Remake dari novel U! by Donna Rosamayna.

FF ini menggunakan alur yang sama dengan novel aslinya, jadi jika ada kesamaan cerita adalah hal yang wajar. Akan ada beberapa plot dan setting yang akan disesuaikan dengan konsep boy X boy :)

Main cast: TaeKook / VKook

Team !Uke! Jungkook, Jin, Yoongi, Hoseok

Other cast: All BTS member & other Idol (random)

Rating T

boy X boy, Yaoi

Romance, Drama, Fluff

DON'T LIKE DON'T READ


Prolog

Senja itu langit tampak kelabu, hujan turun rintik-rintik membasahi tiap sentimeter tanah di sekitarnya. Orang-orang berpakaian hitam mengelilingi peti cokelat muda yang terukir indah. Wajah mereka tampak sedih. Banyak di antara mereka meneterkan air mata. Bahkan ada yang menangis tersedu-sedu.

"Semua yang berasal dari Dia... akan kembali kepada Dia...," ujar seorang pendeta penuh hikmat.

Orang-orang itu mengangguk-angguk sedih.

Tiba-tiba...

Seorang anak laki-laki berusia empat tahun berlari-lari kecil menyeruak kerumunan orang. Dengan cuek dia mencolek-colek orang-orang yang sedang bersedih itu.

"Eh... eh... kok semuanya pada nangis sih? Hujan nih..."

Seorang ibu tersenyum, lalu mengelus kepala anak kecil itu. Kalau tega sih, sebenarnya anak itu pantas dicubit karena mengganggu khotbah pendeta... tapi...

"Appa... Appa, Umma mana?" ujar anak itu lagi sambil berlari menghampiri papanya, menarik-narik ujung baju hitam pria itu tidak sabaran.

Pria yang dipanggil "Appa" itu bernama Jeon Ki Young. Ia memaksakan diri tersenyum pada lelaki kecil di sampingnya. Ia mengulurkan kedua tangannya, mengizinkan si anak naik dalam gendongannya.

"Jungkook sayang... Umma... Umma pergi ke surga," ujar Papa Jungkook terbata-bata.

Wanita di sebelah lelaki itu menitikkan air mata mendengarnya. Lelaki kecil itu menatap papanya bingung. Kedua bola mata jernihnya membulat memandang papanya.

"Surga itu di mana, Appa? Jauh, tidak?"

Pria itu menghela napas, menahan perasaan sedih dan harunya.

"Jauh, Sayang."

"Jauh mana sama rumah Harabeoji?" tanya lelaki kecil itu lagi.

Kebetulan kakeknya memang tinggal di Jepang.

"Lebih jauh lagi..."

Anak itu menghela napas kecewa.

"Yaaah... kalau begitu... Jungkook tidak bisa ketemu Umma lagi dooong! Ketemu Harabeoji saja Jungkook tidak pernah karena rumah Harabeoji jauh..."

Papa Jungkook merasa sebutir air matanya menetes.

"Umma jahat! Umma jahat! Jungkook sebal sama Umma... Huaaa..."

Jungkook mulai menangis meraung-raung. Semua orang di situ memandang dengan prihatin. Dada mereka sesak. Sang papa berusaha menenangkan putranya.

"Jungkook... jangan nangis dong, Sayang." Papa Jungkook mengusap air mata yang mengalir deras di wajah mungil anaknya.

"Bisa kok... Suatu hari nanti kamu bisa ketemu Umma lagi."

Anak itu menengadah, memandang ayahnya penuh harap.

"Benar, Appa?"

"I... iya, Sayang."

Jungkook tersenyum. Wajahnya langsung berbinar-binar.

"Nanti kita ke surga naik pesawat ya, Appa... Jungkook tidak takut ketinggian kok," ujarnya dengan yakin sambil menepuk dada.

Papa Jungkook menangis terharu, ia memeluk anaknya erat-erat. Orang-orang yang ada di situ hanya bisa menatap iba. Jungkook tersenyum senang. Ia memain-mainkan telinga papanya, lalu mulai mengantuk dan tertidur dalam gendongan papanya.

.

.

.

Sebulan kemudian...

"APPAAA..." Jungkook berlari menyambut ayahnya yang baru saja pulang kantor.

Ia membawa celengan berbentuk rumah-rumahan di tangan kanan dan sekantong plastik uang di tangan kirinya.

"Appa… Appa... kita ke bank yuk... Ini Jungkook sudah bongkar celengan... Jungkook mau menabung di bank," ujar Jungkook sambil menarik-narik tangan papanya.

"Appa baru pulang, Sayang. Tunggu sebentar ya, Appa istirahat dulu."

Jungkook cemberut.

"Tidak mau. Nanti keburu kurang..."

Papa Jungkook bengong.

"Hah, apanya yang kurang?"

"Bonusnya," ujar Jungkook yakin.

Papa Jungkook makin mengerutkan dahi.

"Begini loh, Appa..." ujar Jungkook sambil naik ke pangkuan ayahnya.

"Tadi Songsaeng-nim bilang, kalau kita mau cepat kaya, kita harus rajin menabung. Terus, supaya aman menabungnya harus di bank. Apalagi kata Songsaeng-nim, bank itu baik, kasih bonus uang tambahan buat kita, jadi uang Jungkook bisa tambah banyak. Terus, bank juga suka bikin undian, katanya kalau menang Jungkook bisa kaya-raya."

Papa Jungkook tersenyum mendengar celoteh anaknya. Ia mengambil kantong plastik berisi uang dari tangan Jungkook.

"Oh begitu... Jadi semua uang Jungkook mau dimasukkan ke bank?"

"Iya." Jungkook mengangguk senang.

"Tenang saja, Appa, uangnya sudah Jungkook namain kok tadi..."

Papa Jungkook kontan bengong.

"Dinamain?"

"He-eh," angguknya cepat.

"Habis Jungkook takut noona penjaganya pikun... Nanti dia lupa lagi, uang Jungkook yang mana..."

Papa Jungkook langsung tertawa terbahak-bahak mendengar kepolosan Jungkook. Jungkook bengong.

"Kok Appa ketawa sih?"

Papa Jungkook mati-matian menahan tawa. Jungkook memelototi papanya.

"Emmppt... Tidak... Tidak apa-apa. Oh ya, Jungkook memangnya mau jadi orang kaya, ya? Memangnya Jungkook mau beli apa?"

Jungkook langsung tersipu malu mendengar kata-kata ayahnya.

"Jungkook mau beli pesawat terbang."

Hah! Papa Jungkook bengong. Jarang-jarang ada anak kecil punya cita-cita beli pesawat. Biasanya, anak kecil itu kalau ditanya mau beli apa, pasti bilangnya mau beli es krim, cokelat, permen, mainan mobil-mobilan, boneka, tas, buku cerita, dan lain-lain... tapi kalau pesawat?

"Pesawat terbang sungguhan?" tanya papa Jungkook, siapa tahu ia salah dengar.

"Iya." Jawab Jungkook yakin.

"Kata Appa kan surga itu jauh, makanya Jungkook mau menabung, biar uang Jungkook banyak, terus bisa beli pesawat terbang... Jungkook bisa ketemu Umma deh..." ujar Jungkook dengan mata berbinar-binar.

Papa Jungkook langsung terduduk lemas di kursinya. Ia menatap Jungkook dengan sangat sedih.


-TBC-

[Cont/No? :)]