Makasih yg udah RnR n FF Mianhae kemarin, aku bawa sequelnya, 3shoot yah..

Hope you like;)

Title : JEBAL DORAWAJYO (Sekuel Mianhae)
Writer : Nickey Jung Rae Suk
Rating : K
Cast : YunJae, YooSu, Jung ChangMin. etc.
Genre : YAOI, Familly, Romance, Hurt, Mpreg.
Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya.
Lenght : 1 of 3
Warning :
YAOI, BOY x BOY, Boys Love, Typo(s), Ide pasaran, Geje, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, No Majas, alur lambat- kadang cepet(?) TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.

NP: Love Is Hard (Ost. Dramkor My Girl/ Ost. Dangerous Love pas Yunjae pelukan^^)

~*TVXQ_YunJae*~

SRAKK

"Mwondae ige?" Yunho mengambil amplop coklat yang di taruh Junsu di meja.

"Aku sudah menyelidiknya. Itu adalah data orang-orang yang sekarang sedang dekat dengan Kim Jaejoong." Junsu duduk menyilangkan kakinya.

"Tidak perlu, aku sudah memutuskan untuk melupakannya." Ujar Yunho menyimpan kembali amplop itu di meja.

"Kau akan menyerah begitu saja? Bukankah kau belum mencobanya?"

"Aku sudah melihatnya. Jaejoong sudah bahagia dengan hidupnya yang sekarang. Mungkin Yoochun bisa membahagiakannya."

"Jaejoong dan Yoochun hanya berteman." Sela Junsu cepat. "Aku sudah menyelidikinya, mereka memang dekat, dan karena saking dekatnya mereka terlihat mesra." Ucapnya lagi.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Tentu saja aku tahu, Yoochun masih sendiri sekarang, dia terlalu sibuk dengan Film baru yang digarapnya." Jawab Junsu yakin.

"Kau sangat bersemangat Junsu-yah..."

"Aku hanya ingin mendapatkan kembali kebahagiaanku, cukup sekali aku membuat kesalahan. Kalau memang Yoochun sudah tak mau kembali lagi padaku, aku akan menyerah, tapi setidaknya aku sudah berusaha." Terang Junsu. Yunho yang mendengarnya hanya diam, ia membenarkan perkataan Junsu. Jika Junsu saja bersemangat untuk mendapatkan kembali cintanya, mengapa dia tidak?

"Baiklah...aku pergi dulu, aku mau mengunjungi Yoochun-ku di tempat shooting." Ucap Junsu sambil tersenyum. Ia memang hampir setiap hari menemui Yoochun, ia rela jika disebut namja tak tahu diri, yang penting Yoochun bisa kembali lagi padanya. Pikirnya.

.
.

"Tuan, kopinya.." Ucapan seorang OB menyadarkan Yunho dari lamunannya. Tadi ia memang menyuruh seseorang membelikan kopi di kedai langganannya semenjak enam bulan lalu.

"Gomawo..."

Hhmmm...

Yunho mencium aroma kopi yang tadi di pesannya. Brown Sugar Macchiato, (slh 1 drama Taiwan favo author neh#Plakkk ) itu adalah kopi kesukaanya. Ia meneguknya pelan, manis. Semanis yang membuatnya, pikirnya.

Di tempat lain Jaejoong tak berhenti menggerutu, bibir cherry nya mengerucut imut.

"Taeminnie, kau tahu siapa yang selalu ingin meminum kopi buatanku? Menyebalkan sekali, padahal kopi yang dibuat karyawanku pun tak kalah enak, ck." Gerutu Jaejoong bertanya pada salah satu karyawannya.

"Orang yang datang ke sini bilang, kopi itu untuk Presdir-nya, dia ingin pemilik Cafe sendiri yang membuatnya." jawab karyawan yang bernama Taemin itu.

"Geundae wae? Memangnya perusahaannya sebesar apa sampai aku harus patuh padanya?"

"Katanya besar sekali Hyung, dia juga sempat memperlihatkan Golden Card lambang perusahaannya. Lagi pula, walau bagaimanapun dia pelanggan kita 'kan Hyung? Jadi kita harus melayaninya dengan baik." Ujar Taemin. Ia kembali mengeringkan gelas-gelas yang telah dicucinya.

"Tapi tetap saja menyebalkan." ucap Jaejoong masih menggerutu. "YJ Corp, YJ Corp. Perusahaan apa itu? namanya saja aneh sekali."

Taemin yang melihat Bos nya mengomel itu hanya menggelengkan kepalanya. Menurutnya Bos nya itu harusnya masih duduk di bangku SMU, mengingat wajah dan kelakuannya yang masih seperti remaja itu. Ck.

Yunho menarik nafasnya dalam. Ia sudah memutuskan akan menemui Jaejoong dan berusaha mendapatkan kembali namja cantik itu. Kini ia mendatangi Coffe Cojjee, ia duduk di kursi dekat kaca, sehingga ia bisa melihat pemandangan di luar.

"Permisi, mau pesan apa Tuan?" Sapa pelayan di sana.

"Apa Jaejoong ada?" Yunho balik bertanya.

"Jaejoong Hyung sedang menjemput anaknya di sekolah, mungkin sebentar lagi dia pulang." jawab ramah pelayan pria itu. Ia menyebut Jaejoong 'Hyung' karena memang semua karyawan di sana menyebut Jaejoong 'Hyung atau Oppa'.

"Aku akan menunggunya." Ucap Yunho kemudian.

Sepuluh menit Yunho menunggu Jaejoong, dan akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Jaejoong masuk dengan menuntun Changmin di sebelahnya. Jaejoong yang diberitahu jika ada orang yang menunggunya, langsung bergegas menemui orang tersebut.

"Yunho?" Kaget Jaejoong setelah tahu siapa orang yang menunggunya itu.

"Hi, Jae..." sapa Yunho tersenyum. Kemudian Jaejoong duduk di depan Yunho. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu kembali setelah perceraian mereka enam bulan lalu.

"Urimaniyeo...Apa kabar Jae?"

"Umm, Baik." Jawab Jaejoong singkat. Ia sedikit terkejut dengan kedatangan mantan suaminya itu.

Hening

"Ummaaa...Min lapar..." Seru changmin menghampiri keduanya. "Kenapa lama seka—A...appa..." Lirih Changmin terkejut melihat ayahnya.

"Annyeong Minnie-yah..." Sapa Yunho tersenyum. Jaejoong terhenyak mendengar panggilan Yunho untuk anaknya. Biasanya Yunho akan memanggil Changmin dengan nama lengkapnya 'Jung Changmin', tapi sekarang...?

"Umma...Min lapar, Min tunggu di ruangan Umma." Ucap namja cilik itu menghiraukan sapaan Yunho. Kemudian Changmin pergi meninggalkan Yunho yang terdiam karena ia mengacuhkannya.

"Ada apa Yunho-yah? Apa ada hal penting hingga membuatmu datang ke mari?" tanya Jaejoong mengalihkan perhatian Yunho.

"Aku...Aku hanya ingin lebih dekat dengan Changmin."

Jaejoong mengernyitkan alisnya. "Kenapa tiba-tiba..."

"Aku hanya ingin lebih dekat dan lebih mengenal anakku, walau bagaimanapun Changmin adalah anakku, darah dagingku." Sela Yunho memotong ucapan Jaejoong. Jaejoong yang mendengarnya tertawa.

"Kenapa baru sekarang kau menganggap kalau Changmin itu anakmu?" Tanya Jaejoong sinis.

"Mianhae, aku...aku sungguh menyesal... Jaejoong-ah... Sekarang, ijinkan aku menebus kesalahanku pada Changmin dulu. Jebal..." Mohon Yunho.

Jaejoong terdiam, ia sendiri merasa heran. Yunho yang ia kenal dulu sangat irit berbicara, dan tak pernah menunjukan ekspresinya. Tapi kini mantan suaminya itu sangat berbeda, bahkan Yunho memohon padanya. Hey, apakah dunia sudah mau kiamat?

"Aku tak akan melarangmu bertemu dengan Changmin, karena dia juga anakmu. Tapi aku tak menjamin Changmin akan cepat dekat denganmu, mungkin dia masih trauma dengan sikapmu padanya dulu." Terang Jaejoong setelah ia melihat kesungguhan di mata Yunho.

"Gomawo Jae-yah...Aku akan bersabar." Ucap Yunho mantap, sedangkan Jaejoong hanya tersenyum mendengarnya. Sungguh, ia melihat Yunho seperti orang lain sekarang.

Sudah 30 menit Yunho menungu di depan Sekolah Changmin, sesuai rencananya, ia akan mulai mendekati Changmin dengan menjemput anaknya itu di sekolah. Ia tetap menunggu dengan sabar, walaupun dirinya sudah merasa pegal.

Terlihat sosok namja kecil yang tingginya berbeda dari namja kecil seusianya keluar dari gerbang sekolah. Namja kecil itu menengokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk melihat jemputannya.

"Minnie-ah..."

"Appa..."

Yunho menghampiri Changmin yang masih terkejut dengan kedatangannya. "Appa datang untuk menjemput Min, Min mau pulang sama Appa 'kan?" Ucap Yunho mengutarakan maksudnya.

"Tapi..."

"Changminnie..." Seorang namja tampan yang masih muda terpogoh-pogoh berlari menghampiri Changmin dan Yunho. "Hahhh...hahh...Syukurlah belum terlambat. Ayo pulang..." ajaknya menarik tangan kecil Changmin.

GREPP!

Yunho memegang pergelangan tangan namja itu.

"Nuguseyo?"

"Aku ayahnya Changmin. Changmin akan pulang bersamaku." Ucap Yunho tajam.

"Ah...Mianhae...tapi aku di suruh Jae hyung menjemput Changmin, jadi Changmin akan pulang bersamaku. Kkajja Minnie..."

"Changmin akan pulang bersamaku." Kukuh Yunho.

"Tidak bisa Tuan, Changmin akan pulang bersamaku." Ucap namja itu sama ngototnya.

"Tidak—"

"Geumanhae...." Hardik Changmin melerai pertengkaran orang dewasa itu. "Seungri-jussi, Min mau pulang sama Appa...Seungri-jussi bilang sama Umma ne...Kkajja Appa..." Changmin memegang tangan Yunho dan mengajaknya pergi. Sedangkan Yunho, ia sangat senang Changmin lebih memilih pulang bersamanya.

Yunho meleletkan lidahnya mengejek Seungri, sedangkan Seungri sendiri hanya menggaruk kepalanya bingung.

.
.

Di mobil Changmin terdiam, sedangkan Yunho mengemudi dengan fokus.

"Gomawo..." Ucap Yunho memecah keheningan.

"Huh?" Bingung Changmin.

"Gomawo karena Min lebih memilih pulang dengan Appa..." Ucap Yunbo tersenyum melihat wajah bingung anaknya.

"Min senang Appa menjemput. Karena itu berarti Appa sedang tidak sibuk. Kalau Min menolak, Min takut nanti Appa ga bisa menjemput Min lagi karena sibuk." Ujar Changmin mengerucutkan bibirnya. Yunho sendiri terhenyak mendengar penuturan Changmin, ia tersenyum miris. Mungkin dulu ketika ia tak pernah menjemput atau mengantar Changmin ke sekolah, Changmin mengira kalau dirinya sibuk. Sungguh Yunho sangat menyesal jika teringat lagi hal itu.

"Mulai sekarang Appa akan mengantar dan menjemput Min sekolah, Eotte?"

"Jeongmal? Apa Appa tidak sibuk?"

"Appa ga akan sibuk lagi, asal Min mau."

"Min mau Appa...!" Seru Changmin girang. Yunho yang melihatnya hanya tersenyum. Ia pikir Changmin akan membencinya, tapi ternyata...Changmin memang seperti malaikat.^^

.
.

"Pelan-pelan makannya sayang..." Yunho menyeka lelehan pasta di sekitar mulut Changmin. Saat ini mereka tengah makan siang di sebuah restoran yang cukup mewah. Yunho baru tahu jika anaknya itu mempunyai selera makan yang besar.

"Min suka makanannya Appa, semuanya enak." Celoteh Changmin, Yunho tersenyum mendengarnya. Mereka meneruskan kembali makannya.

"Minnie-ah...Umm...Seungri-jussi itu siapa?" Tanya Yunho ragu, jujur ia penasaran kenapa Jaejoong mempercayakan menjemput Changmin pada namja muda itu.

"Seungri-jussi itu pacar Umma."

"Uhuk...Uhukk..." Yunho yang sedang minum tersedak mendengar ucapan Changmin.

"Mwo? pacar...Umma..?"

"Sebenarnya bukan Cuma Seungri-jussi saja, tapi ada juga Taecyeon-jussi, Jinki-jussi, Seungheon-jussi...Siwon-jussi, Nickhun-jussi, ah Jisung-jussi juga..." Imbuh Changmin menghitung pacar Ummanya itu dengan jari mungilnya.

"NDEEE?" Kaget Yunho, ia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Sejak kapan mantan istrinya itu jadi playboy? Padahal mereka baru bercerai sekitar enam bulan. Ck Sepertinya ia harus membuka amplop yang dulu pernah diberikan Junsu kepadanya.

.
.

Jaejoong mondar-mandir cemas di teras rumahnya. Seungri bilang Changmin pulang bersama Yunho, tapi sampai malam mereka belum pulang. Apa Yunho menculik Changmin? Pikirnya.

Suara mobil membuyarkan khayalannya. Dengan segera Jaejoong menghampiri mobil yang ia tahu milik Yunho itu. Dilihatnya Yunho menggendong Changmin yang tertidur.

"Kenapa kalian—"

"Sssttt.." Yunho menempelkan telunjuk kanannya di bibir Jaejoong, sehingga namja cantik itu menghentikan ucapannya. "Aku akan menidurkan Changmin dulu." Ucapnya, kemudian masuk dan naik ke lantai atas untuk menidurkan Changmin. Jaejoong sendiri masih terpaku di tempatnya.

"Yya! Kim Jaejoong...sampai kapan kau akan berdiri terus di luar?" Seruan Yunho menyadarkan Jaejoong. Dengan segera namja cantik itu masuk ke rumahnya dan menghampiri Yunho yang sudah merebahkan tubuhnya di sofa.

"Kenapa kalian baru pulang? Ini sudah malam dan—"

"Aku membawa Changmin jalan-jalan, dan sepertinya dia menikmatinya hingga kami lupa waktu." Lagi, Yunho menyela perkataan Jaejoong. "Jae-yah...bisakah kau membuatkan ku makanan? aku lapar, belum makan malam?" Ujarnya memelas.

"Ck...Bukankah seharian kalian berjalan-jalan? kenapa belum makan? Gerutu Jaejoong, tapi tak ayal namja cantik itu pergi ke dapur membuatkan makan malam untuk mantan suaminya itu.

Jaejoong mengerutu sebal ketika ia sedang memasak, mengapa Yunho berubah jadi baik seperti itu? Apa Yunho terbentur dan otaknya mengalami kerusakan? pikirnya.

Sedangkan Yunho, namja tampan itu tak berhenti mengulum senyum melihat Jaejoong yang sedang serius memasak. Ia dengan setia menunggu di meja makan. Sebenarnya Yunho tak begitu lapar. Tapi ia sengaja, supaya ia bisa lebih lama berdekatan dengan Jaejoong.

Jaejoong selesai memasak. Ia meletakan masakannya di meja makan.

"Kenapa banyak sekali?"

"Kau pikir aku bisa makan, sedangkan anakku belum pulang." jawab Jaejoong ketus. Yunho tersenyum mendengarnya, itu berarti dirinya akan makan malam berdua dengan Jaejoong bukan?

Drrttt...Drrtttt...

Suara getar ponsel menghentikan Jaejoong yang akan menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Ne, waeyo Jisung hyung?" Jaejoong menjawab teleponnya seraya pergi menjauh dari Yunho. Tapi walaupun begitu, Yunho masih bisa mendengar Jaejoong berbicara.

"Sekarang?...Aniya, aku bisa...Tidak perlu, aku sendiri yang akan ke sana, Hyung tunggu saja...ne bye..."

PIP

"Yunho-yah...Mianhae...Sepertinya aku tak bisa menemanimu makan, aku akan makan di luar bersama temanku." Ucap Jaejoong. Tanpa mendengarkan sahutan dari Yunho, Jaejoong mengambil mantel dan memakainya.

"Ah...jika sudah selesai, piring bekasnya simpan saja di sana, nanti aku akan mencucinya besok." Ucapnya lagi kemudian pergi meninggalkan Yunho. Sedangkan Yunho sendiri hanya diam. Namja tampan itu mencengkram erat sendok yang dipegangnya. Ia tahu Jaejoong akan pergi dengan kekasihnya.

"Yunho-yah...Umm...Bisakah malam ini kau menginap di sini? Aku titip Changmin, karena mungkin aku tak akan pulang." Ujar Jaejoong kembali menghampiri Yunho. "Gomawo Yunho-yah, aku pergi..Annyeong..."

BLAMMM!

Pintu tertutup, Jaejoong sudah pergi. Bahkan Yunho tak sempat membalas ucapan Jaejoong satupun.

Apakah namja cantik itu sengaja ingin membalas perbuatannya yang selalu mengacuhkannya dulu? Tak bisakah Jaejoong kembali padanya dan memulai semuanya dari awal lagi?

"DAMN!" Yunho membanting sendok yang dipegangnya ke lantai. Hatinya sungguh marah, ia seperti sudah tak di anggap lagi oleh Jaejoong.

"Mmckkpp..."

"KIM JAEJOONG!"

Jaejoong melepaskan ciumannya dengan Jisung. Ia menoleh ke arah suara teriakan yang memanggilnya. Yunho berdiri dengan wajah merah menahan amarah. Tangannya mengepal, dan tangan kirinya mencengkram erat sebuah koper yang dibawanya.

Dengan tenang dan wajah tanpa dosa Jaejoong menghampiri mantan suaminya itu. Ia mengusap sedikit lelehan saliva di sekitar mulutnya.

"Yunho..Sedang apa kau di sini?" tanyanya tersenyum. Seolah tak terjadi apa-apa.

GERPP!

"Ikut aku.." Yunho memegang pergelangan tangan Jaejoong dan menyeretnya.

PLASS

Jaejoong melepaskan cengkraman Yunho dengan kasar. "Tunggu aku di atas. Kau tak lihat aku sedang ada tamu?" Ucapnya dingin. Dan meninggalkan Yunho yang masih mematung.

"Hyung, mianhae...sepertinya kau harus pulang. Tak apa 'kan?" Ucap Jaejoong dengan wajah Aegyo-nya, berbeda sekali dengan wajah yang ia tunjukan pada Yunho tadi.

"Ne, gwaenchana Honey...Nanti kita bisa meneruskannya." sahut Jisung mengerling.

Cup

Jaejoong mengecup pipi Jisung. "Gomawo, Hyung memang yang terbaik."

"Aku pulang ne..." pamit Jisung seraya mengelus pipi mulus Jaejoong.

"Hati-hati Hyung..."

Jisung tersenyum, kemudian ia pergi melewati Yunho yang masih berdiri dengan tatapan tajamnya.

"Annyeong Tuan Jung..." Pamitnya tersenyum pada Yunho. Sedangkan Yunho? Namja tampan itu hanya diam melihat kekasih Jaejoong yang menurutnya 'sok akrab itu.

"Kau mau kemana dengan koper itu?" Pertanyaan Jaejoong mengembalikan khayalan Yunho yang ingin memutilasi Jisung, karena sudah berani mencium Jaejoong. Karena menurutnya, hanya dirinyalah yang boleh mencium bibir cherry itu.

"Aku akan tinggal di sini."

"Mwo?"

"Kau selalu pulang malam, dan kau juga sempat tak pulang ke rumah. Kau pikir aku mau melihat Changmin sendirian di rumah?... Dan tadi, apa yang kalian lakukan? Kalau saja aku tak datang, kalian pasti sudah mengotori rumah ini dengan perbuatan mesum kalian." Cecar Yunho tajam.

"Yya! jaga bicaramu, kau pikir kami akan melakukan itu? Aku bukan kau Jung Yunho...!" Jaejoong menatap tajam Yunho.

"Apa maksudmu?"

"Sudahlah...kau tak perlu khawatir. Jika aku pulang malam, aku akan menyuruh karyawan cafe ku untuk menjaga Changmin di sini."

"Andwe...kau pikir semudah itu. Pokoknya aku akan tinggal di sini." Kukuh Yunho.

"Ck...terserahlah..." Jawab Jaejoong akhirnya. Karena ia tahu betapa keras kepalanya seorang Jung Yunho. Jadi ia tak mau capek-capek berdebat dengan namja tampan itu.

.
.

Yunho terlihat serius menatap layar televisi yang tengah menayangkan Film Action itu. Padahal sesungguhnya ia tak berkonsentrasi melihat Film itu.

Yunho tersenyum kecut, ini pertama kalinya mereka menonton film bersama, karena semenjak menikah dengan Jaejoong dulu, jangankan bercengkrama seperti ini, bertegur sapapun mereka jarang. Kalau boleh ia ingin mengulang waktu, tapi bisakah?

Diliriknya Jaejoong yang masih serius menonton sambil memakan kacang kering kesukaanya.# Sejak kapan Jaema doyan kacang -_-

Ehemm..

"Jae...Ku dengar dari Changmin kau berpacaran dengan bocah yang kau suruh menjemput Changmin waktu itu." Ucap Yunho memulai percakapan.

"Maksudmu Seungri?"

"Ne...ah katanya kau juga berpacaran dengan Siwon, Seungheon, Taecyeon, dan siapa lagi aku lupa?"

"Jinki, Nickhun, dan Jisung Hyung." lanjut Jaejoong.

"Ne, apakah itu...Benar?" Tanya Yunho ragu.

"Um...aku memang berpacaran dengan mereka semua."

"MWOOO?"

"Aish... Jung Yunho kenapa kau berteriak eoh? Bagaimana kalau Changmin bangun? Aishh..." Jaejoong menggerutu.

"Yya! Sejak kapan kau jadi seorang playboy eoh?" Bentak Yunho.

"Sejak kau menceraikanku." Jawab Jaejoong masih tetap memakan kacangnya dengan santai.

"Bukan aku yang menceraikanmu, tapi kau sendiri yang meminta." Sanggah Yunho.

"Sama saja." Ucap Jaejoong tak peduli.

"Ck..." Yunho hanya berdecak lidah mendengarnya. Ia sungguh tak mengerti jalan pikiran Jaejoong. "Apa kau tak ingin menjalani hubungan yang serius?" tanya Yunho lagi.

"Aku ingin, tapi nanti...sekarang aku sedang menikmati kehidupanku... Apa kau tak pernah tahu istilah memilih calon pasangan yang baik?"

"Huh?" Yunho mengernyitkan keningnya tak mengerti.

"Koleksi, Seleksi, Eliminasi. Tiga tahap...Sekarang aku sedang mengoleksi dan menyeleksi siapa yang pantas menjadi calon pasanganku nanti. Kemudian nanti aku akan mengeliminasinya satu persatu jika sudah menemukan pasanagn yang cocok." ujar Jaejoong seraya tersenyum.

"Michyeosseo... Kau pikir mereka tak sakit hati kau permainkan seperti itu eoh?" Yunho menggelengkan kepalanya tak percaya. Jaejoong yang di kenalnya dulu tak seperti ini, pikirnya.

"Yang pasti aku tak selingkuh." Ucap Jaejoong menekan kata selingkuh. "Mereka tahu jika bukan hanya mereka saja yang berhubungan denganku, dan mereka menghormati ku. Jangan salahkan aku juga, aku tak pernah mengejar mereka, mereka sendiri yang datang dan memintaku menjadi kekasihnya." Imbuhnya bangga.

Yunho terdiam, ia tak menyangka jika dirinya akan mendapatkan banyak rival untuk mendapatkan Jaejoong kembali.

"Aku—"

"Aku tahu Yunho-yah...Kau ingin kembali padaku aniya?"

DEG

"Mianhae Yun-ah...Aku tak bisa kembali lagi padamu. Bayang-bayang kebersamaan kita dulu selalu menghantuiku. Aku takut...Aku tak ingin kecewa untuk kedua kalinya." Lirih Jaejoong. "Jadi, aku rasa kita lebih baik seperti ini, kita bersahabat saja...Kau...carilah orang yang lebih baik dariku."

"..."

"Sudah malam, aku tidur dulu, Jumuseyo..."

Yunho masih terpaku karena ucapan yang dilontarkan Jaejoong barusan.

Bukankah itu berarti Jaejoong menolaknya? Apakah memang sudah tak ada kesempatan lagi untuknya? Lalu untuk apa dirinya kembali ke rumah itu jika Jaejoong sudah dengan jelas menolaknya?

"Hahhhh..." Yunho menyandarkan tubuhnya ke sofa. Sepertinya usahanya untuk mendapatkan kembali Jaejoong tidak semudah yang ia pikir.

Haruskah ia menyerah?

TBC

RnR lagi ya^^

YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...^^