Disclaimer : Death Note insn't mine. I'm sure you've known it.

Note : Prequel to Even in Death.


Halo, fella! Mister atau Miss! Tua atau muda, tapi menurutku kau masih muda karena kau masih baru. Tapi aku tidak yakin juga, mungkin saja sebelum Mr. Roger memberikanmu padaku kau sudah disimpan begitu lama di gudang sampai jamuran. Dan kenapa aku mengatakan salam dan komentar seakan kau ini manusia? Kau, kan, cuma buku. Yah… salam kenal, deh, karena aku akan menjadi majikan barumu.

Oke, sebenarnya aku agak nggak sreg juga ketika si pak tua pemarah itu memberimu padaku sambil berkata, "Ini diary milikmu."

Diary? Diary katanya? Memangnya dia pikir aku ini anak perempuan? Atau dia menganggap aku ini anak perempuan karena wajahku yang agak… ini pendapat orang-orang, lho, jangan menganggapku banci… cantik (waduh… padahal aku ini cowok tulen, dari atas sampai bawah – kecuali wajahku. I have a dick if you not believe me, lihat saja dibalik celana kolorku.)

Sepertinya saat natal nanti aku akan memberi si tua Roger sebuah kacamata kuda.

Jadi, aku akan memanggilmu "jurnal".

Hei… kau tahu detektif terkenal yang bernama L? Dia idolaku sejak kecil (haha… kayak aku sekarang sudah tidak kecil lagi. Dan, hei! Aku masih tujuh tahun! Anak tujuh tahun yang jenius.) dan begitu mengidolakannya sampai aku punya dua bundel klip mengenai kasus-kasus yang dia tangani. Saat Mr. Roger membawaku ke panti asuhan ini, aku benar-benar syok ketika dia bilang bahwa aku akan dilatih sebagai penerus L. Aku syok bukan karena aku menjadi calon penerus (Yah… sebenarnya itu juga), tapi karena hal lain. So, put two and two together, then become twenty two… aku di sini menjadi penerus L =≥ L ada dan adalah anggota di panti asuhan ini. Itulah kesimpulan terakhir yang kudapat dalam sedetik.

Dan kesimpulanku benar. Aku diantar menuju ruangan Mr. Roger, masuk, melihat dua orang di sana. Seorang pria tua – yang sepetinya lebih tua dari Mr. Roger – sedang menuangkan teh ke dalam cangkir – yang kelihatannya mahal –, dan di sofa duduk (cara duduknya aneh, tapi itu bukan urusanku) seorang gadis remaja yang… (di sini aku bisa merasakan mukaku panas) cantik… bukan, kata cantik sepertinya tidak tepat… manis…? Tidak, lebih dari itu… Gorgeous!

Kemudian, panah tajam menusuk jantungku lagi karena syok (syukur aku tidak punya catatan bahwa aku mengidap penyakit jantung atau aku sudah mati karena jantungan berkali-kali) ketika gadis itu – tanpa ekspresi dan intonasi, lagi – mengenalkan dirinya sendiri sebagai L.

Kupikir L itu seorang pria dewasa yang kira-kira sepuluh tahun lebih muda dari si tua Roger, jelas saja aku syok berat.

Kenapa aku jadi ngelantur begini? Iya, iya… jangan ucapkan itu. Aku mengaku bahwa sepertinya bukan karena wajahku aku disangka cewek, tapi karena karakterku yang suka nyerocos nggak karuan. Ah! Aku melakukannya lagi!

Intinya, kamu, Journal, sepertinya bakal kuisi tentang pengamatanku mengenai kehidupan L (aku melirik buku-buku catatan yang berisi tentang pengamatanku mengenai kasus-kasus yang ditangani oleh L), juga kehidupan anak-anak lainnya yang ada di sini (sebagai sampingan saja).

Aku tahu ini pasti akan terjadi, so, bagi yang menemukan – atau yang iseng membuka – Journal ini, dan membacanya… teruskanlah membaca! Jangan biarkan apapun menghentikanmu! Dan jangan lupa catat komentarmu di halaman terakhir, oke!

And so, again

Welcome to Wammy's House, and rave to my world.