イタズラなキッド

(Naughty Kid)

.

Cast :

Jung Yunho (17 tahun)

Kim Jaejoong (17 tahun)

Kim (Shim) Changmin (5 tahun)

Genre :ー

Shonen-ai/Boys Love/Humor

Pairing : YunJae

Note : cerita ini asli milik saya sendiri, bahasa tak baku, typo(s)bertebaran, cerita gaje dan pasaran.

.

.

.

Tanoshimi ni oyomi kudasai ^^

.

.

DOUZO

::

::

イタズラなキッド

::

::

Pagi hari yang cerah menyambut seorang namja dengan mata musang yang masih terlelap damai di kasurnya. Nampak namja itu hanya mengenakan celana pendek hijau sementara tubuh bagian atasnya sama sekali tak terbalut apapun alias topless.

Jam weker yang sedari tadi menggema di dalam kamar itu, tak sedikitpun mengusik tidur sang namja tampan. Dirinya hanya sekali menggeliat dan dalam sekali hentakan jam weker malang itu sudah pecah berkeping setelah dipukul telak olehnya.

"Heumm...nyammm..." gumam namja tampan itu dalam tidurnya, ah, nampaknya ia tengah bermimpi sesuatu. Terbukti wajah namja tampan itu tersenyum manis.

"Heummm..Joongie~" gumam namja tampan itu masih dengan mata yang terpejam. Tangan namja itupun perlahan mengambil sebuah guling yang berada tak jauh darinya, setelahnya didekapnya guling itu dengan erat, seakan takut kalau guling itu akan pergi meninggakkannya.

"Joongie~" kembali namja tampan itu menggumam, ah, atau lebih tepatnya kita sebut dengan mengigau. Yah, nampaknya namja tampan ini tengah bermimpi tentang Joongie. Dan yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah gerangan 'Joongie' itu? Apakah nama makanan? Nama minuman? Atau...nama seseorang?

"Ah..ah..Joongie~~" kembali namja tampan itu menggumam dalam tidurnya. Namun kali ini nampak ada yang aneh dengan posisi dari namja tampan itu. Lihatlah sekarang bibir hati namja tampan itu sudah sedikit maju beberapa centi, entah apa yang dimimpikan oleh namja tampan itu hingga ia bisa berkelakuan seperti itu. Namun sepertinya, ia tengah bermimpi yang 'iya-iya'.

"Joongie~~chu~~" kembali namja tampan itu mengigau dalam tidurnya, bahkan sekarang bibir hati namja itu semakin maju. Tinggal beberapa centi lagi bibir namja itu akan bertemu dengan bantal guling yang sedari tadi dipeluknya, sebelum suara teriakan terdengar begitu kencang bersamaan dengan gebrakan kasar di pintu kamarnya.

Brakkkk

"HYUNGIE~~"

Brukk

Buaghhh

"OUCH!"

Pekikan keras segara terdengar bersamaan dengan terbukanya dengan kasar pintu kamar namja tampan itu. Dan bisa kita lihat sekarang namja tampan itu sudah jatuh tersungkur dengan tidak elitnya dari atas kasurnya.

"Yahh! Appoyo!" rintih namja tampan itu kesakitan. Iapun perlahan bangkit dari jatuhnya sambil menggosok-gosok pantatnya yang mencium-menubruk-lantai kamarnya. "Siapa tadi yang berteriak eoh!" teriaknya kencang penuh dengan nada kesal dan mulai mendudukkan kembali dirinya diatas kasur.

"Hehe, annyong hyungie~" sapaan hangat nan polos segera terdengar dari seorang bocah gembul yang berdiri didepan pintu kamar namja tampan itu. Bocah dengan seragam warna kuning lengkap dengan topi dan ransel dipunggungnya itu, kini tengah tersenyum lebar didepan pintu. Nampaknya bocah cilik itulah yang menjadi tersangka utama teriakan kencang dan dobrakan dipintu kamar namja tampan tadi.

"Yak kau!" teriak namja tampan itu tertahan saat menyadari kalau namja cilik itulah yang membuatnya terjatuh seperti ini. Segera ia menatap tajam kearah namja cilik gembul yang kini dengan santainya masuk kedalam kamar namja tampan itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Bisa tidak masuk ke kamar hyung dengan lebih sopan sedikit!" ketus namja tampan itu masih sambil memandang bocah gembul itu. Namun bocah gembul itu nampaknya sama sekali tak menggubris perkataan dari namja tampan itu, malah sekarang bocah gembul itu sudah naik merangkak keatas kasur lalu duduk dan melipat kedua kakinya diatas sana.

"Hyungie malec banget cih? Hyungie nggak liat ini udah jam belapa?" kata bocah cilik itu sambil mendekap kedua tangannya didepan dada. Iapun memincingkan matanya dan menatap tajam kearah sang namja tampan.

"Ckckck, bagaimana Hyungie mau jadi pacalnya nuna Min, kalo hyungie cendili malec begini. Min gak mau punya hyung yang malec dan jolok!" lanjut bocah gembul itu lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Iapun kemudian turun dari atas kasur dan berjalan keluar sambil menaikkan sedikit ranselnya yang melorot.

"Nuna uda nungguin hyungie dilumah dali tadi, umm, tapi kalna hyungie macih bau, jadi Min bakal bilang ke nuna kalo-"

"STOP!"

Namja tampan itupun akhirnya berteriak kencang saat bocah cilik itu terus berbicara tanpa henti. "Jangan katakan apapun pada nunamu! Hyung akan membelikanmu coklat dan juga es krim, tapi kau harus janji jangan mengatakan apapun tentang kejadian ini pada nunamu, arraseo?" lanjut namja tampan itu lagi setengah mengimingi bocah cilik itu dengan makanan.

Hemmm

Senyumpun segera mengembang diwajah bocah cilik itu saat tahu rencananya berhasil. Rencana? Yah, ternyata oh ternyata, bocah cilik nan gembul ini hanya bersandiwara dan hanya mengarang cerita tentang 'nuna'nya yang tengah menunggu namja tampan itu. Ia hanya berpura-pura guna mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Emm, baiklah. Min gak akan bilang ke nuna, tapi hyungie janji kaci Min cokelat dan ec klim, emmm macing-macing 5!" kata bocah gembul itu lagi sambil mengacungkan kelima jarinya kearah sang namja tampan.

Hahhhh

Namja tampan itu hanya bisa menghela nafas dan mengangguk, ia sudah pasrah akan dompetnya yang bisa dipastikan sebentar lagi akan terkuras. "Arraseo." jawabnya lemah dan setelahnya segera menghilang masuk ke kamar mandi.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Kim Jaejoong. Namja dengan paras menawan yang banyak digandrungi oleh para yeoja dan juga para namja itu kini tengah sibuk menyiapkan bekal makanan untuk dirinya dan sang namdongsaeng. Dirinya memang sudah biasa setiap hari menyiapkan bekal makan siang begini. Walaupun seorang namja, namun jangan ragukan lagi kemampuan memasaknya. Bahkan rasa masakannya mengalahkan rasa masakan restoran bintang sekalipun, kira-kira begitulah ikrar dari namdongsaeng namja cantik ini. Ah, berbicara tentang sang namdongsaeng, sedari tadi ia sama sekali tak melihat keberadaan namdongsaeng evilnya itu disekitarnya.

"Aiss, pasti ia tengah mengganggu Yunho lagi." gumam Jaejoong saat teringat kebiasaan usil sang dongsaeng, iapun hanya menggelengkan kepalanya sangat hafal kebiasaan sang dongsaeng dan memilih kembali melanjutkan membuat bekalnya.

"Joongie tolong letakkan ini di meja makan." teriak seorang yeoja paruh baya yang terlihat masih cantik diusianya, dengan apron yang masih melekat ditubuhnya.

"Ne eomma." jawab Jaejoong dan kemudian mulai membantu sang eomma menata makanan untuk sarapan mereka.

"Ini, bawa ini dan ini ke meja makan, lalu panggil Minie." kata eomma Kim lagi setelah menyerahkan dua piring berisi nasi goreng dan omelet kepada Jaejoong.

"Emm, sepertinya Minie masih berada di rumah Yunho eomma. Sedari tadi aku tak melihatnya berkeliaran di dapur." kata Jaejoong sambil berjalan pelan membawa makanan itu kemeja makan, menaruhnya diatas meja lalu kembali ke dapur guna melanjutkan membuat bekal.

"Aigoo, anak itu. Apa ia masih suka mengganggu Yunho? Awas saja, akan eomma potong jatah makannya kalau ketahuan ia masih suka mengganggu Yunho." gumam eomma Kim setengah dongkol jika mengingat keusilan anak bungsunya itu.

"Ne, aku setuju eomma!" jawab Jaejoong sambil tertawa pelan menyetujui ucapan sang eomma.

"Joongie, Minie, kalian sudah siap?"

Kali ini terdengar suara berat seorang namja tinggi gagah yang terlihat baru memasuki dapur. Namja dengan setelan jas hitam yang membalut tubuh tingginya itu berjalan pelan menuju meja makan.

"Ne appa, kajja kita sarapan dulu." jawab Jaejoong dan segera setelahnya iapun beranjak menuju meja makan.

"Minie eodiya?" tanya appa Kim saat tak melihat keberadaa putra bungsunya itu di meja makan, padahal biasanya putra montoknya itu selalu menjadi orang pertama yang akan mengisi meja makan untuk sarapan.

"Eoh, mungkin ia masih di-"

Brakkkk

"EOMMA, MIN MAU CALAPAN~~!"

Baru saja dibicarakan, kini sosok bocah gembul putra bungsu di kekuarga Kim itupun sudah berteriak kencang sambil menggebrak pintu rumahnya. Astaga, tak bisakah ia masuk dengan cara yang biasa saja dan tak membuat semua anggota keluarganya menjadi terkejut karena teriakannya itu.

"Kim Changminie! Jangan berteriak seperti itu!" tegur sang kepala keluarga yang rupanya sangat kesal dengan sifat putra bungsunya itu.

"Hehe, ne appa. Min gak akan ulangi lagi~" jawab Changmin dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Appa Kimpun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Changmin, karena tahu ucapan putra bungsunya itu tak akan pernah bisa dipercaya.

"Kka, cepat duduk sarapan. Lalu kita berangkat." lanjut appa Kim dan segera Changminpun berlari kencang menuju ruang makan dan mendudukkan pantatnya dikursi.

"Celamat makan~" teriaknya kencang dan setelahnya iapun mulai memakan sarapannya dengan cepat.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Jung Yunho, namja tampan yang setiap pagi selalu menjadi korban pembullian bocah gembul yang merupakan tetangga dan merupakan namdongsaeng dari namja pujaannya itu, kini tengah menunggu di depan rumah keluarga Kim, sambil bersandar pada motor sport biru miliknya. Telinganyapun sudah tersumpal sebuah earphone yang tersambung dengan ponsel pintar didalam sakunya.

Yah, hari ini seperti biasa ia akan berangkat bersama dengan tetangga cantiknya itu. Setiap pagi ia akan dengan senang hati menjemput tetangga cantiknya a.k.a Jaejoong dan berangkat bersama ke sekolah.

Jaejoong dan Yunho adalah sepasang sahabat semenjak balita, Yunho yang sangat menyayangi Jaejoong, dan tanpa sadar, perasaan sayangnya itu perlahan berubah menjadi perasaan cinta. Dan semakin berkembang ingin menjadikan Jaejoong sebagai pendampingnya.

Yah, Yunho sangat mencintai Jaejoong. Namja cantik yang sudah menjadi tetangganya semenjak kecil. Namun terkadang usaha pendekatannya sedikit terhalang dengan kehadiran bocah gembul dongsaeng dari namja cantik pujaan hatinya itu.

Yah, terkadang, Changmin memang dengan sengaja menggagalkan aksinya saat mendekati sang 'nuna'. Ada-ada saja hal yang dilakukannya agar dirinya tak bisa berdekatan dengan sang 'nuna', dan tentu saja hal itu akan membuat dirinya menjadi meradang dan ingin sekali menjadikan Changmin sebagai makanan buaya peliharaannya. Namun tentu saja keinginannya itu tak akan pernah dilakukannya, mengingat bocah nakal itu adalah dongsaeng tercinta dari pujaan hatinya, ia tak akan berani berbuat macam-macam.

"Yunho, kau sudah lama menunggu?"

Suara seseorang segera terdengar menyapa Yunho dan membuat namja tampan itu melepaskan earphone dikedua telinganya. Iapun menolehkan wajahnya keasal suara dan menemukan seorang namja cantik, upss, seorang namja manis yang tengah berjalan pelan kearahnya.

"Anio, gwencanha. Lagipula, aku sanggup menunggu lebih lama lagi jika itu menunggumu." kata Yunho sedikit menggombal kala menjawab pertanyaan dari namja manis pujaan hatinya itu.

"Aiss kau ini. Sudahlah, kajja kita berangkat." jawab Jaejoong cepat sedikit tak tahan dengan gombalan yang diberikan Yunho, iapun segera mengalihkan pembicaraan sebelum wajahnya berubah memerah kalau Yunho terus menerus menggombalinya.

"Arraseo. Ini!" kata Yunho lagi sambil menyerahkan sebuah helm kepada Jaejoong dan bersiap naik keatas motor sportnya, sebelum suara kencang dan lantang segera terdengar memekikkan telinga dan dibarengi derap langkah kaki yang berlari kencang kearah mereka.

"HYUNNGIIEEE...NUNNAAAA...MIN IKUT KALIAN NEEEE..."

Tap

Tap

Tap

Srett

Brughhhh

Dan Changminpun kini sudah duduk manis ditengah-tengah antara Yunho dan Jaejoong.

"Omo Minie, bagaimana caranya kau naik tadi?" heran Jaejoong karena merasa begitu takjub melihat sang dongsaeng yang tiba-tiba sudah duduk manis didepannya.

Changminpun hanya tersenyum lebar namun tak menyahut ucapan sang 'nuna'.

"Ayo hyungie jalan, nanti Min bica telambat gala-gala hyungie tau~" kata Changmin lagi dengan senyum lebar diwajahnya, tanpa menghiraukan seorang namja tampan yang begitu kesal dengan tingkahnya. Yah, kali ini Yunho sudah kehilangan kesempatan untuk bisa merasakan dekapan tangan Jaejoong dipinggangnya.

"Changminie, bukankah seharusnya kau berangkat dengan Kim ahjussi?" tanya Yunho berusaha tak terdengar marah sambil menatap tajam kearah Changmin. Namun Changmin hanya tersenyum lebar sama sekali tak terpengaruh dengan tatapan tajam Yunho.

"Anio, hali ini Min mau belangkat baleng hyungie dan nuna." jawabnya ceria masih dengan mempertahankan senyum lebar diwajahnya.

"Kau bisa masuk angin loh kalau ikut hyung naik motor!" Yunhopun kembali membujuk Changmin agar tak ikut dengannya naik motor. Yah, kalau Changmin ikut naik motor dengannya, ia jadi tak bisa berduaan saja dengan Jaejoong.

"Anio, Min pingin belangkat cekolah cama nuna. Kajja hyungie idupin motolnya, Min gak mau kalo Min campe telambat." kata Changmin lagi sungguh tak mengerti situasi. Yunhopun benar-benar merasa diuji kesabarannya jika menghadapi dongsaeng dari namja pujaannya itu.

"Huh, kalo hyungie gak mau ngantelin Min, Min bakal kacih tau nuna kejadian tadi pagi." lanjut Changmin tiba-tiba setengah berbisik pada Yunho. Iapun mengembangkan senyum evil diwajahnya. Yunhopun hanya melebarkan matanya tak percaya saat sadar kalau dirinya tengah diancam oleh seorang bocah TK. Aiss, dan kali ini ia memilih untuk tak melawan

'Awas kau Kim Changmin!'

::

::

イタズラなキッド

::

::

Setelah mengantarkan Changmin ke sekolahnya, kini Yunho dan Jaejoong tengah berada diperjalan menuju sekolah mereka. Yunho sedikit menaikkan kecepatan motornya mengingat mereka yang harus memutar arah kembali dari sekolah Changmin menuju sekolah mereka di Shinki High School. Hahh, hari yang benar-benar menyebalkan untuk Yunho.

Sepuluh menit dalam perjalanan, akhirnya merekapun sampai di sekolah. Untung saja bel belum berbunyi sehingga mereka bisa terbebas dari guru Jang yang bertugas menghukum murid yang terlambat hari ini. Asal kalian tahu saja, guru Jang, atau lengkapnya Jang Hyunseung itu terkenal killer dan sadis saat memberi hukuman.

"Kajja." ajak Yunho sambil tersenyum dan kemudian menggandeng hangat tangan Jaejoong, membuat Jaejoong sedikit salah tingkah dan perlahan wajahnyapun memerah.

"Yah! Yunho, lepas. Ini di sekolah." desis Jaejoong berusaha melepaskan genggaman Yunho sambil berusaha menormalkan warna merah diwajahnya. Aiss, Jung Yunho selalu bisa membuatnya merona seperti ini.

"Anio gwencanha." jawab Yunho sama sekali tak memperdulikan permintaan Jaejoong, dan malah semakin mempererat genggamannya. Well, walaupun Yunho sama sekali belum mengungkapkan perasaannya pada Jaejoong, namun dari semua sikap dan perilaku yang Yunho tunjukkan, semua pasti sudah bisa menyangka jika namja itu menyukai Jaejoong.

"Aisss. Dasar!"

Merekapun akhirnya terus berjalan sambil bergandengan tangan, membuat beberapa siswa yang mereka lewati saling melirik iri dan menggoda mereka.

"Ah ya Jae, nanti sore apa kau ada acara?" tanya Yunho ditengah perjalanan(?)mereka menuju kelas. Ah ya, Yunho dan Jaejoong sekarang berada di tingkat 2, namun mereka berada di kelas yang berbeda. Yunho di kelas 2-1, sementara Jaejoong berada di kelas 2-4.

"Nde? Sore nanti? Ku rasa tak ada, waeyo?" tanya Jaejoong sambil menoleh kearah Yunho.

"Mau menemaniku ke toko buku, ada komik baru yang terbit." jawab Yunho selama perjalanan menuju kelas Jaejoong, yah, seperti biasa Yunho akan lebih dulu mengantar Jaejoong menuju ke kelasnya, walau itu berarti ia harus bolak-balik antara kelasnya dan kelas Jaejoong.

"Umm, baiklah. Aku juga ingin membeli beberapa novel lagi." jawab Jaejoong bertepatan dengan mereka yang sudah tiba di depan kelas Jaejoong. Yunhopun segera melepaskan genggaman tangannya lalu bersiap kembali menuju kelasnya.

"Baiklah. Nanti sore aku jemput ne. Sampai nanti." ucap Yunho dan segera meluncur menuju kelasnya.

"He..ehmm. Pagi-pagi aku sudah melihat adegan lovey dovey kalian. Apa nanti sore kalian ada janji berkencan eoh?" seru sebuah suara yang melengking secara tiba-tiba dan tentu saja mengagetkan Jaejoong.

"Yah bebek! Kau membuatku kaget saja! Dan apa itu, siapa juga yang berkencan!" pekik Jaejoong kesal sambil menatap sang sahabat-Junsu-dengan tajam.

"Nanti sore aku jemput ne. Sampai nanti~" pekik Junsu menirukan perkataan Yunho.

"Aiss, aku bukan kencan. Tapi aku menemaninya membeli komik. Jangan berpikir yang macam-macam bebek!" jawab Jaejoong kesal sambil memutar matanya malas. Hei, itu hanya ajakan antar teman bukan? Apanya yang ajakan kencan!

"Huhuuu, sama saja Joongie. Itu hanya alasan Yunho untuk mengajakmu keluar. Hemm, kenapa kalian tak resmikan saja hubungan kalian eoh? Aku rasa Yunho sangat menyukaimu." kata Junsu lagi sama sangat gencar mengintrogasi sahabatnya.

"Jangan berkata macam-macam, sudah minggir aku mau masuk!" ketus Jaejoong lagi sambil mendorong tubuh Junsu. Haha, jadi sedari tadi keduanya masih berada di pintu kelas, untung tak ada siswa lain yang ingin masuk ke dalam.

"Nene Joongie, apa kau tak menyukai Yunho juga? Aku lihat kalian sangat serasi lohh~" kata Junsu sambil mengikuti Jaejoong menuju bangku mereka.

"Diamlah bebek."

"Aku kira kau juga menyukai Yunho. Aku selalu melihat kau bahagia saat bersamanya. Kau pasti selalu tersenyum manis saat ia mulai menggodamu. Apalagi tadi, huhuuu, kalian sungguh sangat serasi saat kalian bergandengan tangan seperti itu." seru Junsu lagi sama sekali tak melihat raut wajah Jaejoong yang mulai berubah.

"Hiss, diamlah. Sebelum aku merobek mulut berisikmu itu." ketus Jaejoong lagi dan bersiap membuka tasnya mengeluarkan buku pelajaran.

Junsupun segera mengembungkan pipinya merasa kesal mendengar perkataan Jaejoong. "Iss, kau sungguh tak asik."

"Terserah!"

::

::

イタズラなキッド

::

::

Jaejoong tengah merapikan penampilannya di depan kaca. Sore ini ia akan menemani Yunho ke toko buku-yang menurut Junsu itu sebenarnya adalah ajakan kencan terselubung.

"Hemm, aku emmang tampan!" narsis Jaejoong saat melihat pantulan dirinya di depan cermin.

Tak salah memang jika ia narsis(?). Lihatlah penampilannya saat ini. Dengan mengenakan kaos putih yang dilapisi kardigan coklat, ditambah celana skiny jeans juga berwarna putih. Membuat dirinya terlihat seperti dua kali lebih menawan dari biasanya. Belum lagi rona merah alami dipipinya yang menambah keimutannya dan ditambah bibir merah yang sungguh menggoda iman Yunho untuk mengecupnya(?).

"Jja, tinggal menunggu Yunho da-"

Brakkkk

"NUNAAA!"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, suara teriakan yang kencang dan keras segera terdengar memotong ucapan Jaejoong, dibarengi dengan gebrakan di pintu yang membuatnya terlonjak kaget. Segera saja ia menolehkan wajahnya kearah pintu dan mendapati seorang bocah yang tengah tersenyum lebar kearahnya.

"Minie!" seru Jaejoong sambil memandang kesal kearah sang dongsaeng, "Bisa tidak masuk kamar hyung dengan cara biasa? Tak usah mendobrak pintunya!" teriaknya lagi namun hanya mendapat cengiran polos dari Changmin.

"Hehe, nuna Min yang yeoppo, nuna mau kemana?" tanya Changmin sama sekali tak menghiraukan aura-aura negatif yang menguar dari tubuh 'nuna'nya. Iapun segera mendekat kearah Jaejoong lalu mendongak menatap wajah cantik sang 'nuna'.

"Hiss, kau ini. Sudah berapa kali hyung katakan, panggil hyung dengan benar." jawab Jaejoong sambil menyentil pelan kening Changmin.

"Uhh, appo~"

"Kka, panggil hyung apa?"

"Nuna yeoppo."

"Anio."

"Joongie Nuna!"

"Ani."

"Hyung..."

"Ya bena-!"

"Yeoppo!"

"Yahhh! Kau ini!" pekik Jaejoong kesal karena Changmin malah mengerjainya.

"Ah sudahlah, terserah kau memanggil apa. Hyung beritahupun kau mana mau mendengarnya!" kata Jaejoong lagi sambil perlahan berjalan pelan menuju tempat tidurnya untuk mengambil ponsel.

"Itu nuna cudah tau." jawab Changmin dan mengikuti Jaejoong. "Nuna, nuna mau kemana? Kok nuna cudah lapi?" tanya Changmin lagi saat melihat sang 'nuna' yang sudah berpakaian rapi. Iapun dengan segera naik keatas tempat tidur dan duduk menyebelahi Jaejoong yang tengah bermain ponsel.

"Hyung mau pergi." jawab Jaejoong sekedarnya tanpa menghiraukan Changmin yang kini sudah merangkak masuk kedalam pangkuannya. Changminpun mengamati apa yang tengah dilakukan oleh sang nuna yang masih asik bermain ponselnya. Ah, sepertinya Jaejoong tengah mengirim pesan kepada Yunho.

"Nuna pelgi cama Yuno hyung?" tanya Changmin lagi setelah membaca sekilas pesan yang dikirim sang nuna. Iapun kini mendongakkan kepalanya guna melihat wajah sang nuna.

"Ne, hyung akan pergi ke toko buku yang ada di mall dengan Yunho hyung." jawab Jaejoong cepat sambil mencubit gemas pipi tembam sang dongsaeng.

"Ukhh, nuna, Min ikut ne? Min boleh ikut ne nuna~" rengek Changmin lagi saat tahu sang nuna akan pergi bersama Yunho. Haha, nampaknya Changmin mulai beraksi kembali menggagalkan usaha Yunho untuk pergi berdua dengan nunanya.

"Eii, kenapa tiba-tiba kau mau ikut hmm?" tanya Jaejoong sambil kini membalikkan tubuh montok Changmin agar menghadap kearah dirinya.

"Min mau beli kelayon, kelayon Min uda abic nuna~" jawab Changmin sambil tersenyum lebar. Haha, sepertinya itu hanya akal-akalan Changmin saja.

"Mwo? Bukankah minggu lalu eomma baru membelikannya untukmu? Yah, geotjimalriya!" jawab Jaejoong sambil menggelitiki Changmin, membuat bocah montok itu menggelinjang(?)kegelian.

"Hihi, anio. Min ga boong nuna. Kelayonnya uda abic, coanya kemalin dipinjem cama Kyunnie." jawab Changmin sambil menatap Jaejoong penuh harap.

"Ck, kau ini. Alasan! Sudah, hyung tau itu hanya akal-akalanmu saja supaya bisa ikut." kata Jaejoong yang paham jika itu hanya bualan sang dongsaeng, sambil perlahan mengangkat kembali tubuh montok Changmin lalu mendudukkannya disebelahnya.

"Huh, nuna pelit! Min bilangin ke umma aja." jawab Changmin cepat dan detik berikutnya ia sudah berteriak kencang memanggil sang eomma.

"UMMA..UMMA..HUWEEE..NUNA NAPPEUN UMMA..HUWAAA.."

"YAHHHH!" pekik Jaejoong tak kalah kencangnya terkejut mendengar teriakan Changmin, iapun segera membekap mulut Changmin agar dongsaeng evilnya itu tak lagi bereriak.

"Huahh..hmphhh..hmphhh..hahh..hmmm.."

"Yah, kenapa malah berteriak. Aiss, ya sudah kau boleh ikut." putus Jaejoong setengah mendumel, dan tentu saja hal itu membuat Changmin memekik senang.

"Yeayy, gomawo nuna. Nuna yang telbaik~" teriak Changmin senang dan segera turun, "Kalo gitu Min ganti baju dulu. Awac ya kalo nuna pelgi duluan." lanjut Changmin sambil mendelikkan matanya mencoba mengintimidasi(?)sang nuna.

"Ne ne, sudah sana. Yunho hyung sebentar lagi datang." jawab Jaejoong malas sambil kini mengambil ponsel dan jaketnya bersiap keluar.

"Ay ay, kapten~" seru Changmin cepat dan detik berikutnya iapun sudah berlari kencang keluar dari kamar sang nuna guna mengganti bajunya.

"Hahh, semoga Yunho tak marah." gumam Jaejoong pelan sebelum akhirnya mengikuti sang dongsaeng keluar dari kamarnya lalu turun menuju ruang tamu.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Yunho hanya bisa menggertakkan giginya kesal dengan tangan yang sudah mengepal sempurna, saat melihat seorang bocah gembul yang tengah tersenyum lebar kearahnya saat dirinya menjemput Jaejoong. Ia sudah bisa memperkirakan apa yang terjadi disini. Dengan menahan amarah yang bergemuruh didadanya, iapun berusaha mengembangkan senyum diwajahnya saat Jaejoong mendekat kearahnya.

"Yunho-ah, mian. Apa kau lama menunggu?" tanya Jaejoong begitu dirinya tiba dihadapan Yunho. Bocah gembul iupun yang tak lain adalah Changmin, juga ikut berjalan mendekat kearah Yunho sambil menaikkan tas ransel dipunggungnya.

"Ah, n..ne gwencanha." jawab Yunho berusaha bersikap setenang mungkin walau saat ini ia begitu ingin menguliti Changmin yang tadi dilihatnya tengah menyeringai jahil. Hei, ingatkan dirinya kalau Changmin baru berumur 5 tahun!

"Emm, Yunho-ah, apa kau tak keberatan jika Minie ikut? Emm, ia ingi-"

"Gwencanha, gwencanha. Tak masalah ia ikut." jawab Yunho cepat memotong ucapan Jaejoong karna percuma saja jika ia menolak, pasti ada saja nanti akal bulus Changmin agar dirinya bisa ikut pergi bersama YunJae.

"Syukurlah. Aku kira kau akan marah, kau tahu sendiri bukan jika bagaimana sifat Changmin." kata Jaejoong lagi sedikit merasa lega karena nampaknya Yunho tak marah.

Ah, tak tahu saja kau Jaejoongie, Yunho kini tengah berusaha untuk tak mengeluarkan semua sumpah serapahnya pada dongsaengmu. Ingin sekali rasanya Yunho menyate(?)Changmin yang untuk kesekian kalinya merecoki rencananya untuk bisa pergi berdua dengan dirimu.

"Ya sudah, kajja kita jalan, sebelum hari semakin sore." kata Yunho lagi dan segera berbalik menuju ke motornya, iapun menyerahkan helm milik Jaejoong-yang memang khsusus dibelinya untuk namja cantik itu-lalu naik keatas motornya.

"Hyungie, elem Min mana?" teriak Changmin tiba-tiba, "Maca nuna aja yang dikaci elem, teluc nanti kalo kepala Min kejedug gimana?" lanjut Changmin lagi sambil kini menatap Yunho dengan pout sempurna tercetak dibibirnya.

Aisss, apa lagi sekarang!

"Tapi hyung tak punya helm untukmu. Sudahlah, cepat naik. Biasanya juga kau tak pernah pakai helm kan?" jawab Yunho penuh dengan nada kesal dalam ucapannya sambil menatap malas kearah Changmin.

"Iccc hyung nappeun." jawab Changmin akhirnya dan berusaha naik keatas motor Yunho, setelahnya iapun melingkarkan tangannya dipinggang Yunho lalu dengan cepat mencubit perut namja tampan itu.

Gyuuttt

"AKHHH! YAK!" teriak Yunho kesakitan dibarengi dengan pekikan kesal darinya, segera saja Yunho membalikkan tubuhnya menghadap kearah Changmin sambil melempar tatapan kesal kepada bocah itu.

"Neo-!" teriaknya kencang namun segera tertahan saat melihat Jaejoong yang berjalan kearahnya.

"Yunho-ah, waeyo?" tanya Jaejoong yang merasa heran mendengar suara teriakan Yunho.

Yunhopun segera merubah raut wajahnya dan berusaha memaksakan senyum diwajahnya, "A..anio, gwencanha Joongie." jawab Yunho sambil melihat kearah Jaejoong.

"Kajja naik, sebelum hari semakin sore." lanjut Yunho lagi menyuruh Jaejoong untuk naik, sebelum akhirnya ia membalikkan badannya kearah depan. Jaejoongpun menuruti kata Yunho dan dengan perlahan naik keatas motor.

"Joongie, berpeganganlah." teriak Yunho lagi, seperti biasa menyuruh Jaejoong untuk berpegangan pada pinggangnya.

"Ne." jawab Jaejoong cepat dan bersiap melingkarkan tangannya dipinggang Yunho, namun-

Plakkkk

Sebuah geplakan keras segera diterimanya.

"Awww,yah Minie! Kenapa pukul tangan hyung!" pekik Jaejoong kencang sambil mengusap tangannya yang memerah akibat geplakan sang dongsaeng yang cukup keras.

Changminpun menjawab sambil menatap tajam kearah sang nuna, "Nuna gak liat kalo Min kegencet. Min jadi gak bica napac tau!"

"Aisss, tapi kau tak usah pukul hyung juga kan. Kau kan bisa langsung mengatakannya pada hyung!" kata Jaejoong lagi yang tak habis pikir dengan kelakuan dongsaeng evilnya itu.

Sementara Yunho?

Ahh, nampaknya namja tampan itu sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Ia sudah tau jika ini hanya akal-akalan Changmin agar ia tak bisa merasakan pelukan Jaejoong dipinggangnya. Iapun hanya mengelus dadanya berusaha untuk sabar.

'Sabar Yunho, sabar. Anggap saja ini ujian untuk mengetes apakah aku berjodoh dengan Jaejoong atau tidak'

Ucap Yunho tak nyambung dalam hati.

"Sudahlah Joongie. Kka, kita berangkat sekarang." kata Yunho melerai perdebatan konyol dua makhluk manis dibelakangnya. Iapun segera menghidupkan motor sportnya lalu tanpa aba-aba lagi segera memacu motor kesayangannya itu menembus jalan menuju salah satu mall yang berada tak jauh dari rumah mereka.

Well, bersiap saja Jung Yunho untuk hal apa yang akan menantimu disana.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Untuk kesekian kalinya Yunho harus meredam kemarahannya pada bocah nakal yang kini tengah sibuk memonopoli perhatian Jaejoong darinya. Bayangkan saja, setiap kali Yunho memanggil Jaejoong untuk menanyakan komik yang sebaiknya dibelinya, bocah nakal yang tak lain adalah Changmin itu juga akan berteriak kencang memanggil sang nuna dan menyebabkan Jaejoong harus berlari meninggalkan dirinya.

Belum lagi saat Yunho tengah berbicara dengan Jaejoong berdiskusi komik mana yang lebih menarik-tentu diselingi dengan mengucapkan gombalan ala Yunho, tiba-tiba saja Changmin sudah berada ditengah keduanya lalu berteriak dengan suara kencangnya meminta sang nuna menemaninya.

Aisss, kalau begini terus, bagaimana Yunho bisa melancarkan modusnya kepada Jaejoong?

Setiap Yunho beraksi untuk bisa berdekatan dengan Jaejoong, disana pula Changmin akan beraksi menggagalkan usaha dari namja tampan itu. Seperti sekarang, ketiganya tengah berdiri guna membayar belanjaan mereka.

"NUNA-" pekik Changmin sedikit kencang dan menyebabkan beberapa pengunjung yang berada disekitarnya dengan serempak menolehkan wajah kearahnya.

"Minie, jangan berteriak begitu. Wae, kenapa panggil hyung?" tanya Jaejoong sambil berjongkok dihadapan dongsaengnya itu.

"Min mau pipic nuna~" rengek Changmin lagi sambil memegang celananya dengan kaki yang ditekuk, haha, nampaknya bocah cilik itu benar-benar tak tahan untuk pipis.

"Yahh yahh, jangan pipis disini. Kka kita ke toilet. Yunho-ah, aku mengantar Minie ke belakang dulu ne." kata Jaejoong cepat sambil menyerahkan belanjaannya kepada Yunho, sebelum akhirnya dengan segera mengajak Changmin untuk pergi ke toilet.

"Eoh ne." gumam Yunho sambil menatap arah kepergian Jaejoong dan Changmin.

Sementara itu,

Jaejoong segera menyeret Changmin masuk ke salah satu bilik begitu mereka tiba di toilet, segera saja namja cantik itu membantu sang dongsaeng membuka celananya, sebelum akhirnya membiarkan Changmin untuk menuntaskan hasrat(?)kebeletnya.

"Haaa, nuna cudah." teriak Changmin lagi begitu dirinya selesai mengeluarkan semua air seninya, Jaejoongpun kembali membantu Changmin membersihkan bekas pipisnya sebelum akhirnya kembali memakaikan celana kepada Changmin.

"Jja, cuci tanganmu dulu." ajak Jaejoong lagi dan setelahnya mengeringkan tangan bocah gembul itu agar terbebas dari kuman-kuman.

"Kajja, kita kembali." lanjut Jaejoong lagi setelah Changmin selesai membersihkan tangannya, kemudian menggandeng tangan Changmin guna kembali ke tempat Yunho berada, namun-

"Nuna, kajja kita main game!" teriak Changmin lantang saat keduanya melewati area permainan. Changminpun dengan segera menyeret tangan Jaejoong mengajak nunanya itu untuk masuk kesana.

"Andwaeyo Minie, kita harus menemui Yunho hyung dulu, baru setelah itu kita main kesini ne." kata Jaejoong dan kembali menarik tangan Changmin keluar.

"Chiluh! Min mau main cekalang!" tak mau kalah, Changminpun kembali berteriak kencang sambil menarik kuat tangan Jaejoong untuk masuk kembali kesana.

"Yah, yah! Minie, appoyo, jangan tarik tangan hyung. Aisshhh!"

"Pokoknya Min mau main! Min mau main!"

"Ne kau boleh bermain tapi nanti ne, setelah kita bertemu Yunho hyu-"

"Chiluh! Min mau main cekalang!"

"Jangan begitu Minie, kita bermain setelah-"

"Min maunya cekalng, hiks, nuna nappeun. Min kan mau main cekalang, hiks."

Dan dengan senjata terakhirnya, Changminpun mulai menangis dan ia yakin nunanya tak akan tahan jika ia sudah mengeluarkan airmata buayanya(?)itu.

"Nuna nappeun, huweee, eommaaa... Nuna nappeun!"

"Yah yah, uljima. Aiss, bocah ini!" geram Jaejoong lama-lama merasa kesal juga dengan tingkah Changmin.

"Geurae, geurae. Kau boleh bermain, jadi berhenti menangis!"

"Huwee.. Hikss..hikss..eomma..huwee.."

"Hyung bilang berhenti menangis!" bentak Jaejoong karena Changmin tak kunjung berhenti menangis.

Changminpun sedikit terkejut mendengar bentakan Jaejoong, namun tak berlangsung lama karena kini ia sudah berhenti menangis dan menatap Jaejoong dengan mata yang masih penuh dengan airmata.

"Hiks, benelan Min boleh main cekalang?" tanyanya masih dengan isakan kecil.

"Ne, kau boleh main dulu. Tapi setelah itu kita harus kembali menemui Yun-"

"YEEE.. Gomawo nuna, kajja kita main~" teriak Changmin memotong ucapan Jaejoong dan tanpa pikir panjang segera menarik tangan sang nuna membeli koin untuk bermain game.

Sementara Jaejoong hanya bisa pasrah ditarik oleh dongsaeng nakalnya itu.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Namja tampan yang tak lain adalah Yunho, kini masih menunggu antrian di kasir guna membayar komik yang tadi dibelinya. Sesekali nampak ia yang menolehkan kepalanya kearah pintu masuk toko guna mencari keberadaan Jaejoong, yang sudah sepuluh menit tak kunjung kembali.

"Aiss, mereka berdua pergi kemana!" gumamnya setengah kesal karena Jaejoong dan Changmin yang tak kunjung kembali.

Drrttt Drrttt

Yunhopun segera mengambil ponselnya dari saku celana dan menemukan nama Jaejoong dilayarnya. Tanpa pikir panjang iapun segera mengangkat panggilan itu.

"Yeoboseyo."

"Yeoboseyo, Yunho-ah."

"Ne Joongie, waeyo? Kenpa kalian lama sekali?" tanya Yunho sarat akan nada cemas.

"Mianhae Yunho, Changmin merengek ingin bermain game." jawab Jaejoong sedikit berteriak karena suara bising yang keluar dari permainan-permainan itu.

Mendengar hal itu, Yunhopun hanya bisa menghela nafas, sudah bisa ia tebak jika semua ini adalah akal-akalan Changmin.

"Ne arraseo. Setelah aku membayar semuanya, aku kan menyusul kalian." jawab Yunho cepat.

"Ne, mianhaeyo Yunho-ah, gara-gara Minie ikut aku jadi merepotkanmu."

"Anio gwencanha. Lagipula antriannya sedikit panjang, biar aku saja yang mengantri disini, supaya kau tak kelelahan jika harus ikut mengantri."

Aiss Jung Yunho, masih sempat-sempatnya kau mengeluarkan modus disaat-saat seperti ini.

"Gomawo Yunho-ah."

"Ne cheonma."

"Jja, kemarilah jika kau sudah selesai ne." kata Jaejoong lagi sebelum memutuskan panggilannya.

"Ne, arraseo. Annyeong."

Pippp

Tuutt

Tuutt

Tuutt

.

.

20 menit kemudian

"Nuna, Min cape~" lapor Changmin setelah puas bermain game. Iapun berjalan kearah Jaejoong dengan wajah yang ditekuk masam.

"Wae? Kau sudah selesai. Kajja kita mencari Yu-"

"Min lapel nuna. Kajja kita cali makan~" ucap Changmin cepat memotong ucapan Jaejoong.

"Kau lapar? Tapi-"

"Icc nuna, kajja. Min mau makan hambulgel." pekik Changmin lagi-lagi memotong ucapan Jaejoong. Segera ia menarik tangan nunanya itu lalu membawanya keluar dari area game.

"Itu.. Min mau itu nuna~" teriak Changmin lagi sambil menunjuk ke arah stand hamburger yang menjadi incarannya. Segera saja dengan bersemangat ia menarik tangan Jaejoong guna membeli hamburger itu.

"Ajucci, Min mau hambulgelnya yang becal~" teriak Changmin kencang saat mereka sudah tiba di depan stand itu.

"Minie jangan berteriak begitu. Ah, mianhae ahjussi. Tolong berikan kami 2 porsi hamburger."

"Haha, baiklah adik manis. Dua porsi hamburger untuk adik yang sangat bersemangat ini. Chankanmaneyo."

Changminpun mengangguk semangat sambil memperhatikan ahjussi itu membuat hamburgernya, iapun sangat tak sabar untuk bisa merasakan rasa hamburger yang sangat menggoda itu.

"Semuanya jadi 12.000 won." ucap ahjussi itu lagi sambil menyerahkan dua porsi hamburger itu kepada Changmin, dan tentu saja segera disambut semangat oleh bocah itu.

"Gomawo ajucci." pekik Changmin lagi sambil mulai memakan hamburger itu.

"Kajja Minie, kita mencari Yunho hy-"

"Kajja nuna, kita makan dicana~"

Lagi-lagi untuk kesekian kalinya Changmin memotong ucapan Jaejoong, dan membuat namja cantik itu menghela nafas lelah.

"Minie, dengarkan hyung. Kita mencari Yunho hyung dulu baru kita mencari tempat makan ne. Apa Minie tak kasihan sama Yunho hyung? Pasti Yunho hyung sekarang menunggu kita disana." ucap Jaejoong mencoba memberi pengertian kepada dongsaengnya itu.

"Iccc, nuna! Min kan macih makan. Kata eomma kan kita nggak boleh makan cambil jalan." jawab Changmin cepat sambil menatap sebal kearah Jaejoong.

"Minie, dengarkan-"

"Chiluh! Pokonya Min mau makan dicana!" teriak Changmin kencang sambil melotot tajam kearah Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya sebal.

Jaejoongpun menggeleng pelan saat menyadari kekeras kepalaan sang dongseng, kalau begini, akan susah baginya untuk membujuk Changmin. Dan pada akhirnya, iapun akan mengalah.

"Geurae. Kajja kita makan disana." jawab Jaejoong akhirnya dan tentu saja membuat Changmin memekik girang.

"Yeayy, kajja nuna kita kecana~" teriak Changmin lagi dan segera menarik tangan Jaejoong menuju bangku khusus pengunjung.

Sementara itu Yunho tengah berjalan keluar dari area toko buku sambil menenteng tiga kantung belanjaan ditangan kirinya. Satu miliknya sendiri dan dua lagi milik Jaejoong serta Changmin.

Kini ia tengah berjalan pelan menuju area game guna mencari keberadaan Jaejoong dan dongsaeng evilnya. Ia sedikit kelelahan setelah mengantri cukup lama.

5 menit berjalan akhirnya Yunhopun tiba di area game dan iapun langsung masuk.

"Aiss, mereka dimana." bingung Yunho sambil kepalanya bergerak kesana-kemari memperhatikan sekitarnya.

"Disini sangat ramai, ah, lebih baik aku menelponnya saja." kata Yunho lagi dan bersiap untuk menelpon Jaejoong.

Tuutt

Tuutt

Tuutt

Sementara itu di tempat JaeMin.

Jaejoong segera merogoh kantung celananya saat dirasakannya ponselnya bergetar. Iapun segera mengangkat panggilan itu yang ternyata berasal dari Yunho.

"Yeoboseyo."

"Yeoboseyo, Joongie? Aku sudah di area permainan. Neo eodiseo?" tanya Yunho diline seberang.

"Ah mianhae Yunho-ah, aku sudah keluar dari area permainan. Minie sudah lelah bermain." jawab Jaejoong sambil menoleh kearah Changmin yang masih asik menimmati hamburger itu sendirian.

"Ah, geurae. Lalu sekarang kalian dimana?"

"Aku dan Minie sedang duduk di depan stand hamburger. Tak jauh dari area permainan." kata Jaejoong lagi sambil kini memperhatikan sekitarnya berharap menemukan keberadaan Yunho.

Changminpun segera menoleh kearah Jaejoong saat didengarnya nunanya itu berbicara. Ia yakin jika nunanya tengah berbicara dengan Yunho.

"Arraseo, tunggu disana. Aku akan segera kesana."

"Ne. Aku tunggu disini." jawab Jaejoong dan segera memutuskan panggilannya.

Pip

Tuutt

Tuutt

"Nuna, Min cudah celece." lapor Changmin begitu hamburgernya sudah habis. Iapun segera memberikan kertas pembungkus hamburger itu kepada Jaejoong.

"Ne, kajja kita tunggu Yunho hyung disini dulu." jawab Jaejoong sambil membuang bungkus makanan itu.

"Tapi nuna, Min hauc. Min mau minum."

"Ne tunggu sebentar eoh. Sebentar lagi Yun-"

"Uhukk uhukk.. Nuna..uhukk..Min..uhuk.."

Tiba-tiba saja Changmin terbatuk-batuk dan membuat Jaejoong panik. Segera saja namja cantik itu mengusap-ngusap punggung kecil dongsaengnya.

"Minie, gwencanha?"

"Nuna..uhukk..uhukk..Min..uhuk.."

"Kajja, kajja kita cari minum." sahut Jaejoong lagi dan segera menggendong Changmin dan membawa dongsaengnya itu mencari minuman, tanpa tahu jika sang dongsaeng yang tengah tersenyum senang dipunggungnya.

::

::

イタズラなキッド

::

::

Yunho kebingungan mencari keberadaan Jaejoong dan Changmin. Kini ia sudah berada di dekat stand hamburger tempat Jaejoong tadi, namun ia sama sekali tak melihat batang hidung namja pujaannya itu.

"Aiss, dimana mereka." gumamnya setengah kesal.

Yunhopun kembali memperhatikan sekitarnya kencari keberadaan JaeMin, terus terang ia sedikit kelelahan setelah mengantri dan harus mencari keberadaan Jaejoong dan Changmin.

"Ck, kemana sebenarnya mereka."

Yunhopun menghela nafas, iapun menoleh kearah stand hamburher itu dan segera bertanya kepada sang penjual.

"Chogiyo, apa tadi ada seorang namja bersama seorang anak kecil yang membeli hamburger disini?" tanyanya sopan kepada penjual itu.

"Namja dan seorang anak kecil? Apa namja cantik dengan seorang anak kecil gendut?" tanya penjual itu dan segera saja Yunho mengangguk yakin.

"Ne, kalau namja cantik itu tadi sempat membeli 2 porsi hamburger untuk anak kecil itu."

"Lalu sekarang kemana mereka?" tanya Yunho lagi.

"Emm, tadi sepertinya mereka duduk disebelah sana." kata penjual itu sambil menunjuk kearah bangku dimana tadi Jaejoong dan Changmin duduk.

"Ah ne, khamsahamnida." jawab Yunho dan segera beranjak menuju bangku itu, namun lagi-lagi ia tak melihat dua makhluk manis itu disana.

"Astaga, sebenarnya kemana mereka!"

Sementara itu di tempat JaeMin

Changmin masih nampak terbatuk-batuk saat Jaejoong memberikannya sebuah minuman. Nampak Jaejoong yang sangat khawatir dengan keadaan namdongsaengnya itu.

"Minie, gwencanha? Mana yang sakit?"

"Uhukk..uhukk..Min..uhukk.."

"Minie, ini minum pelan-pelan." kata Jaejoong lagi sambil menyodorkan minuman itu kepada Changmin. Changminpun meminum perlahan minuman itu namun tetap saja ia terbatuk.

"Hikss..Pulang..uhukk..Min mau pulang..Hiks.."

"Ne ne, kita sekarang pulang. Cup cup, uljima, kita pulang sekarang." putus Jaejoong lagi lalu tanpa pikiran panjang segera menggendong tubuh montok Changmin dan membawanya pulang.

Changminpun hanya menurut dan segera melingkarkan tangannya dileher Jaejoong.

Jaejoongpun segera menghentikan sebuah taksi begitu dirinya tiba di luar. Ia benar-benar panik dengan keadaan Changmin, dan iapun melupakan akan keberadaan namja tampan yang sedari tadi mencoba menghubunginya.

"Nuna..hiks..cakit.."

"Ne sebentar ne, sebentar lagi kita sampai." jawab Jaejoong sambil menepuk-nepuk punggung Changmin mencoba menenangkan dongsaengnya.

"Hiks..nuna..hiks.."

"Cup cup, uljima. Ahjusii, tolong lebih cepat."

"Ye tuan."

"Hiks..nuna..hiks...hiks.."

"Ne tunggu sebentar ne. Uljima, uljima." kata Jaejoong sambil terus mengusap-ngusap punggung Changmin.

Dan ditengah kepanikan sang nuna, diam-diam Changmin tertawa pelan saat mengetahui rencananya berjalan lancar. Iapun menyeringai memikirkan bagaimana nasib Yunho hyungienya itu sekarang.

::

::

YUNJAE

::

::

'Nomor yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan, cobala-'

Pipp

Yunho segera memutuskan sambungan ponselnya saat untuk yang sekian kalinya hanya suara opertaor yang menjawab panggipannya itu. Entah sudah berapa kali ia mencoba menghubungi ponsel Jaejoong namun sama sekali tak diangkat oleh namja cantik itu.

"Astaga! Kemana sebenarnya mereka. Kenapa tak mengangkat panggilanku!" geramnya kesal.

Yunhopun mencoba peruntungannya(?)sekali lagi, berharap kali ini Jaejoong akan menjawab panggilannya.

Tuutt

Tuutt

Tuu-

"Yeoboseyo!"

Dan Yunhopun akhirnya bernafas lega.

"Ya Tuhan akhirnya! Joongie, eodiya? Sedari tadi aku mencoba menghubungimu." seru Yunho cepat begitu mendengar suara Jaejoong mengangkat panggilannya.

"Yunho-ah, mianhae aku tak mendengar kau menelpon."

"Anio anio, gwencanha. Aku hanya khawatir karena kau tak kunjung mengangkat telponku. Gwencanha, yang penting sekarang aku sudah mendengar suaramu." jawab Yunho dan tentu saja diselingi beberapa modus.

"Ne mianhae."

"Gwencanha. Emm, neo jigeum eodiseo? Aku sudah berada di dekat stand hamburger itu." kata Yunho lagi sambil menolehkan kepalanya kesana-kemari, berharap bisa segera menemukan keberadaan namja pujaannya itu.

"Ah, mianhae Yunho-ah. Sekarang aku sudah berada di rumah."

1 detik

2 detik

3 detik

"MWOO?"

"Ne, aku dan Changmin sudah berada di rumah. Tadi Changmin tersedak sesuatu dan terus menangis, akupun panik dan segera membawanya pulang. Mianhae Yunho-ah."

"..."

"..."

"Yunho-ah?"

"..."

"..."

"Yun-"

"Kau..Minie..Rumah?"

"Ne aku sudah di rumah. Mianhae Yunho-ah, tadi aku sangat panik karena Changmin menangis terus. Mianhae aku tak sempat memberitahumu. Mianhae, jeongmal mianhae."

Dan Yunhopun tak tahu harus berkata apa. Ia terdiam cukup lama mencoba mencerna perkataan Jaejoong. Jaejoong kini sudah di rumah dan itu artinya sedari tadi ia hanya sia-sia mencari Jaejoong?

"Mianhae Yunho-ah, emm, kau tak marahkan?"

"..."

"Yunho-ah?"

"Ah, n..ne. A..anio. Gwencanha. Lalu, bagaimana keadaan Changmin?"

"Ne, ia sudah lebih baik sekarang."

'Nuna, Min juga mau ngoblol cama Yuno hyungie.'

"Yee? Ah, Yunho-ah, sepertinya Changmin ingin berbicara denganmu. Jja Minie, minta maaf sama Yunho hyung ne." kata Jaejoong lalu menyerahkan ponselnya kepada Changmin.

"Yuno hyung-!" pekik Changmin keras setelah ponsel Jaeoong berpindah kearahnya. "Hehe, hyungie uda pulang?" tanyanya lagi dengan nada ceria.

"Ajig. Sekarang hyung akan pulang."

"Ohh, Min kila hyungie uda pulang." sahut Changmin dan seketika membuat Yunho mengernyit bingung.

"Yee? Apa maksudmu?" tanya Yunho bingung.

"Min kila hyungie uda pulang, makanya Min minta pualng. Hehee." jawab Changmin seengah berbisik sambil melirik sang nuna yang duduk disebelahnya.

Tik

Dan Yunhopun mencium sesuatu, nampaknya ada udang dibalik batu.

"Neo, gwencanha? Kata nunamu kau sakit?" tanya Yunho lagi yang mulai mencurigai sesuatu. Dilihat(?), ani maksudnya didengar dari manapun, suara Changmin terdengar sangat ceria. Ia jadi meragukan apa benar bocah nakal itu tengah sakit.

"Anio, Min ga cakit kok. Min cehat-cehat aja." sahut Changmin dan membuat Yunho semakin yakin akan pemikirannya.

"..."

"Ah ya hyungie, nanti kalo hyungie uda pulang jangan lupa bawa kelayon Min ke lumah yah."

"..."

"Daa hyungie, annyeong-"

Pip

"..."

"..."

"..."

"KIM CHANGMIN, NEO JINJA! ARRGGHHHHHHH!"

.

.

.

.

.

.

.

Kore de owari (END)

or

TBC (?)

Hello minna-sama ^^ genki desuka?

Hehe, saya membawa cerita baru.. Entah kalian menyukainya atau tidak, saya mencoba membuat cerita humor, tapi entah humornya berasa atau malah jadi hambar xD

Part favorit saya saat Changmin manggil Jaejoong dengan berbagai macam panggilan, walau sempat memanggil 'hyung' tapi ujung-ujungnya dia tetap aja manggil 'yeoppo' xD

Asli, saya ngebayangin adegan itu lucu xD haha,, fav kalian? ^^

Cerita Ini mau dilanjut or stop sampai disini(?) minta pendapatnya boleh kali yah.. Huhuuu

Oya, selamat buat debut solonya Jang Hyunseung oppa .. Hoho,, chukahaeyo oppa.. Semoga sukses dengan album debutnya ^^

Jja, minna review onegaishimasu ~~

.

Denpasar, 9 Mei 2015