Disclaimer : all characters belong to Masashi Kishimoto
This is just a fan-fiction
Title :
The Return of The Samurai : "War isn't Over Yet."
Sequel from "The Legendary Samurai of Konoha"
Genre : Action, Slight Adventure, Slight Romance
Pair :
NaruHina (+Family)
SasuSaku (+Family)
Rated : M
Warning : Blood, Assasination, Sexual Content, Massacre, Typo, etc
Original Cover by : Musasi
Osaka, Jepang, 1875.
Di suatu pagi yang tampak cerah,
Seorang pria bersurai raven dan ber-iris onyx sedang berjalan menuju sebuah kediaman yang letaknya hanya berseberangan dengan tempat tinggalnya.
Hanya butuh berjalan sejengkal saja, dia sudah berada di depan pintu rumah yang dituju.
Tok, tok, tok.
"Siapa itu?" Terdengar suara baritone dari dalam rumah. Seorang pria bersurai kuning dan ber-iris blue sapphire merespon bunyi ketukan dari seseorang yang sedang berada di depan rumahnya.
"Ini aku, Dobe. Cepat keluarlah, kita sudah terlambat."
Sreettt...
Bunyi suara pintu digeser dari dalam.
"Eh, Teme. Ada perlu apa kau pagi-pagi kemari? Lalu kita terlambat untuk apa?"
"Ck. Kau lupa ya, Dobe? Hari ini jadwal rutin kita latihan. Walaupun kita sudah berhenti sebagai samurai, tetap saja kita masih memerlukan latihan. Terutama agar kemampuan bertarung kita tidak berkurang. Cepat ambil katana-mu."
"Ah, maaf aku lupa. Kau masih sangat serius dalam berlatih, Teme. Harus kuakui, walaupun kau sudah kehilangan salah satu tanganmu, tapi kemampuan bertarungmu malah semakin meningkat."
Satu menit kemudian,
"Nah, aku sudah siap dengan katana-ku. Ayo kita berangkat, Teme. Hari ini aku akan mengalahkanmu dalam latihan."
"Hn, coba saja."
Begitulah sebuah cuplikan dari kehidupan sehari-hari kedua mantan samurai legendaris Konoha, yang saat ini sedang menetap di Osaka.
Naruto dan Sasuke memutuskan untuk tinggal di Mansion Hyuga dan Mansion Haruno yang terletak di kota Osaka, setelah mereka menikah dengan sang kekasih.
Mereka menetap di Osaka memang atas permintaan dari sang mertua. Hiashi Hyuga dan Kizashi Haruno telah meminta sendiri pada masing-masing menantunya untuk tinggal di Osaka.
Salah satu penyebabnya adalah karena alasan keamanan. Dimana daerah teritorial yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka memang cukup aman.
Konflik berkepanjangan antara kubu revolusioner Jepang yang didukung oleh pihak Amerika dengan pihak pemerintahan Jepang yang didukung penuh oleh samurai, memang sudah memakan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya.
Era samurai pun benar-benar berakhir. Sementara Naruto dan Sasuke lebih memilih untuk meninggalkan identitas samurai mereka, sebelum konflik di negara Jepang semakin meluas.
Mereka lebih memilih untuk hidup damai dan bahagia, bersama dengan istri dan keluarga mereka.
Kebahagiaan Naruto dan Sasuke semakin lengkap dengan kehadiran sosok 'buah hati' dalam kehidupan mereka.
Bahkan Naruto tidak hanya dikaruniai seorang anak saja, melainkan dua orang anak yang merupakan buah hasil cintanya dengan sang istri, Uzumaki Hinata.
Anak pertama bernama Uzumaki Boruto. Dia sudah menginjak usia yang ke 11. Walaupun sifatnya yang keras kepala dan susah diatur, sama seperti Naruto saat masih kecil, namun dia sangat menyayangi kedua orang tua dan adik perempuannya.
Dia sangat terobsesi untuk memiliki kemampuan bertarung tingkat tinggi dengan menggunakan katana. Dia ingin sehebat ayahnya, atau bahkan melebihi.
Sedangkan Naruto sendiri, sebenarnya dia tidak menginginkan jika Boruto memiliki motivasi tersendiri untuk mengikuti jejaknya. Naruto sadar betul, bagaimana dulunya dia hampir kehilangan nyawa akibat konsekuensi dari jalan hidup yang dia tempuh. Dia tidak ingin hal yang sama terulang pada anak tertuanya.
Di sisi lain, Naruto merasa cukup lega, mengingat hal tersebut tidak berlaku pada anak keduanya yang bernama Uzumaki Himawari. Usianya saat ini hanya terpaut 2 tahun dengan kakak laki-lakinya.
Seorang anak perempuan yang sangat manis dan penurut, sehingga Naruto secara tidak langsung menganggap bahwa anak keduanya merupakan replika dari sang istri. Baik Hinata maupun Himawari memang berasal dari 'cetakan' yang sama.
Sedangkan Uchiha Sasuke memperoleh karunia dengan hadirnya seorang anak perempuan, buah hasil cintanya dengan sang istri, Uchiha Sakura.
Uchiha Sarada adalah nama yang mereka berikan untuk sang 'buah hati' tercinta. Sarada dengan Boruto merupakan teman sebaya. Usia mereka hanya dibedakan beberapa bulan saja.
Senada dengan Boruto, Sarada juga memiliki motivasi untuk mengikuti jejak sang ayah dalam menguasai ilmu bela diri pedang. Sang ayah sendiri, Uchiha Sasuke telah beralih profesi dengan mendirikan sebuah pelatihan ilmu bela diri pedang dan dia menjadi pengajar satu-satunya. Maka tidak heran, jika keinginan Sarada mendapat dukungan penuh dari sang ayah.
Hal tersebut yang seringkali membuat iri seorang Uzumaki Boruto. Dia bertanya-tanya, 'Mengapa ayahnya justru tidak pernah mendukung keinginannya?'. Bahkan untuk berlatih dengan paman Sasuke saja sering tidak diperbolehkan.
Sementara sang ayah sendiri lebih sering meminta Boruto untuk membantunya menjalankan usaha kedai makanan yang cukup besar, yang sudah dirintis sejak mereka menetap di Osaka.
Naruto memang kembali pada profesi lamanya, semenjak memutuskan berhenti sebagai samurai. Dengan bantuan modal dari sang mertua, Naruto tidak kesulitan untuk mengembangkan usahanya, hingga berkembang pesat seperti sekarang.
Terkadang Boruto ingin berontak dengan ketidak-adilan yang dia alami. Seandainya bisa memilih, dia lebih menginginkan untuk menjadi pendekar katana yang handal, daripada menjadi pengusaha makanan yang sukses seperti yang telah dirintis oleh sang ayah.
Hal tersebut seringkali dipusingkan oleh Naruto. Tak jarang keduanya, baik sang ayah maupun sang anak tertua, sama-sama tidak mau mengalah dengan argumennya.
Apalagi tingkah Naruto yang juga masih terbilang kekanak-kanakan, walaupun dia sendiri sudah menjadi seorang ayah. Perdebatan yang sering terjadi antara Naruto dan Boruto hanya dapat dihentikan oleh Hinata.
Persamaan keduanya, baik Naruto dan Boruto, mereka sama-sama takut dengan Hinata.
Hinata sendiri merupakan sosok yang sangat berbeda, jika dibandingkan dengan dirinya sendiri 12 tahun silam. Dulunya, dia hanyalah seorang putri bangsawan lemah, yang hanya bisa menangis dan berlindung di balik Naruto.
Namun, apa yang terlihat pada diri Hinata saat ini sudah jauh berbeda. Sifat keibuannya sudah sangat jelas terlihat. Keahliannya dalam memasak makanan, yang bahkan rasanya jauh lebih enak dibandingkan dengan masakan yang dibuat oleh Naruto juga merupakan keunggulan utama dari seorang Uzumaki Hinata. Hanya saja, dia tidak tertarik untuk ikut terjun dalam bisnis makanan yang dijalankan oleh suaminya. Hinata lebih bahagia jika masakannya hanya dinikmati oleh keluarganya sendiri.
Selain itu, sifat tegas yang dimiliki oleh sang ayah, juga telah 'menurun' dalam dirinya. Hal inilah yang membuat posisi seorang Uzumaki Hinata menjadi sosok 'penetral' dalam rumah tangganya selama ini.
Terutama jika dia harus menghadapi situasi dimana sang suami yang sering bertengkar dengan sang anak tertua, apalagi jika alasan penyebabnya cukup sepele.
Hinata tak akan segan-segan untuk menghukum keduanya, yang kemudian berakhir dengan ucapan kata 'ampun' dan permohonan maaf berulang kali, baik dari Naruto maupun Boruto.
Sebenarnya Hinata seringkali tertawa geli jika melihat tingkah suami dan anak sulungnya, apabila keduanya sudah saling beradu argumen dan tidak mau saling mengalah. Namun jika tidak dihentikan, pertengkaran antara mereka berdua bisa berlangsung selama seharian.
Transformasi serupa juga terjadi dalam diri Uchiha Sakura. Dia yang dulunya seperti tidak berdaya jika ditinggal oleh Sasuke, kali ini sudah sangat jauh berbeda. Dia menjelma menjadi sosok wanita, istri dan ibu yang sangat mandiri dan cekatan.
Bahkan, dia juga mampu menguasai beberapa teknik dasar dalam ilmu bela diri pedang. Hal ini sangat dipahami, mengingat sang suamilah yang mengajarkan teknik tersebut. Sakura benar-benar mendalami setiap materi dan teknik dasar bela diri pedang yang sudah diajarkan oleh Sasuke kepada dirinya.
Satu hal yang menjadi persamaan antara dirinya dengan Hinata adalah sifat tegas, bahkan cenderung galak. Beruntung bagi Sakura, karena putri semata wayangnya merupakan anak yang penurut dan sangat jarang membuat masalah.
Justru Sakura malah lebih sering menunjukkan sifat 'alaminya' pada sang suami. Terkadang, Sasuke terlalu asyik berlatih teknik pedang sampai lupa waktu. Selanjutnya, bisa dipastikan bahwa Sasuke segera menghentikan kegiatannya setelah mendapatkan omelan dari sang istri tercinta.
Nampaknya, kehidupan baru yang tengah dijalani oleh kedua mantan samurai tersebut memang terlihat harmonis dan sangat rukun.
Bahkan, mereka sudah menjalaninya selama 12 tahun bersama keluarga mereka. Terhitung sejak mereka terbangun dari koma berkepanjangan, dampak sebuah insiden yang hampir merenggut nyawa keduanya.
Namun mereka tidak pernah mengetahui, sesuatu apa yang akan segera hadir di hadapan mereka dalam waktu dekat ini. Sesuatu yang mungkin akan mengubah secara drastis kehidupan mereka yang bisa dikatakan sempurna untuk saat ini.
Sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, bahwa status sebagai mantan samurai sudah tidak berlaku lagi bagi mereka berdua.
Sebuah peristiwa akan terjadi, yang memaksa mereka harus kembali sekali lagi. Kembali membuat mereka menjadi 'sosok' yang sama seperti 12 tahun silam, sebagai samurai legendaris Konoha.
Let the story begins
