Forgotten Memories…
Genre: Friendship, (little) Mystery, and (little) Romance
Rating: K+ (semi T)
Main Characters: Shinichi and Kaitou KID
Pairing: KaiShin hints.. ;)
Warning: ONESHOT, semi AU, OOC, gaje, typo, plus lil Shonen-Ai alert! (don't like it? don't read it! ==;)
.
Disclamer:
Detective Conan © Aoyama Gosho
Forgotten Memories © S4viRa deMSN
.
Summary: Di malam itu, sebagian kenangan masa kecilnya terhadap seorang anak yang sebaya dengannya, yang telah dia lupakan semakin lama semakin terlihat ketika dia telah menangkap Kaitou KID.
'
Note: ~3~3~3~3~3~3~3~3~ (Flashback Lines)
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"Waaah, hari yang menyenangkan, ya? Lebih menyenangkan lagi kalau kau telah menemaniku sehari penuh."
"Hmm, benar juga sih. Tapi, aku berharap kalau kita bisa bertemu lagi, menjalani hari yang menyenangkan lagi seperti hari ini."
"Hah, apa yang kau bilang?"
"G..gak ada, kok!"
"Lho emang kenapa? Omong-omong, muka kamu memerah lagi, tuh."
"Ba..barou! Ini juga gara-gara pengaruh matahari terbenam!"
"Masa...?"
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
"Sigh, bukan yang ini."
Hanya sebuah keluhan dan komentar yang sedikit dingin dari perkataan seorang pencuri putih, alias Kaitou KID yang pada malam ini, telah mencuri sebuah permata yang dia incar sebelumnya, yaitu "Blue Memories". Tetapi, sepertinya sia-sia saja dia mencuri permata tersebut, karena dia telah memeriksanya melalui monocle-nya yang dia selalu pakai sebagai KID, dan menyembunyikan salah satu bola mata indigo-nya yang indah, di sebuah atap gedung yang tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara, dan dia mengetahui kalau permata tersebut bukanlah permata yang dia incar.
Dengan pasrah, KID langsung beranjak dari tempat dan ingin mengembalikan permata tersebut ke pemiliknya, namun, "Bukan permata yang kau incar, KID?"
Tiba-tiba, pandangan KID mengarah ke suara pemuda yang hampir mirip dengannya. Dan yang benar saja, di depan pandangannya telah berdiri seorang pemuda yang berwajah yang mirip sekali dengannya, hanya saja yang membedakan dengan dirinya yaitu bola mata birunya yang indah, dan rambut yang lebih rapi daripada dirinya. Ya, Kaitou KID bertatap muka lagi dengan rival, juga sekaligus 'detektif kritikus' favoritnya, Shinichi Kudo yang pada malam itu, memakai kemeja putih berdasi merah yang ditutupi oleh tuxedo hitamnya, serta celana panjang berwarna hitam dan sepatu hitam yang berhubungan dengan tuxedo yang dia pakai.
Tampaknya, Shinichi masih memasang wajah senyum liciknya yang hampir mirip dengan KID, dan juga perasaan ambisius yang membara untuk menangkap KID. Dengan senyum, KID membalas dengan permata yang masih dia genggam di tangan kanannya. "Oh Tantei-kun, aku tidak menyadari kalau kau mengetahui tempat persembunyianku. Apakah kau datang kesini sendirian untuk menikmati waktu kita berdua?"
Wajah Shinichi langsung memerah ketika mendengar jawaban KID yang terlalu 'gombal' terhadapnya. Dengan sedikit salah sangka, dia menjawab dengan sedikit tidak jelas, "Ba..barou! Mana mau aku ingin berdua denganmu? Lagipula, kau tahu juga 'kan apa yang akan aku lakukan terhadapmu?" KID hanya bisa tertawa geli ketika mendengar jawabannya, dia pikir jawaban tersebut lucu sekali, namun bagi Shinichi itu sangatlah memalukan.
Tetapi, Shinichi merasa heran ketika dia melihat tawaan KID tersebut, tawaan yang mirip sekali dengan seseorang yang dia ingat beberapa tahun yang lalu, dan kini telah dia lupakan. Rasanya dia sudah tidak mengetahui orang tersebut, namun pikirannya mulai mengarah ke sebuah tempat..
Dimana ada seorang anak kecil yang sedang tertawa terbahak-bahak, sama seperti tawaan yang dikeluarkan KID.
Kepada seorang anak kecil yang sebaya dengannya. Dengan wajahnya masih memerah dan rasa malu yang ingin dia sembunyikan, sama seperti yang dirasakan Shinichi malam ini.
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"Hahaha.. Kelakuanmu tadi lucu banget!"
"Diam deh!"
"Kau tahu, kau sangatlah imut kalau mukamu memerah."
"Ba..barou! Ini juga salahmu sampai-sampai aku jadi begini! Dan jangan tertawa!"
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
KID yang masih tertawa dengan sedikit geli, tiba-tiba menghentikan tawaannya ketika dia melihat Shinichi yang pikirannya masih entah kemana. Tampaknya dia mengetahui apa yang telah Tantei-kun pikirkan, dan juga maksud Tantei-kun datang menghampirinya. Pikiran Shinichi langsung buyar ketika KID telah berada di dekatnya, mendekati pandangannya, dan langsung saja dia mundur beberapa langkah dari pandangan yang begitu 'dekat' dari yang dia pikirkan.
"Apa-apaan kamu, KID?" geram Shinichi.
"Lho? Katanya kamu ingin melakukan sesuatu terhadapku, malah pikiranmu buyar entah ke mana. Memang, apa yang ingin kau lakukan terhadapku, my favorite Detective?"
Dengan geram, dicampur rasa ambisiusnya dan juga rasa malu yang makin menjadi-jadi, Shinichi langsung mengambil sesuatu dari dalam kantung celananya, dan dikeluarkanlah sebuah borgol yang telah dia siapkan untuk menangkap KID. Tampaknya KID mulai pasrah ketika mengetahui apa yang ingin Shinichi terhadap kepadanya, namun di sisi lain dia malah tersenyum ketika dia teringat sebuah kenangan yang masih dia tersimpan terhadap borgol tersebut.
Dengan dirinya, dan seseorang yang dia kenal beberapa tahun yang lalu.
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"Kenapa aku harus diborgol sih?"
"Supaya kamu bisa berada di dekatku terus selama aku memandumu."
"Aww, kau tidak menarik yang aku pikirkan. Kita itu bagaikan..."
"Apa?"
"Seorang detektif yang telah menangkap seorang pencuri. Tetapi, detektif tersebut tidak mau menangkapnya karena dia peduli~"
"Emangnya, aku bakal menjadi detektif seperti itu? Barou!"
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
KID langsung mengangkatkan kedua tangannya sebagai pertanda dia sudah 'menyerah' dan tertangkap oleh Shinichi. Dengan halus, dia membuka tangannya yang masih menggenggam Blue Memories, dan menjatuhkannya ke lantai. Untunglah permata tersebut tidak retak ataupun pecah, sehingga permata tersebut langsung tergeletak di lantai yang tidak jauh dari jaraknya. Shinichi pun heran, dan langsung mengeluarkan senyumannya karena dia mengetahui kalau dia telah 'menang' dari kasus pencurian ini. Dia langsung mengambil Blue Memories yang masih tergeletak di lantai, memasukkan permata tersebut ke kantung celananya, dan langsung berjalan menuju KID, dimana dia masih mengangkat tangannya, sambil menunggu dirinya ditangkap oleh Shinichi.
Entah apa yang dipikirkan KID sampai-sampai dia menyerah kepadanya secepat ini.
"Kau telah tertangkap, KID!" Dengan sekejap, dia memborgol tangan kanannya KID, dan memborgol tangan kirinya sendiri. Tanpa basa-basi Shinichi langsung berkata, "Dan sekarang, aku akan membawamu ke suatu tempat dimana kamu bisa hidup lebih tenang."
"Daan, di manakah tempat tersebut?" tanya KID dengan polosnya.
"Di penjara!" jawab Shinichi dengan wajah liciknya kepada KID.
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"Kalau misalkan aku jadi pencuri, dan kamu jadi detektif, apa yang akan kau lakukan terhadapku?"
"Yaa sebagai detektif, akan kubawa kamu ke penjara."
"Hehe.. Kayaknya aku tidak bakal ke penjara, deh."
"Emangnya kamu akan kemana gitu kalau tidak ke penjara?"
"Ke pangkuanmu~"
"Ba..barou!"
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
Respons KID hanyalah biasa saja, sepertinya kata 'penjara' sudah tidak asing olehnya. Dan sepertinya dia akan dibawa ke tempat yang 'tidak asing' tersebut. Dengan wajah yang tersenyum sedikit licik, dia menanggapi apa yang dikatakan Shinichi, dan Shinichi pun langsung membawanya ke kepolisian dengan sedikit paksaan.
"Sama seperti waktu itu, ya?"
Shinichi terkejut dan pandangannya langsung mengarah KID. Langkahan kaki mereka pun terhenti, dan mereka bertatap muka kembali. Shinichi pun mengerutkan dahinya dengan tampang wajah yang terbaca 'aku tidak mengerti apa yang dia maksud'. "Maksudmu?" tanya Shinichi dengan heran.
Ekspresi KID yang tadinya tersenyum licik berubah drastis menjadi sedih sendu ketika mendengar jawaban Shinichi yang begitu simple. Tiba-tiba, KID pun mendekatinya, dan tangan kanannya yang terborgol tersebut memegang pipi Shinichi dengan lembut. Wajah Shinichi pun memerah lagi, tetapi dia merasa heran dengan wajah KID yang begitu sendu yang pernah dia lihat. Maunya Shinichi ingin menjauh darinya, tetapi karena borgol yang membatasi jarak mereka, Shinichi hanya bisa menjauhi dari sentuhan tersebut dua tiga langkah.
Segera, KID pun membuka mulutnya, dan mulai berbicara, "Maksudku? Aku tidak percaya kalau "Detektif SMA dari Timur" yang dianggap 'hebat' oleh semua orang, melupakan semua kenangan yang telah kita lalui 10 tahun yang lalu."
Shinichi hanyalah terkejut heran ketika mendengar perkataan KID tadi. Dia berpikir, apa dia pernah bertemu dengan KID 10 tahun yang lalu? Mana mungkin. Tetapi, pikirannya pun mengarah kembali ke sebuah tempat, dimana ada seorang anak kecil yang bertatap muka terhadap anak kecil yang sebaya dengannya, yang sedang duduk di bawah pohon dengan buku "A Study in Scarlet" yang terpegang di tangan kanannya.
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"Ngapain kamu di sini? Gak bergabung sama anak-anak lain?"
"Bosan. Enakkan baca buku sampai merasakan hawa angin di sini. Sambil menunggu Ibuku selesai berbicara dengan gurunya."
"Tapi, nanti kan jadi bosan juga kalau kamu di sini terus."
"Terus mau ngapain lagi?"
"Kalau mau, temanin aku tuk jalan-jalan di sekitar sini?"
"Boleh sih. Tapi..."
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
Tiba-tiba Shinichi pun sadar akan pikirannya yang terarah itu, sekaligus mengerti apa yang KID katakan. Dengan terbata-bata dia mengucapkan sesuatu, sampai mengetahui semua kebenaran yang berada di pikirannya, pikiran yang mengarah ke sebuah kenangannya yang telah ia lupakan. Namun malam ini, kenangan tersebut mulai lama mulai terlihat kembali oleh KID yang tampaknya 'mengingatkan' sebagian kenangannya.
"Ja..jangan-jangan, k..kau...?"
KID yang masih tersendu mulai kembali heran, dan tersenyum kembali. Tampaknya dia mengetahui kalau Shinichi masih teringat kenangan tentang mereka tersebut. "Sepertinya, kau masih mengingatkan semua itu, Shinichi-kun." jawab KID dengan memanggil nama panggilan Shinichi yang begitu "sedikit asing".
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"...aku tidak mau memandumu dulu, kalau kau tidak mengasih tahu dulu namamu. Tampaknya, kamu sedikit mencurigakan."
"Ayolaaah, emangnya aku penjahat seperti yang kau pikirkan."
"Ha ha, terserah deh. Kenalkan namaku Shinichi Kudo."
"Ehehe, senang bisa berkenalan denganmu. Omong-omong, namaku..."
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
"Ka...Kai..to.?" Shinichi hanya bisa terbata-bata ketika mengucapkan nama aslinya, dan juga sekaligus indetitas asli dari Kaitou KID. "A..apa kau benar-benar Kaito?" Shinichi masih saja belum percaya dengan kenyataan tersebut. Dengan senyuman alaminya, Kaito pun mulai menyapa kepadanya, "Hei, Shinichi-kun.."
Sepertinya, segala kenangan yang telah terlupakan oleh Shinichi, dengan tiba-tiba pun mulai muncul kembali. Khususnya, sebagian kenangan masa kecilnya terhadap Kaito. Tampaknya, malam tersebut menjadi malam yang begitu misteri, dan juga bakal menjadi malam yang begitu luar biasa.
Karena dua hubungan persahabatan yang terputus, mulai terhubung kembali.
Tetapi, dengan hubungan yang sangat berbeda.
.
~3~3~3~3~3~3~3~3~
"...namaku Kaito Kuroba. Senang bisa bertemu denganmu.
Shinichi-kun.."
~3~3~3~3~3~3~3~3~
.
THE END
A/N: Yoo minna, Savira kembali lagi (dan lagiiii, menyebar virus fujo-ku.. (?) ==') di sini..? ._. dan fic oneshot ini adalah kekurang kerjaan aku ketika tengah malam masih berdiam diri (?) di kamarku. so, aku bikin aja oneshot gaje ini dari Hapeku.. -,-
dari awal, aku bingung kalo genre yang cocok sama fic ini apa. so, recommend me! (sok inggris~ -,-) terus, apakah aku harus bikin sequel tentang ini? ._.v (tauk akh, gelap~ -,-)
.
akhir kata, makasih yang telah membaca fic (yang gaje) ini sampe akhir! :D kata terakhir, review?
Ja-neee~
Love and Peace, S4viRa deMSN..
