiraukan semuanya aku langsung beranjak menuju kamar mandi. Hah... kenapa malah begini... Bukannya apa-apa, hanya saja aku merasa Kibum juga menyukaiku tapi... apa

aku yang harus mengatakannya dulu? Tapi...

Kadang aku berpikir seandainya bisa seperti Eunhyuk hyung dan Donghae hyung. Mereka sama-sama tidak sadar akan perasaan satu sama lain. Apalagi Eunhyuk hyung, jangan dibahas

deh... Kalau Donghae hyung... Akhir-akhir ini moodnya gak jelas. Kadang baik kadang jelek. Selain itu sifat anak-anaknya yang selalu muncul entah kenapa sekarang banyak berkurang. Ia

lebih banyak diam. Kurasa dia sudah berada dipucaknya. Aku cukup takjub bagaimana caranya dia bisa memendam perasaannya itu selama bertahun-tahun?

"Ya! Siwon-ah! Cepat Keluar!" Aargh! Teriakannya itu... Apa bocah itu gak tau kalau dia sudah mengangguku! Dasar!

"Ye... Hyung" jawabku malas. Benar-benar deh... Kenapa disaat seperti ini sifat anak-anaknya harus muncul?

Aku membuka pintu. Kulihat Donghae hyung kembali melamun. Kemana sifat anak-anaknya yang baru saja menggangguku?

"Hyung" panggilku. Ia kelihatan kaget saat aku memanggilnya.

"Ya! kenapa kau lama sekali?" tanyanya. Sepertinya sengaja agar Eunhyuk hyung tidak curiga padanya.

"Sudahlah! Lebih baik hyung masuk saja sana!" ujarku sambil mendorongnya masuk agar bisa mendinginkan kepalanya itu. Kurasa sebentar lagi dia pasti akan meledak. Aku jadi ingin

tahu bagaimana reaksi Eunhyuk hyung begitu ia mengetahui perasaan Donghae hyung padanya.

Saat mengambil air di dapur aku melihat Kibum disana. Dia sendirian.

"Kau sedang apa?" tanyaku.

"Ah! Aniyo... Hanya mengambil air. Aku haus" jawabnya.

Aku berjalan mendekatinya lalu mengambil sebotol air yang ada ditangannya lalu meminumnya.

"ngg... hyung..." panggilnya. Aku menatapnya. Sepertinya dia bingung.

"Nde?"

"I... itu... Air minumku..." ujarnya tergagap. Aku terkekeh, senang sekali bisa membuatnya seperti ini.

"waeyo? Apa aku tidak boleh minta? Aku juga haus" jawabku.

Kibum terdiam sesaat kemudian tertawa kecil. Aku tidak tahu kenapa.

"Memangnya air yang ada di kamar mandi tidak cukup hyung?" tanyanya.

Aku melotot. Apa katanya? Memang aku ini apa? Aku langsung menyentil keningnya.

"Dasar dongsaeng kurang ajar! Memangnya kau pikir aku ini apa?" tanyaku kesal.

Kibum menyeringai sambil mengusap dahinya yang tadi aku sentil.

"KUDA!" jawabnya lancar.

"kau ini... Kemari kau!" Aku langsung menggapai tangannya, namun sayang aku terlambat. Dia telah kabur terlebih dahulu.

Beberapa menit kemudian, kami terduduk lemas di dapur. Kuakui, dia cukup gesit. Susah sekali menangkapnya.

"hyung" panggilnya.

"nde?"

"Apa kau menginap disini hari ini?" tanyanya.

Aku berpikir sejenak. "Aniyo. Aku akan pulang setelah ini" jawabku.

"oh... begitu..." komentarnya. Sepertinya dia kecewa.

"nanti aku akan menelponmu. Oke?" ujarku sambil tersenyum.

Akhirnya senyum manisnya itu kembali. "baiklah" jawabnya.

Aku bangkit. "kalau begitu aku pulang dulu. Sampai nanti Kibum-ah" ujarku lalu pergi.

Setelah pamit ke yang lainnya aku segera menuju ke apartemen Heechul hyung yang ada dilantai bawah. Sebenarnya aku memang berencana menginap disini hari ini, tapi kalau aku

bilang padanya rasanya gak seru. Aku ingin memberinya sedikit kejutan.

TBC

R
E
V
I
E
W

P
L
E
A
S
E