hai minna, aku author baru disini dan ini adalah fic pertamaku. masih bnyk kekurang pastinya jadi mohon maaf jika typo dan bahasa ny ancur abis. aku juga akan terus berusaha agar bs membuat fic yg lebih baik lagi. selamat membaca :) hehehe...
You are The Flower of My Heart
Disclaimer : om Masashi Kishimoto
Story by : Pinky Rain
Pairing : SasuSaku
Warning : AU, gaje, OOC, n typo yg berjibun
Don't Like Don't Read
Rate : T
Sasuke POV
.
.
.
.
Chapter 1
Kulihat punggung itu semakin jauh. Beranjak semakin menjauhiku. Dia pergi. Dan aku tidak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya. Aku terlalu malu untuk melakukannya. Malu padanya, juga pada diriku sendiri. Aku merasa aku tak pantas. Bahkan untuk meminta maaf pun rasanya itu belum cukup untuk bisa menebus semua yang telah aku lakukan. Aku menyakitinya. Bunga-ku. Kulihat dia layu. Dan akulah yang membuatnya begitu. Aku tahu, seribu kata maaf tak akan bisa mengobati rasa sakit yang telah kuberikan padanya. Rasa sakit yang begitu besar. Luka yang mungkin akan terus membekas dalam hatinya. Aku berjalan menuju ketempat parkir. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, pikiranku terasa kosong. Jadi kuputuskan untuk pulang saja. Saat hendak membuka pintu mobil, ada yang menghampiriku. Dia hanya menatapku tanpa mengatakan apapun, tapi aku tahu kalau sebenarnya dia juga terluka. Pandangannya tampak sayu. Aku juga tidak ingin semua ini terjadi. Aku mengutuk diriku sendiri.
"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Sekarang aku sedang ingin sendiri."
Dia tak menjawab. Lalu aku berbalik dan masuk kedalam mobil. Kujalankan mobil perlahan keluar dari tempat parkir. Sekilas kulayangkan pandanganku kearahnya. Dia masih disana. Berdiri sambil terus menatapku yang berada dalam mobil. Sedangkan aku terus saja pergi meninggalkanya. Aku merasa bahwa aku ini adalah manusia yang paling jahat. Aku sudah membuat dua orang gadis bersedih. Huh! Sombong! Aku sama sekali tidak bangga dengan apa yang telah kuperbuat. Aku sudah membuatnya masuk kedalam masalah yang seharusnya tidak dia alami kalau aku bersikap tegas. Lalu yang paling membuatku terpukul adalah "dia‟. Bunga-ku. Bunga yang selalu mewarnai hari-hariku. Padahal selama ini aku selalu berusaha menjaganya agar jangan sampai dia layu. Tapi sekarang aku justru membuatnya mati. Aku tau dia pasti lebih terpukul daripada aku. Sekarang kalau kubilang menyesal pun, tak akan ada gunanya. Semua telah terjadi. Memang benar kalau menyesal selalu datang belakangan. Dan penyesalan ini membuatku teringat akan kejadian satu tahun lalu. Dimana aku pertama kali bertemu dengan Bunga-ku. Cinta pertamaku.
.
.
.
Flashback on
Banyak yang bilang aku adalah orang paling sempurna yang hidup didunia ini. Aku tampan -dengan gaya rambut emo yang membuatku jadi terlihat semakin cool, memiliki kemampuan otak diatas rata-rata dan pintar dalam segala bidang, lahir dari keluarga Uchiha yang terpandang dan memiliki kekayaan yang bisa dibilang tidak akan habis selama tujuh turunan. Aku beruntung aku bukanlah keturunan yang kedelapan. Selain itu, aku juga populer diantara para gadis. Untuk yang terakhir ini sedikit membuatku terganggu. Aku tidak suka ketika mereka heboh dan berteriak ketika aku berjalan atau sekedar lewat didepan mereka. Menurutku mereka semua menyebalkan dan merepotkan. Mereka itu berisik. Tapi bukan berarti aku tidak suka pada perempuan. Aku masih memiliki ketertarikan pada lawan jenis.
Saat itu pulang sekolah. Karena hujan aku tidak bisa langsung pulang. Ditambah lagi motorku masuk bengkel, jadinya aku mesti menunggu Kaa-san menjemputku. Sebenarnya aku malu kalau harus diantar jemput kesekolah, aku terkesan seperti anak manja. Aku lebih suka naik bus atau taksi, tapi hari ini entah kenapa Kaa-san begitu bawel. Ngotot ingin mengantar dan menjemputku kesekolah. Seperti tidak ada kerjaan saja. Yaah... apa boleh buat, karena aku anak baik dan penurut, aku turuti saja apa kemauan Kaa-san. Dan akhirnya ya seperti ini. Mesti menunggu jemputan datang sambil menunggu hujan reda. Aku mendengus kesal sambil merapatkan jaket yang kukenakan. Hawa dingin yang kurasakan semakin terasa menusuk kulitku.
"Hei!" aku mendongak tanpa menjawab ketika kudengar ada yang memanggilku. Kini dihadapanku berdiri anak perempuan dengan rambut tidak biasa-merah muda.
"Ini untukmu. Kau pasti bosan, kan." ucapnya sambil menyodorkan segenggam permen padaku. Aku menerima permen itu dengan perasaan bingung. Walau begitu tetap kuterima.
"Hn, makasih." ucapku kemudian. Dia tak menjawab, hanya tersenyum. Senyum yang menurutku sangat manis.
"Mmm ... Sasuke-kun!" panggilnya. Lho, dia tahu namaku.
"Sebenarnya sudah lama aku memperhatikanmu, tapi sepertinya tidak pernah ada kesempatan untuk ngobrol." ada semburat merah tipis dikedua sisi wajahnya ketika dia berkata. "Sebenarnya aku menyukaimu, Sasuke-kun. Dari kelas satu sampai sekarang." lanjutnya.
Kalimatnya yang ini benar-benar membuatku kaget. Memang sih selama ini aku sering mendapat pernyataan cinta dari perempuan. Tapi tetap saja hal ini membuatku shock. Aku tidak tau siapa anak ini. Dan dia juga memanggilku dengan surfiks-kun padahal kami baru kenal. Tepatnya aku yang baru mengenalnya.
"Kau bilang apa barusan?" aku masih tidak percaya.
"Aku bilang aku suka kamu. Oh iya, namaku Sakura. Haruno Sakura. Ingat baik-baik ya." jawabnya dengan begitu santai. Aku jadi makin bingung harus bilang apa. Kalau langsung kutolak dia bakal menangis tidak ya? Belum-belum sudah buat anak orang menangis.
"Hn. Aku tidak bisa." jawabku to the point.
"Heh? Kenapa? Kenapa setiap cewek yang menyatakan perasaannya padamu selalu kau tolak? Apa diantara mereka tidak ada yang membuatmu tertarik?"
"Tidak ada alasan apapun." aku menjawab apa adanya, karna belum pernah ada yang bertanya alasan kenapa aku selalu menolak setiap kali ada yang menyatakan cinta padaku.
"Hmm ... aneh!" apa katanya? Aneh? Kau itu lebih aneh, tau!
"Tapi kau terlalu cepat memberi jawaban. Kau belum kenal aku lebih jauh kan. Aku akan membuatmu menyukaiku. Ingat ya, namaku Sakura." tambahnya, kemudian dia pergi menerobos derasnya hujan dan menghilang ditengah-tengah hujan yang menutupi pandangan. Dia bilang apa barusan? Ya ampun. Aku ini sedang sial atau apa?
Masih belum percaya dengan apa yang baru kualami, mobil yang menjemputku datang. Aku berlari menuju mobil dan masuk kedalamnya. Sambil mengibas-ibaskan rambut ravenku dengan tangan aku duduk disamping Kaa-san dikursi belakang. Dimobil aku masih memikirkan anak perempuan itu. Sekilas kutatap tangan kananku yang tengah mengenggam permen pemberian anak itu. Permen dengan bungkus merah muda, sama seperti warna rambutnya. Dan aku baru ingat kalau aku kan tidak suka makanan manis.
tbc
.
.
.
.
jiaaaahhh akhirnya kelar chapter 1 nya, legaaaa :D
tadi ny aku mau bikin fic oneshoot tp ternyata kok panjang bgt, akhir nya aku pecah2 dan jd ny begini deh. sebener ny cerita ini udh lama bgt nangkring di lepi ku dan karna udh sawangan juga berdebu jd aku iseng publish disini, semoga kalian suka. ya meski pun aku merasa cerita ini aneh #ditimpuk readers.
daaaaannn...
terimakasih yg udh mw baca fic gaje ini and reviews pliiss :)
sampai jumpa dichap selanjut ny, kpn itu ya? :D
