[RE-EDITED]

Hari ini adalah hari Minggu. Hari yang spesial untuk si tampan Kris dan Tao. Loh kenapa? Ah ya… aku beritahu satu hal. Kalian tau kalau member EXO tinggal satu asrama, bukan? Setiap pasangan —bisa kau bilang begitu, seperti HunHan, KaiSoo dan lainnya membutuhkan tempat privasi tersendiri untuk setidaknya melepaskan rasa rindu atau melakukan suatu hubungan-hubungan yang, yah… bisa kita katakan, aktifitas yang berakhir diatas ranjang.

Karena alasan seperti itu, masing-masing member membuat suatu aturan yang tidak mengikat, hanya untuk saling repect saja antar satu orang dengan yang lainnya. Aturan pembagian waktu adalah salah satu bentuk peraturan yang berisi tentang di perbolehkannya setiap member atau pasangan melakukan aktifitas bercinta mereka di ruang mana pun yang mereka suka sesuai dengan jadwal yang di tentukan.

Apa kau mengerti penjelasanku?

Yah, singkatnya… malam ini adalah giliran Kris dan Tao yang dapat menggunakan ruang mana saja untuk memuaskan hasrat mereka. Awalnya Suho sudah bertanya, "Jadi kalian ingin di ruang mana? Jangan seperti Kai, bilangnya ingin di kamar saja. Tapi saat aku terbangun jam tiga pagi karena ingin ke toilet, aku melihat Kai sedang men'doggy-style' Kyungsoo diatas kloset. Awkward." Katanya pada Kris, sementara Kris hanya melempar senyum geli

Tao baru saja keluar dari pintu kamar mandi berwarna keabuan berhias garis-garis veritakal berwarna lembut dengan gradasi warna biru yang indah. Matanya kelihatan segar, menatap dua hyung di depannya sedang bercakap-cakap, "Ada apa, ge?"

Kris memutar badan, "Ah, kau ingat kan Tao, sekarang giliran kita." Suara melengking bersemangat lolos dari bibirnya, "Kita main dikamar saja ya, seperti biasa." Bibirnya melengkung naik setinggi-tingginya.

Tao menggosok rambut hitamnya yang masih menitikkan air, membasahi kaus pada bagian pundaknya, "Ehm, bagaimana ya," Ia menggantung handuknya di rak handuk berkaki tiga di sebelah kamar mandi, lalu berjalan maju dan mendaratkan punggungnya di sofa, "Tidak ge, kita nonton saja ya, Tao lelah." Ucap Tao, "Tadi Lay-hyung nonton Avangers, dan Tao baru menonton awalnya saja. Jadi Tao ingin menontonnya ." Sambungnya lagi.

Kris mendecak, "Tao… nonton 'kan bisa lain hari. Ayolah, aku sudah lama tidak—"

"Yifan, jangan paksa Tao!" Tukas Tao cepat, yang langsung di jawab Kris dengan anggukan kecewa.

"Baiklah, kalau kalian ingin nonton. Tapi kuharap kalian jangan membesarkan volumenya terlalu keras." Ujar Suho, kemudian ia melangkah ke kamarnya lalu menutup pintu.

…:0-0-0:…


©taorishazelnut ©Narusake and Inisial Y present, How To Do It?

Genre: romance,drama.

Warning: OOC, typo, ah... Forget about that, really! This fiction is pure smut, lemon, and HARD. FOR MATURE AUDIENCES ONLY, NC-18! Under-age? Go back and press 'BACK'. If any of these things bother you, now would be good time to stop reading.

A/N:
©taorishazelnut:
Mohon ampun… author… #bungkuk #bersujud #bow

Inisial Y: Just a multi-chap story that wouldn't leave us alone so we said we better write and post it before it haunts us in our sleep.

©Narusake: Baca warn' diatas. Ficnya kotor, banyak adegan basah-becek. Ya gitulah…


…:0-0-0:…

Sudah tiga puluh menit jam berdetik semenjak layar televisi itu memantulkan gambar HD film kenamaan negara Paman Sam itu, Avanger: Age of Ultron. Suaranya menggebu akan terror dan gempur senjata bermuntahan. Sepasang mata semangat menonton, sepasang mata yang lain merefleksikan pandangan kesal, tapi tetap menempelkan pandangan berusaha menonton.

"Oh… Oh, Ultron-nya hidup?" jerit Tao saat scene klimaks adegan Ultron bangkit dari lab Tony Stark membuatnya merasa terpana. Matanya lekat memperhatikan setiap scene yang di pantulkan layar sebesar 32 inchi di depannya. "Jadi jahat ya? Aiish!"

Sebenarnya, dari awal Kris tidak fokus menonton. Pikirannya masih berkelabat tentang "Cih, seharusnya hari ini aku bermain dengan Tao diatas ranjang. Tapi sekarang, sudah sabar setengah-mati menunggu giliranku tiba, dan Tao cuma ingin nonton?! Aku bisa gila!"

Birahi Kris sudah meledak-ledak dalam dirinya, sejak sore tadi. Tapi masih dapat di tahannya. Pikirnya malam ini ia bisa memuaskannya. Tapi ya, keinginannya harus kandas saat itu juga. Kris tidak boleh egois juga, ia 'tak bisa memaksakan Tao harus melakukan itu padanya. Kris mengerti benar, kalau Tao memang menginginkan hal itu, ia pasti meminta. Dengan tatapan penuh cinta sambil menggigit bibirnya yang kemerahan Tao berkata dengan suara lembut, "Kris-ge, hari ini puaskan Tao, ya?" seperti yang minggu lalu Tao lakukan.

Tapi ya tetap saja, Kris itu maunya melakukan itu dua hari sekali, begitu katanya pada Tao tempo hari, dan langsung di jawab Tao sambil merengut, "Gege, Tao bukan obat!"

Diatas sofa merah yang empuk, di temani popcorn dan beberapa kaleng cola less-sugar dingin, menonton film garapan Marvel, bersama Tao yang sekarang sedang meringkuk manja dalam dekapannya, bukan hal yang buruk juga. Selama Kris menghabiskan waktunya dengan Tao, apapun itu adalah hal yang indah untuk dirinya.

"Yifan?" panggil Tao tiba-tiba.

"Iya, baby…"

"Kau 'tak suka filmnya?"

"Aku suka."

"Kau tidak menonton ini 'kan, dari tadi?"

Kris tersenyum, "Ya, aku rasa melihat ekspresi-ekspresi mu itu jauh lebih menyenangkan."

"Intinya kau 'tak menonton, ge/"

"Aku kan sudah bilang tadi," wajah si tampan memaju dan bibir lembut jatuh di kening Tao, "Melihat ekspresi wajahmu itu lebih seru, kau tau?"

Tao melongos, "Harusnya kau bilang saja kalau kau 'tak ingin menonton." Tao Tidak lagi memfokuskan dirinya pada layar itu, beralih memandang sosok tampan di sebelahnya. Tao duduk tegak merapatkan kaki, "Boleh Tao menanyakan satu hal padamu, Yifan?"

Melihat Tao yang tiba-tiba mengecilkan volume tivi, memalingkan wajahnya dan beralih menatap dirinya, membuat Kris menukikkan alis matanya, bingung. "Kau ingin bertanya tentang apa, baby?"

"Se —sebenarnya Tao sudah lama i —ingin menanyakan hal ini."

Kris menanggapi ucapan Tao santai, "Kenapa terbata-bata begitu, hah?" sambil mengelus puncak kepala Tao. Sensasi nyaman langsung terasa, bersamaan dengan wangi lembut yang menguar dari surai hitam Tao memanjakan indra penciumannya, "Kau ingin bertanya tentang apa?"

Tao menyenderkan kepalanya ke pundak gege-nya, "Sebenarnya bukan pertanyaan, ini lebih ke pe —permintaan, ge."

Mereka seakan tidak lagi memperdulikan scene epic Avengers yang sudah mencapai bagian pertempuran Iron Man dan Hulk di jalan raya. Sesaat, Kris mencerna tindakan Tao adalah tindakan erotis yang mengarah kearah itu. Namun Kris tidak ingin terlalu berharap. Dari awal Tao sendiri yang mengatakan, kalau sekarang ini ia memang tidak ingin melakukan hal-hal apapun yang menjerumus ke-sana.

"Katakanlah Tao, jangan membuatku penasaran."

"I —Itu…" Tao menggigit bibir bawahnya. Ia melirik kearah Kris —namun Kris malah melihat kearah tv Flat Led tersebut. Mata Tao pun ikut berpendar kearah TV, sedetik saja, lalu ia melihat lagi kearah Kris.

Kris menegakkan punggungnya lalu mengambil kalengan cola yang baru lalu membuka kaleng tersebut sampai terdengar bunyi 'kreek´ lumayan jelas, lalu meneguknya sampai setengah.

"Kris-ge, bagaimana caramu melakukan manstrubasi?"

/ 'BRRUUSSHH!' /

Bagaikan ada seseorang yang tiba-tiba menepuk pundaknya kuat-kuat, Kris menyemburkan cola yang masih tersisa di mulutnya. Tadinya tidak ada ekspresi aneh yang tergurat di wajah tampannya, namun ekspresinya langsung digantikan dengan wajah kaku dan agak tertegun. "Mo —mo… mwo?"

Tao menegakkan punggungnya, lalu menarik selembar tissue, kemudian ia mengusapkannya ke mulut Kris, "Mianhae ge, Tao bertanya tiba-tiba."

"Errr…" Kris ikut mengambil beberapa helai tissue lalu mengelap bagian baju dan celananya yang basah. "Ya, aku pikir aku tuli mendadak tadi."

"Maaf ge, kalau Tao menanyai hal-hal seperti ini padamu. Tapi sungguh, Tao penasaran dengan raut wajah mu saat sedang ma —manstrubasi."

Otak Kris terasa tidak lagi bekerja.

Kris tidak buru-buru menjatuhkan kalimat erotis kepada Tao. Seperti yang kalian tau, Tao adalah murni seorang bocah polos yang pengetahuannya tentang itu mungkin masih sekecil jari kelingking kalau di bandingkan dengan pengetahuan Kris. Jadi Kris hanya menjawab, "Pertanyaan macam apa itu? Kau baru membaca hal-hal mesum, ya? Jangan lakukan itu Tao, kalau kau punya pertanyaan seperti, itu tanyakan saja padaku, jangan membaca weibo atau bertanya kepada orang lain."

"Ya itulah kenapa sekarang Tao bertanya, ge."

"Tapi bukan itu maksudku, Zitao. Aku hanya tidak menyangka saja kalau kau akan bertanya hal yang sama untuk yang kedua kalinya?"

Tao membulatkan mata, "Ta —Tao pernah bertanya hal yang seperti ini juga padamu?"

"Du –dulu sekali, sebenarnya. Inti pertanyaannya hampir mirip, tapi kau tidak bertanya sejelas ini padaku."

Tao menghembuskan napas kuat-kuat dan memutar wajah, "Jadi ge… jawabanmu?"

Tao menatap Kris, menatap langsung matanya, dan yang seperti Kris duga, mata polos Tao meluluhkan segala pikirannya. Mau tidak mau, Kris harus meluruskan pertanyaan Tao yang bisa di bilang tabu tersebut.

"Kau bertanya padaku, bagaimana caraku bermanstrubasi?" tanya Kris, kemudian Tao dengan cepat mengangguk.

"Aku 'tak mengerti maksud pertanyaan mu. Itu mengandung banyak aspek." Jelas Kris, kemudian ia merapikan kaus biru dongkernya yang kusut.

"Apa kau bermanstrubasi sambil memikirkan Tao, ge?"

Senyum Kris berubah volume, yang tadinya lebar kini menipis, "A -aku membayangkan mu, benar. Aku biasa membayangkanmu sambil te —telanjang, tapi itu bukan berarti aku mesum, itu wajar loh, kau tau sendiri kan?"

Bukannya canggung atau menunjukkan ekspresi kaget, Tao malah memajukkan duduknya. Ia berbisik pelan sampai suara nafasnya menggelitik bagian telinga, menimbulkan rasa geli, tapi juga rasa nikmat yang hangat, "Bisa kau tunjukkan bagaimana caramu manstrubasi, ge?"

Kris menepuk jidatnya, lagi-lagi bingung, apa Tao salah makan? Apa tau di hasut seseorang? Oh, apa ia sempat menguping pembicaraan Kai yang terlampau explicit? Entahlah. Tapi mengingat akan kewajiban sebagai seorang hyung dan kekasih, Kris masih menanggapi ucapan Tao dengan nada sok edukasi.

"Tao, jawaban atas apa yang kau tanyakan itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang kau juga lakukan. Setiap pria mempunyai cara yang sama bermanstrubasi. Hanya khayalannya saja yang berbeda. Jadi, caraku ber-manstrubasi mungkin tidak jauh berbeda dengan yang kau lakukan."

Tatapan Tao masih terlihat bersemangat, seakan masih belum puas dengan penjelasan Kris. Ia lalu membuka lagi bibirnya, "Tao ingin melihat ekspresi wajahmu saat manstrubasi, gege. Yang Tao tau, biar hanya melihat pacarnya manstrubasi, ekspresinya bisa membuat kita merasa… te —tegang."

Kris tidak pernah merasa sangat syok seumur hidupnya. Bahkan saat ia tiba-tiba terjungkal di atas panggung, atau saat dirinya memenangkan polling sebagai pria asia tertampan bersaing dengan sunbae-nya Lee Min Ho dan teman seperjuangannya, Zhan Yixing, masih belum cukup membuat seorang Kris merasakan sejuta sengatan yang dapat membuat jantungnya berdetak begitu kencang. Namun perkataan sederhana Tao meruntuhkan pendirian Kris.

Nafas berdesir pelan, darahnya memompa tidak lagi kearah otak, tapi lebih banyak mengalir d bagian selangkangannya, yang perlahan-lahan menggembung.

"Gege, kenapa diam?"

"Eomeo…"

Kris memutar pundaknya dan meraih tengkuk Tao lalu memajukannya sampai kedua kening mereka bersentuhan. Entah bagaimana perasaan Kris sekarang, saat pandangannya jatuh pada sebuah wajah manis nan tampan, saat kulitnya di belai oleh hembusan nafas hangat yang nyaman, saat Tao dengan gerakan manja menggesek-gesek keningnya di kening Kris, sensasi itu… menyenangkan.

"Gege…"

Ada sedikit pikiran nakal, biasalah, Kris kan memang pria bertipe 'agak' mesum. Tapi perasaan Kris yang sekarang ini, ibarat seekor ikan Hiu yang diumpan daging segar, tapi di pancing oleh kail yang lemah. Jadi Kris adalah Hiunya, Tao adalah umpannya, dan pengalaman bercinta Tao adalah kaill lemahnya. "Bisa-bisanya Tao memancingku padahal pengalaman sex-nya masih sejengkal kuku kelingking?" —begitulah pikir Kris.

"Tao, bagaimana kalau aku mempraktekannya padamu?"

Tao melotot, "Kenapa jadi Tao?"

Kris dengan cepat memajukan jari telunjuknya di atas bibir Tao, "Shhtt…" Kris mengecup hidung Tao, "Diam, dan belajarlah."

Tao masih pangling, bingung, tapi ia menurut saja dan menganngguk. Matanya hanya mengikuti arah gerak tangah Kris yang sekarang sedang mengelus lengannya yang agak berotot, "Ada beberapa pria yang merangsung bagian ini untuk membuatnya terangsang." Jemari Kris kemudian bergerak mengelus dada Tao, di cubitnya sebuah tonjolan yang belum sepenuhnya mengeras di balik kaos tidur milik Tao.

"Nhhngg…" erang Tao.

"Bagaimana? Kau merasakannya?" Jemarinya membelai area payudara Tao yang datar, cubitan lembut yang kelamaan semakin bertambah tekanannya.

"En –entahlah… rasanya geli."

"Aku 'tak pernah melakukan itu sendiri, rasanya tidak nyaman. Tapi entah kenapa, kalau kau yang menjilat atau menggigit bagian sensitifku di bagian dada, rasanya enak sekali." Kris menempelkan bibirnya di bibir Tao, lalu kemudian mengigit bibir bawah Tao dan sesekali menghisap dengan lembut bibir-bibir merah itu. "Buka celanamu."

Tao tersentak, "Tapi, ini di luar Kris-ge."

"Tenang, Tao. Lakukan saja apa yang aku katakan."

Tao menanggalkan celananya satu persatu, "Apa aku perlu membuka bajuku juga, gege?"

"Tidak, hanya celanamu saja. Benar… lalu naiklah ke pangkuanku."

Tao hanya diam dan menuruti setiap perkataan Kris. Saat bagian bawah Tao sudah 'tak terbalut selembar pakaian apapun, ia perlahan naik dan duduk di pangkuan Kris.

Kris tidak bisa melepaskan pandangannya dari Tao, tidak bisa melepaskan pandangannya pada sebuah benda menggiurkan yang tergantung manis di antara selangkangan Tao, "Oh To… aku bersumpah, aku 'tak akan pernah bosan melihat pemandangan seperti ini." Kris menatap wajah kecoklatan Tao yang agak merona, dengan bibir merah yang agak basah, dan tatapan sendu yang menggoda, membuat libido Krisnya perlahan-lahan.

"Kris-ge… jangan bercanda…"

Kris terkekeh, "Kita lanjutkan. Kebanyakan pria melakukan manstrubasi dengan posisi tidur, menurutku posisi itu tidak jantan. Aku lebih suka melakukannya sambil berdiri, atau duduk."

Bibir Tao membentuk huruf 'O'.

"Aku 'tak punya teknik khusus, hanya saja tanganmu harus punya pengalaman yang baik kalau kau ingin kegiatan manstrubasi mu sempurna. Dan lagi, aku butuh sebuah… pelumas."

Tao memiringkan wajahnya, "Ehmm… pe —pelumas Apa kau punya?"

Kris menggeleng, "Itulah gunanya kau disini, baby." Kris lalu memajukan jemari kanannya ke depan mulut Tao, "Jilat jari-jariku. Jilat sampai benar-benar basah." Perintah Kris.

Tao mengangguk, ia lalu mencengkram pergelangan tangan Kris. Namun Kris langsung menepis tangan Tao, "Kau tidak perlu memegang tanganku, Tao. Lingkarkan kedua tanganmu di pundakku. Sekarang buka mulutmu."

Tao lalu membuka mulutnya, lalu Kris dengan cepat memasukkan jari telunjukanya ke dalam rongga mulut Tao.

"Agh!"

"Eh, neo wae gurae, gege?"

"Perhatikan gigi mu," Kris mendecak, "Cover gigimu dengan bibir, lalu bentuk mulutmu menjadi bentuk 'O'. Jangan merenggangkan bibirmu, buat ukuran bibirmu sesuai dengan ukuran jariku." Jelas Kris.

"Apa ini harus, ge?"

"Tergantung, kau ingin aku menunjukkan cara manstrubasiku atau tidak."

Tao tertawa gugup, "Ya —ya ge, tentu saja Tao mau."

"Lakukanlah."

Sebuah jari memaju, memaksa masuk kedalam rongga hangat yang basah. Jari Kris di hisap dengan ujung lidahnya yang menggeliat menari disela-sela kuku, "Seperti ini —ubh…!"

"Keep still, Tao."

Kris memajukan telunjuknya lebih dalam ke dalam rongga mulut Tao. Tanpa di komando, Tao melakukan gerakan-gerakan yang membuat Kris harus setengah mati menahan nafasnya yang mulai tersenggal. Tao menggunakan lidahnya begitu lihai, menjilat ujung jari Kris lalu mulai turun menghisap bagian bawah jari telunjuknya, Tao menjilat jemari Kris layaknya Tao menjilat sebuah ice-cream yang hampir meleleh.

"Ngghh… Nh —NGGHH."

"Ba —bagus Tao."

Kris memasukkan jari manisnya, dan Tao melakukan hal yang sama kepada jari manis Kris. Ia memutar lidahnya, membuat lidahnya meliuk diantara jari telunjuk dan jari manis Kris. Tao lalu membuat gerakan sensual dengan ujung lidahnya yang menekan-nekan kedua ujung jari Kris.

Saliva Tao mulai mengalir diantara bibirnya, bersamaan dengan jari ketiga Kris yang sekarang memenuhi rongga mulut Tao yang hangat. Kris menutup matanya, membayangkan kalau sekarang ini Tao bukan menghisap jarinya, tapi sedang menghisap Junior besarnya yang dari tadi meronta-ronta di bawah sana.

"Cukup," Kris kemudian menarik tangannya, tali saliva putus dan menempel di dagu Tao. Kedua jari itu basah sempurna, sesuai dengan keingin Kris. "Lalu tebak apa yang akan aku lakukan sekarang?" tanya Kris.

"Kris-gee~ Nggh… jangan menggoda Tao."

"Siapa yang dari tadi menggodaku dengan ucapan-ucapan membangkitkan gairah, hah? Kau ini. Jadi setelah jariku sudah di lumuri pelumas —atau saliva-mu, aku akan membentuk jempol dan telunjukkan menjadi sebuah bentuk cincin. Lalu aku akan melakukan ini,"

Kris kemudian meletakkan tanggannya di pangkal penis Tao. Dengan lembut dan perlahan, kris menggerakkan jari-jarinya dari pangkal, lalu mulai menaiki ujung penis Tao. Kris melakukan gerakan teratur keatas dan kebawah, mencengkram milik Tao erat, dengan sentakan-sentakan nikmat setiap kali Kris mencapai pangkal penis Tao.

"AHHH! UHH… NGGHH…" Tao melenguh setiap kali Kris memijat miliknya dengan gerakan tidak biasa, entahlah, rasanya begitu nikmat. Begitu nikmat sampai-sampai rectrum milik Tao membanjiri jari-jari Kris, dan memudahkan Kris melakukan gerakan keatas-dan-kebawah tersebut.

"Apa yang kau rasakan, Tao…"

"Ah… I —ini NGHH! Kris-ge le —lebih cep… at…"

Kris lalu tersenyum, "Inilah kelebihan manstrubasi bersama, Tao… hei, kau mendengarku."

Tao memejamkan matanya kuat-kuat, 'tak tahan dengan teknik tangan Kris yang saat ini masih memainkan miliknya dengan tempo yang mulai cepat, Kris bahkan menambah variasi gerakannya dengan menekan lubang kejantanan yang letaknya diatas penis Tao.

"Ugghh! Kris-ge Tao… Tao sebentar lagi ma… mau UGH— "

"Tahan Tao," Kris kemudian menghisap dagu Tao, mengecup setiap inchi dagu Tao, lalu kemudian lidahnya menulusuri ujung bibir Tao dan menyapu bersih saliva yang tadi menggantung di ujung bibir Tao. Kemudian lidahnya beralih menggigiti sebuah tonjolan di dada Tao yang sudah menegang sempurna di balik bajunya.

"Yifan! Wu …Yifan-ge…" racau Tao, "Ta —Tao akan, AH—" Ucap Tao terputus saat di rasakannya sebuah tusukan pelan-pelan di bagian bawah tubuhnya.

"Kau tau Tao, pria yang punya posisi sepertimu tidak cukup puas kalau hanya memainkan bagian depannya saja. Biasanya mereka juga akan menusuk bagian belakang mereka dengan dua jari… se —seperti yang sekarang aku lakukan padamu." Kris memajukan pahanya dan membuat posisi Tao jadi agak sedikit menungging.

Tao mengeratkan tangannya di pundak Kris semakin kencang , mencoba mengontrol dirinya di tengah rasa nikmat dari Kris yang di rasakannya di dua bagian sensitifnya. Kris memulai gerakan melingkar secara perlahan di bokong dan sekitar lubang milik Tao. Kemudian, ia mulai mendorong ke dua jarinya ke dalam Tao.

"Uhhh…. Uhmm…"

"Jangan mencoba menahannya, Tao. Rileks saja." Kris merasakan jepitan kuat yang hangat di karenakan otot sphincter Tao yang mencoba menahan jari Kris, " Santai saja, baby… I love you." Bisik Kris di telinga Tao.

"Uhh… AHH! Sa —sakiit!"

Kris menancapkan jarinya dalam, dengan ritme yang begitu tenang, Kris tidak ingin mengakhiri situasi ini terlalu cepat, ia menikmati ekspresi Tao yang sekarang ini sedang tersenggal-senggal menahan nikmatnya servis yang sedang di lakukannya.

"Tao… sekarang aku akan membuatmu manstrubasi. Buka mata mu dan lihat aku." Perintah Kris.

Tao mendekatkan wajahnya kearah Kris, menyisakan jarak sekitar lima senti. Kris tersenyum begitu lebar saat di lihatnya ekspresi Tao begitu seksi, menaikkan libidonya semakin cepat.

Kris menarik jemarinya lalu menancapkan lagi. Terus seperti itu selama dua menit, dengan rotasi memutar ke kanan dan ke kiri, dengan tempo yang perlahan berubah semakin cepat. Kris mengorek bagian dalam Tao lalu memberikan tusukan yang nikmat setiap kali Kris menancapkan jemarinya.

Tempo tersebut berubah lebih cepat bersamaan dengan gesekan-gesekan yang dirasakan Tao di bagian depannya. Badan Tao menggelinjang, merasakan nikmat gesekan dan tusukan yang di rasakannya. "AHHH! Kris!"

Kris semakin dalam menancapkan jari-jarinya, maju-mundur-maju-mundur di bagian belakang, dan naik-turun-naik-turun di bagian depan. Gerakan Kris berubah menggila saat Tao menggesek-gesek kejantanannya yang kini sudah menonjol sempurna di balik celananya.

"Ta —TAO!"

"Ahhh… Uh, NGGHHHH!"

Tao menjedutkan keningnya di kening Kris, lalu meremas kaus Kris kuat-kuat saat sensasi nikmat itu akhirnya menghantam dirinya. Dengan lenguhan panjang, 'tak lama kemudian, cairan Tao menyembur keluar membasahi baju yang di kenakan Kris.

"Dan begitulah… cara manstrubasi, Huang Zitao." Kris menutup pelajarannya dengan kecupan hangat di bibir Tao.

"Kris-ge…"

"Iya sayang…"

"Bisa kau ajarkan juga padaku, bagaimana cara melakukan Oral Sex?"

Kris menepuk jidatnya keras-keras, "SHIT, TAO! You make me hard again!"

To be Continued.


® An NC-18 story bord-line!

® Mature colab with Narusake and her Friends, Inisial Y.

® Speak from Narusake:
"Koe cuma silent readers. Nyumbang line cerita ke Taorishazelnut lewat sosmed Layn, lalu kolab bareng sama seorang seme asal Jepang campuran jamban ber-Inisial Y. Selesainya satu minggu. Koe tidak pernah main di Screenplay, ini pertama kalinya, tapi koe tau sopo Tao ama bojonya, si Kris, soalnya temen koe doyan banget ama baner #taoris. Cuma pas koe tau EXO, si tinggi itu udah nggak di EXO lagi. Iku ae curcol koe. Koe cuma mau ngucapin 'Hallo', dan mohon bantuan dan arahan untuk teman koe yang gaje ini. salam kenal yee…"

® Speak from Inisial Y:
Inspiration from: A Movie, 50 Shades of Gray. A gay Movie, Geography Club. A yaoi manga 1. Hidoku Shinaide 2. Bi no Isu and 3. You're my Love-prive in Viewfinder. And the technique, err… we get it from google.

And I'm the one who get the ideas of this, yeah…

Still need you're Fol/Fav and reviews. Be kind, ok. We love you…

Keep 'To be continued'? 'End'? Or delete?

® Speak from Taorishazelnut:
"Author nggak bisa ngomong apapun. Author masih harus lanjut sujud-sujud minta pengampunan dari Tuhan YME. Tapi, seperti yang di katakan Inisial Y, lanjut? Tamat? Atau hapus. Terimakasih…

Dan author menerima flame dan bash ringan(?) yang membangun(?!) terimakasih…

Fol/Fav, reviews, saran dan kritik jangan lupa ya. Terimakasih…