Author: Cerita baru lagi!
Rin:yeay
Len:*senyum mesum sambil ngeliat ke Rin*
Author:Ekhm! Oh iya! Disclaimer! Sapa yang mau bacai-
Teto:AKuu! Ekhm... Disclaimer! Vocaloid punya crypton! Selsai!
Author:nih *ngasih roti ke Teto*
Teto:Hwuaa! Mwakashi awthuor *sambil makan*
Author: ya, btw! Ayo kita mulai!
.
.
.
.
.
Len POV
Hello! Perkenalkan, nama saya Kagamine Len! Aku sekarang berumur 16 tahun. Aku mulai tinggal sendiri di apartemen. Hehe, cukup aneh ya?
Aku bersekolah di Kirigakure school. Aku kelas X-B. Disana, ada rivalku yang bernama Shimizu Rin. Dia sering bertengkar dengaku dan kadang kita sangat akrab.
"Yosh! Siap-siap sekolah!" ucapku sambil memakan roti suapan terakhir. "Itekimashu!" (bener gak sih nulisnya?) aku pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor
Di jalan, aku melihat Rin. Sepertinya dia jalan kaki. Akupun berhenti di tempat Rin
"Mau ke sekolah bareng?" tanyaku "ogah!" jawabnya sambil sedikit jutek. Aku hanya bisa menghela nafas "yakin nih? Bentar lagi masuk lho." kataku sambil dengan nada mengejek. Rin terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu "boleh deh! Mana helmnya!?" katanya sambil ternsenyum. Akupun mengambil helm lalu meberikannya pada Rin. "nyaan!" katanya sambil naik ke motorku. "tumben sekali kau mengatakan nyaan.. Biasaya kau mengatakannya kepada orang yang sangat akrab padamu.." tanyaku. Rin terlihat kaget dan kebingungan "itu karena kamu rivalku! Sudah sana berangkat" kata Rin sambil menyenderkan kepalanya ke punggungku sambil sedikit stress.
SKIP TIME (waktu istirahat)
Hari ini Rin menghampiriku ke mejaku "Ano... Terima kasih atas tumpangan tadi! Ini, ucapan terima kasihku! Emm... Aku menemukannya di taman saat aku hendak pulang kemarin." katanya sambil memberikanku sebuah kalung
"Kalung?" kataku "iya kalung! Masa pakean!" katanya sambil sediki marah. Akupun memandang sesaat ke kalung itu.
'pake jangan ya? Pake jangan?' batinku "oy! Kuning! Mau kagak!?" tanyanya sambil sedikit teriak "ya sudahlah aku mau. Arigatou" kataku sambil memakai kalung tersebut. "lihat lihat! Aku juga memakai yang sama! Jadi kita terlihat kembar hehehe!" katanya sambil menunjukkan kalung yang dipakainya. Akupun haya bisa tersenyum melihatnya
Rin pun terpaku karena melihat senyumanku. Dia berjalan perlahan ke arah pintu kelas dan lari. "dasar aneh.." kataku sambil poker face
Rin POV
akupun kaget melihat senyuman Len yang sudah lama tak aku lihat. Akupun terpaku dan berjalan perlahan ke arah pintu kelas dan berlari ke atap sekolah.
"GUUUMMIIII!" kataku sambil memeluk Gumi. "nani?" jawabnya sambil memakan roti yang berbahan dai wortel
"a-aku... Ngeliat senyuman Len yang udah lama gak aku liaaat" jawabku gugup "okeeeey..." jawab Gumi mulai serius
"sepertinya sudah beberapa bulan ini kau gak liat senyumannya kan? Sudahlah.. Lupakanlah si Bakaito itu.. Dia kan udah pacaran ma Miku. Sudah sana sama Len" kata Gumi degan perkataannya yang menusuk hati
oh iya! Perkenalkan! Namaku Kagahime Rin! Rambutku se-bahu sedikit lebih panjang. Aku menyukai orang yang bernama Shion Kaito. Len? Dia rival aku sejak kelas 7 smp. Kami sama-sama bertarung untuk memperebutkan no 1 di papan rangking. Tak jarang kami bisa sangat akrab
Oh iya... Tentang aku menemukan kalung itu...
Flashback
Rin POV
"Hwuaa... Hari ini Len nyebeeeliinn!" ucapku sebal. Akupun melihat ke arah taman dan menemukan surat dan kalung
isi suratnya begini:
"Tolong siapapun ambil saja ini, aku hanya ingin memberikan kalian kenang-kenangan..."
Hm.. Kalungnya sepertinya terbuat dari magnet dan berbentuk seperti setengah bulat. Ehehe, lucu! "Terima kasih!" ucapku sambil pergi dari taman itu dan segera pulang
Flashback END
DING DONG "Ah! Bel sudah berbunyi! Cepat amet ya?" ucapku kesal sambil mebuang bungkus roti yang aku makan diikuti Gumi
Segera akupun ke kelas dan mendapati semua temanku tertidur kecuali aku, Len dan Gumi. Lalu tiba tiba Gumi jatuh kearahku dan aku mengkapnya. Lalu, aku menyadari bahwa Gumi juga mulai tertidur juga "Eh, Gumi? Bangun WOI!" ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya Gumi
"Haaah... Percuma" kemudian aku menyeret gumi ke tempat duduknya dan membiarkan nya tidur
akupun keluar kelas dan berdiri disampingnya "Jadi, kenapa tinggal kita yang tidak ikut tertidur?" tanya Len kepadaku "Jangan-jangan!" kataku
"EFEK JURUSNYA MADARA UDAH NYAMPE SINI!?" Ucapku kaget. Sedangkan Len sweatdrop
Tiba-tiba saja datang cahaya dengan wanita berambut Pink dan Merah "Halo kalian berdua!" kata mereka berdua
"Iya?" kata Len
"Tu-tuh kan! Kalian pasti utusannya Madara!" ucapku sambil menunjuk kedua orang tersebut
Len hanya bisa sweatdrop
Normal Pov
"Perkenalkan! Nama saya Luka dan ini partner saya, Miki" ucap perempuan berambut Pink yang diketahui bernama Luka
"Jadi, ini ada apa?" tanya Len sambil memegang tangan Rin dengan erat. "kalian aku beri dua pilihan, satu. Apakah kau ingin tahu lalu membiarkan dunia ini kacau, atau, dua. Apakah kau ingin tahu apa dan kau ingin melaksanakannya demi keselamatan dunia ini?" kata Miki sambil membuka sesuatu buku
Len dan Rin saling bertatapan dengan lama, kemudian Len membisikan sesuatu ke Rin "Apa ini bisa dipercayai?" tanya Len dalam bisikannya "Kita lihat saja, aku sih percaya-percaya saja" jawab Rin sambil berbisik juga
"Baiklah, kita memilih tau dan melaksanakannya!" kata Len dengan mantap "ohohoho, baiklah... Pertama.. Dunia ini maksudku.. Di langit dunia ini ada dunia lagi... Yang bernama Talilu" kata Miki kemudian Miki sepertinya sedang mencari sesuatu di buku yang tadi dia buka
"Disana ada sebuah kerajaan yang memimpin dunia Talilu itu. Lalu, tiba-tiba.. Rakyat kerajaan Talilu, penghuni kerajaan atau bisa kusebut semua yang ada di Talilu terkena wabah yang aneh kecuali Raja dan yang mempunyai ilmu sakti. Salah satu penyihir adalah penasihatnya Raja" lanjut Luka sambil berwajah sedih
"Dan sang raja meminta pertolongan kepada Para penyihir tersebut, dan si penyihir itu menjawab "baiklah yang mulia... Tapi, mungkin ini akan memakan waktu yang terkesan lama..." lalu penyihir tersebut menyuruh anaknya yang tidak terkena sakit untuk mencari sepasang remaja yang mirip tetapi bukan kembar untuk menyembuhkan mereka" lanjut Luka lagi
"intinya... Kita membutuhkan cairan kalian untuk menyembuhkan orang-orang di Dunia Talilu" kata Miki
"Ca-cairan..? Wat- itu apa?" bahasa dumay Rin keluar. "biar aku yang mengatakannya" ucap Luka sambil menuup mulut Miki yang hendak berbicara
lalu Luka mendekati kita dan berbisik di kedua telinga kita "cairan cinta kalian alias cairan hasil sex kalian berdua..."ucap Luka dengan sedikit menggoda mereka
BLUSH!
Rin dan Len blushing sambil menunjukan muka yang aneh. "Ba-bagaimana hanya kita yang terpilih!? Kan masih ba-banyak orang lain didunia ini!" teriak Rin "fufufu, kalau itu mungkin karena kalung yang kautemukan. Hanya orang-orang teretntu yang bisa melihat, dan memakainya." kata Luka. Len dan Rin sama-sama kaget. Lalu mulai sedikit lebih tenang.
"Ohya, murid-murid disini akan terbangun setengah jam kemudian. Dan akan kujelaskan! Murid-murid disini akan tertidur saat kau ingin melakukan seks! Dan akan terbangun saat kalian mengucapkan "Deuscht!"" kata Miki. Len dan Rin hanya bisa mengangguk
"kalau kalian berhasil melakukannya... Maka akan kuhadiahi 3 permintaan" kata Luka
"Cuma 3? Apa gak ada bonus?" Tanya Len sediki kurang ajar dan juga penasaran Miki dan Luka berbisikan lalu akhirnya mengambil keputusan. "baiklah, kuberi kau waktu satu bulan untuk memberikannya dan kau.. Akan kubiarkan kalia melihat pulau Talilu dan kalia akan kuberi 3 permintaan" kata Luka
Lalu Rin dan Len merasa tidak enak dengan pertanyaan mereka namun akhirnya Rin dan Len menyetujui hal itu. Dan.. Luka dan Mikipun pergi kembali ke negri mereka.
Hening... Semuanya hening... Begitu yang dirasakan oleh mereka berdua. Ya, mereka yang terpilih untuk menyelamatkan negri diatas langit itu.
Rin dan Len sekarang sedang berada di atap sekolah. "Haaaah... Apa aku harus benar-benar berhubungan denganmu?" tanya Rin sambil menikmati hembusan angin. Lalu Lenpun menyenderkan kepalanya pada bahu Rin.
"Hey Rin, apakah kau pikir aku tak bisa memuaskanmu ha?" tanya Len. Rinpun kaget dan sekekita langsung menggeserkan badannya sehingga Len yang awalnya sedang menyenderkan kepalanya pada Rin terjatuh. "Ba-BAKA! Kalau kau memang bisa kenapa kau masih menanyakannya!?" kata Rin dengan wajah merahnya
Lenpun terkekeh dan akhirnya berkata "berarti jika kita membangunkan mereka, dan mereka tiba-tiba tertidur maka salah satu dari kita pasti ingin lagi nge-sex kan?" dengan nada menggoda. Rin hanya bisa mengalihkan pandangannya dari Len dengan wajah yang amat memerah.
Len perlahn mulai mendekatkan tubuhnya kepada Rin, semakin dekat, semakin dekat lagi. "De-Deuscht!" ucap Rin tiba-tiba. Lenpun kaget dan seketika langsung menjauhkan tubuhnya dari Rin. Tapi nihil... Mungkin mereka masih tertidur. Yap, salah satu dari mereka pasti ingin berhubungan
Rin kaget dan akhirnya pasrah. Perlahan namun pasti, Len pun mendekati Rin "Lihatlah Rin, salah satu dari kita ingin melakukannya. Jadi, kita harus melakukannya" ucap Len sambil mengusap pipinya.
Rin ketakutan, namun ketakutan itu akhirnya luluh dalam ciuman mereka. Mereka berciuman. Rin pun lama-kelamaan menikmati ciuman itu sambil menyentuh tangan Len yang mengartikan Rin ingin lebih
Len menyudahi ciuman itu, tampak wajah kecewa di wajah Rin. Lenpun terkekeh "ahahaha, tak kusangaka aku akan merebut ciumanmu yang pertama" wajah Rin memerah. "Hey aku tau aku menginginkannya. Aku juga ingin, tapi aku tahu kalau kau ingin lebih dari ini. Memintalah Rin" tiba-tiba Rin teringat sesuatu
'oh iya ya, Len kan genit. Dia suka ngegodain cewek tapi tak pernah sekalipun aku melihatnya saling bersentuhan (yang dimaksudkan saling ehemehemkisssamasexehemehem ugh! Aku terpikat olehnya!'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Rinpun terbagun... Yap, itu semua hanya mimpi...
THE END
.
.
Author: BERCANDA! Ini semua masih akan berlanjut kok! Hahahaha, Amori hanya bercanda ko, hohoho
Rin, Len: AUTHOR GAJE!
Author: maapkan maapkan! Btw, bagi tautan link buat download game Mad Father dong '-'. Pengen main :3. Sama game Horror RPG lainnya kecuali Game Hello...Hell..o
TBC!
.
.
.
.
see you in the next chapter!
