Huehehehehehehehe!!!!!!
Ini, fic kedua yang aku buat. Semoga bermanfaat!!! -halah-
(3) sebenarnya aku nggak berani bikin fic ini. Tapi tetep aja pengen bikin gara- gara nonton Machine Girl nih!!!
Biarin deh! Yang kuat sadis- sadis baca aja. Yang nggak suka cari cerita lain ya!!!!
Disclaimer : Om Mashashi Kishimoto -Sambil Bikin Boneka Voodoo-
Tapi Machine Boy aku yang bikin!!!! Kyahahahahahaha!!!! -Jadi Gila-
Naruto © Masashi Kishimoto
Machine Boy © Mihael Keehl Is Still Alive
-
-
-
" A- aku mo- mohon jangan lempar pisau itu…" jerit seorang anak laki- laki dengan sebutir apel diatas kepalanya.
" Tenanglah Konohamaru, kau akan baik- baik saja kalau tidak banyak bergerak." Kata laki- laki berbadan tegap dengan kacamata hitam yang menutupi matanya.
" Shino, ayo kita lempar lagi!!!" kata laki- laki dengan kacamata minus dan rambut di kuncir.
" Sabar Kabuto, kita nikmati ini perlaha- lahan."
" KUMOHON HENTIKAN!!!" jerit Konohamaru.
" Kau tak bisa diam cengeng? Hmm… baiklah sebagai hukumannya, kami berempat akan melempar pisau ini bersama- sama. Ahahaha.." kata Shino.
" Kumohon jangan…. Aku tidak mau mati…" tangis Konohamaru.
" Aku tidak perduli. Kau harus dapatkan hukumanmu!!" teriak Shino dan dengan membabi buta dia melempar pisau kearah Konohamaru, bukan keapelnya. Berarti kali ini dia berniat untuk membunuh Konohamaru.
" HENTIKAN!!!" sebuah suara menghentika aksi 4 anak yang membabi buta itu.
" Siapa kau?" tanya Kabuto.
" Kau lupa siapa aku? Aku Naruto! Adik dari Deidara! Perempuan yang kalian kerjai hingga meninggal!" kata Naruto lantang.
" Deidara? Siapa itu? Namanya jelek sekali!" kata Kisame. Salah seorang dari 4 laki- laki itu.
" Apa? Berani sekali kau menghina kakakku." bentak Naruto berang.
" Aku tak kenal siapa kau, dan orang yang bernama Deidara itu! Dan karena kau telah mengganggu kesenangan kami terimalah balasan kami, kaulah yang kali ini yang menjadi sasarannya!" kata Kisame seraya menyerang Naruto.
Dengan sigap Naruto menghindar, ia melompat keatas seraya meronggoh ranselnya. Dikeluarkannya sebuah sabit.
" Ayo kita nikmati 'pestanya'!" kata Naruto. Aksi saling menyerang pun tak dapat dihindari.
" Rasakan tajamnya pisauku ini! Hiyaaahhh!!" teriak Shino sambil menerjang Naruto.
Crash!
Sabit yang dipegang Naruto mengayun dengan indah. Cepat namun terasa pelan. Shino tak dapat melihat gerakan tangan Naruto. Dan tanpa disadarinya lengannya telah lepas dari tangannya.
" Uwarghhhh!!! Lenganku! LENGANKU!!!!!" jerit Shino panik. Darah keluar dari potongan tangannya. Lengannya yang lepas teronggok dilantai seperti sampah. Wajahnya pucat pasi.
" Bagaimana? Masih mau kau lanjutkan? Bahkan aku yang berlengan satu masih lebih cepat dari pada kau!!" kata Naruto sambil mengangkat lengannya yang tinggal setengah. Hanya dari bahu hingga siku. Nada suaranya terdengar meremehkan. " Dan sekarang, kita sama." Kata Naruto dengan senyum yang menyeramkan.
" RASAKAN INIII!!!!" teriak Kisame. Ia menerjang.
Naruto kembali menghindar. Ia melompat dengan ringan dan melakukan salto diudara. Tangannya gesit mengambil benda besar keperakan dari ranselnya, kemudian dipasangnya benda itu ditangannya yang buntung.
Dor dor dor.
Naruto mengarahkan benda itu keudara dan menembakan peluru sekenanya.
" Bagus bukan? Benda inilah yang akan 'MENGHABISI NYAWA KALIAN!!!'" tanpa banyak omong, Naruto menembakan peluru ke 4 orang di hadapannya. Mereka semua terlihat pucat, begitu melihat benda yang akan 'membunuh' mereka bukanlah mainan. Dan mereka berpencar, berusaha melindungi diri.
" AHAHAHAHAHA!!!!" tawa Naruto. Ia begitu menikmati 'permainan' ini. Dengan sekali tembak ia menghabisi setengah dari tubuh Shino. Yang tertinggal hanyalah tubuh bagian perut hingga kakinya.
Tak peduli kalau tubuh itu tak lagi bernyawa, Naruto terus menembaki tubuh itu. Hingga benar- benar tak tersisa. Rasa mual melanda tiga temannya.
" Kau curang! Benda itu senjata sungguhan!!" bentak Haku yang sejak tadi hanya diam menonton.
" Ha?! Curang? Bukankah kalian lebih curang dari pada aku?" kata Naruto.
Tubuh tiga orang yang masih bertahan hidup itu bergetar hebat. Antara perasaan takut dan marah karena teman mereka tewas tak bersisa.
Perkelahian masih terus dilanjutkan. Kali ini tembakan yang dilepaskan Naruto lebih membabi buta. Mengarah ke segala arah. Dinding di tempat itu pun menjadi sasarannya. Namun dinding itupun dapat hancur sama halnya dengan tubuh Shino.
" MONSTER!!!" jerit Haku. Ia hendak melarikan diri. Namun tanpa ampun Naruto menembakinya hingga tak tersisa. Semburan darah menyebar kesegala arah. Dua orang tewas, tinggal dua lagi.
" JANGAN PERNAH LARI DARIKU!!!!" kata Naruto masih terus menembak. Salah satu peluru mengenai bola mata Kabuto.
" ARGHHH!!!!!!!!!!!!!" Kabuto mengerang kesakitan, namun tak bertahan lama. Tubuhnya yang terbaring ditembaki oleh Naruto. Tubuh itu menggelepar. Rasa sakit yang tak terbayangkan membuat Kabuto tak dapat berteriak. Padahal ia masih bernyawa. Tembakan yang bertubi- tubi terus dirasakannya. Hingga akhirnyapun ia merenggang nyawa.
Tiga orang tewas, tinggal satu orang lagi.
Kali ini tinggal Kisame yang masih hidup. Berusaha melarikan diri ia bersembunyi disegala tempat. Aksi saling sembunyi terjadi cukup lama. Tembakan yang tepat di belakang kepalalah yang mengakhiri hidup Kisame.
-
Jerit kesakitan kalian adalah lagu nina bobo untuk kalian sendiri. Musik pengiring menuju neraka tempat dimana seharusnya kalian berada. Disanalah kalian akan mendapatkan rasa sakit yang lebih. Bersenang- senanglah. Menjerit lebih keras! Agar aku dapat mendengarnya dari sini. Menjeritlah dengan penuh rasa penyesalan!!!
-
" Apa kau baik- baik saja?" tanya Naruto pada Konohamaru yang bersembunyi dibalik tiang besi. Badannya bergetar ketakutan. " Apa kau baik- baik saja?" Naruto mengulangi pertanyaannya.
" PEMBUNUH!!!!" teriak Kanohamaru. Ia berlari kalang kabut. Dan menghilang setelah melewati sebuah tikungan.
-
***
-
-
(Naruto POV)
' Pembunuh? Ahaha… Pembunuh? Bukan panggilan yang buruk. Demi Kakak, menjadi seorang pembunuh pun aku rela. Psikopat kalau perlu. Apa pun akan aku lakukan asalkan dapat membalaskan dendamku dan rasa sakit hati kakak.'
Ingatanku melayang ke waktu sebulan yang lalu.
-
-
Flashback (1 bulan yang lalu)
-
-
Duk duk duk. SRAK.
" Naruto!!! Kau keren sekali!!" seru Kiba setelah melihat tembakan Naruto.
" Ehehe! Arigato, Kiba. Tapi ini belum apa- apa." kata Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Perlihatkan sekali lagi padaku!!!" pinta Kiba.
" Ehehehe. Perhatikan baik- baik ya!!" perintah Naruto. Perasaannya senang sekali bila ada yang memujinya.
Duk duk duk. SRAK.
Sekali lagi tembakan Naruto masuk dengan mulus.
" HOEE!!! Three pointmu keren buanget Naruto!!!!" jerit Kiba hiperbola.
" Huehehe… jadi malu." kata Naruto tersipu.
" Tapi yang tadi itu benar- benar keren!!!"
" Ah bisa saja…" kata Naruto merendah. Padahal hatinya senang sekali.
" Naru-Chan!!" sebuah suara menghentikan percakapan Naruto dan Kiba.
" Aniki?" kata Naruto terkejut. Ternyata kakaknya Deidara datang menjemputnya.
" Aniki?" tanya Kiba. Ia terkejut. Kiba tak pernah tahu kalau Naruto memiliki seorang kakak.
" Ada apa aniki kesini?" tanya Naruto. Tak biasanya Deidara menjemputnya ke sekolah.
" Memang kenapa kalau kakakmu ini menjemput, Naru?"
" Tidak biasa." Jawab Naruto jujur. Deidara hanya tersenyum simpul.
" Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Kata Deidara.
" Baiklah. Kiba!! Aku pulang duluan ya!" teriak Naruto pada Kiba yang sedang melempar- lempar bola ke-ring.
" Oke! Sampai besok!" kata Kiba. Dan Naruto juga Deidara pulang ke rumah mereka.
***
" Lalu, apa yang ingin kakak bicarakan?" tanya Naruto memulai pembicaraan mereka.
" Hm… begini, ada barang yang ingin aku beli. Jadi aku mau pakai uang simpanan kita. Bolehkan?" tanya Deidara.
" Loh, kenapa Kakak bilang padaku? Bukannya masalah keuangan kakak yang urus?"
" Bukan begitu. Kali ini beda. Aku mau menggambil uang dalam jumlah besar."
" Ungg… ya sudah. Pakai saja. Tapi jangan dipakai semua. Nanti kita tak punya persedian lagi." kata Naruto.
" Terima Kasih!!! Nanti aku ganti deh." Janji Deidara.
" Ya sudah, sekarang kita belanja dulu, bahan makanan kita sudah habis."
" Baiklah."
***
Tuk tuk tuk. Bunyi pisau yang beradu dengan talanan. Deidara sedang memotong wortel dan Naruto memotong kentang. Naruto mulai angkat bicara untuk menghilangkan kesunyian.
" Kak, uangnya mau kakak pakai buat apa sih?" tanya Naruto penasaran.
" Eh?" Deidara gelagapan. Dia terlihat panik dan berusaha mencari alasan. " Ada buku yang mau kakak beli."
" Buku? Iya sih… kakak kan memang senang membaca. Apakah tentang seni?"
" Eh? Ahahahaha… begitulah."
" Oh, ya sudah."
" Eh Naruto, sudah makan malam kakak mau kerumah Sasori dulu ya?"
" Mau apa? Belajar bersama?"
" Ahahaha. Yah, kira- kira begitu." kata Deidara sambil memainkan rambutnya.
Naruto hanya bisa menatap heran pada kakaknya ini. Tak biasanya dia salah tingkah seperti ini. Namun, pikirannya kebali pada kentang yang sedang dipotongnya. Setelah semua kentang dan wortel di potong dan dicuci, Deidara mengambil alih pekerjaan. Disuruhnya Naruto menunggu di meja makan. Naruto hanya menurut, dan ia menunggu sambil membaca buku.
" Yeah! Makanan sudah siap!!!" kata Deidara.
" Asik… akhirnya jadi juga. Aku sudah lapar dari tadi."
" Ahahaha. Yuk kita makan. Ittadakimasu!"
" Ittadakimasu." kata Naruto. Dan merekapun memulai acara makan mereka, dan dibumbui sedikit obrolan selama makan.
-
" Nah, Naruto kakak berangkat dulu ya?"
" Jangan lama-lama kak."
" Iya tunggu saja. Aku pasti pulang sebelum jam tidurmu." janji Deidara.
***
Deidara berlari kecil kearah sebuah trowongan dekat sebuah pabrik kosong. Matanya mencari- cari sesosok tubuh yang akan ditemuinya. Dilihatnya seorang berambut merah yang sedang meringkuk di dalam trowongan.
" Sasori!" panggil Deidara.
" Deidara? Lama sekali kau datang."
" Maaf, aku harus cari alasan agar Naruto tidak curiga."
" Ya sudah. Ayo kita kesana." ajak Sasori.
Mereka berjalan mengendap-endap didalam sebuah gedung kosong yang cukup besar. Seolah telah hapal jalan menuju tempat yang mereka tuju, mereka berjalan dengan perasaan penuh harap.
" Semoga setelah ini, mereka akan benar- benar selesai mengerjai kita." kata Sasori.
" Ku harap juga begitu. Aku lelah begini terus."
" Aku takut ibu tahu masalah ini. Mungkin dia akan nekad memberitahukan ini pada polisi. Padahal kita tahu itu adalah hal yang percuma."
" Hn, aku tak ingin Naruto terlibat masalah ini."
Tanpa terasa mereka telah sampai ditempat yang mereka tuju. Disana berkumpul segerombolan bayangan dengan berbagai jenis pemukul ditangan mereka. Melihat itu Sasori dan Deidara hanya dapat menelan ludah dan berusaha membulatkan tekat untuk menghentikan semua ini.
" Lama sekali kalian datang." Sebuah suara terdengar didalam kegelapan ruangan yang mencekam. Yang terlihat hanya bayang-bayang tubuh.
" Maaf Uchiha san, kami harus mengalihkan perhatian keluarga kami." Ujar Deidara mengutarakan alasannya.
" Aku tak butuh alasan." Ujar Uchiha itu dingin, " lalu mana uang yang aku minta?"
" I-ini." Kata Sasori dan Deidara bersamaan.
" Hn?" kening Uchiha itu berkerut. " Apa- apaan ini? Aku tidak minta segini! Kalian mau mengerjaiku?" bentak Uchiha seraya menendang kepala Sasori. Dan Sasori jatuh terlentang. Dan darah keluar dari lubang hidungnya.
" Maaf Uchiha san, hanya segitu yang dapat kami bawa. Kami tak punya uang sebanyak kau minta."
" Aku tak butuh alasan!" bentak Uchiha itu sekali lagi, dan kali ini dia menendang kepala Deidara. Cukup keras, namun tak membuat Deidara jatuh. Melihat itu si Uchiha menendang Deidara sekali lagi. Deidara masih bertahan. Terus menerus. Dan pada akhirnya yang lain ikut memukuli Deidara. Ada yang menggunakan pemukul dan ada yang hanya dengan tangan kosong. Kali ini Deidara roboh. Melihat kawannya di keroyok, Sasori datang membantu. Namun percuma, mereka berdua dikeroyok hingga pingsan ditempat.
-
-
-
-
~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~o~
TBC
To Be Continued
Tubercullose
Hehehehehe…
-
-
-
BBBN
Bincang- Bincang Bareng Naruto
Naruto : Haduh haduh, aku kok jadi orang jahat ya? .???
Naru : Ohohohoho, Naruto cocok kok jadi protagonist ato antagonis. Soalnya Naruto keren~
Sasuke : Heh! Kenapa gua gak ada dalam ni cerita? (death glare)
Naru : Gak ada lowongan pekerjaan buat lu!
: Tapi tenang, lo yang jadi Uchihanya. Sebenarnya aku masih bingung. Mau pake Itachi apa Sasuke.
Itachi : Gua aja. Lagi butuh duit nih~ (melas- melas)
Naru : Liat nanti deh. (sok jual mahal)
Itachi : Acting gua lebih bagus dari pada si Sasumat
Sasuke : Sasumat???
Itachi : Sasuke Tomat.
Sasuke : -chidori-
Itachi : -gosong-
Naruto&Naru : -tutup idung ada bau gosong-
Naru : Udah ah, aku mau pake Sasuke aja. Soalnya dia akan merasakan siksaan dunia disini.
: AHAHAHAHAHAHA!!!!-meradang-
All : -Sweat drop-
Naru : Pokoke aku mau buat Sasuke dan om Fugaku menderita.
Fugaku : Asal dibayar mahal gua mau aja. ($_$)
Naru : Hehehehe, actor professional emang beda. -sambil nyusun rencana penyiksaan buat Sasuke n om Fugaku-
Naruto : Kalo gini, kasih bocoran chap selanjutnya dong….
Naru : gak ah. Kan jadi ga rame. Tapi aku mau buat beda. Nggak kayak filmnya aku mau buat lebih sadis.
Naruto : Emang kuat?
Naru : Nggak tau.
: Udahan ah. Lama- lama malah jadi curhat gua. Acara BBBN sampai disini dulu. Mungkin berlanjut mungkin
: mungkin berlanjut, mungkin tidak. Ahahahaha.
All : Bye Bye!!!!!!!!!!!!!!
~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
Hehehehe….
Terima kasih buat teman- teman yang sudah mau baca fic gaje ku….
Terima kasih juga buat yang udah baca fic sebelumnya. Yang belum, baca ya? (promosi)
Bagi yang mau review, silahkan klik yang dibawah, yang mau daftar jadi penggemar rahasia, pendaftaran masih dibuka. Silahkan hubungi ( 72777777) hehehehe…
Review kalian adalah semangatku!!!!! Hahahaha…
Review please?????????
(.)
