WE USED TO BE

Cast:

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Do Kyungsoo

Kris Wu

Huang ZiTao

Genre: HighSchoolLife, Friendship, Angst

Rated: T

Author: Innocentpervert

Warn: GS, OOC, Typo

Desclimer: Semua cast di sini hanyalah milik Tuhan dan orang tuanya, saya hanya meminjam nama mereka. Plot dan cerita murni milik saya. Dilarang Plagiarisme! REVIEW JUSEYOOOOO*bbuingbbuing* Don't like? DON'T READ! Read and Review please :3


Namaku Byun Baekhyun. Aku punya 3 orang sahabat, mereka adalah Kris—Naga-jelek-Wu, Park—Raksasa-bodoh-Chanyeol dan satu-satunya yeoja yang tahan bersahabat denganku Huang-panda-centil-Zitao.

Kris sebenarnya adalah sepupuku, sejak kecil dia memang sudah tinggal di rumahku sehigga kami sudah lama dekat. Beda lagi dangan Chanyeol. Aku dan Chanyeol sudah berteman selama sebelas tahun. Aku selalu senyum-senyum sendiri mengingat pertemuan pertama kami. Pertemuanku dengan Chanyeol adalah yang paling konyol . Bagaimana tidak? Aku melihatnya sedang meringkuk di dekat taman di area komplek rumahku. Karena tidak tega, aku pun menghampirinya. Dia sedang menangis dengan ingus yang bertengger di antara hidung dan bibirnya. Hal yang menyebabkan ia menangis adalah tak ada satu pun anak yang mau bermain dengannya karena tubuhnya yang memang tak sebanding dengan anak seusia kami dan terlebih dia juga anak baru di daerah sini.

Chanyeol kecil tidaklah setampan sekarang. Saat kecil Chanyeol kerap kali diejek monster karena mata bulat dan kupingnya yang sedikit lebar. Oh, jangan lupakan juga perut gendut dan tingginya yang melebihi batas anak seusia kami.

Aku merasakan bagaimana sakitnya menjadi Chanyeol ketika hanya aku dan Kris yang mau berteman dengannya. Tak ada yang mau bermain dengannya. Chanyeol kecil tidak lah seceria sekarang. Ia lebih cenderung diam, bahkan jika ditanya pun dia hanya mengangguk atau menggelengkan kepalanya. Entah apa yang mendorongnya saat itu, Chanyeol tiba-tiba bersikeras menurunkan berat badannya. Aku melihat seberapa besar keinginan Chanyeol untuk berubah sampai ia bisa seperti ini sekarang. Tak seperti anak pada umumnya yang bebas menghabiskan berapa batang cokelat ataupun permen, Chanyeol malah harus makan sayur-sayuran yang menjadi musuh bagi kami. Belum lagi olahraga rutin yang lumayan berat.

Tak berbeda jauh dengan Tao yang baru ku kenal empat tahun yang lalu. Saat itu Tao baru saja pindah dari China ke Korea dan bahasa koreanya belum terlalu lancar. Karena itu pula lah Tao menjadi bahan ejekan di sekolah. Aku tidak pernah suka melihat seseorang diperlakukan seperti itu, apalagi jika yang mengolok-oloknya tidak lah lebih sempurna. Mereka hanyalah segerombolan gadis manja yang bisanya hanya menghabiskan uang orang tuanya dan memamerkan wajah mereka yang sudah diotak-atik oleh para ahli kecantikan itu.

Tanpa rasa takut aku membela gadis bermata panda itu. Karena berusaha membelanya, aku malah ikut menjadi bulan-bulanan mereka tapi tak sedikit pun aku merasa terintimidasi. Lagipula, aku tidak merasa salah. Mau mereka melaporkan aku ke pihak guru pun aku tidak takut. Sejak itulah aku dan Tao berteman. Ah iya, dua tahun belakangan ini Tao dan Kris sudah berpacaran.

Tangisan dan tawa, kesedihan dan kebahagiaan, hinaan dan pujian, susah maupun senang sudah kita lewati bersama. Mereka semua selalu ada di sisiku. Mereka sangat memahamiku lebih dari aku memahami diriku sendiri. Entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak ada. Yang jelas, aku tak ingin kehilangan salah satu dari mereka.

.

.

.

.

.

Innocentpervert proudly present

.

.

WE USED TO BE

.

.

.

Suara ketukan pelan terdengar dari tangan seorang gadis yang tengah duduk di bangku teras rumahnya. Sesekali ia mengecek handphone yang ia taruh persis di sampingnya. Pandangannya terus tertuju pada gerbang rumahnya. Raut mukanya seperti sedang menunggu sesuatu. Beberapa kali ia mendengus kesal sambil mengecek arloji putih yang melingkar dengan indah di pergelangan tangannya.

"Di mana raksasa bodoh itu?" gerutunya kesal

"Argghhh aku bisa telat kalau begini," lanjutnya sambil memegang kepalanya.

Karena bosan, ia mulai berdiri dan berjalan mondar-mandir di teras rumahnya. Gerutuannya semakin menjadi-jadi ditambah dengan langkah kakinya yang sedikit membanting ke lantai. Ia ingin segera pergi ke sekolah, tapi sudah tidak ada bus jam segini. Harapan terakhirnya hanya 'raksasa bodoh' nya itu. Tak lama suara derungan motor terdengar dari balik pagar rumahnya. Tanpa ba-bi-bu ia langsung menyambar pagar itu dan membukanya. Seorang namja terlihat melepas helm yang ia pakai dan tersenyum bodoh ke arah gadis itu.

"Ya! Kita ini hampir terlambat karena kau lama sekali dan kau masih sempat-sempatnya tersenyum ke arahku?" ucap gadis itu sembari menaiki motor tersebut.

"Maaf tuan putri, ada panggilan alam yang darurat tadi," ucapnya sambil memakai lagi helm nya itu.

"Hhhh… terserah kau saja lah. Cepat jalan, Paaark. Aku tidak mau membersihkan toilet karena terlambat," ucap yeoja itu sambil menepuk-nepuk pundak namja yang ada di depannya. Tanpa menjawab apapun, namja itu segera melesat, membelah keramaian kota Seoul.

Sepertinya mereka sedang beruntung hari ini, mereka tidak kena hukum karena sudah terlambat. Pasalnya, hari ini para guru sedang ada rapat besar-besaran sehingga mereka dibebaskan dari hukuman.

"Huaaaa~ sepertinya kali ini kita beruntung," ucap yeoja itu sembari turun dari motor.

"Kan aku sudah pernah bilang, kalau aku—"

"Ya ya ya aku tahu. Kalau kau itu pembawa keberuntungan, kan? Sayangnya aku tidak percaya," potong yeoja itu dan langsung berjalan meninggalkan namja itu di belakangnya.

Begitulah kebiasaan mereka sehari-hari, mengejek satu sama lain tanpa pernah ada yang sakit hati sedikitpun. Pertemuan bodoh mereka belasan tahun lalu yang membuat keduanya bersahabat hingga sekarang.

"YA! Byun Baekhyun! Tunggu aku!" teriak Chanyeol pada Baekhyun sembari mengunci motornya.

"Baekhyun tung—"

Kalimatnya terhenti saat seorang yeoja lewat di hadapannya. Gadis itu tersenyum ke arahnya. Mata lelaki jangkung itu seketika membulat, pandangannya mengikuti ke mana arah yeoja itu berjalan. Merasa tak ada tanda-tanda kehadiran Chanyeol, Baekhyun pun membalikan badannya ke arah sahabatnya yang kini sedang membeku di samping motornya.

"Hei Yoda! Kau sedang apa? Cepat kemari!" teriak Baekhyun.

Tapi Chanyeol tak bergeming sedikitpun dari teriakan 3 oktaf milik Baekhyun. Karena penasaran, Baekhyun mendekati Chanyeol dan mencari tahu apa penyebab 'beku'nya Chanyeol . Seketika Baekhyun tertawa keras di samping Chanyeol.

"Baek! Kenapa kau tertawa?" ucap Chanyeol dengan nada sebal.

"Jadi, sampai kapan kau mau begini terus? Melihatnya dari jauh sambil memasang wajah bodoh seperti itu," Baekhyun tertawa lagi.

"Ya! Bukannya membantu sahabat tampanmu ini, kau malah mengejek seperti itu," ucap Chanyeol kesal sambil berjalan meninggalkan Baekhyun.

"Ya! Sejak kapan kau jadi tampan, eoh? Hei yoda! Kenapa aku ditinggal?" Baekhyun berlari kecil mengejar Chayeol.

"Channie….karena aku adalah sahabat yang baik. Dengan senang hati aku akan membantumu," ucap Baekhyun sambil berjalan mundur di depan Chanyeol.

Seketika Chanyeol menghentikan langkahnya.

"Really? You're not kidding me, right?" tanya Chanyeol.

"Do I look like that?" Baekhyun balik bertanya.

Tanpa menjawab pertanyaan Baekhyun, ia langsung memeluk yeoja bertubuh mungil itu.

"Yaaa! Kau mau aku mati, hah? Aku tidak bisa bernafaaaas," teriak Baekhyun sambil memukul-mukul dada Chanyeol.

"Gomawo Baekhyun-ah," ucap Chanyeol senang sambil melompat lompat menjauhi Baekhyun.

'Dia benar-benar sudah gila' batin Baekhyun.

Suara dentingan piano mengalun dengan indah di seantero ruangan. Harmoni yang tercipta mampu membuat setiap orang yang mendengarnya terenyuh karena melodinya yang indah. Jari-jemari lentik milik gadis berambut coklat itu dengan lihainya menari-nari di atas tuts hitam dan putih. Di sebelahnya terdapat seorang gadis yang dengan anggun memamerkan suaranya. Nyanyian indah terdengar dari bibirnya yang berbentuk hati. Di sana juga terdapat seorang pemuda yang tengah menikmati 'mini konser' tersebut. Tapi, sebenarnya ia tidak terlalu memperhatikan si pemain piano itu, yang tak lain adalah Baekhyun—sahabatnya. Ia lebih memperhatikan sosok yang berada tepat di sebelah Baekhyun, yaitu Kyungsoo. Suara indahnya mampu membuat pemuda bermarga Park tersebut terpana. Setidaknya sudah lima belas menit pemuda itu termangu dengan wajah bodohnya di depan dua gadis itu.

/20 menit sebelumnya/

"Baek, kau yakin ini akan berhasil?" tanya Chanyeol gusar.

"Hmm…." jawab Baekhyun itu singkat. Sejak tadi gadis itu sibuk memoles matanya dengan eyeliner kesayangannya itu.

"Ya! Manusia eyeliner, jawab aku!"

Tanpa menghiraukan ocehan Chanyeol, gadis itu masih saja sibuk dengan 'kekasihnya' itu.

"Baekhyunie~ Kau harus berhenti menggunakan benda itu. Kalau matamu itu sipit, ya sudah terima saja," ucap Chanyeol sambil mengambil eyeliner itu dari tangan Baekhyun.

"Ya! Bisa tidak kau berhenti menggangguku? Kau tenang saja ini pasti akan berjalan dengan mulus," ucap Baekhyun sambil menaik turunkan alisnya.

Chanyeol tetap memandang Baekhyun dengan tatapan tidak yakin.

" Kenapa melihatku seperti itu? Kau ini mau dibantu atau tidak?" ucap Baekhyun ketus.

"Ehehehe iya Baek iya, aku percaya denganmu," ujar Chanyeol diiringi tawa bodohnya.

"Cepat kembalikan eyeliner-ku!" ujar Baekhyun sambil merebut eyelinernya.

Tak lama pintu besar di sudut ruangan itu terbuka dan sosok yang mereka tunggu muncul dari balik pintu itu. Mata Chanyeol tak lepas dari orang itu. Ia berjalan mendekat ke arah mereka—ke arah Baekhyun tepatnya. Layaknya yeoja seumurannya saat mereka bertemu, mereka berdua berpelukan dan tertawa kecil sesaat. Chanyeol tetap terpaku pada yeoja yang satu itu. Dan mereka akhirnya memulai 'mini konser' mereka itu.

/back to the real time/

"Hei…kau tidak apa-apa?" tanya Kyungsoo sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Chanyeol.

Mini konser mereka sudah berhenti sejak lima menit yang lalu tapi dia masih saja memasang wajah yang benar-benar bodoh. Catat itu benar-benar bodoh.

"Ah, ne?" Chanyeol mulai tersadar dan memasang wajah yang lebih bodoh lagi dari sebelumnya. Kyungsoo tertawa kecil melihat tingkah Chanyeol sedangkan Baekhyun hanya bisa menepuk wajahnya ketika melihat sahabatnya yang super duper idiot itu.

"Bagaimana penampilanku dan Baekhyun tadi?" tanya Kyungsoo antusias.

"Penampilan tadi? Daebak! Tadi itu benar-benar bagus, apalagi suaramu," ujar Chanyeol.

"Jadi aku tidak bagus, hm?" tanya Baekhyun dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya dan melirik ke arah Chanyeol dengan wajah kesal.

"Kau juga hebat Baek, tapi Kyungsoo lebih hebat," ujar Chanyeol tanpa beban.

Tanpa membalas apa-apa Baekhyun langsung melempar tatapan mematikan ke arah Chanyeol.

"E-eh, tapi kau juga benar-benar bagus Baek, hehehe" ujar Chanyeol takut.

Kyungsoo tertawa melihat ekspresi Chanyeol.

"Baekhyunnie, aku pergi dulu ya. Maaf aku tidak bisa lama-lama di sini," ujar Kyungsoo sembari tersenyum ke arah Baekhyun

"Ah, ne. Gomawo kau sudah mau datang," ekspresi wajah Baekhyun seketika berubah 180 derajat saat berbicara dengan Kyungsoo.

"Sama-sama."

"Eh Kyung, dua hari lagi aku dan Chanyeol ada ujian matematika. Apa kau mau membantu kami?" tanya Baekhyun.

"Waaaah, baiklah," kata Kyungsoo.

"Besok kita belajar di rumahku saja," usul Baekhyun.

Kyungsoo hanya mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Hati-hati di jalan ya," ujar Baekhyun.

"Ne," ucap Kyungsoo singkat.

"Chanyeol-a, aku duluan ne?" ujar Kyungsoo diiringi dengan senyuman ke arah Chanyeol.

" N-ne" ujar Chanyeol kikuk

Tanpa menjawab apa-apa Kyungsoo langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan senyum sumringah di wajahnya. Setelah pitu tertutup Chanyeol langsung melompat-lompat sambil berteriak histeris.

"YEEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAAAAAAY! BAEKHYUN KAU LIHAT ITU KAN? TADI BUKAN MIMPI KAN? KYUNGSOO BERBICARA DAN TERSENYUM PADAKU BAEEEKK!" teriak Chanyeol histeris.

"Ya ya ya~ sudah kubilang kan? Kau harus menurut saja apa kataku" ucap Baekhyun bangga.

Seorang gadis terlihat sedang serius dengan buku dihadapannya. Belajar bersama yang tadi ia lakukan bersama Chanyeol dan Kyungsoo sama sekali tidak membuahkan hasil—setidaknya untuk Baekhyun begitu. Karena sejak awal mereka datang, mereka hanya belajar berdua dan baekhyun hanya menjadi 'patung' di sana. Tapi tak apa lah. Setidaknya iya sedikit merasa senang ketika melihat betapa bahagia sahabatnya itu. Baekhyun tersenyum sambil membayangkan wajah Chanyeol tadi, taklupa dengan wajah Kyungsoo yang terlihat beberapa kali terdapat semburat merah di kedua pipi chubby-nya.

Tak lama handphone-nya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Baekhyun meliriknya sebentar kemudian kembali fokus dengan deretan angka dan rumus di bukunya. Pasti dari Raksasa tukang pamer gigi itu. Seperti biasa, Chanyeol memang selalu mengirim pesan kepada Baekhyun. Entah itu yang penting atau tidak.

Baru saja ia selesai mengerjakan dua soal, handphone-nya kembali berbunyi. Baekhyun tetap mengabaikannya. Saat gadis itu hendak mengerjakan soal berikutnya, handphone-nya berbunyi lagi dan kali ini bunyi dari handphone-nya tak berhenti. Ia mendengus kesal kemudian mengambil benda tipis itu.

38 messages from Park-Stupid-Chanyeol

"Aigoo, dasar namja gila," ujar Baekhyun sambil membuka pesan dari Chanyeol.

'Byunnnnnnnn! Besok aku tidak bisa menjemputmu ya. Kereta kencanaku sudah ku sewakan kepada orang lain hehehehe'

'Isssh, kau pasti marah ya? Jangan marah lah, rabbit *bbuingbbuing* Tadi waktu aku mengantar Kyungsoo pulang, aku mengajaknya untuk berangkat bersama besok dan dia setuju hehehehe :3 Jangan marah yaaaaaaaaaaaaaaaaa Jebaaaaaaaaaaaaaaah!'

'Maksudku jibaaaaaaaaaaaaaaaaaaaallll!'

'Aish sialan, debal maksudku'

'ASTAGA MAKSUDKU JEBAL! ADA APA DENGAN JARIKU INI? AH TIDAAAAAAAAAAAAAK AKU TERKENA KUTUKAN! ANDWAYOOOO!'

'HUAAAAAAAAA BAEK! AKU BENAR-BENAR TERKUTUK! MAKSUDKU ANDWAE BUKAN ANDWA! IBU PERI TOLONG AKU! JAUHKAN AKU DARI KUTUKAN NISTA INI!'

'KENAPA AKU MENGETIK MENGGUNAKAN CAPS LOCK? APA AKU BENAR-BENAR TERKUTUK? TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK! BAEK BAWA AKU KE NARNIA! AKU HARUS BERTEMU HARRY POTTER!'

'EH MEMANGNYA HARRY POTTER ADA DI NARNIA YA?'

'YA! BALAS PESANKU!'

'JANGAN BILANG KAU BENAR-BENAR MARAH'

'Baekkie~~~ Maaaaaaaaaaaaaaaaf'

'Baek balas pesanku'

'b'

'y'

'u'

'n'

'byun'

'b'

'a'

'e'

'k'

'h'

'y'

'u'

'n'

'baekhyun'

'Byun baekhyun'

'rabbit'

'manusia eyeliner'

'huaaaaaaaaaaaa baekhyun balaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas'

'balas pesanku, Baek Jebal'

'baekhyuniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiieeeee'

'Baekhyun-ah, maafkan aku.'

'astaga baekhyun, aku minta maaf'

'Baekhyun maafkan aku'

'Baekhyuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun'

'Baekhyun-ah, mianhae'

Baekhyun menggelengkan kepalanya sambil terkekeh. Kemudian jari-jari lentiknya mengetik balasan untuk Chanyeol.

To: Park-Stupid-Chanyeol

Hei namja gila-_- Bagaimana bisa typo menjadi kutukan, eoh? Jarimu saja seukuran dengan jari raksasa, wajar saja kalau kau typo-_-

Sejak kapan Harry Potter ada di Narnia, Park Chanyeol? Astaga, kenapa aku bisa berteman dengan raksasa sepertimu sih?

Aku tidak marah, dasar bodoh. Aku sedang belajar karena tadi kau dan Kyungsoo malah asik berdua dan sekarang kau malah menggangguku belajar. kalau nilaiku jelek, kau yang tanggung jawab! (w 'A')w

Ya sudah tidak apa-apa, besok aku berangkat dengan si naga jelek. Tapi kalau dia bersama si Panda, paling aku naik bus. Sudah ya aku mau belajar dulu.

JANGAN SMS LAGI!

Setelah membalas pesan dari Chanyeol, Baekhyun langsung mematikan handphonenya dan kembali belajar. Entah Baekhyun sadari atau tidak, keputusannya membiarkan Chanyeol menjemput Kyungsoo besok akan mempengaruhi persahabatan mereka yang sudah terbangun selama belasan tahun itu.

"Gara-gara dua raksasa sialan itu aku jadi terlambat ,kan! Huaaaaaa, menyebalkan sekali aku harus membersihkan toilet."

Terlihat seorang gadis tengah menggerutu sambil menggosok-gosok wastafel dengan asal. Tak jarang sumpah serapah terdengar dari bibir tipisnya. Rambut coklatnya terikat tak beraturan, seragam yang ia gunakan pun sudah tidak karuan. Walaupun dia bukanlah satu-satunya orang yang terlambat, dia tetap saja menggerutu. Mau ditaruh dimana wajahnya? Mengingat Baekhyun adalah salah satu yeoja populer, semua orang yang masuk ke toilet melihanya dengan tatapan aneh. Sial sekali dia hari ini. Baekhyun mulai merutuki dirinya sendiri. Mungkin benar kata Chanyeol. Lihat saja, tanpa 'raksasa'nya, Baekhyun tertimpa sial sekarang.

Tadi malam ia terlalu asik belajar sampai akhirnya ia bangun terlambat. Karena ia ketinggalan bus, Baekhyun terpaksa menunggu bus selanjutnya karena Chanyeol berangkat dengan Kyungsoo dan Kris sudah pergi pagi-pagi sekali tanpa membangunkan Baekhyun.

Baekhyun kembali mengecek arloji yang bertengger di lengan kirinya. Waktu hukmannya sudah habis. Tanpa basa basi kepada guru yang sedaritadi mengawasinya, Baekhyun langsung melesat menuju kelasnya.

"Lihat saja nanti di kelas, habis kau Park Chanyeol," ucapnya sambil mempercepat langkah kakinya.

TBC or END?


a/n: Hai hai hai :D kembali lagi cerita baru.

Dengan adanya cerita ini, berarti bertambahlah hutang fanfic saya

Maaf nih belum bisa lanjutin iOS Tugas-tugas sekolah saya sih sebenarnya sudah selesai, tapi saya lagi bener-bener kehilangan mood buat nulis yang bergenre romance gitu deh._.

Akhir-akhir ini mood saya bener-bener lagi hancurT.T 'We used to be' ini berdasarkan kisah nyata saya yang di beberapa bagiannya saya rubahT.T Kemungkinan besar saya bakal fokusin ff ini dulu. Kalau mood saya udah balik, saya janji deh bakal cepet-cepet lanjutin iOS sama What Should I Do.

Di chap ini masih adem ayem aja, mungkin di chap depan angstnya baru muncul :3 saya gak janji ini bakal happy ending yaT.T soalnya saya sendiri gak tau apa masalah ini akan berakhir bahagia atau tidak. Aduuuuh. kenapa jadi curhat gini? huhuhuT.T Sekian deh cuap-cuapnya.

Dimohon untuk review ya.

BHAAAAAAAAAAAAAAAIIIIIIIIIIIIIIIIII('-')/ Sampai jumpa di Chap selanjutnya

*ppyooong*