"Huweee!"
"Chen! Jangan ganggu Sehun!"
Srett! Krek! Pluk! Prang! Brugh!Duuut/?
"Yahahaha! Luhan kentut!"
"Aku tidak kentut!"
"Astaga! Apa yang kalian lakukan?!"
"Pa! Kai ngompol!"
"Iya! Iya! Tunggu sebentar!"
"Luhan kentut! Luhan kentut!"
"Aku tidak kentut, Bakpao! Itu suara balon Kai!"
"Hey, Kyungsoo! Jangan duduk disana, celanamu jadi basah!"
"…"
"Huweee!"
"Cheeen!"
"Khekhekhe."
"Eh, bau apa ini? Makan apa kau sampai kentutmu bau gosong seperti ini?"
"Aish! Aku tidak- eh? Paa, nasi gorengnya gosong. Papaaa!"
"Oh, nooo~! Nasi gorengku!"
/.\ -.-/.\-.-/.\
Banaberry Present
"Gee!"
Happy Reading!
Haaah
Chanyeol menatap nanar pada sepiring nasi goreng yang ada di tangannya. Bentuk dan warnanya benar-benar tidak meyakinkan untuk dimakan, lagipula siapa juga yang mau makan benda hitam seperti itu.
Bukannya tidak bisa memasak, kalau hanya sekedar menggoreng makanan dan merebus air tentu saja dia bisa. Hanya saja kecelakaan kecil berakibat besar seperti ini memang sering terjadi. Siapa lagi pelaku utamanya jika bukan ke-enam tuyulnya, dan karena dia juga sebenarnya.
Seperti pagi yang indah ini. Karena terlalu sibuk mengganti celanana Kai dan Kyungsoo (karena dia menduduki air seni adiknya) dan lupa mematikan kompor pada nasi gorengnya yang hampir matang, maka terciptalah benda hitam yang seharusnya menjadi sarapan mereka.
Nasi sudah menjadi gosong.
Setidaknya itulah pribahasa yang cocok untuknya saat ini. Tidak ada gunanya menyesal, karena menyesal tidak akan dapat mengisi perutmu.
Chanyeol menghela nafas lelah (lagi) kemudian menatap ke-enam makhluk tergeletak lemas seperti orang kelaparan lima tahun yang duduk mengelilingi meja makan. Ck, padahal lima menit yang lalu mereka baru saja berteriak-teriak seperti penghuni hutan.
Moodnya sudah hancur. Keinginan memasaknya (yang sangat sedikit) sudah benar-benar tidak ada, walaupun sekarang memang gilirannya membuat sarapan. Mungkin memelas untuk merubah bagian giliran masak adalah pilihan yang tepat.
"Tunggu sebentar dan jangan makan itu!"
Para 'Anak Kelaparan' mengangguk dengan tidak semangatnya, dan dengan itu pun Chanyeol berjalan meninggalkan dapur.
Ruang tengah. Chanyeol harus melewati itu untuk sampai ke kamarnya (dan suaminya).
Dia terkejut. Semua barang tergeletak mengenaskan. Siapa lagi kalau bukan ulah 'Pesepak Bola Cilik Gagal' anak sulungnya, Minseok dan Luhan. Si kembar non-identik berusia enam tahun.
Semua anaknya kembar non-identik. Minseok dan Luhan (enam tahun), Chen dan Kyungsoo (empat tahun), serta Kai dan Sehun (dua tahun). Untuk urusan marga, mereka menentukkannya dengan sangat sangat bijak, dengan batu-gunting-kertas. Sang pemenang yang boleh menentukkan marga. Karena keberuntungan sang suami (atau mungkin kepayahan Chanyeol dalam bermain), dari tiga kali kehamilan, Chanyeol tidak pernah menang. Dan tanpa banyak berfikir (karena malas berfikir) hadirlah Park Minseok, Wu Luhan, Wu Chen, Park Kyungsoo, Wu Kai, dan Park Sehun dalam keluarga kecil mereka.
/.\ -.-/.\-.-/.\
Bersambung…
A/N :
Hai~ Banaberry comeback! /dilempar batu/
Okesip, ini cuma Prolog. Bagaimana ceritanya? Masih gak jelas ya? Tunggu chapter dua-nya! Khekhekhe~
Review Juseyo~ /bow/
Salam hangat,
110
05-04-2014
