The Mistress Wife (Remake)
Lynne Graham
Chapter 1
Cho Kyuhyun & Lee Sungmin
Romance
Genderswitch
Rate T to M
Shin Seung Hun – I Believe
.
.
.
"Aku membenci laki – laki itu, tapi hatiku tidak bisa berbohong kalau aku masih mencintainya... mencintai calon mantan suamiku."
.
.
.
"Aku tidak tahu kau sudah melihat ini atau belum..." kata sepupu Kyuhyun, Lee Jonghyun, sambil meletakkan tabloid di meja kaca di hadapan Kyuhyun.
Terlihat wanita berambut pirang yang sedang menunjukkan lekuk tubuhnya di halaman depan tabloid sambil tersenyum di bawah judul vulgar yang membuat Cho Kyuhyun membeku. Wajah tampannya mengeras. Wanita itu adalah Kim Hyuna. Kebohongan wanita licik itu ikut menyumbang pada hancurnya pernikahannya. Kim Hyuna mengungkapkan tanpa sedikit pun menutupi fakta seberapa rendah ia bertindak untuk meraih ketenaran yang hanya berlangsung beberapa jam itu. Dengan santai, mantan model tanpa busana itu menuturkan kalau ia mengarang cerita mengenai malam penuh gairah yang dilewatkannya dengam miliader Korea, Cho Kyuhyun, di kapal pesiar pria itu.
"Kau harus menuntutnya, Hyung!" ucap Jonghyun geram. Pria muda berusia awal dua puluhan itu menunjukkan antusiasme naif pengacara baru lulus yang berusaha membuktikan tekadnya.
Mulut Kyuhyun yang sensual membentuk senyum sinis. Tak ada gunanya ia menuntut wanita murahan itu dan reputasinya yang telah lama hilang ke pengadilan. Ia tidak akan mendapat keuntungan apapun dari hal itu. Lagi pula perceraiannya akan segera diputuskan. Sungmin, yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya, langsung memutuskan bahwa Kyuhyun bersalah dengan kecepatan dan ketidakpercayaan yang akan mengejutkan setiap pria berakal sehat. Dengan dukungan kakaknya yang mata duitan, Yeonhee, Sungmin meninggalkan rumah dan pernikahan mereka tanpa mempedulikan kenyataan bahwa ia sedang mengandung anak pertama mereka. Ia menolak mendengarkan penjelasan Kyuhyun. Wanita yang menangis tersedu – sedu saat menonton drama musikal The Moon Embraces The Sun itu menunjukkan sifat keras kepalanya.
"Hyung...?" lanjut Jonghyun di tengah keheningan yang akan dimaklumi oleh semua staf pribadi Kyuhyun sebagai tanda bahaya.
Dengan susah payah Kyuhyun menekan kemarahannya yang menggelegak. Ia menatap sepupunya itu.
"Aku berhutang maaf padamu," kata Jonghyun dengan canggung. "Aku tidak percaya kalau Hyuna menjebakmu, Hyung. Orangtuaku juga berpikiran sama. Kami mengira kau memang berselingkuh dengan wanita itu."
Kecurigaan Kyuhyun bahwa keluarganya tidak percaya kalau ia tidak bersalah kini terbukti.
"Tentu saja tidak ada yang menyalahkan Hyung sedikitpun," Jonghyun cepat – cepat menambahkan saat melihat mendung di bola mata Kyuhyun. "Sungmin noona mungkin tidak sesuai─"
"Sungmin adalah ibu dari anakku. Jangan bicara tidak hormat mengenai dirinya." gumam Kyuhyun, menunjukkan ketidaksetujuannya dengan dingin.
Jonghyun bergegas minta maaf dan segera keluar dari ruangan itu sebelum suasana hati Kyuhyun bertambah buruk. Kyuhyun lalu bangkit dari kursinya dan berjalan menuju jendela yang memperlihatkan pemandangan kota yang luar biasa, tapi pandangan matanya tampak muram.
Putra kecilnya, Minhyun, tumbuh tanpa dirinya di rumah kecil yang tidak menggunakan bahasa Korea dalam percakapan. Kehancuran pernikahannya berlangsung dengan penuh kericuhan. Kyuhyun harus berjuang keras mempertahankan haknya untuk mengunjungi putra yang sangat dicintainya itu. Ia dicap sebagai suami yang tidak setia karena tuduhan Kim Hyuna. Pengacara dan juga temannya, Shim Changmin, dengan terus terang mengatakan tak ada peluang sama sekali baginya untuk memenangkan hak asuh atas putranya dari reputasi istrinya yang tak bercela. Kyuhyun merasa tidak adil karena Sungmin, yang telah merusak pernikahan mereka karena tidak percaya padanya, justru mendapatkan hak asuh atas putranya.
Ia sadar dirinya tak lebih dari sekedar pengunjung tidak tetap dalam kehidupan Minhyun dan ia takut putranya akan melupakan dirinya. Bagaimana mungkin seorang anak yang berusia delapan belas bulan bisa mengingat ayahnya yang hanya datang sebulan sekali? Namun sekarang, Sungmin tak dapat menghalangi hak asuhnya menggunakan alasan moral...
Begitu kenyataan menarik itu terbersit dalam pikiran Kyuhyun, ia seperti mendapat suntikan adrenalin yang mengalirkan semangat hidup ke sekujur tubuhnya. Matanya seketika tampak bersinar. Ia berpikir Sungmin mungkin melewatkan berita mengenai pengakuan Kim Hyuna. Sebagai seorang yang bekerja di bidang akademik, Sungmin tidak terlalu peduli dengan berita sehari – hari, Sungmin juga jarang membaca tabloid.
Kyuhyun menghubungi sekretarisnya, menyuruhnya mencari edisi baru tabloid tersebut dan mengirimkannya kepada Sungmin, disertai kartu bertuliskan namanya. Harga diri membuatnya ingin menunjukkan pada Sungmin bukti ketidakbersalahannya.
Hal itu mungkin akan merusak hari Sungmin atau bahkan lebih buruk lagi. Selama ini, Sungmin menjalani kehidupan yang aman. Ia akan dihadapkan oleh rasa bersalah karena salah menilai suaminya. Keadilan mungkin pada akhirnya akan berpihak pada Kyuhyun, tapi tak ada hukuman yang sepadan dengan kejahatan Sungmin karena meninggalkannya bukan?
.
キュミン
.
"Keluarlah, Cacao..." pinta Sungmin kepada anjing Scottie berkaki tiga yang bersembunyi di bawah lemari.
Cacao, yang dinamai berdasarkan tokoh anime di Trouble Chocolate, bergeming. Ia tidak diperbolehkan menancapkan gigi ke kaki tukang reparasi mesin cuci sehingga tidak bisa memenuhi tugasnya untuk melindungi majikannya dari laki – laki pengganggu. Seharusnya anjing tidak boleh merajuk, tapi Cacao selalu marah dan kabur bila tidak diizinkan mengejar para laki – laki penggangu.
Minhyun berceloteh dengan riang dan mulai merangkak ke bawah lemri untuk bergabung dengan teman main favoritnya itu. Sungmin mengangkat Minhyun. Mata cokelat Minhyun dengan pupil mata yang besar dan bulu mata hitam pekat lentik, mempertanyakan campur tangan ibunya. Minhyun menggeliat dengan kesungguhan hati untuk melepaskan diri dari kukungan lengan ibunya, dan ketika itu tidak membuahkan hasil, ia berteriak kesal.
Sungmin menatap Minhyun. "Tidak..." katanya dengan lembut dan perlahan pada Minhyun, dengan getir menyadari setelah kejadian yang sangat memalukan di depan umum di pasar swalayan baru – baru ini bahwa sudah waktunya ia belajar mengatasi temperamen putranya.
Tidak? Dengan rasa tak percaya yang tampak nyata, Minhyun menatap wanita berambut keemasan dengan mata cokelat besar yang terlihat cemas itu. Tidak? Pengasuhya, Dana, menggunakan kata tidak menyenangkan itu padanya, begitu juga ayahnya. Namun, ia tahu ibunya memujanya dan suka memanjakannya. Pada usianya yang menginjak delapan belas bulan, Minhyuk memiliki semua naluri berkuasa ayahnya. Ia juga menemukan senjata ampuh apa bila ada yang melarangnya. Ia akan menangis sejadi – jadinya sampai mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia menarik napas, bersiap untuk berteriak dan menangis kencang – kencang untuk mendapatkan keinginannya.
Sungmin meletakkan putranya ke dalam boks bayi. Minhyun adalah anak yang kuat sehingga saat ia marah, Sungmin selalu kesulitan memeganginya. Putranya itu pernah jatuh saat ia gendong dan karena itu kepala Minhyun terbentur. Setelah kejadian menakutkan itu, Sungmin membiasakan diri meletakkannya ke boks untuk keselamatan putranya sendiri.
"Ia anak yang manja!" seru kakaknya, Yeonhee, dengan penuh kebencian yang menyakiti perasaan keibuan Sungmin.
"Anak yang merepotkan, bukan?" Kim Jungmo, teman dan rekan kerja Sungmin di fakultas tempatnya mengajar, menyatakan pendapat saat melihat Minhyun menunjukkan kemarahannya. "Pernahkan kau berpikir untuk menegakkan disiplin padanya?"
"Nyonya harus berusaha tegas padanya," Dana, pengasuh paruh waktu Minhyun, memberi saran saat menjelaskan mengapa cara mengasuhnya terkadang tidak berhasil saat menghadapi Minhyun. "Minhyun kadangkala sangat keras kepala."
Sungmin melakukan atraksi jungkir balik di samping boks bayi. Jika ia cepat bertindak, mungkin ia berhasil mengalihkan perhatian Minhyun. Sambil sedikit terisak, putranya itu berhenti meraung untuk menarik napas, kemudian tertawa kegirangan melihat ibunya berdiri dengan kepala di bawah. Minhyun duduk agar bisa melihat lebih jelas dan menyunggingkan senyum penuh kemenangan.
Sungmin menegakkan badannya kembali, kemudian mengangkat Minhyun ke dalam pelukan dan memeluknya dengan erat. Seluruh rasa cinta yang pernah dirasakannya untuk Kyuhyun telah dialihkan ke putra mereka. Dengan adanya Minhyun, Sungmin merasakan Kyuhyun juga bersamanya. Walaupun dia membenci laki – laki itu, tapi hatinya tidak bisa berbohong kalau dia masih mencintai suaminya. Tanpa Minhyun, ia yakin ia akan menjadi gila karena rasa sedih setelah pernikahannya hancur. Bayinyalah yang mendorongnya untuk menghadapi kenyataan pahit tersebut dan memulai kehidupan baru bagi mereka berdua. Namun, rasa sakit yang timbul akibat pengkhianatan Kyuhyun masih tersimpan dalam dirinya dan ia hidup dengan hal itu setiap hari.
Suara mesin mobil yang menderu keras di pekarangan menandakan kepulangan Yeonhee. Sesaat kemudian pintu terbuka dengan kasar dan menampakkan sesosok wanita tinggi berambut hitam yang akan terlihat mempesona jika saja bola mata cokelatnya tidak menunjukkan kemarahan.
Minhyun tak peduli dengan kedatangan bibinya itu, yang tak pernah memberi perhatian kecuali untuk mengeluhkan tangisan atau tingkah lakunya yang kekanakan. Ia menguap dan lebih memilih menyandarkan kepalanya pada lengan ibunya.
Yeonhee menatap anak berambut cokelat itu dengan tatapan jengkel. "Bukannya anak itu seharusnya tidur siang?"
"Aku baru saja akan menidurkannya." Sungmin pergi ke atas dan bertanya – tanya apakah kakaknya sedang mengalami kesulitan di bidang pekerjaan. Dan seketika teringat kalau keadaan keuangannya juga menipis.
Sungmin tahu kalau ketidakinginan pribadinya untuk menerima bantuan keuangan lebih dari batas minimal dari Kyuhyun setelah perpisahan mereka berpengaruh terhadap jumlah hutangnya di bank. Ia lebih mementingkan harga diri dari pada akal sehat dan sekarang ia harus menghadapi konsekuensinya.
Walau rumah yang mereka tempati kecil, ini sudah lebih dari cukup untuk Sungmin. Memang, menurut Yeonhee rumah ini hanya cocok untuk boneka. Namun, pada hari – hari terakhir kelahirannya, saat Sungmin berjuang seorang diri melahirkan anaknya tanpa kehadiran Kyuhyun, rumah kecil ini memberikan pelindungan. Rumah ini juga tidak jauh dari kampus tempat Sungmin mengajar.
Sungmin tidak keberatan dengan adanya Yeohee di sini. Yah, siapa yang menyangka kalau butik kakaknya bisa bangkrut dan malah kehilangan segalanya. Dari mulai apartemen yang trendi, mobil sport, belum lagi teman – temannya yang bergaya tapi tidak setia.
"Jangan tanya bagaimana wawancaraku hari ini!" seru Yeonhee kesal saat melihat Sungmin dihadapannya. "Wanita tua itu bahkan menuduhku memalsukan riwayat hidup, jadi kukatakan padanya bahwa ia bisa berbuat sesuka hati dengan pekerjaan hotel bodohnya itu!"
Vivien terkejut mendengarnya. "Memalsukan?"
"Ia mulai berbicara dalam bahasa China dan aku tak mengerti sedikitpun apa yang ia katakan!" Yeonhee berkata dengan marah. "Aku menulis bahwa aku mengerti bahasa China dalam riwayat hidupku... Aku tidak bilang kalau aku menguasainya secara aktif!"
Walaupun Sungmin baru tahu kalau saudaranya yang dua tahun lebih tua darinya itu memahami bahasa China, ia cepat – cepat menghiburnya dengan kata – kata penuh simpati.
Tak terpengaruh dengan hiburan Sungmin, Yeonhee malah manatap Sungmin tajam. "Salahmulah sehingga aku dipermalukan!"
"Salahku?" tanya Sungmin heran.
"Kau masih menikah dengan orang yang sangat kaya, tapi kenapa kita hidup miskin! Kau selalu mengeluh tidak punya uang dan membuatku merasa bersalah... aku terpaksa mencari pekerjaan yang tidak aku inginkan, sementara kau duduk santai di rumah dan memanjakan Minhyun seperti seorang Pangeran!"
Sungmin tercengang mendengarnya dan merasa bersalah karena itu. "Eonni, aku─"
"Kau aneh, Min. Lihat dirimu!" seru kakak Sungmin dengan nada merendahkan. "Kau tinggal di sini, dengan anakmu dan anjingmu yang aneh. Kau bekerja di tempat membosankan, menjalani kehidupan yang membosankan, dan orang yang paling membosankan yang aku kenal. Aku tak heran kalau Kyuhyun mengkhianatimu dengan wanita pirang seksi itu di tengah laut! Yang mengherankan adalah ia mau menikahi wanita seperitmu!" Yeonhee meninggalkan Sungmin dan menuju ke kamarnya.
Sungmin tampak seputih susu saat mendengar semburan kata – kata penuh amarah itu. Ia berusaha tidak memasukkan dalam hati perkataan Yeonhee. Ia mengingatkan dirinya kalau kakanya sedang mengalami situasi tidak menyenangkan dan membutuhkan seseorang untuk melepaskan amarahnya. Sungmin tahu, sulit bagi Yeonhee untuk menerima keadaan mereka sekarang. Apalagi Yeonhee selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.
Sungmin adalah adik tiri Yeonhee. Orangtua kandungnya meninggal dalam kecelakaan saat dia masih bayi, tapi kemudian ia diadopsi oleh keluarga Lee yang kaya dan terkemuka. Putri mereka, Yeonhee, baru berusia dua tahun, dan mereka berniat mengadopsi gadis kecil untuk memastikan Yeonhee akan punya teman main karena ternyata ibu yang mengadopsinya itu mengalami pengangkatan rahim karena kanker.
Semua orang di keluarga Lee bersikap baik kepada Sungmin, tapi ia gagal memenuhi keinginan orangtua angkatnya untuk menjadi sahabat baik bagi Yeonhee. Keluarga Lee berharap Sungmin menjadi gadis feminim seperti Yeonhee. Namun, Sungmin sangat pemalu, penyendiri, dan merupakan gadis tercanggung di kelas balet. Ia yang kutu buku hanya percaya diri di bidang akademik, tempat kepandaiannya membuahkan peringkat teratas di usia muda.
Ibu angkatnya meninggal akibat serangan jantung saat Sungmin berusia tujuh belas tahun. Ia berada di bangku kuliah saat ayahnya wafat setelah berbulan – bulan stres karena kerugian finansial. Yeonhee sangat terpukul dengan keadaan itu. Sungmin tahu kalau ia tidak akan bisa menenangkan kakaknya saat itu.
Bunyi bel pintu menyadarkan Sungmin dari ingatan kegagalannya sebagai anak dan adik angkat. Seorang kurir memberinya paket dan langsung berlalu dengan motornya.
"Apa itu?" Yeonhee bertanya dari belakang Sungmin sementara adiknya menatap heran kartu berwarna keemasan dengan tanda tangan Kyuhyun yang tampak dicoretkan asal – asalan.
"Aku tidak tahu, Eon." Sungmin yang mengira bingkisan itu hadiah untuk Minhyun, terlihat bingung saat menemukan tabloid dalam bingkisan tersebut.
Ia seketika terdiam karena mengenali foto wanita berambut pirang. Perutnya bergejolak dan terasa mual, telapak tangannya berkeringat. Mengapa Kyuhyun bertindak kejam dengan mengiriminya artikel mengenai Kim Hyuna? Ia membuka halaman satu – persatu dengan gemetar.
Setelah menemukan judul "Kebohongan Membuatku Kaya", Sungmin membaca isi dari berita itu sebanyak tiga kali. Tanpa rasa malu sedikit pun, Hyuna mengakui kalau pernyataan yang ia katakan bahwa ia tidur dengan Cho Kyuhyun adalah sebuah kebohongan yang disusun rapi untuk mendapatkan ketenaran. Perselingkuhan yang ia ceritakan dengan detail menijijikan dua tahun lalu itu, hanyalah rekaan semata.
Sungmin terdiam. Otak dan tubuhnya mati rasa. Kim Hyuna hanya mengarang perselingkuhan tersebut? Perutnya terasa makin mual. Kyuhyun tidak pernah mengkhianati janji pernikahan mereka. Kyuhyun berkata jujur padaku... dan aku? batin Sungmin. Dan aku? Aku beranggapan kalau Kyuhyun memang selingkuh dan tidak memperdulikan ucapannya. Aku telah meninggalkan suamiku dan pernikahan kami. Kebenaran mengerikan itu menelan Sungmin bulat – bulat.
"Aku salah sangka... aku salah menilai Kyuhyun..."
"Kau... kau melakukan apa?" Yeonhee bertanya tidak sabar dan merebut tabloid yang sedang dipegang Sungmin.
Sungmin mengangkat tangannya dan menekan jidatnya yang terasa berdenyut. Kebenaran itu menghantamnya seperti batu yang menghantam gelas dan membuatnya hancur. Dalam sekejap ia berubah dari wanita yang percaya bahwa ia bertindak benar menjadi seseorang yang tak termaafkan karena melukai pria yang ia cintai dan juga putra mereka.
"Tentunya kau tidak percaya omong kosong ini, bukan?" tanya Yeonhee kejam. "Sekarang ia sudah tidak terkenal, makanya dia melakukan ini agar namanya kembali melejit!"
"Tidak Eonni, semua yang Hyuna katakan di tabloid itu sangat sesuai dengan apa yang Kyuhyun katakan saat itu, hanya..." suara Sungmin makin terdengar lemah. "Hanya aku menolak mendengarkannya..."
"Tentu saja kau tak perlu mendengarnya!" seru Yeonhee. "Kau terlalu cerdas untuk mendengarkan kebohongannya. Ia hanya seorang penakluk wanita dan kau tahu itu sebelum menikahinya."
Banyak orang yang memberikan peringatan kepada Sungmin agar tidak menikahi Cho Kyuhyun. Setiap orang beranggapan kalau pernikahan mereka tidak akan lama. Sosok Sungmin yang pendiam, terlalu pasif, terlalu kuno, dan kurang menyenangkan dianggap tidak setara bagi pria dengan pergaulan seperti Kyuhyun. Sampai akhirnya ia ragu untuk menikah dengan Kyuhyun. Namun, Kyuhyun hanya perlu menjetikkan jari dan ia bersedia melewati rintangan api sekalipun. Ia mencintai Kyuhyun di atas segalanya sehingga menjadi buta karenanya.
"Bagaimanapun kau sudah bercerai sekarang," ucap Yeonhee mengingatkan.
Sungmin tidak bisa berkata apa – apa. Kyuhyun tidak pernah mengkhianatinya dengan Kim Hyuna. Wanita pirang murahan itu berhasil mengelabui semua orang agar bisa naik kapal pesiar Kyuhyun. Hyuna mengaku sebagai mahasiswi yang dipekerjakan oleh salah satu tamu Kyuhyun untuk meningkatkan bahasa Inggris putrinya. Saat Hyuna mengumumkan cerita tentang malam penuh gairah itu ke media massa, tak seorang pun membenarkan cerita itu. Tak seorang pun yang menentang cerita itu... kecuali Kyuhyun...
Sungmin merasa muak. Ia menghukum suaminya atas dosa yang tidak pernah Kyuhyun lakukan. Ia tahu pasti apa yang harus dilakukannya sekarang.
"Aku harus menemui Kyuhyun..." gumam Sungmin.
"Apa? Mengapa kau ingin bertemu Kyuhyun?" desak Yeonhee.
"Aku harus menemuinya." Sungmin mulai menyusun rencana untuk kembali ke Korea. Karena ini hari Sungmin bekerja, Dana akan segera datang dan menjaga Minhyun sampai pukul 6 sore. "Apa Eonni akan keluar malam ini?"
Yeonhee mengernyitkan dahi. "Aku belum punya rencana..."
"Aku tidak tahu dapat menemui Kyuhyun jam berapa. Kukira aku berada di daftar paling terbawah tamunya. Jadi, aku mungkin akan pulang larut malam. Bisakah Eonni menjaga Minhyun sampai aku datang?"
"Jika kau menemui Kyuhyun, itu akan jadi kesalahan besar yang kau lakukan!" seru Yeonhee jengkel.
"Aku harus mengatakan padanya bahwa aku menyesal... setidaknya itu hal terkecil yang dapat aku lakukan untuk menebus kesalahanku," jelas Sungmin.
Dalam keheningan itu, muncul ide cemerlang di pikiran Yeonhee. "Mungkin itu bukan ide buruk. Kau bisa sekalian mengatakan pada Kyuhyun kalau kau bangkrut─"
"Aku tidak bisa!" potong Sungmin. Ia tersentak kaget mendengar penuturan kakaknya.
"Kalau begitu, aku tidak akan menjaga Minhyun." Sahut Yeonhee tanpa ragu.
Rasa frustasi berkecamuk dalam hati Sungmin. "Baiklah... aku akan coba membicarakan soal itu dengannya."
Yeonhee tersenyum kemenangan melihat sikap menyerah Sungmin. "Baik... untuk kali ini saja aku akan menjaga Minhyun. Semoga saja Kyuhyun masih bermurah hati padamu."
.
キュミン
.
Saat diberitahu mengenai kedatangan Sungmin, Kyuhyun berdiri dan menghentikan rapat yang dipimpinnya selama sepuluh menit.
Kyuhyun terpaku di tempatnya berdiri, memandangi istri yang tak hidup serumah lagi dengannya melalui panel kaca yang mengelilingi ruang tunggu. Di ruang besar dan elegan itu, Sungmin terlihat kurus. Rok dan atasan cokelatnya tidak berbentuk serta tampak kebesaran. Rambut cokelatnya juga berantakan.
Dengan penampilannya ini, ia bukanlah wanita yang akan menarik perhatian pria pada pandangan pertama. Namun, ia memiliki kecantikan bercahaya yang tidak dapat ditutupi oleh penampilan luarnya. Pandangan mata Kyuhyun tertumpu kepada bentuk tubuh Sungmin yang sempurna, tangan kecilnya yang mengundang, serta pergelangan kakinya yang ramping. Gelombang hasrat langsung menerpa tubuh tegap Kyuhyun serta membangkitkan gairahnya. Geram karena kendali dirinya yang lemah saat melihat Sungmin, Kyuhyun mengepalkan tangan.
Sekali, ia pernah berpikir kalau istrinya itu manis, baik budi, dan setia sampai mati. Kehangatan dan kesederhanaan istrinya itu memikat dirinya. Kejujuran dan kebaikan istrinya itu mengubah pandangan sinisnya terhadap dunia. Kyuhyun percaya kalau ia begitu beruntung. Ia yakin pernikahannya akan berhasil, walaupun banyak pernikahan yang gagal. Ia memilih istri dengan teliti dan berhati – hati. Nyatanya, istrinya tidap pantas mengenakan cincin yang diberikannya.
Akal sehatnya mengalihkan Kyuhyun dari sikap bodohnya. Untuk apa ia menghentikan rapat hanya karena kedatangan Sungmin. Kyuhyun melangkahkan kaki ke ruang rapatnya. Toh, wanita itu yang memilih untuk menemuinya. Jadi, itu konsekuensinya untuk menunggu.
Kyuhyun merasa tindakan Sungmin untuk datang ke kantornya di hari yang sama dengan berita Kim Hyuna yang membeberkan kebohongannya adalah hal bodoh yang akan mempermalukan Sungmin sendiri. Para pencari berita pasti akan muncul bergerombol. Setelah memakai kembali jas abu – abunya yang terjahit rapi, Kyuhyun kembali memimpin rapat.
Tanpa menyadari kalau tadi ia diawasi, Sungmin menunggu dengan gugup. Saat perjalanan dari rumahnya di Jepang sampai ke Korea, dia berusaha menghubungi Kyuhyun, tapi nomornya sudah tidak digunakan lagi. Saat menghubungi kantor Kyuhyun untuk bisa menghubunginya, ia hanya diberitahu bahwa hanya Kyuhyun yang bisa memberikan informasi tersebut. Akhinya ia datang tanpa membuat janji dan telah bersiap untuk menunggu lama. Setidaknya Kyuhyun ada di Korea dan tidak sedang keluar negeri.
Pada pukul lima sore, Kyuhyun menutup rapatnya dan meminta salah seorang karyawannya untuk mengantar Sungmin ke ruangannya. Setelah menunggu selama tiga jam tanpa pemberitahuan apa – apa, Sungmin lega saat diantar ke ruangan Kyuhyun. Namun, tubuhnya mendadak tegang karena sebentar lagi akan bertemu Kyuhyun. Sungmin tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Kyuhyun. Sungmin berjalan melewati pintu, gelisah dan tidak yakin akan dirinya.
Kyuhyun berdiri di tengah ruangan kantornya, tampak mendominasi sekitarnya. Dengan tinggi 1,8 meter, ia adalah pria yang luar biasa tampan dengan tubuh tegap dan maskulin. Sungmin merasa susah benapas. Mulutnya kering dan jantungnya berdebar kencang. Bertatapan dengan mata gelap Kyuhyun membuatnya merasa tersetrum aliran listrik. Ia gugup dan malu karena dalam momen penting ini, ia langsung merasakan daya tarik yang dipancarkan Kyuhyun.
"Jadi..." gumam Kyuhyun. Suaranya yang indah terdengar dalam setiap kata yang terucap dan membuat punggung Sungmin yang tegang gemetaran. "Apa yang membuatmu jauh – jauh datang ke sini?"
.
.
.
"I believe one day you'll come back to me..."
.
.
To Be Continued
Read n Review ^^
