Title: Penisphobia
Cast: Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga.
Genre: humor, romance, yaoi
Diclaimer: Tadotoshi Fujimaki
.
Pagi yang cerah. Dilalui seperti biasa oleh lelaki tak cukup tinggi, bermata azure, dan berambut Baby Blue―Kuroko Tetsuya. Bangun pagi, mandi, berpakaian, sarapan, dan pergi ke sekolah, itulah rutinitas hariannya―kecuali hari libur.
Tentang sekolah, Kuroko bersekolah di sebuah sekolah baru bernama SMA Seirin. Sekolah yang cukup bersih―karena baru―dan luas. Kuroko mendiami kelas 1-4. Yah, Kuroko memang baru masuk tahun ini, setelah kelulusannya di SMP Teikou.
Seperti biasa, Kuroko berjalan pelan di koridor sekolahnya. Menuju kelasnya yang cukup jauh. Perlahan tangannya membuka pintu kelas dan―
BYUR! ―Kuroko basah oleh air pel berwarna coklat dan keruh. Tetes-tetes air meluncur dari rambut Baby blue nya. Tangannya tergerak untuk menyeka air kotor itu dari wajahnya. Sementara teman-teman sekelasnya tertawa dengan kerasnya. Menyaksikan lelaki mungil itu basah oleh air pel yang kotor.
Pok!―Bahu Kuroko ditepuk pelan oleh seseorang. Segera Kuroko bergeser dari pintu untuk membiarkan orang itu masuk. Beruntung aku membawa baju ganti, batin Kuroko masih menyeka air dari wajahnya.
"Hey" sebuah suara disampingnya membuatnya menoleh. Seorang laki-laki setinggi 190cm dan berambut merah kini menatapnya. "Kenapa kau basah dan…bau? Bukankah sekolah ini katanya memiliki kamar mandi?"
"Memang." Kuroko menjawab sinis dan berpikir untuk segera ke kamar mandi. Seragamnya begitu tipis. Namun tarikan ditangannya membuatnya hampir terjatuh. Tentu saja, pelakunya orang yang sama dengan yang tadi menepuk bahunya.
"Bisa tunjukkan padaku dimana kantor guru?" Mata tajamnya memandang lekat Kuroko.
"Di lantai 1" Kuroko menepis pegangan lelaki merah itu di lengannya.
"Lalu, bisa kau mengan―EH?!" Lelaki merah itu terbelalak melihat tak ada lagi sosok pemuda Baby blue tadi di sampingnya. Tengkuknya meremang membayangkan pemuda tadi adalah hantu sekolah ini.
Sedikit kesal, Kroko melepas kemeja seragamnya dan menaruhnya di gantungan. Ia ingin segera mandi untuk membersihkan air kotor tadi dari tubuhnya. Perlahan, air bersih mengguyur tubuhnya. Sepintas di dengarnya suara –kresek-kresek- dari luar. Dan pasti itu anak-anak yang membullynya. Kuroko terlalu pusing untuk peduli dengan orang-orang itu.
Usai mandi, ia segera keluar dengan handuk melilit di pinggangnya. Dan benar saja, kemeja kotornya tadi telah lenyap. Mungkin karena mereka tidak dapat menemukan bajunya yang bersih.
Sesegera mungkin Kuroko berpakaian. Belum masuk jam pertama dan ia harus bergegas jika tidak ingin terlambat.
Dipikir-pikir, lelaki merah tadi tidak pernah dilihatnya di sekolah. Apa murid baru? Lagipula ia terlalu tinggi untuk anak kelas 1 SMA.
Kuroko meraih gagang pintu dan bergegas keluar. Setengah berlari ia menuju kelasnya dan mendapati gurunya tengah diperjalanan juga ke kelasnya. Beruntung, Kuroko masuk lebih dulu dibanding sang guru. Kuroko segera menuju tempat duduknya di dekat jendela paling belakang.
"Ohayou" sapa sang Guru.
"Ohayou gozaimashita, sensei!" murid-murid tersebut tampak antusias.
"Kita punya murid baru di sini, silakan Taiga"
Lelaki berambut merah tersebut masuk ke kelas dengan gaya cueknya. Membuat beberapa―atau bahkan semua perempuan―di kelas memekik senang.
"Ohayou, namaku Kagami Taiga. Aku dari Amerika" ucapnya dengan gaya cool dan dingin.
"Baik, Taiga, kau duduk di depan Tetsuya dan―Oh! Tetsuya, tolong temani Kagami berkeliling sekolah nanti"
"Wakattayo, Sensei" Kuroko mengangguk.
"Jadi, Namamu Tetsuya?" Tanya Kagami yang entah bagaimana sudah berada di depan Kuroko.
"Ah, yah, Kuroko Tetsuya" jelas Kuroko sedikit menjauh dari Kagami.
"yoroshiku"
"yoroshiku" kuroko makin menjauh, sedikit tidak yaman saat lelaki beralis dua ini menatapnya intens.
Seperti yang sudah ditugaskan, Kuroko menemani Kagami berkeliling sekolah untuk mengenalkan sekitar sekolah pada Kagami. Namun, ternyata membawa Kagami berkeliling sama dengan membawa anak TK berdarma wisata. Sering kali ia bertanya hal tak penting seperti 'apakah lapangan basket ada ringnya?' atau 'bagaimana rumput itu tumbuh?' sungguh mengesalkan.
"Jadi, Kuroko―" Kagami menoleh pada pemuda Baby blue disampingnya. "―kenapa mereka membully mu?"
"Karena aku―" Kuroko sedikit menunduk. "Penisphobia"
-tbc-
