Love at First Sight

Disclaimer : Cerita murni milik author, tapi guest bukan milik author :v

Genre : Drama & Romance (semoga masuk genre :v)

Rate : T

Pair : Wontaek

WARNING! SHONEN-AI,BOYS LOVE,YAOI,OOC,ALUR CEPAT,TYPO,etc

Enjoy!

'Tampan' itulah kata yang dapat mendeskripsikan seseorang yang sedang membaca buku diruang perpustakaan milik universitas dimana ia belajar hingga sekarang. Terkadang ia memijat tulang hidungnya yang lelah karena terlalu lama menopang kacamatanya. Dia adalah Kim Wonshik mahasiswa semester 4 di Seoul National University jurusan 'Art'. Dan buku yang sedang ia baca adalah buku tentang musik. Wonshik sangat menyukai musik dan melukis tak jarang juga ia membuat lagu ciptaan sendirI tapi dia tak ingin memperdengarkan lagunya kepada orang lain, menurutnya lagu itu masing kurang bagus untuk diperdengarkan orang lain.

"Itu kosong kan?" tiba tiba terdengar suara seseorang, nadanya sangat lembut mungkin saking lembutnya lawan bicara yang ada disebelahnya tidak mendengar suaranya. Karena dirasa percuma untuk bertanya pada seorang yang sebelahnya, ia langsung mendudukan dirinya dikursi yang masih belum ada yang menempati itu.

Mendengar suara pergerakan seseorang disampingnya akhirnya Wonshik menoleh ke asal suara dan mendapatkan seseorang yang sedang duduk dan mulai membuka buku yang dibawanya.

'Manis sekali' batin Wonshik

Mungkin Wonshik ingin berkenalan dengan seorang pria yang ada disebelahnya, Wonshik pun mulai basa basi pada "Kenapa aku tidak menyadari kau disini? Padahal sebelumnya kursi ini masih kosong"ujar Wonshik ingin mengajak ngobrol pria disebelahnya.

'Tidak menyadari bagaimana? Aku tadi sudah bertanya padamu tetapi kau diam saja. Apakah kau itu tuli atau apa?' batin pria tersebut kesal

Merasa dicampakkan oleh seseorang yang ada disebelahnya, Wonshik membuang nafas berat.

'Apa kau tidak lihat ada seseorang yang mengajakmu berbicara? Mudah sekali kau mencampakkanku, biasanya seseorang tidak akan mudah untuk mencampakkanku. Menyebalkan sekali!' batin Wonshik

"Kau tuli" gumam pria disebelah Wonshik. Walaupun hanya sebuah gumaman tetapi Wonshik bisa mendengarkannya dengan jelas. "Apa katamu tuli?" saut Wonshik dengan nada tidak terima dikatai tuli oleh orang yang baru ia temui barusan. "Ya. Kau memang tuli" ujar pria disebelahnya yang masih sibuk menatap bukunya atau lebih tepatnya membaca. "Kenapa kau bisa mengataiku tuli,hm!?' tanya Wonshik masih dengan nada kesalnya.

"Aku pantas mengataimu tuli karna tadi aku mencoba bertanya padaku tapi kau tak meresponnya" jelas pria itu dengan posisi yang belum berubah. "Baiklah, aku memang tidak tahu jika kau tadi bertanya mungkin karna aku terlalu asik dengan buku milikku" ujar Wonshik pasrah karna ia memang tidak tahu jika pria disebelahnya itu tadi bertanya padanya. Setelah mendengar penjelasan dari Wonshik pria itu langsung menutup bukunya dan bangkit dari tempat duduknya.

"Mau kemana kau?" tanya Wonshik "Aku sudah selesai" jawabnya singkat lalu mulai mengambil langkah dan mulai menjauh dari tempat Wonshik berada. "Hey! Bahkan aku belum mengenalmu" ujar Wonshik dengan nada yang sedikit kencang tidak berniat berteriak karna ia tahu dimana ia sekarang. Pria itu menghentikan langkahnya "Kau tidak perlu mengenalku karna aku tidak mengenalmu" ujar pria itu dingin yang diberikan kalimat itupun hanya tersenyum sinis.

'Berani sekali kau berkata seperti itu? Aku akan mencari tahu semua tentangmu. Apapun itu. Semuanya. Hal yang menyangkut dengan dirimu.' Batin Wonshik

BRAAKKK!

Terdengar suara pintu dibantingkan, semua orang yang berada didalam ruangan itu sudah mengerti siapa yang melakukan hal kejam itu terhadap pintu tersebut. Sudah jelas. Pelakunya adalah Kim Wonshik. Pria yang diketahui sudah membanting pintu itu langsung menghempaskan dirinya ke sofa yang jaraknya hanya membutuhkan kurang lebih 15 langkah dari pintu masuk ruangan tersebut. Yap, Wonshik sedang berada diruangan khusus untuk kelompoknya. Ruangan itu berada dilantai 4 dan letak pasti ruangan itu adalah dipojok koridor lantai 4. Dekat dengan lift kampus mereka hanya memerluka beberapa langkah untuk menuju ruangan khusus Wonshik.

"Hyung, kau kenapa? Kau terlihat sangat kesal sekali" tanya Hyuk penasaran karna melihat tingkah hyungnya tadi. "Aku sedang kesal" jawab Wonshik singkat dengan nada malas. "Apa yang membuatmu seperti itu?" tanya Hongbin sambil fokus memainkan ponselnya. "Seseorang. Dan aku ingin kalian berdua mencari tahu tentang orang itu" perintah Wonshik. Hyuk dan Hongbin yang mendengar perintah dari Wonshik langsung terkejut. Bagaimana tidak? Baru kali ini temannya memerintah mereka untuk mencari informasi tentang seseorang. Ini hal yang langka menurut mereka berdua.

"Apa? Mencari informasi orang?" tanya Hyuk tidak percaya dengan hyungnya. "Iya. Apakah kau tidak mendengarkanku tadi,hm?" perjelas Wonshik dengan penekanan diakhir kalimat. Hongbin yang mengetahui keadaan temannya sedang dalam emosi tidak berkomentar apapun karna ia takut nantinya akan salah bicara/?

"Siapa yang harus kami cari? Apakah kau tahu namanya,hyung?" Hyuk kembali bertanya. "Aku tidak tahu siapa nama orang itu karna ia tidak memperbolehkanku berkenalan denganya" jawab Wonshik sambil membuang nafas berat. "Bagaimana kami mencari informasi tentangnya jika kau saja tidak tahu siapa namanya" ujar Hyuk kebingungan sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Wonshik kan sudah bilang bahwa dia tidak diperbolehkan berkenalan dengan orang itu" akhirnya Hongbin berkomentar. "Lalu bagaimana cara kita mencari tahu orang itu,hyung?" tanya Hyuk pada hyungnya yang bernama Hongbin. "Hm.. Wonshik, apakah kau tahu wajah orang itu?" tanya Hongbin pada Wonshik. "Jelas aku tahu wajahnya, mana mungkin aku bertemu orang tanpa melihat wajahnya" jawab Wonshik kembali dengan nada kesalnya. Sepertinya emosinya masih belum padam.

"Kalau begitu kita cari tahu dibuku kemahasiswaan saja, pasti disana terdapat foto setiap mahasiswa yang belajar disini" usul Hongbin. Wonshik yang mendengar ide cemerlang Hongbing langsung antusias meresponnya "Baiklah, tapi mahasiswa yang belajar disini sangat banyak bagaimana cara menemukannya dengan cepat?" namu rasa antusias itu langsung hilang mengingat mahasiswa dikampus ini sangat banyak dan bagaimana cara menemukan orang itu dengan cepat.

"Menggunakan feeling atau insting" saut Hyuk. "Masuk akal juga, menurutmu dia dari semerter berapa?" tanya Hongbin. "Sepertinya dia bukan maba, mungkin dia adalah mahasiswa semester akhir tapi aku tak yakin, cobalah 1-2 semester sebelum semester akhir" jawab Wonshik. "Kuharap itu benar dan kami langsung mengetahui orang itu. Aku akan mengambil buku kemahasiswaan 3 semester akhir di TU" ujar Hongbin lalu melangkah keluar menuju ruang TU untuk mengambil buku yang dibutuhkannya.

Hongbin kembali keruangan mereka sambil membawa 3 buku yang lumayan tebal. "Aku sudah mendapatkannya" ujar Hongbin sambil menunjukkan buku yang ia bawa. "Cukup sulit untuk mendapatkan buku ini. Jadi, jangan disia siakan. Jangan sampai orang yang kau cari tidak ada dibuku ini,Wonshik" lanjut Hongbin sambil menatap Wonshik dan terdengar penekanan saat Hongbin menyebut nama Wonshik.

Hyuk memegang buku data mahasiswa semester 5, Wonshik semester 6 dan Hongbin semester 7. Mereka bertiga terlihat sangat serius melihat lihat data mahasiswa yang kuliah disini. Karna mahasiswanya lumayan banyak mereka kewalahan untuk mencari orang yang Wonshik cari.

"Akhirnya ketemu!" seru Wonshik. Hyuk dan Hongbin terkejut mendengar temannya ini berteriak kegirangan karena dia berhasil menemukannya, akhirnya mereka berdua menutup buku itu. Mereka merasa lega karena mereka tidak perlu berkutat lagi dengan buku buku itu.

"Kau sudah menemukannya hyung?" tanya Hyuk memastikan disambung anggukan oleh Hongbin. "Sudah, akhirnya aku menemukannya" jawab Wonshik penuh percaya diri. "Siapa dia?" sekarang Hongbin yang ganti bertanya pada Wonshik. "Dia adalah Jung Taekwoon, mahasiswa jurusan bisnis yang sekarang sudah semester 6. Tidak salah aku mencari dibuku semester 6 dan instingku tidak salah" jawab Wonshik bangga dan penuh percaya diri. Terkadang sifat percaya diri berlebihan keluar jika Wonshik berhasil mendapatkan apa yang ia cari dengan usahanya sendiri.

"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Hongbin kembali bertanya pada Wonshik sambil merapikan buku yang ia bawa tadi. "Hm..." pikir Wonshik sambil melipat tangannya didepan dada.

'Aku berhasil mengetahui namamu dan sekarang aku akan memcari tahu kembali semua tentangmu dan aku dapat mengambil langkah berikutnya, yaitu mencoba untuk menjadikan dirimu adalah milikmu' batin Wonshik

TO BE CONTINUE

Author note :

Kembali lagi nih haha ~

Kali ini aku membawa fic yang lagi lagi guestnya Leo XD Aku kan sudah bilang bahwa aku akan membuat fic yang guestnya Leo XD Untuk fic ini aku bawa Wontaek buat pairnya ~

Siapa yang shipperin mereka? Aku juga shipperin mereka loh dan aku paling suka sama Wontaek soalnya kelihatan nyata gituuu

Kalian juga ngerasa gitu kan? Aku harap begitu ~

Mungkin kalian penasaran sama kelompoknya Ravi terus anggotanya juga, chap depan bakal aku jelasin semua tentang Ravi. Kenapa Ravi ambisius banget sama Leo? Udah jelaskan kalau Ravi itu cinta pada pandangan pertama sama Leo. Cihuuuuuyyy ~

Aku masih ngingetin kalian nih ~

Buat kalian yang nunggu apdetan(?) ficku yang lain, maaf banget aku belum update ficku yang lain tapi setelah aku publish fic ini dan yang satunya lagi, secepatnya bakalan aku update hehe ~

Maaf ya membuat kalian nunggu u,u

Aku juga mau ngingetin lagi hehe ~

Jangan jadi silent reader ya u,u aku nunggu banget review dari kalian u,u

Semua review kalian pasti aku baca dan aku balas ^^

Jadi, aku tunggu ya review dari kalian semua yang membaca fic ini ~