Semester kedua sudah lama berlalu, lalu UTS yang sudah lama berlalu juga, maka tibalah saat yang sudah ditunggu-tunggu oleh murid-murid sekolahan setiap tahunnya.

Festival Budaya.

Tahun ini pun, mereka yang kelas 3 juga tidak menyia-nyiakan kesempatan terakhir ini. Berarti tak ketinggalan juga untuk Asano dan kawan-kawannya.

Pastilah tahun terakhir ini akan menjadi tahun yang sangat menyenangkan.


Asayukihime

Assassination Classroom (c) Yusei Matsui

Warning : Ampuni untuk segala kekurangan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.


"Sesuai hasil kesepakatan kelas, tahun ini akan diadakan drama spesial, dari Five Virtuosos," Asano membuka rapat kecil bersama teman-teman segengnya itu. "Jadi... mau memainkan drama apa?"

"Apa? Cuma kita berlima yang main drama?" Koyama yang pertama protes–

–tidak, lebih tepatnya dia tidak tahu apa-apa soal kesepakatan ini.

"Kau tidur waktu rapat kelas, ya? Bukannya ini sudah dibicarakan seminggu yang lalu?" Araki menepuk pundak Koyama dengan sebuah buku tulis.

"Cih, akhirnya hanya kita yang kerja waktu festival, bilang saja anak-anak lainnya hanya terima jadi."

"Tidak ada protes, Koyama, kau hanya membuang-buang waktu. Kembali ke topik awal, ada ide judul?" Asano menutup protes Koyama lebih lanjut.

"Inilah saat yang kutunggu-tunggu," Sakakibara langsung membuka suara, kemudian melemparkan sebuah buku ke hadapan teman-temannya. Sebuah buku cerita anak-anak yang dipinjamnya dari perpustakaan.

"Snow White?"

Sakakibara melemparkan senyum penuh arti. "Masa muda seperti ini jelas yang paling populer itu adalah kisah cinta," jelasnya dengan tetap memasang senyum. "Semua sepakat kan? Kuhitung sampai tiga, nih."

"Satu,"

"Dua,"

"Ti-"

"Tunggu!" Koyama memotong, sekali lagi sebagai pihak yang protes. "Apa-apaan ini! Lalu kau suruh kita memakai gaun-gaun yang– hii, Asano! Kau juga tidak setuju, kan?" Koyama melempar pandangan menuju Asano, meminta dukungan.

"Tapi aku tidak punya ide judul lain," yang diminta justru memberikan ucapan yang tidak menolong apa-apa.

"Sial! Hei, Asano, biar kubuka matamu lebar-lebar, bagaimana jika seandainya kau dipaksa berperan sebagai putri, memakai gaun, bergaya dengan anggun, padahal kau ini seorang lelaki?!" Koyama belum puas, Asano memang benar-benar harus disadarkan dulu.

Asano terdiam, membenarkan perkataan Koyama dalam hati. Benar juga katanya. Namun ia belum bisa memberikan keputusan yang pasti.

"Ya sudah, kita adakan voting saja," Asano membuat keputusan yang sangat tepat namun bisa saja menjerumuskan.

"Siapa yang setuju?"

Sakakibara angkat tangan. Seo angkat tangan.

"Yang tidak setuju?" Asano melirik Koyama yang buru-buru mengangkat tangannya.

"...Hei, kau tidak memilih?" Koyama melempar pandangan ke Asano. "Hm?" yang ditanya malah merespons bingung, lupa bahwa dirinya tetap harus ikut voting. Pertimbangan demi pertimbangan, dengan muka Koyama yang menanti tidak sabar, Asano kemudian memprioritaskan keamanan, "Ya.. Mungkin tidak setuju."

"YES!" Koyama langsung melompat girang, namun segera dihentikan oleh Sakakibara dan Seo.

"Apalagi?!"

"Kau lupa disini masih ada Araki yang belum memilih?" Seo menunjuk Araki yang daritadi tidak terdengar lagi opininya. Segera Koyama melempar pandangan penuh kode, berharap agar Araki bisa mendukungnya.

Kodenya memang tersampaikan, tapi...

"Maaf, Koyama," Araki melemparkan senyum tidak bersalah,

"Tapi aku setuju."

Rupanya Araki sudah diajak bekerjasama dengan dua orang itu.

PENGKHIANATAN MACAM APA ITU?! Koyama berteriak dalam hati.

"Jadi kita memainkan drama Snow White ya," Asano menutup diskusi, sementara di pihak lain, Seo menahan mati-matian Koyama yang masih saja protes, mari kita abaikan sejenak kedua orang itu.

"Siapa yang mau memainkan peran–" Sakakibara menyetop Asano. "Tidak, Asano, kita tidak akan menggunakan cara yang membuang waktu seperti itu," tangannya mengangkat sebuah kotak yang sudah diisi dengan gulungan kertas, "Kita akan undi perannya."


"Sungguh putri yang manis..." Seo tersenyum penuh arti, entah sedang mendalami peran atau sedang merencanakan sesuatu yang terlihat bahaya. Tangan Sakakibara tiba-tiba mencegat Seo.

"Hei, kurcaci," Seo melirik Sakakibara yang memasang tampang tidak senang. "Apa yang kau lakukan?"

"Maaf, tapi kau terlalu dekat, pangeran," sahutnya. "Putri Salju yang semanis ini lebih cocok denganku ketimbang kau," Sakakibara mendekatkan diri ke arah sosok yang sedang tertidur dihadapannya.

Plaaak!

"A-apa yang kau lakukan! Wajahmu terlalu dekat!" Koyama tergelak.

"Sudah kubilang, secara tidak langsung kau itu sudah dibodohi Sakakibara,"

"Ngaca dulu kalau kau mau menertawakan orang, Koyama," Araki menghancurkan suasana. "Bukankah kau sendiri juga akan memerankan tokoh perempuan, wahai Ratu?"

"SIAL! JANGAN DIBAHAS LAGI, ARAKI!" Koyama melempar apa saja yang berada di dekatnya ke arah Araki, namun semuanya berhasil ditangkas olehnya. "Araki curang sekali dapat peran yang netral,"

"Tapi bersiaplah atas perintah-perintahku, pelayan!" Tangannya menunjuk ke arah Araki.

"Hoo, sepertinya mulai menikmati peranmu, ya?"

"Sama sekali tidak!"


Singkat kata, beginilah Snow White ala Five Virtuosos.

Dengan Seo Tomoya sebagai Pangeran,

Sakakibara Ren sebagai Kurcaci,

Koyama Natsuhiko sebagai Ratu,

Araki Teppei sebagai Pelayan Istana,

dan, Asano Gakushuu sebagai Putri Salju.

Kalau seperti ini, tahun terakhir ini mungkin saja bisa menyenangkan,

namun dilain sisi, kedamaian pun tidak terjamin.

Lihat saja diujung sana, baik pangeran maupun kurcaci, dua-duanya sama-sama saling bertengkar merebutkan sang Putri. Bukan, memang bukan begini cerita Snow White, tapi kalau sudah melibatkan Sakakibara dan Seo yang seperti ini, bahkan Walt Disney sekalipun juga tidak bisa bertindak apa-apa.

Sekali lagi diingatkan, ini bukan cerita Shirayukihime.

Tapi ini adalah Asayukihime.

To Be Continue


Coretan Author

Akhirnya, chapter pertama selesai!

Jujur saja, ini tadinya mau one-shot, tapi karena takutnya kepanjangan, jadi dibagi. Iya, ekspektasinya seperti itu, tapi nyatanya 1K kata pun tidak ada. AH SUDAHLAH DIPUBLISH SAJA SEBAGAIMANA ADANYA! #digemplang

Mungkin ini bakalan jadi dengan 3 chapters, entahlah kalau-kalau ada ide random lainnya yang muncul.

Dan terakhir, salam kenal! Review dirimu semua sangat membantuku~

Oh iya, ini memang tidak penting, tapi biarkan diriku menyampaikan hal ini : Ternyata nulis tentang Seo vs Ren itu seru juga.

Terimakasih kembali!

-t.a