Minna, ketemu lagi sama gw, author dgn cerita gak mutu. bukannya nerusin fanfic yg udah ada, skrg gw malah bermaksud bikin cerita humor yg GAGAL disertai romance yg GAGAL. sungguh knp GAGAL semua urusan gue. wahaha. ini ide gw dptin pas dengerin drama cd nya kurobasu. lgsng gw ketik soalnya takut ngabur nih ide. jd gw skrg gambling bikin cerita kek gni *doa* hufh, smoga tdk mengecewakan para readers.
disini gw bikin cerita GOMxReader krn emg jarang bgt ya, dan yg paling penting para GOM akan berpose ala super santet -EH- super sentai maksudnya, ahaha. ceritanya nti mereka bakal gw PAKSA buat meranin super sentai *dicolok gunting*. dan sperti fanfic xReader yg pernah gw baca, namauntuk readers gw kasih simbol [name]*copy style org*. yo! tanpa capciscus, hayok sagera baca!
Warning : Gaje, abal, humor krenyes, gak lucu, OOC.
Pairing : GOM x Reader
Rate : T
Genre : Humor and Romance
Chapter 1 : Jadilah Pahlawan Untukku!
Cuaca di luar sangat cerah, namun entah mengapa suasana suram terasa di ruangan itu. Apa sebabnya? Mari kita lihat.
Ruangan ini bukannya kurang pencahayaan, bukan juga kekurangan lilin dan lampu, bukan juga karena ada pemadaman listrik atau jangan-jangan orang yang punya ruangan ini belum bayar listrik? Sepertinya tidak. Tapi kenapa suram sekali terasa di sana? Lebih tepatnya kenapa suasana suram itu hanya ada di satu sisi bagian ruangan saja?
Di sisi ruangan yang suram itu, terdapat 6 pemuda dengan warna-warni yang cerah namun redup terasa. Mereka menggunakan pakaian yang agak sulit untuk dideskripsikan. Mereka duduk melamun di pojokan, entah apa yang mereka pikirkan. Apakah semangat hidup mereka sudah hilang? dan melayang entah kemana? Sepertinya tidak. Salah satu dari mereka bergumam sendirian, kelihatannya sedang kesal. Oh, tidak, ternyata semua terlihat kesal. Ada apa sebenarnya?
"Bodoh, ini semua gara-gara [name]! Hidupku sial sekali! Memalukan!"
Di setiap sisi yang gelap, pasti ada sisi yang terang tak terkecuali ruangan itu. Terang, ah, lebih tepatnya sangat terang. Di sisi terang itu, ada seorang gadis muda dengan gaya tomboy dan rambut tidak karuan yang sepertinya sebaya dengan 6 pemuda warna-warni namun redup tadi. Ekspresi wajahnya kelihatan penuh semangat. Gadis itu terlalu semangat untuk ukuran anak SMA, dan juga terlalu berantakan untuk ukuran gadis remaja. Siapa dia? Benar! Itu kau!
"Jangan begitu! Ayo latihan lagi! Tinggal 1 bulan lagi tayang perdananya nih! Ayo tunjukkan semangat muda kaliaaaaan!"
"Tidak mau! Kami mogok latihan!"
"Kalian kenapa sih? Kalian sudah janji padaku akan melakukannya! Jadi ayooo…"
Para pemuda warna-warni itu kelihatan sudah muak dan ingin sekali pulang. Mereka merasa semua terasa sial sejak bertemu denganmu sebulan yang lalu.
.
.
.
Kiseki Sentai
Kuroko no Basuke Milik Fujimaki Tadatoshi-san
Kiseki Sentai adalah khayalan bejad sang author
.
Sekitar Sebulan Yang Lalu.
.
Kau sedang bosan. Kau duduk di sebuah kedai burger di dekat pinggir jalan. Sebenarnya ada hal yang sedang kau pikirkan. Terkadang kau tidak menyadari lingkungan sekitarmu karena terlalu konsentrasi berfikir, bahkan saat ada anak kecil yang menumpahkan minumannya ke sepatumu pun kau tidak peduli.
"Fuuh, dimana aku bisa menemukan orang yang cocok? Aku sudah cari kemana-mana namun tidak ada yang 'sreg' bagiku."
Saat sedang melihat ke arah jendela luar, tiba-tiba saja ada sesuatu yang mengejutkanmu dan kau sontak berteriak keras.
"AAAAAAAHHHH! ITU DIAAAAA~"
Apa yang bisa membuatmu seterkejut itu padahal kau sedang memikirkan sesuatu? Oh, ternyata. Kau melihat segerombolan orang berseragam bertuliskan 'Teiko Basketball Club' sedang lewat di seberang jalan. Diantara segerombolan orang itu, kau tertarik pada 6 pemuda dengan warna rambut yang berbeda-beda layaknya pelangi yang berjalan beriringan. 'Sesuai dengan image yang kubayangkan selama ini', pikirmu setelah melihat 6 pemuda itu. Kau merasakan takdir pada pemuda – pemuda pebasket itu. Benar, ini takdir. Kau sudah menduga pasti kau bertemu dengan mereka dan akhirnya momen itu tiba.
Kau melihat mereka semakin menjauh dari tempatmu berada. 'Aku harus segera mengejar mereka!', batinmu berkata begitu. Kau pergi meninggalkan kedai burger tadi dan berlari sekencang mungkin mengejar gerombolan pemuda tadi. Oh, tidak mereka jalannya cepat sekali. Kau pun menambah kecepatan dengan sedikit mengenggak 'vanillashake' yang kau beli di kedai burger tadi. Sepertinya 'vanillashake' itu sedikit berefek pada kecepatanmu dan akhirnya kau berhasil mencapai mereka.
"CHOTTO MATTE, OMAERAAA~! HAH HAH HAH"
Tanpa sadar kau berteriak keras tepat di belakang mereka. Mereka sentak kaget seperti diserang mendadak oleh tegangan listrik 1000 Volt. Semua pemuda dalam gerombolan itu serentak mengalihkan pandangan padamu yang sedang kehabisan nafas, kemudian memasang wajah kebingungannya masing-masing yang mereka letakkan di tas mereka. Kau merasa sedikit aneh dipandangan beribu macam pasang mata kebingungan di sana.
"HAH HAH HAH HAH~"
Kau masih tak sanggup berkata-kata. Merasa tak ada respon darimu, mereka kembali berpaling dan jalan begitu saja meninggalkanmu. Mungkin mereka pikir, bukan mereka yang dipanggil dan kau tidak ada urusan dengan mereka sejak kau dan mereka memang tidak saling kenal.
"OI! Chotto Mattetteba!"
Semua pemuda dalam gerombolan tersebut kembali memandangmu dengan heran. 'Sebenarnya siapa yang dipanggil sih? Kenal saja tidak', kata mereka dalam hati.
"Bukan kalian semua! Tapi 6 orang warna-warni itu saja! Yang itu itu itu itu itu itu,"
"Hah?" Enam pemuda pelangi itu ber-HAH-ria setelah kau menunjuk mereka satu per satu.
"Iya, kalian! bisa bicara sebentar?"
Mereka memandangmu dengan tatapan heran, namun sepertinya mereka mau meluangkan waktunya. Gerombolan yang lain kembali melanjutkan perjalanan ketika sang pelatih menyuruh mereka duluan pergi dan meninggalkan pemuda warna-warni itu.
Kau terus saja memandangi pemuda pelangi dengan tatapan nafsu—OH BUKAN! maksudnya tatapan penuh penghayatan. Kau sedang mengobservasi mereka. Atas bawah depan belakang samping kanan kiri, ya ya ya ya terus, priiiiiit, maju sedikit sekarang mundur sedikit, sip. HAH! Bodoh, memangnya kau tukang parkir?
Kau terkagum-kagum dengan 6 keajaiban yang ada di hadapanmu. 'Warna rambutnya benar-benar berbeda, ternyata aku tidak salah lihat! Bahkan iris matanya berbeda!', gumammu dalam hati. Kau melihat warna merah, biru tua, biru muda, kuning, ungu bahkan hijau! Kau memasang wajah tidak percaya.
"Jangan memandang kami seperti itu! Seakan-akan kami pelaku tindak criminal," kata pemuda berambut biru tua dan berkulit eksotis-mungkin lebih tepatnya 'keling', dengan nada bicara yang kasar.
"Kok 'kami'? Itu hanya berlaku untukmu Aominecchi! Wajahmu memang penuh kriminalitas!", saut si kuning yang ada di samping rambut hijau.
Sesaat si kuning mendapat pukulan gratis di kepala dari si biru keling karena sautannya. Entah kenapa kau merasa mengenali wajah si kuning yang barusan bicara tapi kau tidak mengatakan apa-apa.
"Nyam….nyam…nyam…" Kau kini memandang pemuda rambut ungu dengan tinggi badan yang ekstrim. Kelihatanya pemuda itu suka sekali makan, terlihat dari plastik kresek garis-garis merah putih konbini mirip dengan plastik belanjaan pasar ibumu yang ia bawa, semua berisi cemilan.
"Kau ini siapa nanodayo? Apa maksudnya mau bicara dengan kami?" Kini pandanganmu teralih pada si ramah lingkungan. Setelah kau perhatikan, walaupun kelihatan judes tapi dia tampan juga, apalagi bulu mata di bagian bawahnya sungguh menggoda.
Kau tidak menghiraukan pertanyaan si ramah lingkungan dan kembali mengobservasi sisa 2 pemuda yang ada di belakang 4 pemuda setinggi batang pinang berlumpur yang biasa digunakan untuk lomba panjat pinang. 'Mereka pendek sekali dibanding 4 orang ini!', pikirmu. Untung saja kau tidak mengatakan isi pikiranmu di depan mereka, kalau tidak, mungkin tanpa sadar besok kau sudah bangun tidur di kamar ICU Rumah Sakit terdekat. Kau tidak bisa melihat mereka berdua dengan jelas karena terhalang 4 tubuh super besar di hadapanmu.
Kau berusaha mendekati 2 pemuda berikutnya. Kau seperti melihat 2 orang yang sama dengan sedikit perbedaan tinggi badan, bentuk mata dan tentunya warna rambut. Ekspresi wajah keduanya sama ratanya—oh, maksudnya sama datarnya seperti triplek, namun yang berambut merah punya pandangan mata tajam dan lagi iris matanya berbeda warna, sungguh indah.
"Kalian! KALIAN! BENAR-BENAR ORANG YANG KUCARI SELAMA INI?! AKHIRNYAAAA"
Kau tidak memperdulikan wajah bingung pemuda-pemuda tampan di hadapanmu ini. Kau hanya perduli bahwa kau sudah menemukan sekelompok orang yang cocok dan sesuai dengan imagemu selama ini. Enam pemuda tampan yang akan membela kebenaran, itulah tujuannya.
"Kalian! Mau jadi pahlawan untukku?!"
"Maksudnya bagaimana-ssu? Perasaan tadi kau memandang Aominecchi dengan tatapan seperti melihat kriminal terminal-ssu, kenapa sekarang minta jadi pahlawan?"
Sekali lagi, orang itu mendapatkan pijatan gratis plus plus di kepala kuningnya. Tentu saja, pemijat plus plus handalnya adalah si surai biru tua dan juga keling.
"Nona, sedang ada masalah? Kalau ada masalah, lapor polisi saja, jangan minta bantuan kami."
Si rambut biru langit yang sejak tadi diam saja sekarang mulai angkat bicara namun tetap dengan wajahnya yang datar.
"Biarkan dia bicara, Tetsuya. Jadi, maksudmu apa? Jangan membuang waktu kami lama-lama."
Nada bicara si merah sungguh penuh aura berbahaya. Kau merasakan bulu kudukmu merinding saat memandangnya. Saat itu kau mengerti bahwa jangan cari masalah dengan orang ini. Awalnya kau takut bicara karena si merah memandangimu dengan tatapan mengerikan tapi akhirnya kau memberanikan diri angkat bicara.
"Maksudku….emmm…Kalian mau ya jadi SUPER SENTAI untukku?"
"HAAAAAAH?"
Permintaanmu disambut dengan 'HAAAAH' yang cukup panjang dan sanggup membuat semua orang di jalan memandangmu dan juga para pelangi itu dengan tatapan curiga. Dan sekali lagi dengan penuh semangat dan sambil menunjuk ke arah pemuda pelangi, kau menegaskan,
"Kalian, jadilah pahlawan untukku!"
.
.
.
Dou? ini baru chapter 1. blm ada kejelasan sih sbnrnya, cm yuk dicoba saja. kalo emg cukup menarik mgkn akan saya lanjutkan!
Continue or Delete?
Review Onegaishimasu! *bows*
