SPRING WAITING [SEQUEL PROMISE YOU]

CAST : YESUNG, KYUHYUN, SIWON AND OTHER

GENRE : ROMANCE, DRAMA, FANTASY

RATE : T

PAIRING : KYUSUNG/ YEWON

DISC : SEMUA CAST DALAM FIC INI MILIK TUHAN. SAYA HANYA MEMINJAM NAMA MEREKA

WARING : OOC, AU, TYPO, SHOUNEN-AI, ALUR EXPRESS, BAHASA ABSTRAK, GAJE, ETC

SUMMARY : "JIKA TUHAN MEMANG MENGGARISKAN TAKDIR HIDUPKU UNTUK MEMILIKIMU. PASTI KITA AKAN BERSATU ENTAH DENGAN CARA APA."

AN : YANG BELUM BACA PROMISE YOU DIHARAPKAN BACA DULU .-. KARENA INI SEQUELNYA, NTAR KALO KALIAN LANGSUNG BACA INI DAN MELEWATKAN PROMISE YOU, GAK NGERTI LAGI XD READ JUSEYO~

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

Lelaki itu duduk termenung seorang diri di atas ranjang, matanya tak lepas dari layar ponsel yang menampilkan gambar seorang pria tampan berkacamata tersenyum cerah kearah kamera. Tiba-tiba saja Kim Yesung merasakan dadanya berdebar keras, bukan debar kebahagiaan, melainkan penderitaan. Belum lama ini menatap foto Cho Kyuhyun adalah makanannya sehari-hari. Perutnya tak pernah kemasukan secuilpun makanan bergizi, dan yang Kim Yesung lakukan hanyalah menatap kosong pada layar ponselnya.

Jika layar benda persegi itu mati, Kim Yesung seakan merasa kosong, ia pasti dengan cepat akan menghidupkannya kembali. KLEK Pintu kamar terbuka, seorang lelaki masuk membawa nampan, di atas nampan terlihat segelas susu dan waffle vanila. "Pagi, sayang." Sapa lelaki itu sambil meletakkan nampan di meja kecil samping ranjang.

"Makanlah, nanti sakit." Choi Siwon mengelus kepala istrinya, secara perlahan ia menarik ponsel Yesung, menjauhkannya agar sang istri makan untuk sejenak. Choi Siwon meletakkan ponsel Yesung di sampingnya, lalu ia meraih nampan dan menyodorkan segelas susu pada Yesung. "Aku tidak lapar." Suara Yesung terdengar lirih, datar, serta kosong. Tidak tahukah Yesung jika Siwon sungguh merasa bersalah?

"Kau terus berkata seperti itu, sayang. Aku tahu kau tak memakan apapun selama seminggu terakhir, setidaknya minum ini." Yesung menatap Siwon, pandangannya tak bisa diartikan dengan kata-kata. Siwon tahu Yesung mungkin membencinya karena terus-terusan memaksa padahal lelaki itu sudah mengatakan tidak mau berulang kali. "Aku tak mau kau sakit." Siwon menggenggam tangan Yesung, mengusapnya berkali-kali agar lelaki itu segera menuruti apa yang ia mau.

"Aku mohon, sayang. Makanlah." Ucapnya lagi tanpa menyerah. Sudah seminggu terakhir Yesung bersikap demikian, tidak mau makan, tidak mau bangkit dari ranjang, tidak mau melakukan apapun, bahkan Yesung terlihat enggan bahkan muak untuk bernapas. Itu dikarenakan sebuah paket yang Yesung terima, paket itu berisi buku, setelah Yesung membacanya sampai habis, Yesung malah frustasi lalu merobek-robeknya. Siwon tak tahu kenapa. Iapun tak tahu itu buku tentang apa hingga Yesung sangat stress.

"Kau mau aku panggilkan dokter?" Saat itu juga Siwon melihat setetes cairan bening mengalir dipipi Yesung. "Ada apa sebenarnya?" Tanya Siwon lembut, ia meremas bahu lelaki itu lalu menghadapkan padanya. Sebenarnya Siwon tahu penyebab Yesung menjadi mayat hidup seperti ini, rupanya kutukan Cho Kyuhyun kala itu menjadi kenyataan. Tapi kenapa rasanya ia tidak terima? Yesung seolah tidak menghargai kehadirannya disini.

"Kau, tidak kerja?" Yesung melepaskan tangan Siwon di bahunya, kemudian ia membaringkan tubuh dan meringkuk di balik selimut. "Aku akan pergi setelah memastikan kau menghabiskan sarapanmu." Mata Yesung terpejam. "Kau berangkat saja, aku akan makan setelah kau pergi."

"Aku tidak bodoh, sayang. Sudah berapa kali kau membohongiku dengan cara sama?" Yesung terkekeh pelan. Matanya terbuka dan langsung menghadap pada Siwon. "Kumohon, aku tak mau kau sakit, tubuhmu semakin ringan." Tangan Siwon tergerak membelai pipi Yesung, lelaki itu memejamkan matanya merasakan sentuhan halus mengenai kulitnya.

Kali ini Yesung bangun, duduk tegap lalu mulai meminum susunya. Siwon tersenyum, akhirnya setelah seminggu ini adalah makanan pertama yang masuk kedalam perut istrinya. Yesung memotong waffle dengan garpu lalu memasukan kemulutnya, terus begitu sampai sarapannya habis. Ia menatap Siwon. "Aku tak mau kau telat," Yesung tersenyum manis. "Kau mau dibelikan apa?" Tawar Siwon sambil mencubit pipi Yesung. "Kupikir, tidak ada." Terakhir Siwon mencium kedua pipi Yesung sebelum benar-benar meninggalkan Yesung sendirian di rumah.

Yesung kembali menekuk kedua lutunya, tangannya terlihat gemetar saat meraih ponsel. Ia menghidupkannya dan kembali memandangi foto Cho Kyuhyun. Airmata sudah menumpuk sedari tadi, tapi entah mengapa hanya menggantung dipelupuk mata dan tak bisa mengalir.

'Cho Kyuhyun, bagaimana kabarmu? Baik?' Yesung menyentuh kata send. Ia merasa bodoh dengan kelakuannya, jelas-jelas ponsel Kyuhyun tidak aktif, ia terus saja mengirimi lelaki itu pesan minimal sepuluh kali sehari. Bayangkan berapa banyaknya jika sepuluh dikalikan tujuh? Jumlah yang sangat mengesankan bukan? Dan Kim Yesung merasa semakin bodoh saat menyadari Kyuhyun sudah lama meninggal dan ia masih berharap Kyuhyun membalas semua pesan-pesannya. Bukankah terdengar horror?

Yesung membuka laci meja di samping ranjang, kemudian mengambil selembar kertas yang ia simpan disana, itu adalah robekan sebuah novel, yang seminggu lalu selesai ia baca dan berhasil membuatnya bertingkah gila.

"Lelaki itu, tetap mendapatkan pengkhianatan, eo?!" Gumam Yesung parau.

XXX

"Ini, buku yang menjadi bestseller minggu lalu." Lee Donghae menyerahkan sebuah buku setebal tigaratus duapuluh lima halaman itu pada Siwon. Lelaki itu mengambilnya. "Pasti susah, terima kasih, Hae-ya." Lee Donghae menggeleng. "Itu milik Seohyun, dia juga punya, dan aku memintanya, untung dia mau. Sebenarnya susah mencari buku itu karena di Hanguk hanya tersedia limapuluh." Kepala Siwon memiring kesamping. "Edisi terbatas, pengarangnya yang meminta itu, tapi di Milan, buku itu terus cetak jika ada yang memesan." Donghae membungkuk sekilas sebelum keluar ruangan Siwon

Tinggal-lah Siwon seorang diri, ia mengamati buku itu. Covernya hanya bergambarkan daun maple kering, di belakang maple itu ada hamparan ladang bunga tulip yang juga berwarna merah. Judulnya 'All My Heart' dari pengarang, eh, namanya disamarkan, mungkin sang pengarang memakai nama pena 'ChoLatte' Siwon mendengus. "Dasar kekanak-kanakan." Gumamnya pelan.

Kemudian Siwon membalik buku itu untuk membaca sinopsisnya. "Manisnya sebuah pengkhianatan? Jadi buku ini tentang seseorang yang dikhianati kekasih? Ha, kenapa bisa menjadi bestseller?!" Tukasnya geram. Siwon membuka halaman paling belakang untuk melihat biodata sang pengarang, namun disana hanya terdapat tulisan "Pengkhianatan yang indah?!" Apa-apaan, bathin Siwon.

"Dan akhirnyapun lelaki itu tetap mendapatkan pengkhianatan dari orang yang sangat ia cinta. Semua yang ia lakukan selama ini hanya dibalas dengan pengkhianatan manis.

Lelaki itu jelas merasa kecewa dengan pujaan hatinya. Namun mau bahagimana lagi, semua yang ia lakukan hanya untuk satu. Melihat orang yang ia cinta bahagia, walau tidak bersama dirinya.

Tetapi tetap saja. Meski sudah tidak bersama orang itu, si lelaki masih merasakan jika seluruh hatinya dimiliki orang itu. Ketika kerinduannya meluap, maka lelaki itu akan menangis dan hanya bisa mengenang orang yang ia cinta.

Menunggu cinta dari orang yang ia cinta membutuhkan waktu yang lama, sampai bertahun-tahun. Namun yang ia dapat tidak sesuai dengan pengorbanannya selama itu. Dan kini, lelaki itu bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik. Hanya hidup dalam kenangan orang yang ia cinta.

"Selamat tinggal, orang yang aku cinta. Aku ingin bertemu dan menjadikanmu istriku dikehidupan kedua." Tulis lelaki itu sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya." Kira-kira itulah yang tertulis di bagian belakang kedua setelah 'Pengkhianatan yang Indah' tadi. Siwon heran apa yang membuat buku ini menjadi sangat laris. Padahal cerita tentang pengkhianatan sudah umum.

Siwon menekan tombol call di mesin intercom. "Ya, ada apa?" Tanya suara itu. "Hae-ya, bisa datang keruanganku sekarang?"

"Baiklah." Balas Donghae, Siwon kembali membuka-buka buku itu, sejauh ini ia tidak menemukan hal yang menarik. Dan sepertinya juga ceritanya cukup pasaran. "Ada apa?" Donghae berdiri di depan meja Siwon, lelaki itu menoleh. "Buku ini, ceritanya bagaimana?" Donghae menarik kursi, mendudukinya lalu menatap Siwon.

"Banyak yang mengatakan buku ini dari kisah nyata, tapi aku juga tidak tahu." Siwon diam mendengarkan kelanjutan cerita Donghae. "Maaf bila kau tersinggung atau apa, tapi sungguh, aku merasa kejadian dalam buku ini... sedikit mirip dengan hubungan kalian. Seohyun juga mengatakan hal sama." Kali ini Siwon sungguh penasaran. Matanya seolah berkata 'Ayo teruskan!'

"Kalian yang aku maksud, antara kau, Yesung, dan.. tentunya Kyuhyun." Alis Siwon terangkat sebelah. "Sang tokoh utama bertunangan dengan seseorang.."

"Tunggu, ini BL?" Donghae menutup mulutnya sambil menggeleng. "Tidak, apa kau mau aku pakai nama yang ada dibuku?" Siwon mengangguk. Donghae menghela napas lalu mulai bercerita kembali. "Nama sang tokoh utama Bryan, perempuan itu Melissa, dan.. kau bisa menyebutnya orang ketiga.. namanya John."

"Ya. Lalu?" Tekan Siwon penasaran, Donghae membuat gerakan tangan agar Siwon bersabar. "Suatu hari Bryan menerima pasien seorang ayah, ternyata ayah itu memiliki anak, ya, dia adalah Melissa, itulah pertemuan pertama mereka. Karena ayah Melissa dirawat selama beberapa pekan di rumah sakit, tentu saja Bryan dan Melissa menjadi dekat, apalagi saat ayah Melissa menyuruh Bryan jalan berdua dengan Melissa. Mungkin saat itulah Bryan mulai memiliki perasaan pada Melissa." Siwon tak tahu itu, iapun juga tak tahu bagaimana pertemuan Yesung dengan Kyuhyun.

"Ayah Melissa sangat senang pada Bryan dan menyarankan agar mereka tunangan saja. Awalnya Melissa menolak keras entah karena apa, tapi Melissa ingat kalau ayahnya memiliki penyakit jantung, dan jika ia terus-terusan menolak Melissa takut penyakit ayahnya kambuh." Ia tahu kalau Ayah Yesung punya riwayat penyakit jantung. Tapi mungkin ini hanyalah kemungkinan karena penyakit jantung adalah paling banyak dipakai untuk mematikan seseorang dalam cerita. "Akhirnya Bryan bertunangan dengan Melissa, diawal-awal pertunangan mereka Melissa tidak pernah bicara dengan Bryan, sikapnya dingin, tapi Bryan terus berusaha membuat Melissa menyukainya."

"Bisakah kau langsung ke inti cerita? Kau berniat menceritakan seluruh isi buku ini padaku?" Siwon menggoyang-goyangkan buku ditangannya kemuka Donghae. "Dan ternyata alasan Melissa menolak bertunangan dengan Bryan waktu itu karena dia menunggu seseorang, dan itu John."

"Cerita bersorot pada saat Melissa bertemu John. Saat itu Melissa berusia sepuluh tahun, dia bertemu dengan John di dekat hutan, mereka main kejar-kejaran sampai ketengah hutan, lalu Melissa pingsan karena jatuh." Siwon tertawa hambar. Kenapa buku ini, ah bukan, kenapa pengarang buku ini seakan tahu kilas balik masalalunya? "Setelah itu mereka mengikat janji akan menikah saat bertemu kembali besar nanti," Donghae menatap takut pada Siwon, lelaki itu terlihat melamun.

"Lanjut atau tidak?" Siwon mengangguk tanpa memandangnya. "Akhir cerita, Melissa mengkhianati Bryan, padahal Bryan sudah banyak berkorban, bahkan Bryan hampir bunuh diri karena Melissa. Kau tahu seberapa besarnya cinta Bryan pada Melissa?" Tanya Donghae berapi-api. "Aku heran kenapa Melissa lebih memilih bersama John. Padahal Bryanlah yang paling banyak tersakiti, aku tahu kalau John mencari Melissa selama bertahun-tahun, bahkan John kecelakaan dan kehilangan ingatan.. Tapi rasanya tetap saja ini tidak adil untuk Bryan. Kau tahu Siwon? Di SNS semuanya membicarakan buku ini, mereka semua kesal pada Melissa, kenapa bisa Melissa lebih memilih John. Dan kau bisa menebak akhir cerita kalau Bryan memilih mati karena Melissa bersama John. Buku ini sungguh menguras airmata, ditambah mengacau-balaukan perasaan!"

BRAK "Keluar.." Donghae terkaget melihat Siwon berdiri sambil memukul meja. Daripada lama-lama ia berada disini dan menjadi sasaran kemarahan Siwon, lebih baik ia segera keluar. "Sialan.." Umpat Siwon.

Sudah jelas kenapa Siwon marah bukan? Apalagi kalau bukan karena secara terang-terangan buku ini memuat kisahnya, ah, cinta segitiganya. Mencari Yesung! Kecelakaan! Lupa ingatan! Kyuhyun seorang dokter? Bukti apalagi? Buku ini jelas-jelas adalah kisah mereka, hanya nama yang disamarkan. Jadi semua orang lebih memilih Yesung bersama Kyuhyun daripada dirinya.

Hei! Tak tahukan ia juga merasakan ketidak adilan disini!? Apa sekarang orang-orang yang tidak tahu apa-apa itu menyalahkan SI JOHN YANG DI ANGGAP PIHAK KETIGA ANTARA BRYAN DAN MELISSA? Tentu mereka menyalahkan dirinya karena buku ini mengambil sudut pandang BRYAN. Coba kalau dari pihak dirinya, akankah mereka semua masih bisa mengatakan hal ini?

"ARGH!" Siwon mengacak-acak meja kerjanya.

XXX

Seohyun duduk sambil meminum chocolattenya di sebuah kafe. Nampak ia sedang menunggu seseorang, sesekali ia menempelkan benda persegi berwarna pink miliknya ketelinga. Tapi yang ada ia dibuat gelisah karena orang yang ia hubungi sejak tadi tak menjawab.

KRING Lonceng di kafe itu berbunyi saat pintunya dibuka, seorang lelaki masuk kedalamnya dan langsung mendatangi meja Seohyun di sudut kafe dekat jendela. "Pesanlah dulu minuman, tenangkan dirimu." Ucapnya saat seseorang itu sudah duduk di kursi depannya.

Seorang pelayan kafe mendatangi meja mereka. "Cherry cola." Pelayan itu pergi setelah si lelaki mengucapkan pesanannya. "Ada apa Seohyun-ah? Kau tahu aku tidak enak badan?" Seohyun nampak merasa bersalah. "Tapi ini penting Yesung-ah." Raut wajah Seohyun berubah serius.

"Apa memangnya?" Seohyun menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan. "Kau percaya Kyuhyun sudah meninggal hanya karena membaca novel Cho ahjumma?" Yesung merasakan lidahnya kelu. Ia tak dapat bergerak saat merasakan airmata menetes mengenai tangan yang ia letakkan di atas paha. Seohyun menutup kembali mulutnya saat pelayan kafe meletakkan pesanan Yesung.

"Dia masih hidup!" Seru Seohyun hiperbolis. "Tahu darimana kau?" Yesung mengigit bibirnya. "Kyuhyun hanya koma, dia dirawat di rumah sakit, aku tak tahu dimana. Tadi malam Ahra eonni mengabariku kalau semuanya baik-baik saja, Kyuhyun masih bisa diselamatkan walau nadinya hampir ikut tersayat pecahan kaca."

"Seharusnya kau tanyakan pada Ahra." Yesung hampir memekik, suaranya terdengar sumbang. "Aku sudah berusaha, tapi Ahra eonni tidak mau mengatakannya. Dia hanya memberi kabar bahwa aku tak perlu khawatir." Yesung memijat pelipisnya, kepalanya terasa semakin sakit saja memikirkan hal ini. "Aku hanya ingin kau jangan terlalu banyak memikirkan apapun, Kyuhyun selamat."

"Ahra eonni mengatakan padaku setelah kejadian dimana kau lebih memilih Siwon waktu itu, Kyuhyun pulang kerumah dalam keadaan mabuk, Kyuhyun memecahkan botol wine lalu menyayatkan pecahan itu di pergelangan tangannya. Entah bagaimana caranya Kyuhyun dapat diselamatkan walau sudah koma tanpa perawatan, apalagi kala itu dia seorang diri dirumah, dan Ahra eonni tentu saja memiliki firasat kalau adiknya kenapa-kenapa, dia langsung terbang ke Korea. Ternyata dugaannya tidak meleset." Entah sejak kapan Seohyun si pemalu berubah menjadi banyak bicara, Yesung tak peduli.

"Dimana kira-kira rumah sakit tempat Kyuhyun dirawat? Tidak mungkin di kliniknya di desa itu'kan?" Seohyun menggeleng. "Tidak, mereka pasti membawa Kyuhyun keluar negeri setelah percobaan bunuh diri yang kedua ini." Yesung meremas rambutnya. Kenapa lagi-lagi ia yang merasa menyesal? Dia membuat pilihan, memutuskan, dan menjalani, tapi kenapa lagi-lagi ia yang serba salah? Kesini salah kesana salah. Kemana ia harus pergi?

"Tapi coba saja dulu kau datangi, kau tahu alamatnya'kan? Kalau tidak aku bisa memberimu." Yesung mengusap wajahnya. "Kirim alamatnya lewat sms, aku tidak tahu." Kuku Yesung sudah hampir habis karena terlalu sering ia gigit. Dan sekarang ia beralih jadi mengigit bibir hingga berdarah.

"Baiklah. Habiskan dulu minumanmu sebelum pergi," Yesung menurut. Rasa cemas ini memang membuat ia kehausan, jika dibiarkan bagaimana kalau ia dehidrasi? "Aku saja yang bayar," Ucap Seohyun saat melihat Yesung hendak mengambil dompet. "Terima kasih atas semuanya, Seohyun-ah. Aku pergi dulu," Seohyun hanya mengangguk dan membiarkan Yesung pergi mengejar hati.

XXX

"Sayang, aku membelikanmu ponsel baru, aku yakin kau pasti menyukainya." Siwon menghidupkan lampu ruang tengah, ia yakin Yesung pasti berada di kamar karena istrinya itu selalu mengurung diri tak peduli siang maupun malam. Ha! Sepertinya ia salah telah mengatakan melihat Yesung seperti mayat hidup lebih baik daripada bersama orang lain, buktinya, bathinnya sangat tertekan karena hal ini. Yesung tidak mau makan, bergerak, maupun bercanda bersamanya. Ia sungguh merasa sesak!

"Yesungie.." Panggil Siwon lembut sambil membuka pintu kamar. "Sayang.." Panik Siwon saat mendapati kamar begitu kosong, sosok istri manisnya tidak nampak sedang duduk di atas ranjang. "YESUNG.." Teriak Siwon cemas, ia mengambil ponselnya lalu mendial nama Yesung.

DRRRTTT... DRRRTTT.. Ponsel namja manisnya malah berada di ranjang. Siwon meremas rambutnya. Ia kembali mencari nama seseorang, sambil menunggu panggilannya dijawab, Siwon berjalan untuk mengambil ponsel Yesung. "Hae, bisa kau suruh orang-orangku mencari Yesung?"

"Ya, usahakan ketemu malam ini juga.." Siwon kembali memasukan ponsel ke saku celana. Ia meletakkan tas kerja beserta barang bawaan secara asal. Lalu secepat kilat ia keluar rumah dan memasuki mobil. "Kemana kau Yesung-ah.." Siwon mengigit-gigit jarinya. Jalanan malam begitu padat, mustahil ia bisa melewati semua mobil-mobil itu dengan selamat, alhasil ia harus bersabar.

"Apa mungkin dia kerumah orang tuanya?" Gumam Siwon, nada bicaranya masih terdengar khawatir.

Mobil Siwon bergerak begitu pelan meyulusuri jalanan yang semakin padat seiring malam mulai merambat, tentu saja dijam-jam seperti ini orang-orang bergegas untuk pulang kerumah. Kemudian pikirannya buyar mendengar ponsel Yesung bergetar di jok penumpang, ia mengambilnya, meliriknya sebentar sebelum terfokus kembali kejalanan, itu adalah pesan dari.. Seohyun?! Dahi Siwon berkerut.

Dengan perasaan was-was ia membuka pesan tersebut. 'Yesung-ah, sebaiknya kau pergi ke apartemen Kyuhyun dulu. Dia dirawat disana, keluarga Kyuhyun menolak membawa Kyuhyun kerumah sakit. Ahra eonni barusaja memberitahuku.' Tulis Seohyun dalam pesan singkatnya. Tanpa sadar tangan Siwon meremas erat kemudi mobil. Ia menurunkan kaca mobil, dengan gerakan cepat ia membuang ponsel Yesung, membuang semua yang ada di dalamnya termasuk foto-foto Cho Kyuhyun. Kemudian Siwon melihat mobil orang melindas ponsel Yesung hingga remuk.

Sekarang yang perlu ia lakukan adalah mendatangi apartemen Kyuhyun. "Tapi.. dimana itu?" Siwon mengusap dagunya sembari berpikir keras. 'Ini apartemen temanku, dia pergi tanpa memberi kabar.' Siwon menaikkan salah satu alisnya. "Mungkin saja." Gumamnya lalu mempercepat sedikit laju mobil mendahului mobil-mobil di sekitarnya.

Tidak lama kemudian Siwon merasakan ponselnya bergetar-getar, ia segera mengambil benda itu lalu mengusap gagang telpon hijau kekanan, menerima panggilan tersebut. "Ada apa Hae-ya?" Tanya Siwon penasaran. "Kami tidak tahu harus mencari Yesung kemana. Tidak ada petunjuk, kami juga tak tahu kemana Yesung biasa pergi."

"Tentang hal itu, kau bisa tanyakan pada pacarmu." Balas Siwon sinis lalu melempar ponselnya ke jok belakang.

XXX

Kim Yesung menatap kosong keluar jendela bianglala, pemandangan kota Seoul saat malam hari sangatlah indah, semuanya nampak indah dengan bintang-bintang terlihat berkelap-kelip di langit, sang bulan yang bulat penuh menambah kecantikan suasana malam. Namun rasanya suasana hatinya tak juga membaik melihat itu. Hatinya terasa sakit, debaran jantungnya terasa tak berarti.

Yesung menghela napas pelan, wajahnya terlihat pucat. Ia tak tahu harus pergi kemana, ponselnya tertinggal di rumah, jika ia kembali kemungkinan Siwon juga sudah pulang, dan bisa ditebak kalau ia tak akan diperbolehkan keluar rumah lagi. Sekarang ia harus apa?! Pencariannya sia-sia, berkeliling kota Seoul dan mendatangi seluruh rumah sakit, rumah singgah, klinik, sudah! Semua sudah ia datangi, hasilnya tetap sama, penjaga meja resepsionis mengatakan tidak ada pasien bernama Cho Kyuhyun, bahkan tidak pernah ada memasuki rumah sakit.

Apa lagi?! Kemana lagi ia harus mencari? Ia tak tahu dimana klinik milik Kyuhyun di desa itu. Ah! Rasanya ia akan stress dalam waktu dekat jika berlama-lama seperti ini. "Apa mungkin Kyuhyun dirawat di rumah orang tuanya?" Yesung nampak berpikir keras, wajahnya terlihat ragu tapi ia tetap keluar saat bianglala berhenti. Berlari cepat menuju mobilnya di parkiran taman hiburan.

Berbekal ingatan buruknya, Yesung mengendarai mobil menuju kediaman dimana Kyuhyun pernah mempertemukan ia dengan Keluarga Cho. Jalanan terlihat padat, dan itu membuat tingkat kesabaran minimnya serasa diuji coba. "Jika aku tidak mencintaimu, tidak mungkin aku mau seperti ini, Cho Kyuhyun." Yesung bergumam parau. Bibirnya terlihat kembali berdarah saat ia gigit keras.

Jam bergulir menunjuk angka delapan lewat duapuluh tujuh menit saat Yesung memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah bercat biru di komplek perumahan. Rumah itu terlihat sepi-senyap, semua lampu padam, apalagi rumput-rumput juga sudah mulai meninggi kembali, halaman rumah tak terurus hingga banyak daun-daun pohon menutupi jalan menuju pintu.

Yesung memukul stir mobil. Untuk kali kesekian pencariannya sia-sia, yang ia dapat tak pernah sesuai dengan apa yang ia bayangkan. "Kemana lagi?" Yesung menjambak rambutnya. Namun seperti teringat sesuatu, Yesung mengendarai mobilnya cepat, memutar arah menuju suatu tempat. "Apartemen Kyuhyun?! Mungkinkah?" Gumam Yesung ragu.

Musim semi menunggu mekarnya bunga yang layu. Menghidupkan kembali kenangan masalalu. Dimana yang ada hanya ada rasa sakit dan pilu.

Akhir musim dingin kali ini salju tak turun, cahaya matahari bertugas menggantikan, udara juga terasa tidak terlalu dingin. Alam beserta manusianya menyambut kedatangan musim di mana bunga-bunga bermekaran kembali.

Yesung melirik sekilas pada bulan di atas sana, semakin meninggi diiringi jam juga bergulir cepat. Ia hanya berharap musim semi kali ini semuanya akan membaik, ia berjanji akan menyelesaikan semua kesalahan yang pernah ia buat. Dan ia berjanji untuk kesekian kalinya tak akan mengulangi kesalahannya yang terdahulu.

Tanpa terasa perjalanan begitu memakan waktu, alhasil sekian detiknya yang berharga terbuang sia-sia. Sekarang jam sudah hampir menunjuk sepuluh tepat. Yesung segera keluar mobilnya, terus berlari menuju lift dan menekan lantai empat. Lama ia menunggu akhirnya sampai juga, setelah itu ia berdiri disalah satu pintu, tapi ia merasakan ada seseorang yang menahan tangannya ketika ia bersiap menekan nomor-nomor yang ada disana untuk memasukan password.

Ia menoleh dan menemukan lima orang lelaki berpakaian serba hitam memandang tajam pada dirinya. Yesung mengerjab bingung. "Siapa kalian? Lepaskan tanganku." Seru Yesung kesal. Tidak ada seorangpun yang mendengarkannya, malah mereka semua bersiap menggendong Yesung secara paksa untuk meninggalkan tempat tersebut. "Kalian ini siapa..?" Yesung berusaha berontak.

Salah satu di antara kelima orang itu terlihat mengeluarkan ponsel, lalu menempelkannya ketelinga. "Siwon-ssi, kami sudah menemukan Yesung." Ucapnya tanpa peduli Yesung membelalak.

"Baiklah." Yesung ternganga lebar saat semua orang itu menyeretnya mejauhi apartemen Kyuhyun. Ini salah! Ia hanya ingin memastikan apakah Kyuhyun berada di dalam sana. Hanya itu, tidak lebih. Tapi ia sungguh tak bisa melawan kelima orang itu saat menyeretnya paksa. Sekarang Yesung tahu, kelima manusia ini adalah orang suruhan Siwon. Dan Yesung bahkan yakin sesampainya ia di rumah Siwon sudah menunggu dengan ekspresi marah.

XXX

"Maaf.." Kepala Yesung tertunduk, tangannya meremas-remas ujung kemeja, berusaha mengurangi kegugupan yang melanda dirinya. "Yesung, seharusnya kau memberi tahu aku kalau mau pergi, setidaknya aku bisa menemanimu." Siwon berucap lembut, dipandanginya dengan cermat sosok Yesung yang sekarang berdiri menghadap dirinya.

"Sekarang katakan kau kemana.." Yesung terlihat menghindar saat Siwon mendekatinya. Siwon tak terlihat marah, nada suaranya juga datar, tapi entah kenapa Yesung merasa dibalik senyuman dan nada lembut itu hanyalah kebohongan, sebenarnya Siwon marah besar. "Jujurlah sayang.." Siwon mengangkat kepala Yesung, menyuruh lelaki itu menatapnya.

"Aku.. mencari Kyuhyun." Yesung melihat tangan kiri Siwon terkepal erat. "Suamimu siapa..? aku atau dia? Kenapa kau mencarinya bahkan melupakan aku. Kau anggap aku apa, sayang?" Siwon mengguncang-guncang kedua lengan Yesung. "Kau suamiku.. tapi.. aku merasa bersalah pada Kyuhyun, Siwon-ah! Dia hampir mati karena aku." Yesung menatap langsung mata Siwon.

"Kumohon jangan membuat aku marah lagi Yesung-ah. Aku sudah cukup sabar, jangan keluar rumah lagi tanpa seijinku." Yesung berontak saat Siwon menarik tangannya menuju kamar. "Siwon, aku.. aku.. sama saja membunuh Kyuhyun secara tidak langsung." Siwon berbalik untuk menatap Yesung. "Bukannya aku sudah bilang?! Aku tak akan melepaskanmu sampai kapanpun, bahkan meski Cho Kyuhyun meninggal." Kali ini Yesung pasrah, membiarkan saja Siwon menyeretnya kekamar.

Sesampainya disana Siwon merebahkan diri. "Mandilah," Titahnya pada Yesung, anehnya Yesung menurut, ia masuk kekamar mandi setelah mengambil piyama. Siwon sungguh tak tahu harus berbuat apalagi untuk menahan Yesung agar tetap berada disampingnya. Kehadiran lelaki Cho itu membuat ia merasa tak dapat bernapas dengan leluasa.

Ia mendatangi apartemen Kyuhyun, namun sialnya apartemen itu memakai password, tentu saja ia tak dapat membukanya, dan tidak tahu apakah benar Kyuhyun ada disana atau tidak. Ya jika memang benar ada entah apa yang akan ia lakukan. Selama Kyuhyun tidak menyentuh Yesungnya, ia akan tetap bersabar.

Siwon meraih ponsel yang baru ia belikan untuk Yesung, kemudian mengganti wallpapernya dengan foto pernikahan mereka. Yesung terlihat manis disana, lelaki itu begitu kecil saat bersebelahan dengan dirinya. Siwon tersenyum tipis. Tapi senyumannya tidak lama saat menemukan airmata menggantung di pelupuk mata Yesung. Ya, Yesungnya memang tersenyum lebar, namun airmata itu tak dapat disembunyikan.

Sekarang pertanyaan yang memenuhi bathinnya hanyalah 'Apakah Yesung bahagia menikah dengan dirinya? Atau Yesung merasa terkekang?' Hee?! Bisakah Siwon melupakan itu barang sejenak saja, ia ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Yesung. Yesung adalah cinta pertama dan terakhir dalam hidupnya, ia bahkan merasa tak dapat mencintai orang lain sesempurna apapun orang itu. Ia hanya mencintai Yesung dan selamanya akan tetap begitu.

Yesung keluar dari kamar mandi, dilehernya terdapat handuk kecil. Siwon tersenyum melihatnya. "Duduklah sayang.." Siwon menepuk tempat disebelahnya, dimana hanya Yesung yang boleh ada disana. Yesung menurut, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Siwon. "Aku membelikan ponsel ini untukmu, suka?!" Siwon menyerahkan ponsel berwarna putih tersebut pada Yesung. Ponsel keluaran terbaru dan sepertinya mahal.

"Hmm, suka. Tapi dimana ponsel lamaku?" Siwon mengusap-usap rambut basah Yesung. "Aku membuangnya, mau marah? Silahkan." Gerakan Yesung memainkan ponsel baru itu terhenti. "Kau.. membuang simcard dan memmorycardnya juga?" Nada bicara Yesung terdengar santai. "Hm, semuanya.." Balas Siwon datar.

Yesung mengigit bibirnya. 'Jika memang aku tidak ditakdirkan untuk bersamamu. Maka sekuat apapun kita berjuang, Tuhan tak akan memperbolehkan kita bersatu.' Yesung membathin lirih, matanya tak lepas menatap pada wallpaper ponsel barunya. Yah, ia kelihatan sangat bahagia bersama Siwon. Yah! Memang itu yang seharusnya ia lakukan.

To Be Continue

Hai! .-. Oh ya ampun. Maafkan saya~ Ini sequel promise you nya. Maaf kelamaan dan mungkin sudah banyak lupa dengan fic PY itu .-. maaf juga kalau gaje.

Sekilas Info : Saya sering publish ff because saya sedang libur X3 pesantren ramadhan udah kelar, jadi saya bebas melakukan apapun dan akhirnya saya bikin fic .-. *kurang kerjaan* nanti saat saya masuk sekolah lagi pegang laptop palingan buat ngerjain tugas .-. jadi selama saya masih ada ide lanjut dan buat fic. Saya akan buat sebanyak-banyaknya dan meramaikan kembali fic KYUSUNG yang hampir hilang tak berbekas *mewek saya* TwT)"

Oh iya, saya berencana buat fic dengan judul empat musim. Spring. Summer. Autumn. Sama Winter. Winter sama Spring udah, kan? Summer diriku akan ketik pas selese puasa .-. kalo autumn? Ada yang mau kasih masukan? .-. *mendadak hening* tapi ke empat fic itu gak ada sangkut pautnya kok.

Dan sequel promise you ini, rencananya saya mau bikin jadi oneshot, tapi wordnya kebanyakan, takutnya nanti kalian bosan TwT" jadi di bikin part aja.

MOHON BACA AN SAYA *Teriak* Yaudah deh, mau ripiu, ripiu, enggak ya enggak, saya biasa aja, tapi kalau bisa kasih masukan TvT" kalian maunya ini kayak gimana endingnya.

SAD ENDING *LAGI* ATAU HAPPY ENDING ITU TERSERAH KALIAN

PAIRNYA JUGA, MAU KYUSUNG IYA, YEWON JUGA IYA. WONKYUSUNG JUGA SAYA IYA! JADI PAIR DAN ENDING ADA DITANGAN KALIAN, SESUAI VOTE~ X3

Bai! Bai! *Lambai2* -3-

Oh Iya~~ YESUNG CANTIK BANGET YA TUHAN! *HEBOH*