One Piece © Eiichiro Oda
Warning : Semi-canon(?), yaoi, typo, OOC, dll.
Breaking News
Matahari terbit sesuai jadwal, langit berubah cerah diikuti beberapa awan putih yang bergerak lambat. Suasana damai, sepi dan terorganiasi. Mengingat para penghuni dunia masih terlelap dalam dunia khayal bernama mimpi. Sebagian penghuni membuka mata, memulai aktivitas sehari-hari di pagi yang cerah, sejuk dan nyaman khas pulau tropis.
Salah satu aktivitas pagi lainnya adalah membeli koran pagi yang diantar oleh burung. Menguap pelan, koran di bawa. Lengan melempar koin dan sang burung pun kembali terbang ke angkasa. Mengerjapkan mata berkali-kali sebelum membaca koran. Wanita bersurai oranye itu membelakakan mata. Kepala digelengkan kasar, pupil melotot tak percaya dengan apa yang tetulis atau tergambar.
Beberapa detik berlalu, mulut menganga lebar. Sepatah kata tak terucap, sampai sosok lain mengernyit dan ikut melihat apa yang tercetak di berita pagi. Sosok baru itu pun kut menganga lalu saling memandang dengan sang wanita.
Breaking News
Aliansi Trafalgar Law dan Monkey D. Luffy ternyata terikat hubungan romantis!
Bisa dilihat dari gambar di atas, Mugiwara no Luffy tengah—
Atas dasar itulah bisa disimpulkan bahwa keduanya beraliansi dalam arti lain, banyak saksi mata mengatakan—
"HAAAAAAHHH!?" jerit keduanya keras hingga terdengar ke seluruh hutan.
.
.
.
KABOOM!
Suara ledakan meriam terdengar keras, mengangetkan sekumpulan orang yang masih asyik setelah pesta malam. Mereka berdiri sambil merutuk, berjanji bahwa sang penyerang akan mendapatkan pembalasan yang sangat setimpal karena telah berani menyerang saat itu.
Sosok bersurai hijau dengan tiga katana di pinggang menggeram, kepalanya masih tidak enak karena ia baru tidur selama 1 jam setelah pesta kemenangan mereka melawan Yonkou Kaido. Pertempuran dirinya dan aliansi Mugiwara-samurai-ninja-Heart mencapai waktu sampai 4 hari lamanya. Pasukan Yonkou benar-benar tidak bisa dianggap remeh. Makanya setelah berpesta kemenangan kemarin dirinya—Zoro—ingin menghabiskan waktu untuk tidur panjang melepas lelah.
Baru satu jam ia menutup mata, belasan kapal Marine mendekat dan mengajak perang. So perfect! Just fucking perfect!
Melirik ke samping, Zoro menemukan Sanji, Robin, Nami, Chopper, Usopp, Franky, Jimbe dan Brook beserta Heart Kaizoku plus samurai-ninja yang menumpang pesta telah bersiap menyerang—meski ekspresi mereka sangat kesal dan sebal karena tubuh masih ingin istirahat. Mengedarkan pandangannya ke seluruh kapal, Zoro sama sekali tidak menemukan Luffy maupun Law. Mungkin keduanya masih tertidur, mengingat mereka berdua memiliki luka paling parah setelah melawan Kaido—atau alasan lain yang Zoro tak mau tahu.
Menyeringai lebar, Zoro pun mengeluarkan hawa membunuhnya. Terkutuklah kau Marine! Karena telah mengganggu istirahat mereka yang damai dan nyaman!
.
.
.
Sementara itu, Luffy masih nyaman dalam lelapnya. Alisnya mengernyit saat mendengar beberapa suara keras di luar. Kenbunshoku no Haki-nya pun menyatakan kalau kapal mereka tengah di serang. Sontak, Luffy membuka matanya dan bergerak untuk bertarung. Tega sekali nakama-nya tidak memberitahu kalau ada yang menyerang. Luffy tidak mau tertinggal ketika teman-temannya bersenang-senang melawan musuh.
Sayangnya, saat Luffy ingin bergerak dari tempat tidur ia terhenti. Sepasang lengan yang tengah memeluknya erat tak mau lepas. Mengedipkan mata berkali-kali, Luffy mengalihkan pandangannya pada Law yang masih nampak tertidur di sampingnya. Wajahnya teduh dan nyenyak terlihat damai berbeda dengan Law ketika bangun. Hihi.
Luffy kemudian mencoba mengingat kejadian kemarin, seingatnya setelah ia bangun dari tidurnya akibat luka melawan Kaido mereka semua berpesta. Ia ingat betapa banyaknya orang berpesta dan betapa lezatnya makanan yang dibuat Sanji—seketika perutnya berbunyi lapar—ia juga ingat bahwa Law semalam mengajaknya keluar dari pesta lalu menciumnya dan berkata bahwa Law akan membunuhnya bila dirinya sekali lagi bertindak ceroboh saat melawan musuh—yang tentunya dijawab kekehan ceria ala Luffy.
Setelah itu tingkah Law begitu agresif hingga sang dokter melempar Luffy ke atas kasur seraya melucuti pakaian mereka lalu—oke, sekarang bukan saatnya memikirkan hal seperti itu. Wajahnya sudah blushing tak jelas dan perutnya lapar!
Tanpa pikir panjang Luffy mengambil pakaian di lantai seadanya dan segera memakainya. Ia kemudian berlari keluar dan siap bertempur—hanya dengan memakai kemeja kuning milik Law dengan lambang Heart Kaizoku tanpa memakai apapun lagi.
Luffy dengan polosnya—coretbodohcoret—atau memang tidak peduli dengan apa yang dipakainya—toh, kemeja milik Law cukup besar hingga mencapai paha—berlari ke arena tempur dengan cengiran khas-nya untuk bertarung, meninggalkan Law yang mengerang karena sumber kehangatannya hilang.
Ketika sang dokter membuka mata dan tak menemukan Luffy di sampingnya, Law bangun—ia merasakan bahwa Luffy saat ini ada di dek sedang bertarung. Saat ia ingin mengambil pakaiannya, alisnya tertaut. Kemeja favoritnya tidak ada. Oh! Kenapa pakaian Luffy masih berserakan di lantai—
—Jangan bilang...
Law pun mengambil kemeja lain dan berpakaian, membawa pedang dan berlari ke arah dek. Manik abu kehitamannya menemukan Luffy yang dengan santainya bertarung sambil tertawa hanya dengan memakai kemejanya. Oke Law galau, antara senang karena penampilan Luffy atau posesif akibat tubuh Luffy yang cukup terekspos dan bisa dilihat oleh orang lain selain dirinya.
Akhirnya, Law pun ikut bertarung. Ia bisa melihat beberapa kru Mugiwara yang nampak lebih ganas dari biasanya. Yah, sudah pasti. Kemarin mereka merayakan pesta dengan sangat ramai dan meriah. Pesta baru selesai satu jam yang lalu. Pasti Mugiwara-tachi-samurai-ninja plus kru-nya cukup bad mood hingga kapal-kapal Marine hancur berkeping-keping tanpa sisa.
Dirinya yang sudah tahu betapa 'menyeramkannya' mereka hanya menyeringai kecil. Saat Law atau lebih tepatnya Luffy mengumumkan hubungan mereka. Semua kru Mugiwara mengangguk tahu, tapi satu per satu dari mereka 'mengingatkan' Law untuk tidak menyakiti Luffy bila tidak ingin bertemu neraka. Meski orang lain menganggap Law heartless, tapi dia janji tidak akan menyakiti Luffy. Pemuda karet itu terlalu berharga baginya untuk tersakiti.
Pertempuran berlangsung cepat, meski kapal Marine terus berdatangan hingga berpuluh-puluh banyaknya. Mereka akhirnya kalah dan menyerah. Sanji yang kala itu tengah menyesap rokoknya dikejutkan oleh Luffy yang meminta makan—tipikal Luffy. Sang blonde menatap Luffy sekilas lalu berjalan ke dapur setelah menjitak kepala Luffy karena terlalu berisik.
Oh, shit! Luffy masih memakai kemejanya!
"Room!" Law membuat ruangan biru bundar. "Shambles!"
Sosok Luffy pun menghilang dari belakang Sanji. Kru Mugiwara lain hanya memutar matanya bosan dengan Chopper yang menggerakan kepalanya lucu bertanya mengapa Luffy berpakaian seperti itu.
Bukannya menyuruh Luffy berganti pakaian, Law malah kembali mendorong Luffy ke dinding kayu dan kembali menciumnya panas.
Sama sekali tidak peduli dengan berita yang akan muncul sebentar lagi mengenai mereka berdua.
.
.
.
Alabasta, Grand Line.
Vivi bahagia saat melihat berita Luffy yang tengah berhasil mengalahkan Kaido. Namun, saat ia membaca berita lain di koran. Vivi terkejut, ia lalu tertawa senang sekaligus gemas.
"Aku turut bahagia dengan hubunganmu, Luffy-san...," ujarnya pelan sambil mengusap kepala Carue.
.
.
.
Di sebuah tempat, Shin Sekai.
Koala yang tengah menulis sesuatu di sebuah buku, dikagetkan oleh seekor burung yang hinggap ke arahnya. Ia melempar koin dan mengambil berita tersebut. Seingatnya berita tadi pagi berisi tentang kemenangan Mugiwara dan aliansinya melawan Kaido. Informasi penting apalagi hingga mendapat berita tambahan.
Saat melihat gambar yang tercetak di koran Koala memerah, ia segera berlari ke arah Sabo yang kala itu tengah makan dengan nikmat. Mood-nya terlihat baik setelah mengetahui kemenangan adiknya. Mendapati Koala yang tergesa-gesa berlari sambil menyerahkan koran, alis Sabo terangkat.
Ia membawa secangkir teh untuk diminum dan—
"Pfffttt—" Sabo hampir tersedak melihat Luffy di koran.
Gambar Luffy sedang bertarung dengan kemeja berlambang Heart Kaizoku tanpa memakai apapun lagi.
Demi kolor Raja Bajak Laut berkumis keriting! Apakah di leher adiknya itu love bite? Kissmark?
'Ace! Di mana pun kau berada lihat ini! Luffy sudah tidak polos lagi!' batinnya menjerit. Luffy! Sosok riang yang polos dan sangat jujur itu sudah ternoda! Namun, ketika ia melihat ekspresi bahagia dari adiknya Sabo akhinya tersenyum kecil. Jika Luffy bahagia Sabo bisa apa? Mengingat Luffy itu sangat keras kepala dan tidak mau kalah.
Yah, sepertinya Sabo perlu membaca berita lain di bawahnya, mengenai prediksi bahwa Luffy dan Law beraliansi bukan hanya dalam hal Bajak Laut tapi dalam hal romantis.
Oke, Sabo pastikan akan mengunjungi adiknya untuk 'berbicara' pada Law.
.
.
.
"Tebakanku benar! 500 beli dari masing-masing kalian!" Nami menyeringai menang. Orang-orang yang kalah mendengus sebal. Kecuali Sanji yang berlari-lari tak jelas dengan love di matanya sambil memuji Nami akan prediksi luar biasanya. Dikomentari payah oleh Zoro dan keduanya pun bertengkar sampai sang navigator menjitak keduanya.
Shachi dan Penguin mengeluarkan uang mereka dan memberikannya pada Nami. Mereka memiliki satu peraturan baru. Jangan pernah bertaruh dengan gadis oranye itu karena kalian pasti tak akan pernah menang. Padahal mereka hanya bertaruh tentang berita Luffy dengan pakaian Kaptennya. Mengingat berita besar sudah terbit tadi. Keduanya tak menyangka akan ada berita edisi tambahan.
Robin yang melihatnya hanya tersenyum elegan dibarengi Chopper yang sibuk memperhatikan Usopp yang sedang merapalkan sesuatu yang tak jelas.
Usopp yang selesai merapalkan hal aneh, menyilangkan tangan di dada. "Jika Luffy menjadi Raja Bajak Laut, kira-kira Torao menjadi apa?"
Pertanyaan simpel yang dilontarkan Usopp sontak membuat semua orang yang ada di dek terdiam.
"Um, Ratu Bajak Laut?" tanya Chopper polos.
Sang Sogeking memotong. "Baka! Torao tidak pantas dengan julukan itu!" balasya sambil membayangkan seorang Trafalgar Law yang dijuluki Surgeon of Death mendapat title Ratu, ugh. Tidak terima kasih.
"Benar, Kapten kan bukan perempuan!" Penguin menambahkan mencoba menghentikan tubuhnya yang mendadak merinding tak sanggup membayangkan title tersebut pada sang Kapten.
"Hmm, bagaimana kalau Prince?" suara lain menyarankan.
"Tidak!" kali ini Sanji yang memotong. "Karakter Pangeran hanya cocok untukku, iya kan Nami-swaan~ Robin-cwaaan~" oke kita abaikan komentar tak penting dari sang koki.
"Boyfriend?" salah satu dari kubu prajurit Wano bertanya.
"Mungkin." Gumam Usopp pelan. Anehnya, masalah sepele tentang julukan Law setelah Luffy menjadi Raja Bajak Laut begitu menarik sampai semua orang ikut berpikir.
Robin tersenyum lebar, lengannya menaruh secangkir teh hangat ke atas meja. "Bagaimana dengan Husband?" usulnya lembut.
Seluruh orang yang ada di sana memandang Robin lalu tertawa lepas, merasa cocok dengan panggilan tersebut.
"Dan jika Luffy tahu, pasti dia akan memaksa Torao untuk menikah." Tambah Usopp tertawa dan dijawab anggukan oleh pendengar.
Ketika mereka bertaruh tentang pernikahan Luffy, Usopp dan Nami pun memenangkan taruhan. Karena esok harinya, Luffy yang masih memakai pakaian Law—berwarna biru tua—menarik Law untuk makan di sampingnya seraya mengajaknya menikah.
Law pun menyeringai kecil lalu menyumbat ajakan Luffy dengan menaruh daging ke mulutnya. Berkata bahwa masalah itu diurusnya nanti setelah mimpi mereka tergapai. Pemuda karet pun tersenyum lebar sambil bersenandung riang bahwa hari ini adalah hari terbaiknya.
Omake
Di sebuah tempat, di mana berkumpulnya arwah orang yang sudah meninggal. Nampak dua orang pria yang bertingkah tak jelas. Salah satu arwah bersurai pirang tak berhenti menangis, mengelap ingus, tersenyum lebar kemudian menangis lagi. Sementara arwah raven tengah misuh-misuh tak jelas dengan ekspresi garang.
Si pirang—Corazon—menangis kencang, ia bersyukur karena Law—lelaki yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri—telah menemukan tambatan hati dan segera menikah. Uh, dia begitu bahagia sekaligus nostalgia, waktu berjalan cepat. Bocah yang ia selamatkan dulu tengah dewasa dan siap maju ke gebang pernikahan. Oh, bahagianya~
Sang raven—Ace—mengerutu kesal, Luffy! Adiknya yang manis, imut dan polos sudah tidak perawan err perjaka! Dokter bernama Law itu telah mengambil kepolosan Luffy! Adik kesayangannya sepanjang masa, adik yang Ace kira tak akan pernah mengenal nama seks.
Ugh, kalau dia masih hidup! Ace pasti akan membuat perhitungan pada lelaki bertato itu! Argh! Luffy! Kenapa juga kau harus jatuh cinta pada pria yang lebih tua darimu 7 tahun? Sang mantan pemakan buah setan logia api itu pun hanya bisa mengacak rambutnya frustasi sampai pandangannya tertuju pada pria blonde yang menangis sambil menggumam nama 'Law kau sudah dewasa...'.
"Ha?! Kau kenal Dokter creepy itu?" Ace bertanya, menahan emosi yang memuncak.
Corazon berhenti menangis. "Ah, iya. Dia sudah kuanggap sebagai anakku sendiri~"
"Jadi kau yang membiarkan dia bertemu Luffy!"
"Memangnya kenapa? Aku senang melihat Law bahagia!" jawab Corazon tak mau kalah.
"Dia merebut kepolosan adikku!" jerit Ace frustasi.
Corazon mengerjap. "Ah, jadi dia adikmu? Oh, berarti kita jadi keluarga?"
"Tidak! Aku belum bisa menerimanya sebelum membuat perhitungan!"
"Tapi kita sudah mati."
"AAAHHH! LUFFY!"
Ace pun hanya bisa berteriak tak terima karena adik kesayangannya sudah jatuh ke dalam pelukan dokter mesum—yah, meski jauh di dalam hatinya dia akan bahagia bila Luffy bahagia—untuk saat ini Ace hanya bisa bergalau ria dan berharap bila Sabo akan menggantikannya untuk 'berbicara' dengan Law.
Sementara itu Corazon berhenti menangis, ia melihat raut wajah Law yang nampak rileks dan bahagia.
"Syukurlah Law, nyawa yang kuberikan untukmu tidak sia-sia. Sekarang kau sudah mendapatkan kebahagianmu. Jaga baik-baik dan jangan sampai kehilangannya." Senyumnya lembut.
.
END
.
Nah, lho? Apa ini? Ntahlah Kyuu juga tidak tahu XD
Terima kasih sudah membaca~
