Disclaimer:
Vocaloid © Yamaha
PSYCHO WAR © Alfaribi
Re-edited by Adelia-chan
Genre: Mystery/Crime/Suspence
Rated: M
Summary: Kehidupan Len yang awalnya normal, kini berganti setelah ia mendapat sebuah mimpi buruk. Seluruh teman-temannya dibantai oleh seorang pembunuh misterius.
WARNING: Gore, Action, Solve problem, Backsound, Typo, Dll.
.
Italic: Bahasa asing/bukan bahasa Indonesia, Backsound, dll.
Chapter 1
Orang Misterius
Pagi ini terlihat cerah, aku melihat tetanggaku sangat bahagia hari ini. Aku berasal dari keluarga normal, ya, keluarga normal awalnya, tapi itu berubah seketika semenjak aku bermimpi sesuatu. Setelah itu aku merasakan selalu dipantau, dan orang tuaku pun menjadi aneh, mereka lebih sering bertengkar.
Hari ini tanggal 21 April, aku bermimpi buruk, dalam mimpiku aku melihat orang yang sangat mirip denganku, dia membawa pisau dapur dan mulai membantai seluruh keluarga yang berada di tiga rumah dari depan rumahku. Aku melihat mereka meminta tolong, dia membunuh seluruh orang tua dari keluarga Rei Kagene, tetanggaku.
Lalu dia ke lantai 2. Aku melihat adiknya Rei yang masih berumur 6 tahun terlihat bingung dan juga ketakutan, dan pembunuh itu mengatakan sesuatu dengan sangat jelas, "Hallo adik kecil, waktunya tidur." Seketika itu dia dipenggal dan tubuh mungilnya dipotong-potong.
Aku yang melihat ini sontak ingin teriak dan ingin bangun dari mimpi buruk ini, lalu aku melihat pembunuh itu menoleh ke arahku, ya, dia sangat mirip sekali denganku, dia berkata padaku, "Ini belum berakhir, kau harus melihat semuanya, hahahahaha."
Aku tidak tinggal diam, aku berkata pada dia, "Apa yang kau lakukan, mengapa aku harus melihat kejadian sesadis ini, apa ini nyata?" dia tidak menjawab pertanyaanku, dia pergi melalui jendela di lantai 2 dan mulai masuk ke rumah tetanggaku di sebelahnya, anehnya tubuhku rasanya mengikuti dia.
Kejadian itu terulang kembali, di mana pembunuh itu membantai semua keluarga itu, dan aku melihat teman adikku yang bukan dari keluarga yang terbunuh terlihat ketakutan, dalam hatiku juga heran, mengapa anak wanita bermain ke rumah temannya sampai selarut ini? Aku melihat wajah pembunuh itu menjadi wajah mesum yang menjijikan, aku tak pernah membayangkan kalau wajah yang mirip diriku itu bisa sangat menjijikan saat melihat wanita cantik.
Tiba-tiba aku tersadar dari mimpi buruk ini dengan bercucuran keringat. Aku melihat Kakakku, Lenka, membangunkanku dan dia berkata, "Ada apa? Kenapa kau tertawa sangat mengerikan tadi?"
Aku menjawab, "Aku tertawa? Kau pasti bercanda." Kakakku tidak menjawab apa-apa, lalu dia kembali ke kamarnya untuk tidur.
Aku merasa sangat aneh, kenapa tanganku terlihat basah, lalu aku melihat tanganku. "DARAH? Tidak mungkin, apa yang terjadi pada diriku?" Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci tanganku, lalu aku lanjutkan untuk tidur.
Paginya aku dibangunkan orang tuaku, dia berkata telah terjadi pembunuhan di perumahan ini. Aku kaget dan semakin tidak mengerti, beliau menceritakan bahwa keluarga Kagene terbunuh semua dan sampai sekarang Rei belum ditemukan, dan keluarga Akita melaporkan kalau anak perempuannya menghilang semenjak tadi malam.
Polisi mengira kalau pembunuhnya adalah Rei, aku keluar rumah dan temanku menyapa, "Hai Len, kau terlihat takut hari ini, hahahaha."
Aku menjawab, "Diamlah, aku sedang tidak ingin bicara."
Lalu dia bergurau, "Kau sangat dingin, jangan-jangan kau pembunuhnya? Hahahaha." Aku hanya bisa diam setelah dia berkata seperti itu.
Oh ya, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Kagamine Len, umur 17 tahun, dan yang menyapaku tadi adalah Akita Nero.
Aku dan Nero melanjutkan perjalanan menuju TKP untuk melihatnya, dan aku melewati rumah yang keluarganya dibantai juga, sepertinya dia tidak apa-apa atau pembunuh itu menyimpan jasadnya dengan rapi? Aku berpikir dalam hati.
Aku terus melanjutkan perjalanan, aku sangat kaget ketika melihat pemandangan yang membuatku ingin muntah. "Ini sangat mengerikan, ini sangat mengerikan," aku berkata pada temanku, tapi temanku tidak menjawab apa-apa.
Pantas polisi itu datang ke tempat ini, mayat adiknya Rei digantung di atas jendela rumah lantai 2-nya dengan keadaan yang mengerikan. Seluruh tubuhnya terpenggal, ususnya terburai hingga seluruh kamarnya adalah darah. Aku melihat Kepala Polisi di kota ini terlihat heran, dia bergumam sendiri, "Ternyata masih banyak orang gila di sini, ini sungguh sadis, pembunuhnya sepertinya seorang psikopat tingkat tinggi."
Aku bertanya kepada kepala polisi itu, "Apa kau sudah mengecek rumah yang di sebelah itu?"
Dia menjawab, "Memangnya ada apa di sana? Oh ya, sebelum itu, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya adalah Kaito Shion, umurku 21 tahun, kau bisa panggil aku Kaito, aku seorang kepala polisi, aku juga dektetif, jika kau tahu pembunuhnya kau bisa ceritakan kepadaku ciri-cirinya." Aku tidak menjawab, aku hanya membawanya ke rumah Utane, temanku yang semalam aku melihatnya dibantai juga.
Aku melihat dektektif ini mengikutiku sampai rumah itu, hal yang sangat mengerikan terjadi, saat aku sampai di sana aku melihat pintu terbuka dan aku binggung di mana Nero berada.
Dektektif itu berkata, "Sepertinya ada orang di dalam, terlihat dari pintu yang terbuka."
Aku menjawab, "Ya sepertinya begitu, kau dan pasukanmu harus mengeceknya!"
Dia terlihat binggung dan memanggil seluruh pasukan lengkap. "Apa kau yakin di dalam terjadi sesuatu? Sepertinya tidak terjadi apa-apa, aku yakin kalau di dalam sana keluarga itu sedang menonton TV."
Aku memang mendengar suara TV, tapi aku berkata, "Apa kau tidak melihat ini aneh? Suara TV bervolume tinggi dan pintu terbuka? Apa mereka tidak tahu kejadian yang terjadi di luar?" Dektektif itu terlihat kaget dengan jawabanku.
Aku menyuruhnya masuk tanpa mengetuk pintu, takut kalau pembunuhnya masih ada di dalam. Lalu kepala polisi itu yang sekaligus menjadi dektetif menyuruh bawahannya masuk ke rumah itu dan kejadian yang sangat mengerikan terjadi lagi.
Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, di saat polisi itu membuka pintu ada sesosok tubuh tanpa kepala dengan berceceran darah, aku melihat polisi yang membuka pintu itu terlihat ingin muntah. Saat ini aku melihat dektetif itu sangat kaget. "Tunggu, aku sepertinya mengenali tubuh itu... itu Nero! Tidaaak, itu tidak mungkin!" tanpa sadar aku berkata seperti itu.
"Jadi kau mengenalinya?"
Aku hanya mengangguk dan berkata, "Apa kamu tidak melihat aku ke sini dengan dirinya?"
Dia menjawab, "Oh ya, anak yang tadi bersamamu, aku melihatnya setelah dia melihat kejadian yang menimpa keluarga Kagene, dia berlari menuju rumah ini, awalnya aku kira ini rumah anak itu."
Aku balik menjawab, "Tunggu, kau tahu kalau anak ini lari ke sini? Pantas tadi kau berkata kalau orang di dalam rumah ini baik-baik saja. Ini keluarga Utane, mari kita cek di kamar lantai 1 ini." Dektetif itu mulai heran dengan tingkah lakuku.
Benar saja aku melihat di dalam kamar terdapat sesosok wanita yang telanjang, tapi ususnya telah terburai, dan hal yang sangat mengerikan adalah wajahnya di kuliti hingga susah di kenali.
"Ahh, mayat lagi, sepertinya korban ini habis diperkosa lalu dibunuh. Ini sangat sadis," seorang polisi berkata seperti itu, aku hanya terdiam dan mengingat sesuatu.
Dektetif itu melihatku dan berkata, "Apa kau tahu siapa mayat ini? Sepertinya kamu terlihat mengingat sesuatu."
Aku menjawab dengan ketakutan, "Aku tidak percaya, dia adiknya Defoko, Koe Utane." Setelah itu aku keluar rumah dan mendatangi keluarga temanku.
Defoko dan orang tuanya sangat tidak percaya dengan apa yang aku katakan. "Tidak mungkin, kau bohong Len! Tidak mungkin adikku menjadi korban." Hanya itu yang aku dengar dari mulut Defoko, setelah itu dia berlari ke TKP.
Sedangkan aku kembali ke rumah dan istirahat, aku sendiri tidak percaya bahwa temanku yang tadi menyapaku sekarang menjadi mayat.
Aku ketakutan. Jangan-jangan aku akan menjadi target selanjutnya.
.
.
.
To be Continued...
A/N: Saya author baru di sini.
Terima kasih untuk adik saya, Adelia-chan, yang sudah mengedit ulang fic ini.
Selain itu. Saya Butuh banget kritik dan saran untuk melanjutkan chapter selanjutnya.
Catatan: Inget, jangan dibaca saja, tapi juga di-review.
