Your Child

.

.

.

Disclaimer: This fanfic is mine and EXO's belong to The God

.

Genre: Family, Romence, and Drama

.

Warning: GS, OOC, typos, sad, etc.

.

Rated: T

.

Cast:

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Do Kyungsoo

Kim Jongin

Byun Chanhyun

Park Jongsoo

.

Pair: Chanbaek, Kaisoo, Chansoo

.

.

.

Chanhyun selalu iri pada hidup Jongsoo 'teman sekelasnya' yang begitu sempurna.

.

.

.

Seorang yeoja mungil nampak terisak di samping sang namja yang bertubuh jangkung. Jemari lentiknya terus meremas ujung baju kemeja sang namja sambil terus menitikkan air mata.

"Yeollie hiks... apa yang harus aku lakukan?"

Sang namja menghela nafas panjang. "Mianhae... A-aku benar-benar tak bisa membantumu banyak Baekhyun-ah. Aku minta maaf..."

Baekhyun terisak semakin keras. "Yeollie, hiks... lalu aku harus bagaimana? Aku sudah terlanjur mengandung anakmu."

Chanyeol mendesah panjang. "Kau tahu keluargaku memaksa menjodohkan aku dengan Kyungsoo. Aku tak bisa menolaknya karena apa Kyungsoo adalah salah satu rekan kerja besar perusahaan appa."

Baekhyun mendengarkan dengan terus menggigit bibir menahan tangis. "Arasso, kita memang tak pernah ditakdirkan untuk bersama. Hiks..." katanya sambil berlinang air mata.

Chanyeol meremas pundak sempit Baekhyun, membuat yeoja itu mendongak. Tampak matanya yang sembab dan merah. Chanyeol menatap kedua bola mata yang teduh itu dalam-dalam.

"Jeongmal mianhae," bisik Chanyeol lirih dan berulang-ulang.

"Gwaenchana..." jawab Baekhyun serak.

"Kau harus segera menggugurkannya, Baek."

"Tapi aku takut, Yeol."

"Tak apa. Ini demi kebaikanmu juga. Percayalah... pasti tidak akan sakit."

Baekhyun hanya terus menggigiti bibirnya menahan rasa takut.

"Kau kan harus melanjutkan sekolahmu ke Jepang, Baek. Kau masih ingin menjadi designer, kan?"

Baekhyun mengangguk dan dan memaksakan seulas senyum tipis. Pandangannya jatuh pada sekumpulan anak-anak yang sedang bermain bola di lapangan.

"Yeollie, saranghae."

"Mmm... nado."

.

.

.

Seorang yeoja mungil tak kuasa menahan air matanya yang sedari tadi sudah bersarang di pelupuk mata. Cengkramannya pada sang namja tan terus menguat seiring dengan air matanya yang semakin berjatuhan.

"Jongin-ah, kajimaaa! Hiks... jangan tinggalkan aku sendirian. Bagaimana dengan aku dan anakmu eoh?"

Jongin memejamkan mata rapat-rapat sambil terus menggenggam jemari Kyungsoo. "Kyungsoo-ya, berjanjilah padaku bahwa kalian akan menungguku. Berjanjilah..."

Kyungsoo mendesah pelan sambil meraba perutnya. "Aku bisa menunggumu. Tapi bayi ini tak bisa menunggu, Jongin. Dua tahun itu sangat lama. Saat kau kembali bayi ini tentu sudah lahir."

"Ayolah Kyungie, aku mohon... Aku tak mau kehilangan kalian. Kalian harus menungguku."

"Aku juga tak mau kehilanganmu. Tapi..."

Jongin mengeratkan genggamannya. "Kyung, aku sangat mencintaimu. Kau harus percaya itu. Setelah aku kembali dari Kanada kita bertiga pasti akan bersatu lagi."

Kyungsoo mengangguk sambil menahan lelehan air mata.

Tepat saat itu penumpang yang akan take of ke Kanada sudah dipanggil melalui speaker. Dengan berat hati Kyungsoo melepas Jongin. Matanya sudah penuh olwh air mata. Ia ingin berlari mengejar Jongin. Tapi tubuhnya sudah sangat lemah. Ia hanya bisa memanda pesawat yang menjauh itu dengan berkaca-kaca.

.

.

.

Kyungsoo menghapus kasar air matanya dan berjalan pelan menuju gerbang rumahnya. Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil hyundai hitam terparkir rapi di depan.

Kyungsoo melanjutkan langkah dengan pelan. Matanya langsung tertumbuk dengan sosok asing yang terduduk manis di sofa besar rumahnya. Diamatinya nja tampan bertubuh jangkung itu dari atas sampai bawa. Ternyata lumayan tampan juga.

"Kyungsoo, mengapa diam saja? Beri salam pada mereka." Siwon, appa Kyungsoo, menyuruh dengan lantang.

Kyungsoo segera menunduk memberi salam. Dan namja iti melakukan hal yang sama.

"Anyeonghasseo Park Chanyeol imnida."

"Kyungsoo-ya, dia adalah calon suamimu."

Kyungsoo membulatkan mata tak percaya.

Kibum, eomma Kyungsoo segera menyeret Kyungsoo menjauh.

"Dengarkan eomma baik-baik. Jangan pernah sekalipun menolak mereka. Arasso?"

Kyungsoo menggigit bibirnya menahan tangis.

Tapi bukankah dengan ini bayinya dan Jongin akan memiliki seorang ayah kelak? Dan dengan berbekal sebuah harapan itu Kyungsoo mengangguk.

.

.

.

"Apa kau, Park Chanyeol menerima Do Kyungsoo sebaga istrimu baik dalam senang mau pun duka. Sehat maupun sakit. Sampai maut memisahlan kalian?"

"Ne, aku bersedia," jawab Chanyeol dengan suara bassnya.

"Dan apa kau, Do Kyungsoo menerima Parl Chanyeol sebaga suamimu baik dalam senang mau pun duka. Sehat maupun sakit. Sampai maut memisahlan kalian?"

"Ne, aku bersedia."

"Baiklah. Mulai sekarang kalian sudah diresmikan sebagai sepasang suami istri."

Chanyeol segera mengecup bibir Kyungsoo bersamaan dengan bunyi lonceng gereja yang beradu dari luar.

Tanpa disadari oleh siapa pun. Seorang yeoja mungil tengah menangis di balik semak-semak sambil meremas dadanya yang terasa begitu sesak dan perih.

.

.

.

.

.

.

9 bulan kemudian...

"Chukae, anak anda seorang namja. Dia berkulit putih dan sangat tampan."

Baekhyun tersenyum manis dibalik wajahnya yang lelah. "Benarkah ganhosa? Aku ingin melihatnya.

Sang perawat nampak berjalan keluar dan kembali dengan bungkusan yang amat sangat berharga di tangannya.

Baekhyun meraih anaknya dan tersenyum senang. Wajah tampan di gendongannya ini sangat mirip Chanyeol. Mirip sekali. Hidungnya, matanya, kulitnya. Semua adalah jelmaan Chanyeol.

"Siapa namanya nyonya?"

Baekhyun mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Chanhyun. Byun Chanhyun."

Di hari yang sama. Tapi di rumah sakit yang berbeda. Seorang bayi berkulit tan telah lahir ke dunia. Kulitnya sangat kontras dengan kedua orang tuanya. Tapi ia mewarisi mata sang ibu sepenuhnya.

"Kyungsoo-ya, siapa nama yang cocok untuk anak kita?" tanya Chanyeol sambil menyentuh pipi tan sang aegya.

Kyungsoo memandangi anaknya dan tersenyum. "Park Jongsoo."

"Mwo?" Chanyeol mengernyit heran. "Mengapa bukan Park Chansoo saja?"

Kyungsoo mengerucutkan bibir. "Tapi aku sangat ingin menamainya Jongsoo, Chanyeol-ah. Jebaal, aku mohon. Aku sangat menyukai nama itu."

Chanyeol menimang sejenak kemudian tersenyum. "Hmm... Baiklah. Selamat datang ke dunia ini, Park Jongsoo. Saranghae."

Chanyeol mengecup sayang pipi tan bayi di gendongannya.

.

.

.

.


mau tamat sampai disini atau lanjut?

ini terinspirasi dari drama Kim Tak Goo dan ff gaje saya yang dalam proses.

Hehehe... ini fic yang Reyn tulis tengah malam waktu mikirin kelanjutan Fragment Memories. Huahaha... Ada yang uda baca prolog Fragment memories? Kekeke... jeongmal gomawo... Buat chapter 1 akan Reyn publish hari minggu besok insyaallah hehe...


.

.

.

REVIEW