Aku Bukan Dia
.
Disclaimer © Masashi Kishimoto
.
Summary : Haruno sakura si gadis sebatang kara yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Uchiha sasuke pria mapan dengan segala kekuasaannya. Dingin, kejam dan tak segan menyingkirkan apapun yang jadi penghalang baginya. Bagaimanakah takdir mempertemukan keduanya?
Warning : typo bertebaran dan bahasa yang masih amburadul. Tapi aku sudah berusaha sebisaku.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Rasanya kaki ini sudah sangat lelah berlari, tapi jika berhenti maka itu sama saja bunuh diri. Akan lebih baik jika aku benar-benar mati dari pada mendengarkan omelan yang tak berkesudahan dari bibi tsunade. Kenapa aku berlari? Tentu saja agar aku cepat sampai ke tempat kerja paruh waktuku. Kenapa tidak naik taksi/bus? Tidak, jika naik bus maka itu akan membuang-buang uangku saja. Akan lebih baik jika uangnya kugunakan untuk menutupi kekurangan uang kuliahku. Bagaimanapun aku hanya lah gadis sebatang kara. Jadi aku hanya dapat bergantung pada diriku sendiri. Entah dimana orang tuaku sekarang apa mereka masih hidup atau sudah tiada aku pun tak tahu. Nenek chiyo bilang dia menemukanku di jalan raya dalam kondisi pingsan. Ya itu sekitar 17 tahun yang lalu saat umurku masih 3 tahun. Mengingat nenek chiyo rasanya sedih sekali, tepat diusiaku yang ke 13 nenek menutup itulah masa- masa tersulit dalam hidupku dimulai. Tapi tuhan masih sangat sayang padaku dia mengirimkan ino sebagai pengganti nenek. Ino si gadis pirang dengan segala keberisikannya itu melakukan apapun untuk menghiburku. Walau sudah sering kuusir dia tetap saja berkeliaran di dekatku. Karena lelah mengusirnya aku hanya membiarkannya saja dan berakhir mendengarkan celotehan celotehannya yang kadang sangat tidak penting. Satu hal yang ku tahu dari diri ino bahwa dia tulus berteman denganku dan sejak saat itu lah kami mulai bersahabat. Ino selalu menjadi tempat ku berkeluh kesah , dia akan menjadi pendengar yang baik untukku. Aku selalu bertanya pada ino apa mungkin orang tuaku tidak menginginkanku sehingga mereka membuangku di jalanan. Tapi ino selalu saja diam lalu memelukkan dan kami akan menangis semalaman. Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertinya.
"SAKURA" jeritan itu membuatku tersadar dari lamunanku. Rasanya suara itu begitu kukenal. Aku menengok ke sumber suara dan tepat itu memang ino dia sedang berkacak pinggang di depan pintu cafe dengan wajah kesal yang begitu kentara.
"HEI JIDAT LIHATLAH SUDAH JAM BERAPA INI" aku segera melihat jam tangan ku . ASTAGA ini sudah lewat 30 menit dari jam kerjaku. Matilah aku. Aku segera berlari menuju cafe yang tinggal 5 meter lagi.
Hosh hosh lelahnya. Begitu sampai ino langsung menarik lenganku menuju dapur. " hei jidat, apa yang kau lakukan. Kau mau cari mati huh. Kenapa kau melamun di bawah pohon? Kau tahu dari tadi bibi tsunade mencarimu. Dia terus saja bertanya dimana sakura dan saat dia tidak menemukanmu dia mulai mengomel dan kau tahu siapa sasarannya…"
"SAKURA" suara datar sarat kemarahan itu membuat aku dan ino menoleh ke arah pintu dapur.
Tak… Tak.. Tak..
Suara dari sepatu bibi tsunade terdengar seperti musik kematian bagiku. Aku bergidik ngeri saat merasakan aura hitam disekelilingnya. Saat aku menoleh kembali ke arah ino, ia sudah tak berada ditempatnya. 'Sial kau ino'.
"Kau tahu jam berapa ini? Apa kau tidak memiliki jam dirumahmu? Apa cafe ini milikmu? Sehingga kau sesuka hati datang kapan saja kau mau? Ohhh atau kau sudah bosan bekerja disini? Baiklah jika begitu…."
"Tidak bibi…. Aku…" bibi tsunade mamandang ku sinis, astaga bagaimana aku bisa lupa kalau dia paling tidak suka jika seseorang memotong saat dia sedang bicara. " maaf bibi, bukan maksudku untuk memotong. Aku masih ingin bekerja disini. Bibi tahu sendiri kan kehidupanku. Bagaimana aku bisa bertahan hidup jika bibi memecatku" aku mengatakannya dengan suara yang begitu lirih dan tak lupa mata yang berkaca-kaca minta dikasihani. Semoga saja ini membuatnya luluh dan menyelamatkanku dari siksaan yang akan membuat telingaku tuli.
"Huh" aku mendengarnya membuang nafas. Berjalan satu langkah lebih mendekat padaku apa ini? Kenapa bibi tiba-tiba memelukku? Apa bibi kerasukan setan? Aku sangat ingat ketika 3 bulan lalu, tepatnya hari pertamaku bekerja. Karena tugas kuliah yang bertumpuk aku terlambat dihari pertamaku dan saat itu juga bibi tsunade mengomeliku hingga cafe tutup dimalam harinya. Memang tidak sepanjang hari tapi ketika melihatku dia akan mulai mengomel lagi dan lagi. Lalu keajaiban apa yang terjadi hari ini? " baiklah kau ku maafkan tp jangan kau ulangi lagi, mengerti?, oh ya dan ini tolong antarkan pesanan ini ke uchiha corp . titipkan saja pada resepsionis disana katakan ini untuk Uchiha Sasuke." bibi menyerahkan bingkisan itu padaku. Aku bersyukur tuhan begitu baik padaku hari ini.
"Baik bibi dan…." aku memberanikan diri memeluk bibi kembali. Entah kenapa rasanya begitu nyaman saat berada dalam pelukannya."terima kasih" aku melepas pelukan kami dan bergegas pergi.
.
.
'Tuan anda ada rapat dengan sabaku corp setelah ini." pria berambut perak dengan masker yang menutup sebagian wajahnya itu memberikan sebuah map kepada orang yang tengah duduk di kursi kebesarannya. "Hn, setelah lunch kita pergi." . " apa perlu ku pesankan makanan?" tanya pria perak itu. " tidak perlu, aku sudah memesan dan mungkin sebentar lagi akan sampai."
Ditempat yang sama tepatnya di depan gedung uchiha corp seorang gadis bersurai merah muda tengah menatap gedung itu ragu ragu. " apa benar ini ya? Benar kok ada tulisan uchiha corp diatasnya. Tapi gedung ini besar sekali, bagaimana kalau aku tersesat di dalamnya?" gadis itu bermonolog sendiri. Dengan bertanya kesana kemari akhirnya gadis yang diketahui bernama Sakura itu menuju meja resepsionis. " ada yang bisa saya bantu nona?" tanya sang resepsionis. " aku sakura dari senju cafe. Aku mengantarkan pesanan tuan Uchiha sasuke. Bos ku bilang aku hanya perlu menitipkannya di resepsionis."
" tunggu sebentar aku akan menghubungi uchiha-sama."
.
Kring… Kring
" Hn, uchiha sasuke disini"
" uchiha sama ada seorang gadis bernama sakura dari senju cafe mengirimkan pesanan atas nama anda. Dia berada di bagian resepsionis."
"Hn, aku akan kesana"
Dengan santai sasuke meninggalkan ruangannya dan masuk kedalam lift menuju lantai pertama. Dan lihatlah orang- orang yang berada dalam lift tersebut memandang sasuke dengan pandangan kagum. Bagaimana tidak? Sasuke adalah pria paling diincar di sini. Sudah tampan , kaya, memepesona, siapa yang tidak tertarik. Walau sifatnya begitu dingin dan wajahnya sedatar triplek justru itu lah daya tarik dirinya.
Ting..
Pintu lift terbuka. Sasuke melangkah keluar dari lift dengan kedua tangan berada di saku celananya. Kini langkah kakinya menuju bagian resepsionis. "Hn, dimana bingkisannya." gadis bernama shion yang berada dibalik meja resepsionis itu pun memberi hormat pada sasuke. "Ini uchiha-sama." shion memberikan bingkisan itu. "dimana orang yang mengantar ini."tanya sasuke datar.
" dia baru saja pergi uchiha-sama. Nah itu gadis dengan dress putih berambut pink yang baru melewati pintu itu yang mengantarnya" shion menunjuk kearah pintu keluar dimana sakura baru saja melewati pintu itu.
Sasuke melihat kearah yang ditunjuk shion. Mata nya membola sesaat. Punggung mungil dan rambut soft pink itu tertangkap jelas oleh onyx nya.
'Bolehkah aku berharap lagi' batin sasuke.
Tanpa berlama-lama sasuke berlari mengejar sosok itu. Begitu sampai diluar dia melihat sosok itu telah hilang entah kemana. Mengambil ponsel dari saku celanya, sasuke menghubungi asisten kepercayaannya
" kakashi batalkan rapat dengan sabaku dan cari dia."
"…"
" dia kembali kakashi. Cherry ku kembali." sasuke mengakhiri sambungan telpon nya. Ia bergegas menuju mobilnya dan melaju ke tempat yang akan mengembalikan kebahagiaannya. 'SENJU CAFE'
.
TBC
….
Semoga ini tidak terlalu aneh.
Terima Kasih.
