Dari lubuk hati yang terdalam, Feliciano mencintai orang itu..


We're Always Together With the Same Feelings © CreamSugar

Hetalia Axis Powers © Hidekaz Himaruya


"Felicia! Aku mencintaimu!"

"…apa?"

Rona merah tiba-tiba muncul dipipi Felicia.


*13.43, rumah Ludwig*

"Selamat makan!"

Dengan semangat Feliciano memakan makan siangnya, pemandangan yang tak biasa bagi Ludwig dan Kiku yang sedang melihat Feliciano sangat senang dan riang. Dengan cepat Kiku langsung bertanya kepada Feliciano.

"Italia-san, mengapa anda sangat bersemangat siang ini?" tanya Kiku heran.

"Ve~ itu karena aku senang memakan pasta~" jawab Feliciano polos, tapi dimukanya tampak jelas senyuman yang sangat tulus.

"Hm? Hanya itu?" Ludwig-pun bertanya juga.

Feliciano hanya menjawab dengan anggukan kecil dengan senyumannya.

"…benarkah?" tanya pemuda berambut pirang sekali lagi.

"Ve~ tentu saja!" jawab Feliciano singkat sambil melanjutkan memakan pasta dengan saus Bolognese kesukaannya.

Kiku dan Ludwig hanya bisa tersenyum melihat Feliciano senang.

.

'Felicia', wanita itulah yang sedang ia pikirkan sekarang.


*16.30, taman kota*

Dengan cepat Feliciano berlari menuju bangku taman, segera ia duduk dibangku tersebut untuk menunggu 'seseorang' yang sangat spesial baginya. Feliciano tidak sabaran menunggu seseorang. Sambil menunggu, Feliciano beranjak dari bangku taman dan berjalan di sekitar taman. Menikmati udara segar di taman kota yang kebetulan sedang tidak ada kendaraan bermotor sambil bersenandung kecil. Sekitar 5 menit kemudian, Feliciano akhirnya bertemu dengan Arthur, personifikasi dari Inggris yang sepertinya sedang menunggu seseorang. Entah apakah orang itu spesial atau bukan. Feliciano langsung menghampiri pemuda berdarah Inggirs itu.

"Selamat sore Arthur, ve~" sapa Feliciano dengan ramah.

"Ah, selamat sore Feliciano,"

"Ve~ apa yang sedang Arthur lakukan disini?"

"Hanya berjalan saja, menghilangkan stress ini dari bloody git sialan itu." jawab Arthur dengan nada kesal.

"Hm? Bloody git, ve~?" kata Feliciano bingung sambil memiringkan kepalanya.

"Maksudku Alfred, Alfred F. Jones,"

"Hoi, Arthur! Cepat kembali!" tiba-tiba teriakan itu terdengar dari kejauhan, terdengar seperti suara yang tidak asing bagi Arthur.

Arthur menghela nafas kesal, "maaf, aku harus pergi," kata Arthur sambil meninggal Feliciano, tidak lupa Arthur mengatakan 'selamat tinggal' ke Feliciano.

Dan sekarang, Feliciano kesepian, tidak ada satupun orang yang ada ditaman. Kebetulan, pohon cemara yang sedang ia lihat ada seekor kucing tersangkut didahannya.

"Kucing itu.. Kasihan ve~"

Feliciano berniat untuk menolong kucing yang tersangkut itu. Feliciano mulai mendekati pohon itu dan memanjat dengan hati-hati, dia takut jika hal yang tidak Feliciano inginkan terjadi. Tapi mau-tidak mau dia harus menolong kucing kecil yang lucu itu.

"Ve~ pus pus~

Pelan-pelan Feliciano mengulurkan tangannya ke dahan pohon dimana kucing kecil itu tersangkut. Hampir saja Feliciano terjatuh dari pohon, untungnya ia sudah menahan tubuhnya dengan memegang dahan pohon cemara. Kucing itu dengan cepat turun melompati Feliciano dahan pohon ke lengan, badan, lalu kaki. Alhasil, Feliciano ditinggal sendirian lagi.. dan sayangnya, ia tidak bisa turun dari pohon cemara itu.

"T-tolong aku vee~~~ seseorang? Ve~" Feliciano berteriak bagaikan anak kecil yang merengek meminta mainan mobil-mobilan, tapi tidak ada yang merespon sama sekali.

"Cepat turun! Akan kubantu kau!" teriak seseorang dari bawah pohon, mencoba untuk menolong Feliciano yang tersangkut.

Feliciano menoleh kebawah dan orang itu adalah Felicia.

"V-Ve~"

.

.

.

TBC


A/N: haa~~ akhirnya fic jelek saya selesai juga~ maklum, saya baru di fandom ini *nyengir* oh iya, hajimemanshite, watashi wa Idin desu~ minna bisa panggil saya Idin atau Udin :D (?) dan untuk para senior, tolong maklumi saya, karena saya ini masih pemula… Fic ini saya buat dari 12% inspirasi saya, 88% dari RPer di twitter dan 100% dibuat dengan penuh perasaan yang amat dalam /plok/ jadi, mind to review? And thanks for reading my abal fic ^^