Hello, Minna...! Ini adalah fic kelima saya. Kali ini mungkin akan bertemakan sains.

Hope you'll enjoy it

Disclaimer : Masashi Kishimoto


"Yo, Sasuke. Kau gak pulang" Tanya seseorang beraambut coklat jabrik kepada cowok berambut pantat ayam yang sedang duduk disebuah tugu besar. Sasuke hanya mengangguk pelan.

"Duluan aja" Kata Sasuke sambil terus memandangi matahari yang mulai terbenam. Cowok bernama Kiba itu pun meninggalkan Sasuke yang masih tenggelam dengan aktivitasnya.

"Baiklah. Kita akan pulang" Sasuke berkata entah pada siapa. Sasuke pun meloncat dari tugu tersebut dan berjalan sambil mengantongi kedua tangannya. Hari sudah mulai gelap dan jalanan pun mulai sepi. Entah apa yang ada dipikiran Sasuke sehingga dirinya membelokkan badannya menuju area persawahan.

'Aku akan lewat jalan pintas' Batin Sasuke yang sudah mulai merinding dan mempercepat laju jalannya. Memang areal persawahan ini sudah mulai terlihat sangat gelap. Tidak bisa dibayangkan kan klo tiba-tiba saja muncul sosok putih didepan Sasuke.

Sasuke menepis bayangan tersebut dan membuangnya jauh-jauh. Tiba-tiba didepan Sasuke muncul sebuah lubang yang bertekanan cukup kuat. Sasuke pun menutupi wajahnya agar tidak terkena debu yang dilontarkan oleh lubang tersebut.

Sasuke mencoba untuk membuka matanya. Tampaklah sebuah mesin yang berbentuk kapsul cukup besar keluar dari lubang tersebut. Mesin itu keluar dengan mengeluarkan asap tipis sampai lubang tersebut benar-benar hilang.

"Uhuk... Uhuk" Sasuke terbatu-batuk begitu menghisap kepulan asap tipis yang keluar dari kapsul besar tersebut. Kapsul itu pun membuka dan tampaklah seorang gadis berambut indigo yang sepertinya sedang kepayahan.

"Help" Pekik gadis tersebut sebelum benar-benar pingsan. Sasuke langsung berlari menuju gadis rambut indigo tersebut dan merangkulnya serta membawanya pergi dari area itu. Sasuke segera berlari dengan terengah-engah sambil menggendong gadis yang baru saja dikenalnya tersebut.

Mata Sasuke tampak berkunang-kunang sebelum akhirnya dia pun ikut jatuh pingsan.

-0-

"Hhhh" Sasuke mendesis pelan sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. Otaknya mencoba untuk mengingat kejadian yang baru aja dia alami.

Sasuke mengedarkan pandangannya ke seluruh arah. Dilihatnya dirinya sedang berada disebuah gubuk ditengah malam dengan baju yang tidak bisa dikatakan bersih. Sasuke pun mencoba untuk berdiri dan keluar dari gubuk tersebut.

"Kau sudah bangun" Suara lembut terdengar ditelinga Sasuke yang membuat pemuda berambut raven tersebut memutar kepalanya menuju arah suara. Dilihatnya sosok gadis manis berambut indigo yang sedang tersenyum kearahnya. Mata lavendernya memancarkan kelembutan dan kulitnya terlalu pucat untuk ukuran orang zaman sekarang.

"Siapa kau ?" Tanya Sasuke sambil sedikit mundur kebelakang. Gadis tersebut tersenyum melihat tingkah Sasuke.

"Namaku adalah Hyuuga Hinata. Aku arkeolog dari tahun 2050" Kata gadis tersebut sambil menjabat tangan Sasuke. Sasuke mulai merasa tenang mengetahui bahwa gadis manis didepannya bukanlah orang jahat. Masa gadis semanis Hinata disamakan dengan perampok sih ck ck ck.

"Jadi kau dari 2050 ya ? Sudah kuduga mesin waktu akan segera ditemukan beberapa tahun mendatang" Kata Sasuke sambil tersenyum sinis.

"Sebenarnya mesin waktu ini masih berupa prototype. Jadi segala kerusakan bukanlah tanggung jawab perancang" Kata Hinata dengan raut wajah menyesal. Sasuke manggut-manggut dengan ucapan Hinata.

"Bagaimana kalau aku yang memperbaiki mesin waktu ini" Tanya Sasuke menawarkan bantuan. Hinata mendongak tak percaya dengan apa yang dikatakan Sasuke.

"Kau orang primitif. Mana mungkin memperbaiki mesin serba kompleks ini" Cibir Hinata yang langsung membuat panas kuping Sasuke. Sasuke langsung dengan marah mengacungkan tangannya kedepan muka Hinata.

"Dalam waktu sebulan akan kuselesaikan proyek mesin waktu ini" Tantang Sasuke dengan wajah penuh amarah. Hinata hanya mencibir tingkah Sasuke dengan suara pelan.

"Baiklah. Kupegang janjimu" Kata Hinata dengan raut wajah meremehkan. Sasuke langsung menarik Hinata menuju mesinnya yang masih terkepul asap tipis walaupun tidak banyak. Kalau boleh jujur, asap tersebut membuat mata Sasuke pedih dan nafas Sasuke sesak. Tapi apa boleh buat, dia terlalu gengsi untuk menarik kembali kata-katanya.

"Kita bawa ini kerumahku" Kata Sasuke sambil menunjuk kapsul tersebut. Tidak ada jawaban.

Sasuke pun menoleh dan melihat Hinata yang sudah pingsan dengan sukses.

"Hah...!" Sasuke membuka mulutnya dan kaget dengan Hinata yang sudah pingsan.

"Apa boleh buat ?" Sasuke mencoba mengangkat kapsul berukuran 2 meter itu dengan kedua tangannya.

'Ringan sekali' Kali ini Sasuke mengangkat kapsul tersebut dengan satu tangan. Dia kemudian membawa Hinata dan kepsul tersebut pergi menuju rumahnya.

-0-

"Ringan bukan" Kata Hinata yang sepertinya baru sadar dari pingsannya. Sasuke yang kaget hampir saja melemparkan kapsul tersebut dari tangannya. Untung saja hasrat tersebut belum terlaksana.

"Mesin itu dibuat seringan mungkin untuk mempermudah penarikan black hole karena dibutuhkan energi tinggi untuk menciptakan black hole yang mampu menarik besi. Itu merupakan jenis plastik terringan yang pernah dibuat. Tapi sayangnya plastik tersebut mengeluarkan dioksin, karbon dioksida, dan karbon monoksida bila dibakar. Hal ini menyebabkan plastik ini dibuat limited edition" Jelas Hinata. Sasuke hanya manggut-manggut mengerti.

"Emangnya kamu berasal dari mana ?" Tanya Sasuke mencoba membua percakapan.

"Kalo sekarang, mungkin masih bernama California" Kata Hinata sambil mengingat-ingat nama negara bagian Amerika tersebut.

"Terus gimana kamu ngerti bahasa Indonesia ?" Tanya Sasuke.

"Aku kan arkeolog" Jawab Hinata dengan santainya. Sasuke hanya manggut-manggut mengerti. Sasuke membiarkan Hinata berjalan tanpa bantuannya.

TBC

Fyuuuhh...! Mungkin fic ini akan banyak tertunda mengingat tugas author yang saat ini sudah menumpuk dan banyak banget.

Revieeewwww...!