Rani : Aih.. Ni Fic terpengaruh lagu apa saya juga kurang tau..
Rin : OMIGOD! AKU JADI PEMBUNUH?
Len : Mama! RIN JANGAN DEKAT-DEKAT!
Rani : MUEHEHE..
Rin : Ah, sadis nih! Aku baca disclaimer ya?
Disclaimer : Vocaloid bukan milik author Rani sampai kapanpun itu..
Rani : SERRR!*Nose blood*
Rin : AUTHOR?
Rani : Aah... Baca cerita Lemon berat juga.. Apa karna di bawah umur ya? Ukh..*mengang idung*
Riu : Haah.. Salah sendiri baca cerita R*******! Udah tau rate M malah di baca!
Rani : A, Ara.. buka Fakku net ah..?
GUBRAAK!
Riu : Ntar mimisan parah lo!
Rani : Ba, baiklah Riu.. Pa, pa, para readers... Silahkan baca.. Tadinya ini mau rated M tapi ga jadi deh.. Ada temen saya.. Jadi kagak ada Lemon.. *celingak celinguk*
My live
Chapter 1 : New home..
Rin POV
"Fuh... Sampah-sampah ini masih berani juga melawanku ya?" Kataku sambil berjalan. Mengambil beberapa senjata yang harus ku bersihkan jejakku. Ah ya, namaku Rin Kagamine, seorang pembunuh tingkat wahid. Sekarang aku sedang berada di sebuah perusahaan yang sudah sukses kubunuh semua orangnya.. Pertahanan disini sangatlah rendah. Walaupun begitu, ah... Sangatlah memudahkanku bukan? Darah yang banyak mengalir dari tubuh manusia-manusia. Aku hanya tersenyum melihat itu.. Sepertinya aku harus menemui bosnya terlebih dahulu.. Tapi aku mau istirahat! Bosan tau kalau harus menghadapi musuh banyak begitu! HUH! Rinto juga tidak membantuku hari ini..
Drt.. Drt..
"Siapa yang meneleponku disaat-saat begini sih?" Kataku mengerutu lumayan kesal.
"Hai, Rinny~~" Kata seseorang yang membuat kupingku lumayan panas.
"Rinto apa yang kau lakukan di saat aku bertugas?" Kataku kesal. Aku mendengar suara terkekeh dari sana.. HUH!
"Ah~ Maaf aku tidak bisa membantumu Rinny~~ Aku sibuk ngurusin Lenka yang sedang merengek karna KAU TINGGAL!" Kata Rinto berteriak di akhir kata. Aku langsung menyengir... Benar aku meninggalkan anakku Lenka.. Akupun menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Maaf deh! Kan kamu ayahnya..." Kataku menyengir. Kudengar suara tangisan Lenka makin keras..
"Kau terlalu sibuk sebagai pembunuh ya? CEPATLAH SELESAIKAN TUGASMU DAN PULANG!" Kata Rinto yang mungkin sudah kewalahan karna Lenka yang merengek terus.
"IYA! IYA! AKU TAU!" Kataku lalu memasukan HPku kedalam tas kecil yang sangat ringan. Hah.. Rinto kayaknya bakalan mengomeliku deh.. Cape.. Jeez.. Sasaranku kali ini namanya Kagamine.. Hem? Sama juga marganya denganku.. Aku jadi penasaran.. Oiya, aku ini anak kelas 1 SMA yang sudah melakukan hubungan pada Rinto. Seorang agen pembunuh sekaligus seorang polisi. So? Aku aman-aman saja.. Aku juga sedang mencari kakakku yang bernama Len Kagamine..
*15 tahun yang lalu*
"BUANG ANAK INI! BUANG!" Kata Ayahku kepada Ibuku yang menolak mati-matian dan berakhir dengan... Aku dibuang. Len bukan hanya tak terima, dia bahkan meminta untuk di buang bersamaku. Kembar tidak akan pernah terpisah dengan kembarannya? Kurasa nasib kami tidak sama seperti itu.. Ayahku menggangguk dan terlihat senyuman licik di wajahnya.. Len memandangku dan tertawa. Ia memelukku erat sambil berkata 'Aku ingin selamanya bersama denganmu! Janji ya Rin?' Aku tidak menjawab dan hanya menunduk. Len memberikan kalung berbentuk F yang berpasangan dengan Len. Malampun tiba... Ibu dan Len sudah tertidur nyenyak. Ayah masih terbangun dan mengendongku,
"Hm.. Waktu yang tepat.." Kata Ayahku membawaku dan memasukanku ke dalam mobil. Oh, Len.. Sepertinya kita harus berpisah disini? Tanpa kusadari air mataku menetes terus menerus. Ah.. Aku pasti tidak akan pernah bertemu denganmu. Len mungkin.. Apa kau akan mencariku? Ayah membawaku ke tempat yang sangat jauh.. Mendorongku keluar.. Aku memeluk erat boneka yang kubawa.. Ayah masuk kedalam mobil lagi dan pergi.
"AYAH! AYAH!" Usahaku untuk memanggil Ayahku sia-sia.. Ayah sudah pergi.. Apa yang harus kulakukan? Akupun hanya menangis memandangi kalungku.. Sungguh, aku ingin bertemu Len.
"Hei.. Kau tak apa?" Kata seorang gadis yang mungkin berusia 10 tahun. Dia tersenyum mengerikan tapi dari matanya memancarkan kelembutan.. "Apa yang membuatmu disini Nak? Apa kau tersesat?"
"Aku dibuang sama Ayahku.. Hiks.. Hiks.." Kataku. Gadis itu mengelus rambutku dan mengendongku. Matanya yang memancarkan kelembutan sangatlah manis.. Walau senyumnya sangat mengerikan.
"Ikutlah denganku, aku akan menyayangimu.." Kata gadis itu tersenyum. Ia membawaku dan menggendongku. Sejenak senyumnya berubah menjadi senyuman layak bidadari. Kulihat rambutnya yang berwarna pink lembut dengan mata azure. "Namaku IA Sakine." Katanya dengan tampang datar dan nada yang sedikitnya sinis. Kamipun sampai di sebuah hutan yang jaraknya jauh dari kota.. Aku bahkan sampai takut melihatnya.. Tapi IA tersenyum seperti bidadari dan mengelus rambutku.
"Anggap saja kita sedang berada di Wonderland.." Kata IA tersenyum. Dan aku melihat sebuah rumah yang kelihatan tua tapi memiliki sebuah kebun yang berisi berbagaikan macam tanaman. Aku kagum dan tersenyum kembali.. IApun membawaku masuk ke rumah itu.
Kreek..
Dan melihat seorang anak berambut sama seperti IA sedang memainkan game. IA yang melihatnya langsung mendengus kesal dan mengeluarkan death glare mematikan..
BRAAK!
IA mengebrak pintu dengan keras. Sampai anak yang sedang bermain tadi langsung menjatuhkan Joy stick yang sedang ia pakai.
"Eh? MAMA ADA GENDORUWO!" Kata anak itu dengan latahnya. "RUI! ADA GENDERUWO!"
"EH? MANA ADA KUNTIL ANAK JADI MALING!" Kata seseorang dari kamar dekat pintu. Walah kagak nyambung.. Memiliki ciri-ciri bermata kuning dan berambut hitam gendernya cewe. IA hanya menghela napas..
"Hah.. Kalian ini.. Kita kedatangan anak angkat AI!" Kata IA kesal dan menunjuk anak yang sedang bermain game.(Maaf ada A/N bentar aja!: Karna saya ga tau IA itu kakak ato adenya siapa versi cowo kunamai AI aja..)
"Oh? Kalau begitu dia tidur bareng Rinto dong?" Kata cewe yang dipanggil Rui. IA menggangguk. "RINTO! TIDUR WAE LU KAYAK KEBO! BANGUN!"
"Hng.. Iya deh.. Rui bawel!" Kata seorang anak. Lalu dia keluar dan mengucek-ucek matanya.. IA, AI dan Ruipun memberikan tanda sesuatu..
BRUUK!
Disusul dengan Rinto yang tiba-tiba ambruk terusan molor... Jah..
"Welcom tu Rumah Pembunuh generasi ke 15!" Kata mereka semua kecuali Rinto yang sedari molor di lantai.. Dan sejak hari itu aku menjadi anggota keluarga yang memang sangat hangat ini. Rui yang kesukaan dengan nonton video horor buat ngebantu cara pembantaian.. AI yang kerjaannya berantem ma IA tapi kemampuan berantem dan skillnya hebat. Rinto yang memiliki kemampuan membaca pikiran orang dan paling gampang membunuh orang karna kelucuannya dan keshotaannya.. IA yang merupakan ke ibuan disini dan memiliki kemampuan membunuh orang dengan ketajaman indra pendengaran, scanning senjata, menggunakan kecantikannya dan memiliki kemampuan memecahkan kaca tanpa ada yang tahu penyebabnya. Membuatku sangat bahagia disini.. Apalagi aku melihat Rinto seperti 'copy'annya Len..
Lambat laun, aku menjadi agak sedikit dewasa.. Dan Rinto sering melirikku tanpa sebab yang menyebabkan mukanya memerah. Asalkan kalian tau.. Aku dan Rinto tidur berduaan di kasur karna kamar di rumah kami hanya ada 3. Pertama kamar Rui dan AI, kedua kamar IA yang tidak bisa diganggu gugat. Ketiga kamarku dan Rinto. Rinto kadang suka memilih tidur si sofa ketika mulai dewasa. Padahal aku dan Rinto sudah tidur bersama dari kecil, apa dia takut? Sampai suatu hari aku menengurnya..
"Rinto! Kenapa kamu selalu berada di sofa terus? Ayolah tidur disini.." Kataku mulai kesal dengan kebiasaan Rinto. Aku melihat muka Rinto memerah hebat.. Ah.. Ada masalah?
"Aku takut otak mesumku berfungsi Rin.." Katanya sambil malu-malu.
"PFT!" Kataku hampir tertawa mendengarnya. Aku yakin orang shota tidak akan pernah menjadi argesif 'kan? "Memang kau berani melakukannya padaku?" Kataku menantang. Rinto menggangguk dan setuju.. "Coba saja kalau berani.. Kaukan ss... Sshota.. Ahh.." Kataku mendesah dengan apa yang dilakukan Rinto padaku.. Memang sakit.. Tapi enak..
"Memang apa salahnya Shota?" Kata Rinto tersenyum..
-(SKIP TIME! NTAR AUTHOR NOSE BLOOD LAGI!)-(Bayangin sendiri)
"Haah... Haah.. Aku cape Rin.." Kata Rinto yang sangat kecapaian.. Lalu dia melempar tubuhnya dikasur. Dia sedang ada di sebelahku dengan sangat kecapaian.. Wajar saja sih.. Aku juga kelelahan..
"Aku tidak menyangka kau Agresif! Padahal kau Shota!" Kataku seperti meremehkan Rinto yang memang shota. Rinto yang sudah kecapaian memelukku..
"Apakah kau mau jadi pacarku atau Istriku?" Kata Rinto kecapaian.. Akupun langsung menggangguk.. Tiba-tiba seseorang yang sudah nose blood membawakan sebuah benda..
"Butuh Kondom? HEHEHE!" Kata orang yang sudah jelas bahwa itu Rui.. Rui menunjukkan kameranya.. Muka kami berdua langsung memerah.. TEREKAM? OH GA DEH! "Kayaknya tadi panas banget! HADUH!"
"RUI!" Kataku dan Rinto bersamaan. Rui hanya keluar dengan membawa kameranya dengan santai.
Keesokannya~
Melihat kami (Aku dan Rinto) keluar dari kamar, Rui hanya nyengir-nyengir kagak jelas.. Dia masih membawa kameranya.. Muka kami berdua jadi merah merona.
"Aih? Kemarin seru banget dah..? Untung kerekam semua jadi bisa di lihat lagi.." Kata Rui ketawa jahat. Aku hanya menatap Rinto dengan death glare.. "IA! AI! AKU PUNYA VIDEO BAGUS LOH!"
.
.
.
.
MAMPUS! DIA MAU NYEBARIN? KAMI-SAMA TOLONG!
"Video apaan ? Rui?" Kata AI dengan kesalnya. Rui hanya nyengir ga jelas, muka kami berdua mau di taruh mana COBA? AIpun melihat Video itu dengan muka memerah. AIpun memandang kami.. Muka kami sudah layaknya kepiting rebus..
"IAAAAAAAAAAA! AKU PUNYA LAPORAN NIH! BAGUS BANGET LAPORANNYA!" Kata AI sambil ngebawa kameranya Rui..
"APAAN?" Kata IA keluar dari kamarnya. AIpun menunjukan video itu.. Muka IA langsung merah merona.
"WHATTTTTTTTTTTT THE HELLL!" Kata IA teriak kaya ga percaya.. IApun dengan segera memelukku sambil menangis.. "RINTO! LO KAGAK DAPET JERUK SATU BULAN! KALAU RIN AMPE HAMIL GIMANA? LO HARUS JADI SUAMI DIA AJA!"
"Oh... No deh.. JERUK HILANG? APA? TIDAK!" Kata Rinto teriak histeris. IA masang tampang kesel.. Mungkin kaga percaya dengan apa yang dilakukan Rinto barusan di kamera..
"KALIAN JUGA KENAPA MAU? TAUKAN? KAGAK BOLEH!" Kata IA ngomel. "Tapi.. Aku juga pengen punya cucu deh..."
BRUUK!
.
.
.
.
Aku, Rinto, AI dan juga Rui pingsan.. IA terusan ngasih sesuatu.. kencil dan
"IAAAAAAAAA-SAMA! APA MAKSUDMU!" Kataku teriak kaya pake TOA masjid. IA cuma terkekeh yang penting semua sudah setuju 'kan? Ah.. TAPI AKU GA MAU LAGI!
"Sudahlah.. Aku dan Rin ga bakal lakuin lagi.. Rin juga bilang di pikirannya kaya gitu.." Kata Rinto lalu memberikan senyum padaku. Dan situsi normal seperti biasanya.. Dan 2 bulan setelah itu aku di kabarkan hamil.. Dan aku jadi punya Lenka deh..
*Back to now*
"Hm.. Ruangan Kagamine.." Kataku. Lalu aku memasuki ruangan bosnya.. Aku melihat dua orang disana.
"LENKA! AMPUN KA- Rin?" Kata orang yang ku kenal..
"Selamat datang.. Di tempat Len Kagamine.. Ini semua hanya rekayasa.. Yang dari tadi kamu bunuh itu hanya boneka.." Kata orang berambut honey blond sama sepertiku dan memiliki mata azure yang sama. Dan lagi dia memakai kalung berbentuk huruf G yang merupakan pasangan kalung yang kupakai sekarang..
"LEN?" Kataku masih tidak percaya dengan yang kulihat..
-TBC-
Rani : Ngantuk, marah, kesel!
Rin : Duh.. Author aku tau kamu ga boleh main laptop besok.. Tapi..
Rani : KIAMAT DONG! KAGA BISA NULIS CERITA!
Rinto : Fuh.. Panas gera bagian yang itu...
Len : Sepanas api.. Ok readers! Keep or delete?
Rin : And yang silent readers... Author bakal ngambek dan ga nerusin Fic manapun yang ia punya... Atau lebih parah bakal di delete..
Rani : HUH! APAAN KATA-KATAMU RIN!
Rin : Kenyataan kan?
Rani : Tau deh! Anyway Review ya!
.
.
.
Keep or delete?
.
.
