Perhatian! Ini fict shounen-ai saya yang pertama (yang abal), dan masih rate T, kagak tau kesononya mah.. Apa mau jadi rate M? Gimana jalan ceritanya.. –dasar ga baleg-

Main pairingnya jelas SasuNaru! Sebenernya ini multi pair, with KakaIru, ItaDei, dll. Saia suka banget sama pair itu! Hidup SasuNaru!!! XD

Disclaimer.. pengennya Naruto itu punya saia! tapi tiba-tiba Sasuke datang merebut Naru dan ngasih death glare plus ancaman chidori, -uwaa kejam nih Saskay- Saat saia dan Sasuke akan bertarung, bang Kishi nyelonong masuk dan mengancam akan melaporkan saia dan memusnahkan Sasuke.

Bang Kishi: "Diem lo Sas, gw matiin baru tau rasa loe! Lo juga author geblek! Berani-beraninya pinjem karakter gw!"

Sasuke: "Naru emang punya gw pan.. nih author gelo yang ngaku-ngaku!"

Naruchiha: "Jangan ngomong seenak pantat ayamnya elo dong Sas! Lo pengen gw matiin juga di penpik gw?!"

Tiba-tiba dateng Minato dan Kushina menggebrak pintu..

Minato n Kushina: "Naru-chan itu punya kita. Beraninya loe semua ngaku-ngaku.."

Naruto: "Aku diperebutkan.." –nangis terharu-

Istrinya bang Kishi: "WOY KAPAN MULAINYA?! Gw udah pegel nih benerin antenna tipi. KISHII!!! SINI LOE!"

Bang Kishi: "I-Iye.. iye.."

Ternyata bang Kishi merupakan salah satu anggota PSSTKI (Persatuan Suami-Suami Takut Istri Indonesia -?-) *WTH* –sang author dibakar bang Kishi-

Ya udah.. ini penpiknya.. nyok kita baca.. –gosong-


Naruto (C) Masashi Kishimoto

30 Hari Mengejar Uke (C) naruchiha

CHAPTER 1


Seorang pemuda bermasker hitam dan berambut silver tengah memainkan ukulelenya yang telah banyak coretan sana-sini, di badan ukulele tersebut tertempel stiker bertuliskan 'jelek tapi merdu'. Dengan suaranya yang bukan kemasuk suara emas dan lebih mendekati kaleng rombeng, pemuda bermasker ini tengah menyanyi riang. Sebenarnya bukan menyanyi, tapi teriak-teriak nggak jelas. Maksudnya sih mau nyamain suaranya sama Tria Changcuters, tapi agaknya hanya impian semata.

"Biar kata mirip buaya, bagiku Luna Maya. Ow ow I LOP YU BIIBEH!! Aku cinta kepadamu! Sayang ini, hanya untukmu!!" sorak Kakashi yang lagi ngefans sama Gita Gutawa yang sering dia liat di tipi.

"BERISIK LOE!!!" seorang ibu-ibu gendut setengah baya melempar sebuah panci dengan banyak patri sana-sini pada Kakashi yang langsung loncat indah begitu panci yang malang itu dengan mulusnya menabrak tanah.

"AMPUN MAK!! Maapkan anakmu ini yang bikin pusing emak yang lagi sakit gigi! Ananda tak akan mengecewakanmu lagi wahai ibundaku tercinta!" jerit Kakashi dengan lebay.

"Plis deh jangan lebay!!!" emaknya Kakashi malah ikutan nyanyi-nyanyi nggak jelas, tiba-tiba terdengar suara T2 lagi nyanyi di gubuk sebelah yang lagi nyalain tipi. Ternyata ibu dan anak sama gokilnya.

"Ngamen sanah!" perintah emaknya Kakashi sambil ngusap-ngusap pipinya yang lagi bengkak. (A/N: Nggak baek nih emak nyuruh anaknya ngamen! Dan author pun langsung dapat death glare dari emak Kakashi. Ya ampun deh mak..)

"Oke boss! Ane pergi dulu ya Mak! Samlekum!" Kakashi ngibrit keluar dari pintu reyotnya dan lari kenceng sebelum panci dan teman-temannya melayang lagi.

XxXxXx

"Kamu dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa.." Seorang pengamen berambut panjang ala bintang iklan shampoo Sunsilk tengah bersenandung nggak jelas menyanyikan lagu band kesayangannya sambil joget-joget di depan sebuah angkot warna kuning. Di sampingnya, seorang pemuda rambut putih berkacamata tengah mengiringi pengamen tersebut dengan kecrek-kecrek andalannya yang udah ompong sebelah.

"Disini aku menunggumu dan bertanya.. Yolanda.." si pengamen mengakhiri nyanyian gokilnya.

"Mas, mbak, minta keridoannya dong, eike dari kemaren belom makan.." ujar si pengamen yang ternyata rada-rada bencis sambil ngedip-ngedipin matanya pada pemuda yang ada di depannya.

'Anjroth! Najis gue dikasih yang begituan! Iya sih di belakang malem minggu, di depan malem jum'at kliwon! Ikh! Amit-amit!' inner pemuda yang ternyata adalah Kiba dengan wajah nahan boker.

Penumpang angkot pun memberinya uang receh, maksudnya sih supaya cepet nyingkir. Sang supir yang udah gerah ngeliat tuh bencong mulai melajukan angkotnya yang kini nembus lampu ijo, menyelamatkan Kiba yang hampir olab di tempat.

"Jeng Oro, eike tungguin di perempatan sonoh. Eike aus," Ujar pemuda yang satunya -yang ternyata sama bencis juga- menyebut nama rekan seperjuangannya itu.

"Heu euh, hati-hati jeng Kabuto." Balas si bencong Oro.

"Iya, yu ah." Pamitnya.

Masih di perempatan yang sama, Kakashi yang sedang mengamenkan lagu PUSPA-nya ST12 mengeluh kepanasan.

'Nasiiip.. nasip.. pengen dong gue jadi anak juragan..' batin Kakashi mempertanyakan nasib dirinya yang kere bin melarat. Tiba-tiba ia melihat mobil Mercedes Benz lewat dengan anggunnya, menyapu pandangan Kakashi yang sekarang udah ngayal-ngayal adem kalo ada di dalemnya.

Tepat di dalem mobil tersebut, seorang cowok ganteng emo berambut ayam tengah bete gara-gara kakaknya yang cerewet abis.

"Ayo dong my-sweet-baka-ototou, dimakan kuenya. Nih, aaaa.." bujuk sang kakak yang ternyata adalah Itachi sambil ngacung-ngacungin sendok berisi Black Forest pada Sasuke.

"Dasar baka aniki! Gue kan nggak suka yang manis-manis!" bantah Sasuke masih ogah-ogahan menerima umpan maut dari Itachi, hehe.

"Tapi ini enak loh.." bujuk Itachi lagi tanpa kenal menyerah.

"Hn."

Itachi yang mulai bete atas perlakuan Sasuke mulai cari perhatian ke jalanan yang kebetulan lagi macet saat itu. Pandangannya terhenti pada sesosok pemuda berambut putih kucel yang lagi nyanyi asoy diiringi ukulelenya.

"Eh, kayaknya itu temen aniki, deh. Nggak lupa ama maskernya. Masih dipake ampe sekarang tuh, emang udah nggak dicuci berapa taun ya?" Itachi sibuk berkicau sendiri tanpa dipedulikan oleh Sasuke.

"Hn." Respon dari Sasuke. Sebenernya bukan respon sih.

Pemuda bermasker a.k.a Kakashi mulai berjalan mendekati Mercedes Benz milik Uchiha bersaudara dan mulai ngamen disana.

"C A minor D minor ke G ke C lagi.. A minor D minor ke G ke C lagi.." suara merdu (?) Kakashi mengalun.

Itachi membuka kaca mobilnya dan mulai menyodorkan uang 20.000an selembar yang langsung disambut Kakashi dengan wajah kagum luar biasa. Baru liat yang kayak gini mungkin yak?

"Wah.. makasih!" seru Kakashi girang, sampai nggak sadar nubruk seseorang yang ada di depannya.

"WOI! KALO JALAN LIAT-LIAT DONG!" suara yang cempreng langsung memenuhi atmosfer sekitar sana dengan cepat, keadaan yang semula panas menjadi makin panas.

"Woh maap~" kata Kakashi penuh penyesalan.

"DIAJARIN NGGAK SIH SA—Kakashi-sensei!" teriak seorang pemuda yang tadi membentaknya dengan nada yang berbeda plus suara yang super cempreng, hingga membuat Sasuke merasa terganggu.

'Siapa sih?! Ganggu banget!' inner Sasuke protes.

"N-Naruto??? Uwaaahh lama nggak ketemu! Gimana kabarnya??" Kakashi balas berteriak dengan sumringah menyebut nama pemuda itu, membuat sebiji urat Sasuke keluar di jidatnya. Baru saja Sasuke mau protes, jalanan yang semula macet menjadi lancar kembali, sang supir melajukan Mercedes Benz Uchiha bersaudara dengan agak mendadak, membuat urat-urat marah Sasuke makin terlihat. Sasuke yang terlanjur berdiri dari joknya mendadak limbung dan menimpa Itachi yang berada di sampingnya.

"Iruka!" geram Sasuke menyebut nama supirnya.

"Ugh.. baka ototou!" rintih Itachi berusaha menahan berat tubuh Sasuke.

"G-Gomennasai Sasuke-sama," Iruka, sang supir berkata dengan gugup.

"B-Beraat.." rintih Itachi lagi hiperbolis.

"lebay lo ah baka aniki, gue juga nggak sudi dipeluk-peluk ama elo!" protes Sasuke, Itachi yang mendengarnya cuma bisa nyengir kuda.

Mobil mereka yang belum melaju terlalu jauh dari tempat tadi membuat Sasuke bisa sedikit melirik kembali pada 'dua orang biang ribut' yang tadi sempat membuatnya marah, kini mereka tengah ribut bagaimana caranya sampai ke tepian jalan, beberapa mobil lain yang terhalang oleh mereka sempat membunyikan klaksonnya, sehingga keadaan jalanan menjadi gaduh. Cowok emo yang menyaksikannya cuma bisa merengut dalam hati. 'Dasar usuratonkachi..'

Kembali ke jalanan tempat Kakashi dan Naruto terjebak oleh beberapa klakson yang menderanya, dan umpatan pamungkas dari beberapa supir yang tak sabar menunggu mereka menyingkir.

"WOI! BISA MINGGIR NGGAK SIH?!" seru seorang berambut coklat panjang dengan penuh murka, Kakashi bergidik ngeri.

"Tuh kan Naru… ayo kita ke sonoh.." bujuk Kakashi dengan beberapa butir keringat segede jagung yang menghiasi wajahnya.

"Sebentar, sensei.." pemuda berambut pirang itu masih berkutat dengan tali sepatunya yang nggak mau terikat, rupanya inilah sumber masalah dari mengapa mereka berdua masih menghalangi jalan.

Si pemuda berambut coklat panjang itu mulai tak sabar, ia keluar dari Pigeot berwarna merah miliknya dengan membanting pintu.

"Tuh kan.. ayo Naru-kun.." bujuk Kakashi lagi lebih mendesak.

"Bentar dikit napa s—eh," si pirang terdiam begitu melihat sosok pemuda berambut coklat itu yang memasang tampang seperti setan di balik kacamata hitamnya.

"Maaf, tapi aku harus jalan. Bisakah tak menghalangi jalanku?" tanya pemuda itu dingin.

Naruto bangkit dengan keadaan tali sepatunya yang tidak terikat dengan benar. "Ya deh gue minggir.." langkah kaki Naruto agak terseret-seret karena ditarik oleh Kakashi yang udah senyum-senyum nggak enak. Jalanan kembali normal dengan menyingkirnya Naruto dari badan jalan.

Sang pemuda berambut coklat yang berada dalam mobilnya hanya bisa mendengus melihat tingkah dua orang penghalang jalannya yang terpantul melalui kaca spionnya.

"Neji, ayo jalan." Seorang pemuda berambut merah menegurnya dengan ekspresi datar.

"Ah iya!" pemuda yang dipanggil Neji itu dengan cepat melajukan mobilnya sebelum dia menjadi "si komo lewat" yang kedua.

XxXxXx

"Sensei~ uwaa~ lama nggak ketemu!!" teriak Naru lebay.

"Jangan panggil sensei dong, aku kan nggak sehebat itu.." Kakashi cengar-cengir, seneng juga sih dia dibilang sensei, ya meskipun sensei abal yang ngajarin cara menggaet cewek bohay nan seksi, ckckck.

"Hehehe." Naruto nyengir lebar. "Oh iya sensei, sensei sudah punya pacar?"

Kakashi tersenyum malu di balik maskernya. "Belum, hahaha." Ketahuan. Ternyata jago ngajarin orang buat mendapatkan gebetan, dia sendirinya belum punya.

"Aku sudah mempraktekkan cara-caranya sensei loh.." ujar Naru bangga, sementara pemuda bermasker itu terlihat sweatdrop.

"Ng.. semuanya?" tanya Kakashi memastikan pendengarannya nggak rusak karena mendengar kebisingan jalanan tiap hari.

"Iya." Jawab Naru singkat.

'Berarti termasuk 'itu' ya?' pikir Kakashi menerawang.

"Sensei? Jangan melamun, ntar kesambet loh.." Naruto mengibas-ngibaskan tangannya tepat di depan muka si rambut silver ini, menyadarkan Kakashi dari lamunan joroknya.

"Caraku? Termasuk memasukkan 'itu' pada seorang gadis?" Kakashi sengaja menekankan katanya pada 'itu'. Naruto mengangguk dengan semangat, pikiran Kakashi semakin melayang jauh. "Terus, komentar pertamanya apa?" tanyanya semakin penasaran.

"Pertama dia bilang sakit," ujar Naru sambil membayangkan, Kakashi menahan napasnya.

"Yah wajar saja, sensei, lubangnya sempit begitu." lanjut pemuda pirang itu dengan yakin.

"Tapi dia senang kau berikan 'itu'?" pikiran Kakashi semakin bokep.

"Tentu saja! Katanya dia mau lagi." Jawab Naruto lagi dengan santai.

Kakashi semakin menegang oleh perkataan Naru. "Kau melakukan hal itu di mana?" tanyanya agak terburu nafsu.

"Di taman." Jawabnya singkat.

"Di tempat umum?! Berani sekali!!" Kakashi takjub.

"Berani dong! Memangnya harus di mana?" tanya Naruto polos.

"Bagaimana kau ini, tentu saja paling banyak dilakukan di private room, di tempat yang sepi dong, misalnya di kamar." Kakashi berkata sok bijak.

"Wah, ternyata nggak cuma aku saja ya yang melakukan itu? Orang lain juga?" Kakashi mengangguk mantap.

"Tapi sensei, menurutku bisa dilakukan di mana saja ah." Sanggah Naru.

"Mending di kamar saja, Naru. Lebih aman. Seperti di buku ini!" Kakashi dengan bangga mengacung-ngacung Icha-Icha Paradise-nya.

"Buku itu.. memang sensei mengira aku melakukan apa?" tanya Naruto curiga, jangan-jangan sensei-nya itu berpikir yang tidak-tidak.

"Hah? Apa lagi kalau bukan itu?" Kakashi terlihat blushing di balik maskernya, pemuda itu menunjukkan sebuah kode melalui tangannya yang digerak-gerakkan sedemikian rupa untuk membentuk suatu kegiatan intim.

"BUKAN, SENSEI! AKU TIDAK MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU! SENSEI MESUM!!!" teriak Naruto keras-keras, dengan sukses membuat beberapa sandal dan sepatu melayang di beberapa rumah di sekitarnya.

"Ssssttt, Naru." Kakashi menutup mulut Naruto yang terdengar ember. Kan kalo emaknya denger bisa berabe tuh.

"Memangnya kau melakukan apa?" tanya Kakashi penasaran setelah beberapa menit menenangkan Naruto.

"AKU CUMA NGASIH CINCIN! Sensei jorok ah!" teriak Naru lagi.

"Jangan keras-keras dong.." Kakashi nangis-nangis bombay.

"Aku nggak menyangka kalau sensei berpikiran jauh seperti itu." Yang dikatai malah nyengir kuda tanpa rasa bersalah.

Sebenarnya pantas juga ada perbedaan pemikiran seperti itu, soalnya tau sendiri kan kalau Naruto itu sangat polos? Sedangkan sensei-nya a.k.a Kakashi, amat memiliki pikiran "kotor" semacam itu di hampir seluruh bagian otaknya, bahkan pernah diklaim berwajah bokep sewaktu SMP dulu. Tentang cara-cara yang diberikan oleh Kakashi pada Naruto, sebenarnya simple saja, namun bahasa kurang jelas dari Kakashi plus kepolosan Naruto yang membuat salah paham terjadi.

Kakashi masih cengar-cengir nggak jelas untuk menutupi rasa malunya ketika ponsel Naruto berbunyi keras.

Kelakuan si kucing garong

Selalu nguletin sasaran

Maen sikat maen embat

Apa sing liwat

"Ya, papih?" ujar Naru begitu membaca nama yang tertera di layar ponselnya, 'Papih-Minato Calling..'.

"Naru-chan, kamu dimana? Papih cari di kamar kamu nggak ada, papih cari kamu di kolong kasur nggak ada, papih cari kamu di kandangnya Kyuubi juga nggak ada, dimana sih Naru-chan??? Papih khawatir banget nih.. mamih kamu ampir aja mau nelpon polisi." Kata Minato panjang lebar, menyebutkan nama seekor kucing milik Naru, Naruto cuma nyengir ditatap Kakashi dengan pandangan heran.

"Dari siapa?" bisik Kakashi.

Sebagai jawaban, Naruto hanya menunjuk layar ponselnya. Kakashi langsung mengangguk mengerti.

'Keras banget suaranya..' batin Kakashi agak maklum.

"Ah papih.. masa nyari Naru di kandang Kyuubi, kan Naru juga punya kamar sendiri yang jauh lebih enak kaleee.." protes Naruto, si pirang ini geleng-geleng kepala menyadari kekhawatiran orang tuanya yang sangat berlebihan, padahal Naruto saat ini sudah kelas tiga SMA.

"Papih kan panik ba--"

"Naru-chan?! Dimana aja kamu sayang?! Mamih nyari-nyari kamu!" potong Kushina tiba-tiba, Naruto bisa mendengar suara-suara perebutan handphone yang terjadi antar kedua orang tuanya yang kadang-kadang emang kekanakan banget.

"Naru di rumah temen kok, Mih."

"Terus kenapa nggak dianter sama Shino, supir kamu?!" berondong Kushina lagi.

"Abis.. Shino tuh pendiem banget, mih. Nggak enak buat diajak ngobrol! Udah gitu ekspresi mukanya datar banget, masa Naru lagi nyoba ngelucu, dia nggak ketawa sama sekali, senyum kek, minimal. Ini mah diem aja gitu." Ujar Naruto panjang lebar membela dirinya.

"Tapi kan mamih jadi tenang kalo kamu ada yang jagain.." ucap Kushina lagi.

"Nggak mau dijagain sama Shino, ah.." kilah Naru.

"Loh? Kan padahal dia itu baek banget! Mama utang budi sama ibunya, ibunya udah nolongin mama waktu ampir keserempet Bekam.." bela Kushina mengingat-ngingat peristiwa beberapa bulan yang lalu, Kushina menyebutnya tamasya ke desa seberang, padahal jaraknya cuman beberapa kilometer dari kota, kampungnya Shino tepatnya.

"Ah.. mamih.. bilang aja Bebek Kampung, pake sok keren segala Bekam-Bekam.. ntar dituntut sama babehnya, Mih.." Naruto mencibir, Kakashi cuman nyengir.

"Iya deh.. tapi cepet pulang dong Naru-chan!!!" teriak mamihnya serasa pake toa ditelinga Naruto.

"Ya Mih!"

cklik

Dan sambungan pun terputus.

"Ng.. Kakashi-sensei, maen ke rumah Naru yuk!" Kakashi cuman bengong.

"Ta-ta-tapi.. ntar daku dimarahin emak karena setorannya kurang.." tolak Kakashi kembali lebay. Author jadi bingung, kayaknya emaknya Kakashi itu mantan preman pasar. Bujugbuset, galak banget dah!

"Itu soal gampang! Ayo!" Naruto menarik lengan Kakashi dengan cepat, pemuda bermasker yang lagi ngotak-ngatik ukulelenya jadi bergerak dengan tiba-tiba, sehingga senar-senarnya yang tinggal cuman 7 itu copot satu. Nasib naas bagi sinar ketujuh, hari ini telah dikabarkan meninggal dunia, mari kita renungkan sejenak semoga ia diterima disisi-Nya. Berdoa mulai.

"THEDAKKK!!! SENAR GITAR GUE COPOT! YA AMPLOP! GIMANA DUONGG???" teriak Kakashi gaje. Dan OOC. Naruto jawsdrop dan geleng-geleng disko liat Kakashi meratapi nyawa senar tak berdosa, author juga ngikut.

"Di rumah Naru aja deh, Kakashi-sensei.." bujuk Naru seperti membujuk anak teka yang nggak mau sekolah.

"Hiksu, hiksu." sesegukan Kakashi. Dan mereka berjalan beriringan layaknya Dora dan Boots.

"Mau kemana kita?" Naruto mengumandangkan original Soundtrack Dora The Movie (emang ada?)

"Ke rumah Naru!" jawab Kakashi norak sambil nyanyi-nyanyi gaje, sedikit melupakan kesedihannya barusan.

CERITANYA BAKAL NYAMBUNG

nyehehe, OOC, abal, garing, gaje, nista, borokokok, ngalorngidulwetankulon, ga bertanggungjawab, gelo, dudul, dan yang lainnya, silakan menghina fanfic abal ini..

MAAF! Buat Kakashi fans~ Kakashinya OOC sangat! Author juga rada bingung, Kakashi yang biasanya kul kok jadi kayak gini yah? –geleng2 disko (lagi) sambil ngepel-

Tak kusangka Kakashi ternyata ngepens sama si monyet Boots.. –naruchiha dibanting Kakashi ampe mental ke jepang-

Judul sama ceritanya belum nyambung yah? –emang nggak nyambung-

Ntar juga nyambung kok.. –getoked-

Gimana komentar anda2 mengenai fanfic abal ini? Nyok kita diskusi –ngegelar karpet-

Apakah OOC-nya sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat keterlaluan? Terlalu nistakah OOC yang saya buat? Terlalu cantikkah saya? –naruchiha dijemur di po'on toge-

REVIEW please ;)