JUST A FAIRY TALE
BY NATE RIVER IS STILL ALIVE & M.O.P.
A NARUTO FICTION
DISCLAIMER: NARUTO IS MASASHI KISHIMOTO'S, NOT OURS!
RATE: T
PAIRING: SASU X FEM-NARU
Hai! Hai! Saia datang lagi! Ini fic saia yang ke-3...
Ini fic kolaborasi sebenarnya...
Kalian bisa liat namanya diatas (telunjuk ke atas)
Semoga kalian ga bosen2 baca n review fic kami!!
Kembali ke fic!
-
-
-
Hei! Aku punya sebuah dongeng. Kalian mau tahu bagaimana ceritanya bukan? Baiklah, aku akan memulainya. Dongeng ini dimulai dengan kalimat pembukaan yang sudah kalian kenal pastinya. Dua kata saja dariku. Selamat menikmati!
Pada jaman dahulu, ada seorang pria yang sudah meninggal. Profesi pria itu adalah penulis dan pencerita dongeng. Tetapi pria tersebut tidak dapat meninggal dengan tenang.
Dongeng terakhir yang beliau tulis yaitu tentang pangeran tampan dan berani yang menaklukkan seekor burung gagak yang jahat. Tetapi untuk sekarang pertarungan mereka tampaknya akan berjalan abadi.
"Aku muak dan lelah dengan semua ini!" teriak Sang Gagak.
"Aku muak dan lelah dengan semua ini!" teriak Sang Pangeran pula.
Sang Gagak melarikan diri dari buku cerita dan Sang Pangeran pun mengejarnya. Pada akhirnya, Sang Pangeran mengambil hatinya sendiri dan menyegel Sang Gagak dengan kekuatan terlarang.
Kemudian terdengar suara bisikan yang datang entah dari mana, "Ini hebat sekali!" kata seorang pria tua yang diduga sudah meninggal.
~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~
On The Book Story, The Prince POV
Aku adalah seorang pangeran. Pangeran dari sebuah dongeng yang diciptakan oleh seorang pendongeng yang jenius. Di dongeng ini tugasku hanya satu, yaitu menaklukkan tokoh utama antagonis-The Crafty Raven-. Tetapi kini Sang Pendongeng Jenius itu telah meninggal. Meninggal dengan menyisakan dongeng yang menggantung pada bagian dimana aku dan Sang Gagak bertarung.
The Crafty Raven POV
Aku adalah seekor gagak. Gagak dari sebuah dongeng yang diciptakan oleh seorang pendongeng legendaris. Di dongeng ini aku harus bertahan hidup dari serangan-serangan Sang Pangeran yang ingin menaklukkanku. Tetapi kini Sang Pendongeng Legendaris itu telah meninggal. Meninggal dengan menyisakan dongeng yang menggantung pada bagian dimana aku dan Sang Pangeran bertarung.
Normal POV
Dengan kematian Sang Pendongeng Legendaris, maka waktu dalam dongeng tersebut terhenti. Terhenti pada bagian pertarungan Sang Pangeran dan Sang Gagak. Meskipun belum rampung, dongeng tersebut dibukukan dan disimpan di Perpustakaan Nasional sebagai penghormatan bagi Sang Pendongeng Legendaris. Buku dongeng tersebut disimpan di lemari khusus selama bertahun-tahun lamanya. Begitu pula dengan pertarungan mereka. Sang Pangerang dan Sang gagak terus bertarung selama bertahun-tahun sebagai akibat dari terhentinya jalan cerita karena tidak ada yang dapat melanjutkan dongeng tersebut.
Tersebar sebuah kabar burung beberapa hari setelah Sang Pendongeng Legendaris meninggal. Di masa depan nanti, akan ada seseorang yang menggantikan beliau. Dengan kata lain, akan ada seseorang yang mampu melanjutkan dongeng tersebut. Disebutkan pula bahwa buku tersebut akan menunjukkan tanda-tanda jika menemukan seseorang yang sudah ditakdirkan menjadi penerus beliau. Tetapi tidak ada yang tahu tanda-tanda seperti apa yang dimaksud.
Penduduk sekitar yang ingin mengetahui apakah dirinya merupakan penerus Sang Pendongeng Legendaris atau bukan terus menerus berdatangan ke Perpustakaan Nasional. Sayangnya, tiap-tiap dari mereka akan keluar dari sana dalam keadaan sakit kepala. Mengapa? Mereka yang bukan merupakan Sang Penerus akan ditolak oleh Buku Dongeng yang mengeluarkan suara melengking dan memekakkan telinga hanya dalam radius lima meter. Entah apa yang akan terjadi kalau mereka mendekat lebih dari itu. Lalu bagaimana dengan Sang Pangeran dan Sang Gagak? Mereka sudah lelah bertarung selama bertahun-tahun tanpa henti. Harus ada seseorang yang menghentikan semua ini. Atau mungkin maksudnya harus ada orang yang melanjutkan dongeng ini agar pertarungan mereka dapat terhenti. Siapakah yang dapat menolong mereka?
~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~
On The Real Life, Naruto POV
"Silakan anda buat skripsi untuk bagian pertama. Saya beri waktu satu bulan. Apa anda sudah menentukan tema-nya?"
"Ya. Saya akan menganalisis tentang Sejarah Pembuatan Dongeng dan Perjalanan Hidup Sang Pendongeng Legendaris," jawabku mantap.
"Kedengarannya menarik. Akan kutunggu hasil analisismu," seringai dosen pembimbingku merekah lebar.
"Hai'!"
-
-
-
"Hosh…hosh…hosh…" aku semangat sekali hari ini. Hari ini aku akan membuat skripsi! Yay! Entah sudah berapa lama aku berlari. Saking semangatnya, aku jadi tidak merasa lelah telah lama berlari.
Eh? Aku belum memperkenalkan diri ya? Hehe, gomen ne. Namaku Uzumaki Naruto. Aku biasa dipanggil Naru-chan oleh teman-temanku. Sekarang aku kuliah di Universitas Internasional Konoha, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sejarah. Aku sedang berada di tahun terakhir dan aku akan membuat skripsi. Kalau kalian pikir aku ini laki-laki, maka kalian salah. Aku ini perempuan, jangan salah paham. Soalnya banyak yang bilang kalau namaku itu mirip nama laki-laki. Oh! Satu hal lagi, aku masih single juga. Mungkin itu tidak penting, tapi aku hanya ingin menyampaikannya saja. Nah, sekarang kalian sudah mengenalku bukan?
"Hosh…hosh…loh? Perpusnya dimana ya? Kata Hinata-chan perpusnya dekat alun-alun 'kan? Akh! Aku tanya penduduk sekitar saja," aku ini bicara sendiri seperti orang stres ya?
"Permisi, Pak. Mau tanya, Perpustakaan Nasional di sebelah mana ya?" tanyaku pada orang yang terdekat denganku.
"Oh, Perpustakaan Nasional 'kan ada di belakang Nona," jawab orang tersebut sambil menunjuk arah belakangku. "Masa' perpustakaan sebesar itu tidak kelihatan? Hahaha!" katanya sambil tertawa. Wajahku langsung bersemu merah karena malu. Rasanya suaraku hilang entah kemana.
"Oh, itu ya, Pak. Terima kasih, Pak," akhirnya aku menemukan suaraku kembali. Haduuh, aku ini bodoh banget ya? Sampai diketawain pula. Malu banget. Ah, yang penting perpusnya sudah ketemu.
"Waktunya cari literatur! Yay!" lagi-lagi aku teriak-teriak sendiri seperti orang stres. Hey! Aku ini sedang semangat bukan stres!
Kulangkahkan kakiku dengan semangat menuju pintu kaca otomatis kepunyaan Perpustakaan Nasional. Kulihat bagian dalam perpustakaan ini, sungguh besar dan luas. Ups, jangan sampai aku terlihat seperti orang bodoh lagi. Lantai marmer yang berkilau, rak-rak buku yang berjejer rapi setinggi tiga meter, customer service yang ramah, udara yang segar dan suasana yang tenang. Bahkan wangi buku dan kertas-kertas serasa wangi ramen bagiku.
"Selamat siang. Selamat datang di Perpustakaan Nasional Terbesar dan Terlengkap di Kota Konoha ini. Ada yang bisa saya bantu?" Sang Customer Service memberikan sambutan ramah yang terlalu panjang sampai aku sweatdrop melihatnya.
"Um, saya mau ke bagian buku dongeng dan biografi Sang Pendongeng Legendaris, dimana ya?" tanyaku pada Customer Service berambut pink yang ramah itu.
"Oh, disini kami membangun ruangan khusus untuk seluruh cerita dongeng hasil karya Sang Pendongeng Legendaris beserta biografinya," jawab Sang Customer Service.
"Wah, dimana letak ruangan itu, um…Sakura-san?" tanyaku sambil melirik name tag-nya.
"Ruangan itu ada di lantai paling atas. Lebih tepatnya lagi seluruh lantai paling atas itulah ruangannya."
"Oh, terima ka…" ucapanku terputus oleh perkataan Sang Customer Service.
"Ada satu hal penting. Di ruangan itu nanti ada satu lemari kaca terpisah yang berisi buku dongeng yang terakhir ditulis oleh Sang Pendongeng Legendaris. Dongeng itu sebenarnya belum selesai. Dan selama satu abad terakhir, tersiar sebuah kabar akan ada penerus beliau yang dapat melanjutkan dongeng tersebut. Kau cobalah untuk menyentuh buku itu. Siapa tahu kau adalah Sang Penerus," jelas Sang Customer Service panjang lebar dan serius, membuatku jadi ikut pasang tampang serius.
"Oh, oke. Nanti aku coba," jawabku ragu-ragu.
"Selamat bersenang-senang!" Sang Customer Service berkata sambil melambaikan tangan padaku yang sudah pergi menjauh.
"Bersenang-senang? Setahuku hal yang dapat dilakukan di perpustakaan hanya membaca. Hm, mungkin menurutnya membaca itu bersenang-senang," aku bergumam pada diri sendiri.
~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~
On The Book Story, Normal POV
"Trang! Trang!"
"Hosh…hosh…"
Terlihat dua makhluk yang sedang beradu pedang dalam kegelapan. Keringat mengucur deras dari tubuh keduanya. Sepertinya mereka sudah lelah dan kehabisan tenaga untuk melanjutkan aktivitas mereka.
"Aku sudah muak dan lelah bertarung denganmu selama bertahun-tahun! Hai, Pangeran!" satu sosok dalam kegelapan yang memiliki paruh serta sayap hitam berteriak kepada sosok yang satu lagi.
"Aku juga sudah muak dan lelah bertarung denganmu! Hai, Gagak!" sosok yang lebih mirip manusia itu balas berteriak kepada sosok yang memiliki paruh dan sayap.
"Kau bilang akan ada seseorang yang dapat melanjutkan dongeng ini! Tapi mana buktinya? Kita sudah menunggu selama satu abad! Dan aku sudah lelah!" Sang Gagak berteriak emosi.
"Seorang Penerus pasti akan ada! Tapi aku pun tidak tahu kapan Sang Penerus itu akan datang! Kita harus sabar menunggu jika ingin dongeng ini dilanjutkan!" balas Sang Pangeran tak kalah emosi.
"Ah! Omong kosong! Aku sudah tidak bisa bersabar lagi! Aku akan keluar dari sini!" emosi Sang Gagak sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
"Jangan! Kau hanya akan mengacaukan jalan cerita dongeng ini!" cegah Sang Pangeran.
"Kau pikir aku peduli dengan dongeng ini? Aku ingin bebas! Kau juga ingin bebas bukan? Akui saja itu! Tapi jika kau mau membusuk disini, silakan saja! Selamat tinggal! Hahahahahahahahahaha!" dengan suara tawa menggelegar yang mengiringi kepergian Sang Gagak, terbukalah portal dari Buku Dongeng menuju dunia nyata.
"Kauuu!" tak perlu dikomando lagi, Sang Pangeran terbang mengikuti Sang Gagak dengan kemarahan yang tertahan terpancar jelas dari wajahnya.
TBC
Jangan panik! jangan panik!
Ini baru prolog...(diteke')
Reviewlah fic kami ini...
Tanpa review, saia tidak berdaya...(lebay)
Review kalian yg menentukan lanjutnya cerita ini...
Okeh?!
REVIEW!!
