Ini cuma short-fiction aja kayaknya :|

Kebetulan author libur, jadi, nulis sajalah aha ahaha ahahaha..

Kali ini pake nama "Indie" aja deh:3

.

.

I Used To Love You

.

.

Indie mengerjapkan kedua matanya yang terasa berat dan berkunang-kunang.

Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

"Oh, tidak.."

Indie langsung menyadari dirinya baru saja siuman dari rasa sakit akibat serangan Netherlands. Untuk kesekian kalinya.

Semuanya benar-benar chaos saat itu.

Kacau.

Kiamat.

Asap hasil dari tembakan meriam masih mengepul-ngepul di udara. Indie, sang Personifikasi dari Indonesia langsung menutup mulut dan hidungnya sambil terbatuk.

Dahinya yang tergores oleh entah peluru atau apapun itu senjata prajurit Netherlands mengeluarkan darah segar, begitupun dengan sekujur tubuhnya yang lain.

Di tanah Indonesia yang subur dan dirimbuni oleh segala tanaman dan rempah-rempah itu, para prajurit Indonesia yang gugur menggunung.

Indie menggigit bibirnya dan mencoba bangkit berdiri dengan bertompangkan bambu runcingnya.

"Belanda sialan," runtuknya.

Terlihat rasa amarah dan kesedihan yang membara di wajah Indie.

"Ini tempatku! Negaraku! Kalian tidak pantas ada disini!"

Pekikan gadis itu memecah langit.

Namun tidak ada yang bisa mendengarnya, Netherlands beserta pasukannya sudah pergi dan kembali menyabotase tiap-tiap seluk-beluk kekayaan yang dimiliki Indonesia.

Air mata Indie terbit di ujung kelopaknya.

Rasanya sakit untuk menangis karena orang seperti dia. Seperti mereka.

Para penjajah yang seenaknya saja datang dan mengambil semuanya.

Merampas kemerdekaannya.

Kedua kaki Indie yang terbalut sepatu boots yang hampir sebatas lutut mulai melangkah perlahan-lahan.

Meskipun peluru menembus kulitnya, Indie tidak akan membiarkan Indonesia runtuh di tangan Netherlands.

Meskipun kini sebelah kakinya harus terpincang-pincang, ia tidak akan berhenti melangkah maju.

Setidaknya, Indie percaya adanya kemungkinan ia bisa mengambil alih kembali negeri kelahirannya.

"Netherlands, mengapa kau setega ini? Mengapa kau sekejam ini?"

Indie mengatupkan gerahamnya.

"Netherlands, bukankah kau berkata kau ada dipihakku? Bukankah kau mencintai negeriku?"

Kedua tangan mungilnya bergetar, topangan bambunya berderak saat menyentuh tanah.

Ia sangat kelelahan setelah pertempuran hebat itu.

BRUK!

Indie jatuh bertumpu pada lututnya yang berbalut perban disana-sini.

Air matanya yang ia tahan susah-payah akhirnya mengalir deras.

Tangisannya membuat siapapun yang bisa mendengarnya akan merasa pilu, sakit hati.

Siapa yang tidak akan menangis apabila rumahnya dirusak, dirampas kekayaannya, saudara-saudari yang ia kasihi dibunuh, dijadikan budak.

"Netherlands.."

Suara Indie ikut bergetar mengikuti tubuhnya yang mengurus dan kecil, rasanya sudah lama sejak "Tanam Paksa" berlangsung dan ia tidak punya apa-apa lagi untuk dikonsumsi. Semuanya Netherlands bawa tanpa belas kasihan.

"Netherlands.."

Indie menutup kedua matanya, teringat saat Netherlands pertama kali datang ke Indonesia dengan tatapan ramahnya dan sifat lembutnya.

Jadi, itu semua hanya rekayasa untuk menaklukannya?

Sepasang mata berwarna biru kehijauan itu selalu teringat di benak Indie. Mengapa hal seindah itu kini menusuk tajam nuraninya?

Indie tumbang dan tersungkur di tanah.

Suara isakannya terdengar semakin keras dan mengeras.

"Netherlands.."

"..dahulu aku mencintaimu.."

Matahari tenggelam.

Kegelapan malam mulai merangkak naik.

.

.

End

.

.

Terimakasih sudah membaca:3

Uhu, author baper gara2 lagu "I Used To Love You" sama "Skinny Love"

Ah, klise..