Hebro, in!


¡Author Notes!

Konichiwa, minna-san! Saya adalah author yang terbilang masih baru di dunia FanFiction. Jadi mohon bimbingannya ya! Saya lagi coba menulis cerita setelah sekian lama jadi silent readers dan flamer. Saya juga mau mejabarkan kalau cerita ini adalah proyek jangka pendek saya! Masih banyak ide-ide yang bertebaran di otak saya!

Ehm... Saya sebenarnya juga silent readers dari beberapa fic sih, seperti; Make Destiny Part I (the ereaser), New Savior (the ereaser), The Life Story of Uzumaki Naruto (Uzumaki Nugroho) dan fic satunya lagi karya Uzumaki Nugroho yang saya lupa judulnya xD.

Jadi; saya ingin merasakan dikritik, dihujani dengan kata-kata pedas! Saya juga ga menjamin kalo cerita ini ga bakalan hiatus. Ok, silahkan menikmati cerita saya!


Yamanaka Naruto

Naruto by Masashi Kishimoto-sensei

Warning(s): Much of typos, and Out of Character

Genre: Adventure & Friendship

Rated: M

This story is containt a mainstream story!

Check this out!

.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 1: Prologue

Actions!


Seorang remaja dengan rambut blonde terlihat sedang tertidur pulas di kamarnya. Ia memeluk gulingnya dengan erat.

CKLEK!

"Naruto-nii..."

Seorang anak perempuan kecil terlihat memasuki kamar remaja tersebut. Ia menghela nafas pelan saat kakaknya masih tertidur pulas di ranjangnya. Ia kemudian mengguncang-guncangkan tubuh kakak lelakinya.

"Naruto-nii... Bangun." suaranya mulai naik satu oktaf.

Kakaknya tidak merespon.

Ia mulai kehilangan kesabaran. Ia mengguncang-guncangkan tubuh kakaknya lumayan keras.

"Naruto-nii! Bangun!" gadis itu berteriak.

Dan masih tidak ada respon.

Muncul perempatan di dahi gadis tersebut. Ia lalu melemparkan guling yang dipeluk kakaknya lalu ia langsung menendang dengan keras 'kejantanan' milik kakaknya.

DUAKK!

Sang kakak terkejut saat ia merasakan rasa nyeri yang luar biasa di 'kejantanan' nya. Spontan ia memegang 'kejantanan' nya dan berteriak histeris.

"AKKKKKHHHHH! MASA DEPAN-KU!"

Sang kakak yang bernama Yamanaka Naruto itu langsung menatap horror pelaku penendang 'masa depan' nya yang tak lain adalah adik perempuannya yang bernama Yamanaka Ino.

"I-Ino-chan... Ap-apa yang k-kau lakukan pada 'barang'ku?" ucap Naruto horror dengan suara patah-patah.

Ino menyengir kuda. "Salah sendiri kenapa nii-chan sangat sulit untuk bangun." ucap Ino sambil membentuk tanda 'peace' dengan jari tangannya.

Naruto sweatdrop melihat kelakuan adiknya. 'Jika ia berkelakuan seperti itu terus, ia tidak akan mendapatkan suami.' batin Naruto miris.

Ino memberikan deathglare pada Naruto. Naruto jadi salah tingkah. "Ke-kenapa kau menatapku seperti i-itu, Ino?" ucap Naruto tergagap.

Ino menyipitkan kedua matanya. "Kau pasti baru saja mengejekku 'kan?" tanya Ino dengan tatapan menyelidik.

"Eh?" Naruto cengo. 'Bagaimana ia tahu?' batin Naruto. Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ti-tidak kok. Ke-kenapa k-kau beranggapan seperti itu?" tanya Naruto.

Ino mengendikkan bahunya. "Yah, aku hanya menebak sih," Ino berjalan menuju pintu. "Cepatlah bangun! Sarapan sudah siap!" ucap Ino sebelum menutup pintu kamar Naruto.

Naruto langsung bangun dari ranjangnya dan merapikan tempat tidurnya. Setelah itu, Naruto langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, Naruto baru menuju meja makan dimana ayah dan adiknya telah menunggu.

.

~Hebro~

.

Naruto kini duduk di berhadapan dengan Ino tepat di depan meja makan. Ia pun langsung memakan makanan yang ada di depannya. Begitu juga dengan Ino dan ayahnya, Yamanaka Inoichi.

"Naruto, apa kau akan mengambil misi hari ini?" Inoichi membuka percakapan di pagi itu.

Naruto mengangguk pelan. "Yondaime-sama menyuruhku untuk menyelidiki pergerakan misterius desa Kusagakure. Menurut isu yang beredar, disana terdapat sebuah penjara yang menampung para missing-nin S-Rank yang akan dijadikan senjata oleh desa Kusa." ucap Naruto.

Ino menatap Naruto. "Jadi, Naruto-nii tidak bisa mengantarku ke Akademi?" ucap Ino sedih.

Inoichi mengelus pelan pucuk kepala Ino. "Ino-chan, tolonglah mengerti. Nii-sanmu memiliki misi yang harus dikerjakan. Dia adalah Anbu yang hebat. Sangat jarang nii-sanmu tidur di rumah." Inoichi mencoba memberi pengertian pada Ino, anak bungsunya.

"Iie, Tou-san..." sela Naruto. "...aku tidak terlalu terburu-buru dalam hal ini. Lagipula, Yondaime-sama juga tidak menyuruhku untuk cepat-cepat pergi. Jadi," Naruto menggantungkan ucapannya, "...aku masih bisa mengantar Ino ke Akademi." lanjut Naruto sembari mengeluarkan senyum terbaiknya.

Mata Ino terlihat berbinar-binar mendengar hal itu. Ia bahkan memeluk Naruto saking senangnya. Naruto pun membalas pelukan Ino sambil mengelus rambut blonde milik Ino yang tergerai.

.

~Hebro~

.

"Kami berangkat!"

"Ya! Berhati-hatilah, Naruto, Ino-chan!"

Naruto dan Ino berangkat ke Akademi Ninja berdua. Sebenarnya hanya Ino yang belajar disana, sementara Naruto hanya mengantar adiknya itu.

Ino menoleh ke kakaknya. "Nii-chan, apakah menjadi Anbu itu menyenangkan?" tanya Ino penasaran.

Naruto memasang pose berpikir. "Hmmm... Bisa dibilang menyenangkan...mungkin." Naruto memelankan suaranya di kata terakhir.

Ino memandang antusias Naruto. "Lalu, apa syarat untuk jadi Anbu?" tanyanya pada Naruto.

"Yang pasti..." Naruto menyamakan tingginya dengan Ino dan menyentil dahinya. "...untuk menjadi Anbu harus pandai dalam mengatur strategi dan kuat," jelasnya pada Ino. "...tidak cengeng sepertimu." lanjutnya seraya tertawa. Ia pun kembali berjalan melanjutkan perjalanan.

Pipi Ino memerah karena malu. Ia pun mengikuti langkah kakaknya. Dan ia mencubit keras pinggang kakaknya.

"Aduh! Hei, kenapa kau mencubitku?!" protes Naruto.

"Itu karena kau menyebutku cengeng." Ino berjalan dengan menghentakkan kasar kakinya di setiap langkah.

"H-hei.. Itu memang kenyataan," kata Naruto tak terima. "...kau menangis gara-gara aku tidak pulang ke rumah selama dua minggu. Padahal saat itu, aku sedang menjalankan misi." lanjut Naruto seraya mengejar Ino.

"Benar, 'kan?" tanya Naruto. Ino menunduk menahan rasa malu. Yang dikatakan Naruto itu sepenuhnya benar. Ia menangis karena Naruto tidak pulang ke rumah selama dua minggu, padahal Naruto saat itu sedang melaksanakan sebuah misi solo.

"Benar 'kan, adikku yang manis?" goda Naruto pada Ino. Ino menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Urusai!" teriak Ino. Ino lalu berlari menjauh. Naruto juga berlari mengejar Ino.

"Hei! Hati-hati, nanti kau terjatuh!" peringatan Naruto tidak diindahkan oleh Ino. Naruto memejamkan matanya dan berbisik. "Sunshin no Jutsu!" Naruto tiba-tiba saja berada di depan Ino dan langsung menangkap Ino.

"Kau tertangkap!"

"Aah! Nii-chan, lepaskan aku!" Ino meronta-ronta di gendongan Naruto.

"Baiklah, aku akan melepaskanmu asalkan kau berjanji untuk tidak berlarian seperti itu." ucap Naruto sambil menjulurkan jari kelingkingnya. Ino menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Naruto. "Janji!"

Naruto lalu menurunkan Ino dari gendongannya lalu segera bergegas ke Akademi Ninja.

A few moments later

"Kita sampai!" Naruto melepaskan tautan tangan Ino. Ia lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Ino. "Jadilah anak yang baik!" ucapnya sambil menyentil dahi Ino.

Ino cemberut diperlakukan seperti itu. "Iya, iya. Aku akan jadi anak yang baik." ujar Ino pelan. Ia lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Naruto untuk masuk ke dalam Akademi Ninja Konoha. Naruto pun langsung sunshin ke Menara Hokage setelah memastikan Ino masuk ke dalam kelas.


Hokage's Tower

"Saya disini Hokage-sama." Naruto berlutut di depan kedua Hokage.

"Ahhh.. Akhirnya kamu datang, Naruto-kun. Kami sudah menunggumu." ucap seseorang yang tua renta sambil menghisap cerutu.

"Maafkan saya, Sandaime-sama. Saya harus terlebih dahulu mengantar adik saya ke Akademi." aku Naruto pada Sandaime Hokage a.k.a Sarutobi Hiruzen.

"Apakah kau sudah tahu rincian misimu, Naruto atau bisa kusebut Ratto?" ucap seseorang dengan rambut pirang jabrik. Suaranya sangat berwibawa dan bijaksana.

"Saya sudah tahu, Yondaime-sama." jawab Naruto.

"Kau akan menjalani misi ini dengan Neko. Apakah kau bersedia?" ucap lagi Yondaime Hokage a.k.a Namikaze Minato.

"Ha'i. Saya bersedia." ucap Naruto tegas.

Minato lalu bergumam pelan, "Neko..."

SLAPP!

Muncul seorang perempuan lengkap dengan baju Anbu di sebelah kanan Naruto. Dan ada pula tato di lengan kanannya.

"Saya, Hokage-sama..."

"Neko, kau akan menjalani misi S-Rank dengan Ratto yaitu menyelidiki pergerakan misterius desa Kusagakure. Untuk rincian misinya, kau bisa bertanya pada Ratto." ujar Minato.

"Kalian boleh pergi!" sambung Minato.

Naruto (Ratto) dan Neko pun langsung menghilang dengan sunshin mereka masing-masing.

.

~Hebro~

.

Naruto kini tengah bersandar di gerbang desa Konoha. Ia menunggu partnernya (Neko) untuk menjalani misi. Naruto sekarang mengenakan pakaian khas Anbu dengan armor yang berada di dadanya. Ia mengenakan celana panjang berwarna cokelat tua dan sepatu standar shinobi. Dan terdapat juga tanto yang disarungkan di pinggangnya. Tak lupa juga tato yang berada di lengan kanan Naruto.

POFT!

"Maaf, aku terlambat."

Naruto mendecak kesal. "Ck, kenapa kau selalu terlambat, Yugao?"

Yugao atau Neko hanya menggaruk kepalanya kikuk. "Aku harus menyiapkan barang-barang untuk persiapan." ujar Yugao.

"Heh..." Naruto mendengus. "Aku berani bertaruh. Kau pasti bertemu dengan Hayate." ucap Naruto sedikit menyeringai.

"Ah? Ahahahaha," Yugao tertawa kikuk. "...sudahlah, mari kita berangkat." ajak Yugao pada Naruto.

"Hm." Naruto mengangguk lalu langsung melesat meninggalkan desa Konoha.


Naruto dan Yugao kini sedang berada di perjalanan menuju desa Kusagakure. Mereka melompati dahan-dahan pohon dengan chakra mereka.

"Bukankah menarik?"

Yugao menoleh ke Naruto, menatapnya. "Apa?" tanya Yugao tak mengerti.

"Kucing (Neko) mengejar tikus (Ratto). Tapi sekarang, kita malah bekerja sama." ujar Naruto.

Yugao tertawa kecil. "Kalau kau mau, aku akan mengejarmu dan memakanmu." ucap Yugao sambil tertawa kecil.

Naruto menatap tajam Yugao. "Seorang Anbu harus pandai dalam menyembunyikan emosi mereka. Ku pikir saat kau dan kekasihmu menjalani misi bersama, dan kau mati, ku tebak kekasihmu tidak menyembunyikan emosinya. Hahaha." ungkap Naruto sambil tertawa pelan.

Yugao mengalihkan pandangannya ke depan. "Senpai, menurutmu apa yang ada di desa Kusagakure?" tanya Yugao pada Naruto.

"Aku juga tidak tahu..." Naruto diam sejenak, "..tapi menurut isu yang beredar, disana terdapat sebuah penjara yang menampung missing-nin S-Rank dan teoriku adalah, Kusa ingin menjadikan mereka sebagai senjata." ucap Naruto menjelaskan.

"Dan bukankah kau pernah melakukan misi disana, Yugao? Kenapa kau malah tidak tahu?" tanya Naruto.

Yugao menatap bingung Naruto sambil tetap melompati dahan-dahan pohon. "Aku? Aku hanya melakukan observasi terhadap desa tersebut. Juga aku tidak memperdulikan isu-isu yang beredar disana."

Tidak ada percakapan yang keluar dari bibir Naruto dan Yugao setelah itu. Mereka terjebak dalam keheningan.

"Omong-omong.." Yugao memecah keheningan. "..apa misi kita hanya akan menyelidiki?" tanya Yugao.

"Ya, selebihnya hanya mengumpulkan informasi." ungkap Naruto.

"Dimana kita akan menginap selama disana?" tanya Yugao.

Naruto menyeringai tipis. "Kita bisa menginap di Hozuki-jo." Yugao melebarkan matanya. "Kau pasti bercanda!" kaget Yugao. "Kita ditugaskan untuk menyelidiki pergerakan misterius yang ada disana. Tidak mungkin kita..."

"Lantas, bagaimana caranya kita masuk untuk menyelidikinya jika tidak menjadi salah satu tahanan?" tanya Naruto. "Biar aku yang menjalankan misi ini. Kau berada di luar penjara, akan ku beri tanda jika aku telah mendapatkan informasi yang cukup. Lalu kita baru akan melakukan langkah selanjutnya." ucap Naruto.

Yugao mengangguk paham. "Lalu, apa yang akan kau lakukan setelahnya?" tanya Yugao.

Naruto menyeringai. "Aku akan memikirkannya saat aku berada di dalam. Kau tenang saja." jawab Naruto simpel.

Yugao menyipitkan matanya. "Dan bagaimana kau bisa masuk?" Naruto menatapnya sejenak, "Aku akan menyusup ke perahu yang membawa para tahanan baru." ungkap si blonde.

Yugao berhenti bertanya lagi. Ia melompati dahan-dahan pohon dengan chakranya.

TAP!

KRAKK!

"Aaaaah!" Yugao tergelincir jatuh saat dahan yang ia pijaki tidak kuat untuk menahan beban tubuhnya. Naruto bergumam pelan, "Sunshin no Jutsu!"

HAP!

Naruto menangkap Yugao sebelum Yugao jatuh ke tanah yang keras. Ia pun kemudian menurunkan Yugao. "Kau harus berhati-hati, Neko-chan~" goda Naruto pada si rambut ungu. Pipi Yugao tiba-tiba saja memerah. Entah karena apa.

"Omong-omong..." Naruto menengok kesana kemari memastikan sesuatu. "..apakah kau mendengar sesuatu?"

Yugao menajamkan pendengarannya. Tetapi, ia tidak mendengar apa-apa. Ia pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan yang diberikan Naruto. "Ada apa? Apakah kau mendengar sesuatu?" tanya Yugao.

"Ya.." Naruto mengangguk lemah. "..sesuatu seperti..." Naruto tidak melanjutkan ucapannya saat sebuah bola api berukuran kecil menerjangnya. Tanpa basa-basi, Naruto lalu meraih Yugao dan melompat ke salah satu dahan pohon.

"Apa itu?"

Naruto tidak menjawab. Ia menajamkan fokusnya saat ia mendengar langkah kaki yang mendekat.

PROK PROK PROK

"Well.." Naruto mengenali suara itu. "..kukira kau akan terlambat, Yamanaka Naruto." seseorang berhenti tepat di bawah dahan pohon yang Naruto dan Yugao pijaki.

Naruto menyeringai kecil. "Yah.. Ku kira kau akan menungguku di tempat perjanjian kita, Ryuuzetsu." ucap Naruto.

Sesosok tersebut tertawa. "Berada di Hozuki-jo sangat tidak mengenakkan kau tahu?" jawab sosok tersebut.

Sesosok tersebut memiliki ciri-ciri: berkulit sawo matang, berambut putih, rambutnya ditutupi oleh kain berwarna hijau. Rambutnya menutupi mata sebelah kanannya. Matanya berwarna abu-abu dan berpola riak air, tetapi bukan Rinnegan. Ia mengenakan baju berwarna hijau muda dan celana pendek berwarna cokelat. Serta sandal khas shinobi. Dia adalah Ryuuzetsu.

"Apa yang terjadi disini?!" tanya Yugao terkejut.

"Nampaknya, ada hal yang harus kau selesaikan. Aku tunggu kau di Jembatan Kanabi." ucap Ryuuzetsu. Ia lalu menghilang disertai daun-daun yang berjatuhan.

Yugao menatap Naruto tajam, menuntut sebuah penjelasan. Naruto menghembuskan nafasnya perlahan. "Baiklah. Akan ku ceritakan secara singkat." ujar Naruto.

"Ryuuzetsu adalah mata dan telingaku di Hozuki-jo. Kita melakukan hal ini tanpa sepengetahuan desa masing-masing. Bahkan Yondaime Hokage tidak tahu akan hal ini." cerita Naruto singkat.

"Jadi, kau harus merahasiakan hal ini kepada siapapun!" ucap Naruto tegas pada Yugao.

"Baiklah. Aku janji akan merahasiakan hal ini." komen pelan Yugao.

"Kalau begitu, mari kita ke Jembatan Kanabi. Ryuuzetsu telah menunggu disana." ujar Naruto. Naruto lalu melompati dahan-dahan pohon. Begitu juga dengan Yugao. Mereka menuju Jembatan Kanabi dimana Ryuuzetsu telah menunggu.

~TBC~


¡Author Notes!

Yakk.. Cuman segini yang dapat saya tulis. Tapi, jangan kuatir chap ini hanya prolog, chap depan wordsnya akan saya tambahin. Ada saran? Silahkan sampaikan di kolom review! Jangan lupa klik fav dan follow!

So,

RnR Please


Hebro, out!