Disclaimer : ©Crypton Future Media Yamaha Corpotration
Warning : OOC, OOT, jelek, abal, OOT, pendek!
Summary for Story : In the city of Tokyo, in 2111, the twin robots to feel a love.
After a long life together, they felt it.
Then, how the story?
.
.
.
.
.
= Rin Rin Shigunaru =
©Rin 'Yaya-chan' Kagamine
P.S : Taken from the song Rin Rin Shigunaru
Normal POV
Pada tahun 2111, tahun di mana dunia memiliki perkembangan yang sangat pesat.
Dulunya, manusia hanya bisa menciptakan robot yang masih dalam tingkatan rendah. Sekarang, di setiap rumah, minimal ada satu robot manusia.
Robot tersebut berbentuk manusia dan dikhususkan untuk menyanyi. Mereka sering disebut Vocaloid dan Utauloid.
Robot-robot tersebut juga memiliki kemiripan dengan manusia. Dari bentuk tubuh, wajah, dan rambutnya pun dari rambut manusia. Hanya, kulit robot tersebut dari bahan sintetis.
Tidak lupa, mereka juga memiliki Kokoro / ココロ. Dengan begitu, robot-robot itu bisa merasakan sedih, bahagia, bahkan cinta.
Di sebuah bangunan khusus bertuliskan Houses Vocaloid, adalah tempat tinggal lima robot. Bagaikan keluarga, kelima robot itu saling menyayangi dan mencintai.
"Minna! Cepat keluar! Kita jalan-jalan. Mumpung kita sedang libur selama seminggu," seru robot pemuda yang memakai syal biru laut. Rambut yang berwarna senada dengan syal itu bergoyang pelan.
"Hore! Ayo kita jalan-jalan!" balas robot gadis berambut tosca yang diikat twintails. Mata hijau turquoise miliknya bagaikan berlian yang mahal harganya.
"I-iya! Tunggu kami!" jawab kedua robot berwarna kuning bersamaan. Keduanya memiliki paras yang sama. Yang membedakan, satunya laki-laki, dan yang satu perempuan.
"Iya iya. Aku baru saja mencharge energy. Sabar dong," omel robot perempuan lainnya. Tetapi, ia berambut coklat sebahu dan memakai baju merah dan rok senada.
"Baiklah. Ayo kita berangkat!" seru pemuda biru dengan senangnya. Lainnya hanya terkekeh pelan.
Lalu, mereka pun jalan-jalan di sebuah taman di pusat Kota Tokyo.
Dengan senang, mereka berlima berjalan-jalan. Gadis tosca dan pemuda biru berjalan di depan. Sedangkan tiga robot lainnya di belakang.
Oh iya, pemuda biru itu bernama Shion Kaito. Ia pemuda tertua di antara mereka berlima. Ia identik dengan es krim dan syal berwarna biru. Kadang, sikapnya itu sangat polos.
Lalu, gadis tosca di sampingnya bernama Hatsune Miku. Gadis yang cantik dan hobi menyanyi. Miku menyukai negi atau daun bawang.
Selanjutnya, wanita berambut coklat yang bersikap keibuan. Namun, ia akan mengerikan bila saat marah. Ia adalah Sakine Meiko. Sangat menyukai sake produk manapun.
Dan, si robot kembar. Bernama Kagamine Len dan Kagamine Rin. Len identik dengan pisang, sedangkan Rin identik dengan jeruk. Keduanya sangat mirip dari fisik sampai mentalnya.
Yang membedakan ya itu, Rin perempuan Len laki-laki.
"Haha, kau bodoh sekali Bakaito!" ejek Miku sambil menarik syal biru Kaito hingga Kaito tercekik.
"Ough! Itu sakit!" seru Kaito. Lalu, mereka tertawa bersama.
Rin yang berjalan di belakang bersama Len dan Meiko mengamati syal milik Kaito.
Bagus. Coba saja kalau dia memakai benda itu. Pikir Rin sambil terus mengamati syal Kaito.
.
Itsumo machiawase no jikan ni
Hayaku tsukisugite shimau yo
Anata ga kuru no wa itsu datte
Jikan-doori ja nai no ni ne
.
"Miku-chan, kau mau makan siang dulu?" tawar Meiko pada Miku yang asyik bermain game online di laptop kesayangannya.
"Tidak. Aku mau bermain laptop dulu saja," tolak Miku lembut. Meiko pun mengangguk pelan tanda mengerti.
"Rin-chan, kau mau makan siang dulu?" tawar Meiko. Tapi kali ini pada Rin yang sibuk melepas sepatu boot hitam miliknya.
"Emm, tidak deh Mei-neechan. Aku mau istirahat dulu," tolak Rin juga dengan lembut. Meiko pun pasrah. Ia membuat teh untuk mereka berlima saja.
Rin pun langsung berlari menuju ruangan belakang. Dengan sigap, ia membuka pintu lemari.
"Untunglah masih ada," gumam Rin sambil tersenyum dan langsung mengambil benda yang ia cari.
"Aku akan menggunakan benang rajut ini untuk membuat benda itu!" lanjutnya terus tersenyum. Digenggamnya kuat-kuat benang rajut itu.
Setelah itu, ia berlari kecil sambil membawa benang rajut dan dua jarum rajut.
Rin menuju ke kamar Miku. Pintu kamar itu berwarna hijau tosca seperti rambut Miku. Lalu, ada motif negi kecil di dekat papan nama bertulis Miku & Negi!
Rin terkekeh pelan, dan langsung masuk ke kamar itu.
.
Sokkenai taido o shita tte
Gaman dekizu ni niyakechau
Anata no peesu ni wa kanawanai ne
Chotto kuyashii
.
Di dalam, terlihat Miku, gadis negi berambut hijau tosca yang diikat twintails, asyik menatap layar laptop berwarna hitam kesayangannya.
Rin menutup pintu kamar Miku sambil menenteng jarum rajut dan benang rajut. Miku memiringkan kepalanya.
"Emm, Miku-neechan, kau sedang sibuk?" tanya Rin. Miku pun tersenyum dan menggeleng pelan.
"Ah, tidak kok Rin-chan. Aku hanya memainkan game online ini. Ada apa?" jawab Miku. Rin pun tersenyum senang dan mendekati oneechan -nya itu.
"Aku minta bantuanmu dong! Aku mohon," ujar Rin sambil merapatkan kedua telapak tangannya. Sebelum itu, ia meletakkan semua alat-alatnya di meja dark blue milik Miku.
"Bantuan? Boleh-boleh saja sih. Aku akan membantumu semampuku," jawab Miku lembut. Mata azure Rin berbinar-binar.
"Yay! Domo arigato, Miku-neechan!" seru Rin senang dan spontan memeluk Miku.
"O-oke! T-tapi tolong le-lep-lepaskan aku. A-aku t-tidak bisa bernap-uhuk! Bernapas!" ronta Miku. Rin hanya nyengir kuda.
Lalu, Rin memberikan benang rajut dan jarum rajut kepada Miku.
"Rin-chan mau merajut ya? Mau merajut apa?" tanya Miku sambil menyiapkan benang dan jarum. Rin menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Syal!" kata Rin. Semburat merah muda muncul di kedua pipinya. Miku terkekeh pelan.
"Syal? Syal warna biru ya? Mau kau berikan pada Kaito-niichan ya?" tanya Miku untuk yang kedua kalinya. Rin menggeleng kuat-kuat.
"Tidak! Bukan untuk oniichan. Tetapi untuk—"
"Untuk siapa?" potong Miku yang tidak sabaran. Rin menghela napas. Menahan mukanya untuk tidak mengeluarkan semburat merah muda.
"Untuk—"
.
"What? Kau menyukai orang itu? Hahahaha," respon Miku sambil tertawa terbahak-bahak. Rin hanya menggembungkan pipi kanannya.
"Ayolah! Aku ingin cepat menyelesaikan syal itu," jawab Rin yang mulai kesal. Miku pun tersenyum.
"Baiklah. Begini ya. Kau lihat ini. Pertama, kau begini, lalu begini."
Miku memberikan contoh dahulu. Rin dengan seriusnya memperhatikan Miku yang sibuk memberikan contoh.
"Ah, kau begitu sih aku juga bisa!" ujar Rin senang. Miku berhenti merajut dan kembali memperhatikan layar laptop.
"Nah, kalau kau bisa bilang begitu, ayo praktekkan," jawab Miku sambil menyerahkan rajutan yang sama sekali belum berbentuk syal itu.
Rin menerimanya dan langsung menirukan gerakan Miku tadi. Serius sekali ia merajut syal biru itu.
Sedangkan Miku sibuk dengan laptop hitamnya sambil terus memainkan game online yang ia sukai. Sesekali, Miku melirik imoutochan yang sedang serius merajut.
Rin-chan memang gadis yang baik. Beruntung sekali dia dicintai oleh gadis sebaik dan secantik Rin-chan. Haha.
Pikir Miku sambil tersenyum tipis.
Beberapa saat kemudian ..
"Ah, aku menyerah! Susah sekali membuatnya," keluh Rin kesal. Miku menoleh memandangi Rin yang dengan kesal meletakkan rajutan yang belum jadi itu.
"Lho? Kok berhenti?" tanya Miku bingung. Rin menggembungkan sebelah pipinya lagi.
"Susah, oneechan. Dikit-dikit benangnya kusut, lalu kepotong. Capek," jawab Rin. Miku tertawa pelan.
"Namanya juga merajut. Kamu 'kan baru pertama kali merajut, makanya terasa susah. Coba deh kamu merajutnya dengan penuh perasaan. Pasti akan terasa senang. Bayangkan saja kalau syal itu adalah dia," saran Miku sembari tersenyum.
Rin diam sejenak. Dipandanginya syal yang belum selesai itu. Kemudian—
"Baiklah! Arigatogozaimasu Miku-neechan! Aku keluar dulu. Titip rajutan ini dulu ya," ujar Rin semangat.
"Iya. Ya sudah, nanti cepat ambil ya. Bisa-bisa dilihat dia nanti," jawab Miku sambil tersenyum. Rin pun mengangguk dan keluar kamar Miku.
.
"Mei-neechan, remote televisi ada di mana?" tanya Len sambil mengacak-acak rambut pirangnya.
"Mana aku tahu, Len-kun. Kau cari saja di lemari televisi putih itu," jawab Meiko sekenanya. Len hanya mendengus kesal.
Kalau tidak tahu, kenapa bilang cari di lemari! Baka oneechan.
Pikir Len kesal.
Lalu, ia segera menggeledah lemari putih dan mendapati benda berbentuk persegi panjang berwarna putih juga.
Tap. Tap. Tap.
"Eh?" Len mendengar suara derap langkah. Len sudah bisa menebak bahwa pemilik suara derapan langkah itu adalah saudara kembarnya sendiri.
"Rin-chan!" panggil Len. Rin yang baru melewati lorong yang ada pintu untuk menuju ruang tengah berhenti sejenak dan menengok ke asal suara.
"Ada apa?" tanya Rin pelan. Len mengangkat remote televisi dan menjawab dengan semangat, "Ayo kita putar lagu terbaru kita!"
Salah satu alis Rin terangkat. Pipinya panas.
"A-anu, maaf ya Len-kun. Aku sibuk. Kapan-kapan saja ya," tolak Rin lembut sambil merapatkan kedua telapak tangannya. Len mendengus.
"Oke. Maaf sudah mengganggu kesibukanmu," jawab Len kesal. Rin hanya tersenyum kecil dan meninggalkan Len yang sedang menggerutu.
"Fufufu, kau seperti ditolak dalam menyatakan cinta." Ejek Meiko sambil meletakkan lima cangkir berisi teh. Len hanya berdecak kesal.
"Sebaiknya jangan kau ganggu Rin-chan kalau dia sedang sibuk. Bisa-bisa kau rata jika Rin-chan bergabung dengan Mr. Roadroller. Kau mengerti 'kan?" lanjut Meiko dengan senyum liciknya.
"Aku tahu. Bukan hanya aku, bahkan kau juga akan rata," jawab Len lemas. Meiko terkekeh pelan dan langsung menikmati tehnya.
"Ayo. Tenangkan dirimu dulu. Nikmati teh ini," ajak Meiko. Len pun menurut dan meminum teh buatan Meiko.
.
konna kimochi wa kitto
hajimete no koto ka mo shirenai
dou shiyo sonna mujaki na me de
watashi o minaide
.
Rin naik ke atas tempat tidurnya di bagian atas. Tangannya sibuk merajut syal biru. Kadang-kadang, ia menguap sebentar.
"Aku harap dia menyukai syal ini," gumam Rin sambil tersenyum.
Tidak lama, ia membawa syal itu ke kamar Miku.
"Miku-neechan, kalau begini bagus enggak?" tanya Rin sambil menampakkan syal yang belum jadi itu.
Miku diam sejenak dan memperhatikan syal tersebut dengan cermat.
"Ya! Itu sudah bagus Rin-chan! Kamu hebat juga ya dalam merajut," puji Miku senang. Rin pun tersenyum gembira.
"Baiklah! Aku akan melanjutkan rajutan ini," ujar Rin semangat dan langsung melanjutkan rajutannya.
.
suki da yo to itte hoshii no
motto chikarazuyoku dakishimete
watashi no chiisana haato o
rin to naraseru no wa anata dake yo
.
Setelah beberapa hari, Rin sudah menyelesaikan rajutan syal biru tersebut.
Ia lalu melipatnya dengan rapi dan tidak lupa diberi pengharum agar lebih bagus. Setelah itu, Rin menuju kamarnya.
KLAP.
"Le-len-kun?" panggil Rin terbata. Terlihat Len sedang sibuk menulis sesuatu di buku berwarna kuning dan pensil berwarna hijau.
"Ya?" respon Len tanpa mengalihkan pandangannya dari buku kuning.
"Aku ingin memberimu sesuatu," jawab Rin. Semburat merah muda mengembang di kedua pipinya.
"Hmm," gumam Len pelan. Rin mendekati Len dan—
"Surprise!" seru Rin sambil menubruk Len. Seketika, syal biru melilit leher Len.
"Waa," seru Len kaget. Dilihatnya wajah Rin yang senang dan memerah. Wajah Len ikut memerah.
"Hehe," kekeh Rin sambil tersenyum. Len membalas senyum Rin. Dipegangnya kuat-kuat syal biru itu.
.
rin to oto ga kikoeta nara
sore wa anata e no aizu na no
mimi o sumasete kiite ne
yosomi o shite'tara kikoenai desho
.
To Be Continued ..—
.
.
.
.
.
Author : Gimana?
Rin : Apanya? *cengo*
Len : *diam sambil memperhatikan syalnya*
Author : Ceritanya!
Rin : Oh.. *hening dulu*
Hey! Katanya mau hiatus!
Author : Ini 'kan udah aku buat sebelumnya. Tapi bingung mau update kapan. Nah, ini cuman aku edit.
Len : Oh *sambil terus memperhatikan syalnya*
Lalu chapter selanjutnya? Oh iya, ending-nya juga menggantung di chapter ini *banyak komentar*
Author : Tenang! Udah aku buat kok. Cuman update-nya aja yang lama :p
Hue, biarin. Aku enggak hebat dalam membuat ending.
Rin : Udah deh. Oke minna-san.. Review please! Ini masih bersambung.. Hanya ada 2 chapter kok! 2SHOT!
Author + Len : REVIEW PLEASE..
