Judul: Silence
Fandom: Death Note
Pairing: MattNear
Genre: Fluff
A/N: Pertama kali nulis dalam bahasa Indonesia XD Moga-moga bisa kebaca oleh readers yang berbaik hati menyempatkan waktu untuk membacanya.
SILENCE
Rembun pagi menyusupi celah-celah tirai, menyinari tubuhmu yang mencari kehangatan di bawah selimut ini. Semua ini masih terasa janggal bagiku, terbangun dari lelap dengan dirimu di dekapanku, menunggu dalam hening saat kau membuka kedua matamu. Namun melihatmu yang terlihat sangat nyaman di pelukanku, membuatku berpikir bahwa mungkin takdir memang menghendaki kita untuk bertemu.
Kutarik nafas, lamban dan dalam. Kau berbicara dalam tidurmu, kau tahu itu Near? Keningmu mengernyit, namun matamu terpejam dengan tenang. Tanganmu tanpa sadar mencari arah di antara udara pemisah tubuh kita, sebelum akhirnya beristirahat dengan tenang di dadaku. Senyum kecil tersungging di bibirmu, tubuhmu menyusup lebih dalam ke pelukanku.
Terkadang terlintas di benakku bahwa suatu hari momen kecil seperti ini akan menjadi masa lalu yang perih. Tinggal menunggu waktu hingga pemuda berambut emas itu memanggilku, memintaku untuk kembali ke sisinya. Dan jika saat itu tiba, bukan hanya kau yang bersedih; aku juga, Near.
Dalam hati aku ingin waktu berhenti, sesaat saja, agar aku bisa mengabadikan momen ini. Menyimpannya dalam memori. Sebuah senyum akan terukir di wajahku saat mengingat dirimu. Seperti sekarang ini.
Aku tak sudi melepasmu. Tidak. Kau seperti penguat eksistensiku, bukan hanya sebagai anjing yang setia kepada tuannya, namun sebagai manusia yang berhak dipandang sederajat. Aku masih mengingat saat kau pertama kali membuka dirimu kepadaku. Aku tersentuh, Near. Rasanya seperti hanya aku seorang yang berharga bagimu, yang mendapat kepercayaanmu, yang memiliki hatimu sepenuhnya. Dan aku tahu aku benar; walau kau tak pernah mengucapkannya, tetapi matamu menyatakan segalanya.
Mataku tak henti-hentinya menatapmu. Kesempurnaan dalam kesendirian. Itulah dirimu. Kau indah sekali di mataku. Dimana orang seperti Mello hanya akan mencibirmu karena penampilanmu yang lemah, aku takkan pernah sedikit pun menilaimu semena-mena.
Desahan kecil terucap dari bibirmu. Aku mendekapmu lebih erat, menyembunyikan wajahku di antara bantal dan rambutmu. Hangat meredam kegelisahan. Kubiarkan tubuhku beristirahat, tanganku membelai wajahmu yang tenang dalam lelap. Dan hanya satu hal yang terucap di pikiranku:
Jagalah hatiku ini, Near.
