Prolog

"Tugas ini harus kau selesaikan dengan baik. Ingat, jangan sampai ada yang salah… kita harus mencelakainya… mencoreng nama baik Military…"

Seseorang lainnya dalam kegelapan mengangguk. Ia tidak terlalu peduli akan bayaran yang diterimanya untuk tugas yang diembannya…. Tapi ia lebih memperhatikan kesenangan tugas yang akan diberikan. Bayangkan, tugasnya akan menyangkut seluruh negara, termasuk fuhrer, keluarganya, termasuk anak gadis satu-satunya kesayangannya.

"hati-hati.. presiden pasti sudah akan siap dengan bodyguard untuk menjaganya. Kau juga harus bisa mengelabuhi mereka…. Mengerti !"

ia mengangguk. "sepotong kue…. Mudah sekali."

-- di lain tempat –

"fuhrer, sir… bagaimana tanggapan anda tentang surat ancaman yang diterorkan pada anda ?"

kira-kira begitulah inti pertanyaan wartawan bertubi-tubi kemana pun ia pergi. Bukannya terlalu santai mengahadapi terror ini… tapi ia rasa keamanan yang sekarang sudah cukup baginya..

"tenang. Saya juga akan mengangkat bodyguard extra yang pasti terpercaya." Jawabnya tetap dalam coolnya.

"Lalu bagaimana dengan perlindungan untuk keluarga anda… terutama untuk putri anda satu-satunya."

Muka sang fuhrer langsung sedikit jatuh, walau ia berusaha tidak menampakkannya di depan media masa. "aku tahu dia sedikit defendless… tapi kurasa dengan adanya pengamanan ekstra, keamanan keluarga kami terjamin."

"Lalu bagaimana dengan…."

Banyak sekali hal yang ditanyakan para wartawan tersebut, tapi ia hanya menjawab sebatas "no comment" atau "sudah saya pertimbangkan" mungkin juga "tenang saja." Pikirannya sekarang bercabang ke arah putri satu-satunya… ya, ia juga harus mengambil tindakan…