Fanfiction

Cast : Jongin, Sehun

Genre : Romance, Drama

Warn : Sexual Content

Summary : Kim Jongin, pembuat onar nomor satu disekolah tidak sengaja menemukan foto seksi anak baru bernama Oh Sehun. Jongin yang awalnya hanya ingin menjadikan Sehun koleksinya berakhir menekuk lututnya untuk Sehun. KaiHun. Sexual Content. Yaoi. Rated M.

Part One

Hari Jumat, akhirnya. Sehun melangkah penuh semangat ke perpustakaan sekolah setelah bel pulang sekolah berbunyi. Bibirnya terus menyungginggkan senyum lebar, alasannya? Akhirnya ia bisa meminjam novel The Lord of The Rings, sebuah seri novel legendaris yang sangat terkenal.

Oh Sehun, murid pindahan dari pinggir Korea Selatan, kini bersekolah di SMU ditengah Kota Seoul yang berkelas. Sekolah barunya memiliki perpustakaan luar biasa lengkap dimana ia bisa menyalurkan hobinya untuk membaca buku dan ia tidak perlu membayar untuk meminjam buku-bukunya. Sayangnya peminjaman buku non-akademik hanya diijinkan ketika akhir pekan. Maka dari itu sore Sehun sangat riang.

Sehun jadi teringat bagaimana sulitnya ia dulu menemukan buku yang bagus untuk dibaca. Sekolahnya yang dulu tidak memiliki perpustakaan, dan tidak banyak toko buku di desa tempat ia tinggal dulu.

"Sehun?" Penjaga perpustakaan memanggil Sehun dengan senyum hangatnya. Biarpun baru satu bulan Sehun bersekolah disini, ia sudah dihapal oleh penjaga-penjaga perpustakaan. Bagaimana tidak? Setiap hari ia selalu mengunjungi perpustakaan.

"Ah, ada apa Noona?" Sehun mendatangi wanita yang hampir mencapai usia tiga puluh tahun tersebut.

"Ini buku yang kau cari kan? Aku menyimpannya untukmu karena buku ini buku terakhir dirak."

"Huh? Kemana buku yang lain?" Sehun terkejut. Biasanya jarang ada anak yang meminjam buku, kenapa sekarang dia nyaris kehabisan?

"Kelas 11-C mendapat tugas untuk membaca buku itu."

"Oh begitu. Terima kasih Noona!" Sehun mengambil buku itu dari atas meja dengan senyum cerah. "Aku akan mencari buku lainnya dulu." Sehun berpamitan dan berjalan menuju rak-rak yang dipenuhi dengan novel-novel fantasi.

"Jangan terlalu lama Hun, perpustakaan akan segera ditutup."

"Baiklah Noona." Sehun mempercepat langkahnya.

Hampir setengah jam Sehun berkutat mencari novel-novel bagus yang bisa ia baca selama akhir pekan ini. Suara penjaga perpustakaan yang mengingatkan Sehun agar segera menyudahi kegiatannya membuat Sehun tergesa-gesa dan segera keluar dari perpustakaan.

"Terima kasih Noona. Hari Senin akan aku kembalikan!" Sehun melambai pada wanita itu sambil melangkah menjauh dari perpustakaan. Kakinya berjalan secepat yang ia bisa karena koridor lantai tiga dimana perpustakaan terletak lumayan seram pada sore hari seperti ini. Tangan Sehun meraba kantung celana seragamnya untuk memastikan ponselnya sudah berada disana, hal ini sudah menjadi kebiasaan Sehun yang sedikit pelupa.

Perut Sehun langsung melilit karena benda persegi itu tidak berada ditempat yang seharusnya. Sehun mengingat-ingat dimana ia meletakkan ponselnya. Perjalanan ke perpustakaan tadi masih ada kok. Aku sempat mengirim pesan pada ibu. Lalu sampai di perpustakaan juga masih ada, aku menggunakannya untuk mengecek buku-buku yang ingin aku baca. Aduh apa tertinggal diatas rak ya? Sehun berpikir keras.

Bisa celaka jika ponselnya itu hilang. Isi ponsel itu sangat berharga, foto-foto dengan teman-temannya, tugas-tugas sekolah dan yang paling penting adalah koleksi foto pribadinya—foto-foto seksi dirinya. Jangan sampai foto-foto dirinya itu dilihat orang lain.

Sehun yang pendiam dan hobi membaca ini ternyata tidak sepolos kelihatannya. Sehun suka sekali berfoto telanjang dengan berbagai macam pose seksi dan menantang. Hebatnya lagi, Sehun suka sekali cross-dressing. Sehun memiliki beberapa kostum minim wanita yang membuatnya merasa seksi. Tentu saja Sehun menyimpan foto-foto itu untuk dirinya sendiri, ia masih belum berani mengungkap sisi liarnya pada siapapun.

Sehun berlari ke arah perpustakaan, berharap pintunya belum dikunci. Nafasnya putus-putus karena berlari menaiki tangga dengan cepat, dan untung usahanya tidak sia-sia. Pintu perpustakaan masih terbuka.

Sehun dengan cepat menyusuri rak-rak buku yang ia datangi tadi. Tidak ada, padahal Sehun yakin sekali jika ponselnya memang tertinggal di salah satu rak-rak buku tersebut. Hampir lima belas menit Sehun mencari-cari, namun hasilnya tetap nihil. Sehun memutuskan untuk membiarkan ponselnya tertinggal dalam perpustakaan saja, toh tidak ada orang disini yang bisa membuka-buka isi ponselnya. Sehun akan berangkat pagi-pagi sekali besok Senin untuk mengambil ponselnya.

Perut Sehun mulas begitu melihat pintu perpustakaan yang sudah tertutup rapat. Sehun berlari kearah pintu dan mencoba mendobraknya, meskipun ia tahu usahnya tidak akan berhasil. Pintu itu sangat tebal dan Sehun bukanlah lelaki yang memiliki otot-otot besar. Hobinya saja membaca buku, berolah raga adalah salah satu hal yang paling ia benci.

"Noona! Noona! Aku masih didalam Noona!" Sehun memukul-mukul pintu mencoba menarik perhatian siapapun yang berada diluar.

"Tidak ada gunanya kau berteriak begitu." Sebuah suara mengejutkan Sehun. Kepala Sehun menoleh ke arah suara tersebut.

"Kim Jongin? Kau sedang apa disini?" Sehun terbelalak melihat siswa yang memakai seragam asal-asalan dihadapannya. Dia adalah Kim Jongin, anak kelas 11-C. Teman satu angkatan Sehun.

Sehun tidak pernah benar-benar mengenal Jongin, tapi ia sering mendengar cerita tentang lelaki seksi dengan kulit kecoklatan tersebut. Semua orang disekolah suka membicarakan Jongin. Jongin yang terlihat keren dengan seragam berantakan, Jongin yang senyumnya mempesona, Jongin yang berhasil menaklukan si itu dan si ini. Dalam satu bulan Sehun sudah tahu reputasi Jongin meskipun mereka belum pernah saling berbicara.

"Aku tertidur waktu membaca The Lord of The Rings."

"Bagaimana mungkin ada orang yang tertidur ketika membaca buku keren seperti itu?" Sehun mengernyit heran. "Ah itu bukan masalah sekarang. Bagaimana caranya kita keluar dari sini?" Sehun berkata panik.

"Ah tunggu sebentar, aku akan mencari ponselku dan akan menghubungi ibuku. Aku akan memintanya mengeluarkan kita dari sini." Lelaki super tampan itu belum sempat berkata apa-apa dan Sehun sudah melesat menuju rak-rak buku.

"Hey, hey, santai sedikit.." Jongin muncul tiba-tiba dihadapan Sehun sambil menyeringai. Entah apa arti dari seringaiannya itu.

"Bagaimana mungkin aku bisa santai? Atau kau membawa ponsel? Kau punya seseorang yang bisa membantu kita keluar dari sini?"

"Kenapa kau terobsesi sekali keluar dari sini?" Jongin berjalan mendekati Sehun yang masih terus mencari-cari ponselnya.

"Terobsesi? Kau tidak terobsesi? Kau ingin terjebak disini sampai hari Senin?" Sehun sungguh heran pada Jongin. Kenapa lelaki itu tidak terlihat cemas sama sekali?

"Well, kalau terjebak bersamamu aku rasa tidak masalah.." Jongin kini sudah berdiri tepat disamping Sehun. Berdiri terlalu dekat sebenarnya. Sehun yang mendengar ucapan tidak masuk akal langsung menghentikan kegiatannya. Kepalanya menoleh kearah Jongin yang sudah sangat dekat dengan wajahnya.

"A-apa maksud—" Sehun terbata-bata melihat wajah close up Jongin. Pantas saja banyak murid di sekolah ini yang tergila-gila pada Jongin, lelaki ini sungguh tampan.

"Kau mencari ini?" Jongin mengeluarkan ponsel yang sangat familiar dimata Sehun dari kantong celana seragamnya.

"Ka-kau membawanya dari tadi?!" Sehun mendesis marah ketika melihat ponsel yang sedari tadi ia cari-cari ternyata ada ditangan Jongin.

"Ups. Kau pikir aku akan semudah itu mengembalikan ponsel ini?" Tangan Jongin segera mengembalikan ponsel Sehun kedalam kantung celananya ketika Sehun berusaha meraih benda miliknya itu.

"Itu hanya ponsel murahan Jong, kau bisa membelinya sendiri." Sehun berkata sengit pada Jongin. Sehun tahu jika Jongin berasal dari keluarga yang cukup berada dan untuk memiliki ponsel seperti miliknya akan dengan mudah Jongin dapatkan.

"Karena itu hanya ponsel murahan, berikan padaku. Oke?" Jongin berjalan semakin dekat ke arah Sehun. Hidung mereka nyaris bersentuhan. Tubuh Sehun lama kelamaan terhimpit antara rak buku dan tubuh kekar Jongin.

"Hey-hey..apa yang kau lakukan?" Tangan Jongin memenjarakan tubuh Sehun diantara rak dan dadanya. "Didalam situ banyak file b-berharga. Banyak tu-tugas sekolah.." Sehun berusaha berkata-kata. Nafas Jongin yang berada diwajahnya membuat Sehun sulit berbicara.

"Hanya tugas sekolah? Jika hanya itu akan aku berikan file milikku."

"Ti-tidak usah repot-repot. Ak-aku.." Sehun langsung terdiam ketika bibir Jongin tiba-tiba berada ditelinganya.

"Kau tahu? Seprai kasurmu sungguh menggemaskan untuk lelaki berumur tujuh belas tahun.." Jantung Sehun rasanya berhenti. Jika Jongin bisa mengomentari motif seprainya berarti Jongin sudah membuka file-file Sehun yang paling pribadi.

"Ka-kau.." Sehun rasanya ingin marah, tapi rasa malu lebih mendominasinya saat ini.

"Harusnya kau jangan memasang password yang mudah ditebak seperti itu Oh Sehun." Jongin masih berbicara tepat ditelinga Sehun.

"Kembalikan ponselku brengsek! Kau benar-benar tidak punya sopan santun! Membuka-buka ponsel orang lain tanpa ijin!" Sehun mendorong tubuh Jongin sekuat tenaga.

"Mengembalikan ponselmu? Kurasa itu hal yang sulit baby. Foto-fotomu bisa membantuku melewati malam-malam yang dingin.." Jongin hanya mundur beberapa langkah akibat dorongan dari Sehun yang baginya nyaris tidak berpengaruh.

"Sialan kau Kim Jongin!" Sehun berusaha mengambil ponselnya dari kantung celana Jongin. Tentu saja ia kalah gesit dengan Jongin. Tangan Sehun malah tidak sengaja mencengkram kemaluan Jongin.

"Shh..kau menginginkan ini Oh Sehun?" Jongin menunjuk selangkangannya yang kini sedikit menonjol dengan telunjuknya. Seringainya yang lebar membuat Sehun merinding. "Kau hanya perlu bilang padaku. Aku akan memberikannya dengan senang hati. Tidak perlu sampai menyerangku seperti itu." Jongin benar-benar senang menggoda lelaki didepannya ini.

"Jangan bermain-main denganku Kim Jongin. Cepat kembalikan ponselku." Sehun berkata dingin. Amarahnya sudah nyaris meledak.

"Aku justru ingin bermain-main denganmu. Sampai pagi jika kau kuat." Jongin mulai mendekatkan dirinya lagi pada tubuh Sehun. Suara Jongin kini semakin rendah, seperti suara predator yang siap menerkam mangsanya.

"A-apa yang kau inginkan Kim Jongin?" Sehun melangkah mundur seiring dengan Jongin yang semakin mendekatinya. Sehun memang tidak polos, ia tahu arti perkataan Jongin tentang bermain-main sampai pagi.

"Yang aku inginkan? Aku ingin kau jadi milikku…Kau mau jadi pacarku Oh Sehun?" Jongin sudah berada tepat didepannya lagi.

"Bu-bukan kau sudah punya kekasih?" Sehun bertanya bingung. Ia pikir Jongin menginginkan sesuatu yang lain dari dirinya, misalkan tubuhnya.

"Aku bisa memutuskannya sekarang." Jongin berkata ringan.

"Se-selain itu aku sama sekali tidak mengenalmu, kita bahkan baru berbicara sekali ini." Sehun mencoba menolak dengan halus. Tidak mungkin bagi Sehun tiba-tiba berpacaran dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal, dan orang itu adalah playboy kelas buaya. Sehun ingin pacar pertama adalah cowok pintar dan suka membaca buku sepertinya. Bukan cowok yang tertidur ketika membaca buku.

"Kita bisa saling mengenal mulai sekarang." Jongin terus menatap wajah manis Sehun yang gugup, sungguh tipenya sekali Sehun ini. Manis dan menggemaskan.

"J-Jongin bisakah kau minggir sedikit.." Sehun mulai merasa jantungnya berdegup terlalu kencang dengan keberadaan Jongin yang terlalu dekat.

"Apa aku membuatmu gugup?" Seringai muncul lagi diwajah Jongin. Wajah Sehun yang memerah sudah menjadi jawaban untuk Jongin.

"Jadi kau mau kan?" Jongin bertanya lagi.

"Menjadi sepasang ke-kekasih itu ketika dua orang saling menyukai. A-aku rasa aku tidak b-bisa menjadi kekasihmu—" Jongin tiba-tiba membungkam bibir Sehun dengan ciumannya. Bibir tipis Sehun disedotnya kuat.

"Apa sekarang aku sudah bisa menjadi kekasihmu?" Jongin melepas ciumannya dan menatap Sehun tajam. Jongin sebenarnya dari tadi tidak terlalu fokus dengan kata-kata yang Sehun katakan, bibir seksi Sehun membuatnya sulit berkonsentrasi.

"Ya! Itu ciuman pertamaku!" Sehun menjerit kesal.

"Aku tahu."

"Dari mana kau tahu?"

"Hanya tahu saja. Mudah menebakmu Oh Sehun."

"Ugh! Kembalikan ponselku! Sekarang!" Sehun tidak tahan lagi dengan sikap Jongin yang menurutnya sok keren. Jongin mencium bibir Sehun lagi. Kali ini lebih intens dan penuh dengan lumatan-lumatan menuntut.

"Nghh..mhh..Jo-jonghhh.." Sehun mencoba menolak ciuman Jongin, namun ketika bibirnya baru akan berbicara lidah Jongin langsung menerobos masuk kedalam mulutnya.

"Hahhh..mhhh..nghh.." Sehun meremas bagian depan seragam Jongin. Harusnya ia mendorong dada bidang tersebut, tapi ia malah meremas seragam Jongin seolah ia menikmati ciuman panas mereka. Sehun memang menikmatinya, ciuman Jongin membuatnya lupa akan segalanya. Bibir penuh Jongin menggigit pelan bibirnya, lidah Jongin juga ikut bermain dibibirnya. Sehun yang belum pernah berciuman hanya membiarkan Jongin menguasai bibirnya, ia tidak tahu bagaimana cara membalas lumatan-lumatan Jongin yang semakin lama semakin menuntut.

"Kau suka kan dengan ciumanku? Jadilah pacarku dan aku akan menciummu setiap saat." Jongin melepaskan ciuman panasnya. Saliva mengalir dari sudut bibir Sehun, membuat wajah memerah Sehun semakin seksi.

"Ka-kau sudah punya pacar Jong..mhhmm..hh.." Sehun melenguh ketika telinganya mulai diciumi oleh Jongin. Dengan seketika Sehun menarik bibirnya dari kulit Sehun. Jongin mengeluarkan ponselnya sendiri dan mengetik sesuatu dengan cepat.

"Aku sudah tidak punya pacar sekarang." Jongin kembali menciumi telinga Sehun, dan mulai merambat ke leher jenjang Sehun.

"Ke-kenapa kau..hhh..melakukan hal ini..nggg.." Mata Sehun sudah terpejam menikmati bibir Jongin dikulit lehernya.

"Agar kau mau jadi pacarku."

"Pa-pacarmu..ngghh..atau pemuas nafsumu..mhh.." Jongin seketika melepaskan ciumannya. Matanya menatap Sehun tajam lalu menarik lengan lelaki itu menuju meja perpustakaan. Dengan mudah Jongin mendorong tubuh Sehun ke atas meja lalu ia meletakkan kedua tangannya diantara kepala Sehun, matanya kembali menatap mata coklat Sehun lekat-lekat.

"Apa bedanya?" Tangan Jongin bergerak luar biasa cepat untuk merobek atasan seragam milik Sehun.

"Ahh! Jo-Jongin..hh..apa yang ka-kau..mhh..lakukan..anghhh.." Puting Sehun yang terekspos langsung digigit kasar oleh Jongin. Mungkin Sehun memang memiliki beberapa foto nakal dirinya, tapi sesungguhnya Sehun masih lelaki perjaka dan perawan yang belum pernah memiliki kontak fisik dengan pria atau wanita. Selama ini Sehun memuaskan dirinya hanya menggunakan tangannya saja.

"Yahh..he-hentikanhhh..pleasehhh.." Sehun memohon sambil mendesah. Rangsangan pada putingnya sungguh nikmat, lidah Jongin yang bergantian memanjakan dadanya sangat lihai. Gigi Jongin menggesek putingnya dengan kasar dan cepat. Bergantian antara satu dengan yang lain. Sehun bisa merasakan jika putingnya sedikit perih karena gigitan Jongin.

"Berhenti? Kau yakin? Penismu saja sudah setegang ini." Jongin dengan sengaja menggesek selangkangan Sehun yang sudah menggembung dengan lututnya. Jongin tahu betul jika sentuhan-sentuhan kecil seperti ini sudah akan membuat Sehun yang masih perawan akan menggila.

"Ohhh..mhhh..nghhh..yahh..Jonginhhh…" Lutut Jongin semakin keras menggesek selangkangan Sehun. Lelaki manis itu sudah tidak lagi berusaha mendorong tubuh Jongin agar menjauh. Sehun tidak tahu jika gesekan dari luar celananya bisa membuatnya sepanas ini.

"Kau yakin ingin aku berhenti? Kau mau menyelesaikan hanya dengan tanganmu?" Jongin memainkan kedua tangannya pada dada Sehun dan bibirnya kembali membuat tanda-tanda kemerahan pada leher Sehun.

"Mulutku jauh lebih nikmat dari pada tanganmu sayang.." Jongin terus-terusan memberi rangsangan pada Sehun. Pada selangkangan Sehun, dada Sehun juga leher Sehun

"Mhhmm..shh..Jo-Jonginhhh..ngghh..hhhh.." Jongin menikmati semua suara yang keluar dari bibir Sehun.

"Ohh..angghh..ahhh..a-aku..hhh.." Sehun mencoba berkata-kata namun tak mampu, kenikmatan menguasai seluruh tubuhnya.

"Sudah mau keluar sayang?" Jongin semakin gencar menyerang Sehun. Jongin merasa tubuh dibawahnya sudah pasrah seutuhnya dan setitik bagian pada celana seragam milik Sehun sudah basah.

"Penismu butuh mulutku Hun.." Jongin berhenti merangsang selangkangan Sehun, juga dadanya. Hanya bibirnya yang bergerilnya pada kulit leher dan telinga Sehun. "Katakan aku harus bagaimana dan aku akan melakukan dengan senang hati." Tangan Jongin mulai membuka ikat pinggang Sehun sambil sesekali dengan sengaja mengelus gundukan milik Sehun.

"Hmm..hh..shhh..nghhhh.." Sehun hanya terus mendesah.

"Hmm? Aku tidak paham." Kancing celana dan resleting celana Sehun sudah terbuka.

"Ohh..shhh..ahhhh..Jonginhhhh.." Sehun tidak bisa dan tidak mau berkata-kata. Sehun masih menjaga harga dirinya yang terakhir untuk tidak memohon-mohon pada Jongin, lelaki yang melecehkannya saat ini.

"Apa aku harus menyentuh penismu seperti ini?" Jongin mengelus pelan penis Sehun yang kini sudah terbebas dari celana seragam juga boxer serta celana dalam.

"AHHH..hhmmmhh..nghhh..ja-janganhhh…" Sehun menjerit ketika penisnya bersentuhan dengan telapak tangan Jongin. Memang hanya beberapa detik sebelum Jongin membiarkan penisnya berdiri tegak tanpa perhatian lagi, namun kenikmatan yang dirasakan Sehun langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Jangan?" Jongin mengelus sejenak penis Sehun dan melepasnya lagi. "Terserah kau, kita punya semalaman untuk membuatmu menyerahkan dirimu sendiri padaku. Aku punya sejuta cara agar kau memohon padaku Sehun, tinggal dengan cara apa kau mau menyerah. Mudah atau sulit?" Jongin mengambil ikat pinggang Sehun dan mengikatkannya pada tangan Sehun yang lemas.

Jongin mengamati tubuh polos Sehun. Jongin mengakui betapa seksinya tubuh Sehun, jauh berbeda dari cowok manapun yang pernah ia tiduri. Dari foto-foto didalam ponsel Sehun ia sudah tahu jika Sehun sangat seksi, tapi ia tidak tahu jika Sehun seseksi ini aslinya. Kulitnya yang halus dan sangat sensitif, suara desahannya yang menggoda, bibirnya yang lembut, leher dan kaki yang jenjang, juga pantat bulat seksi yang melindungi lubang merah muda yang terlihat masih sangat ketat.

Jongin duduk dilantai menghadap selangkangan Sehun yang tergolek lemas diatas meja, lidahnya mulai menyusuri kulit paha Sehun dengan sensual. Jongin sengaja agar tidak menyentuh penis ereksi Sehun, ia hanya menjilat dan menciumi kulit-kulit dipaha Sehun. Jongin sangat yakin jika Sehun sudah nyaris gila sekarang.

"Mhhmmm..Jonginhhh..nggghhh…hahh.." Jilatan-jilatan Jongin sungguh menyiksa. Penis tegang Sehun sudah mengeluarkan cairan precum dari tadi, namun kenikmatan yang ia rasakan belum cukup untuk membawanya ke puncak. Sehun sangat membutuhkan mulut hangat Jongin, atau setidaknya pijatan tangan Jongin.

"Kau tinggal meminta sayang. Aku akan menuruti semua keinginanmu.." Jongin mulai bergerak menuju bongkahan pantat Sehun. Dibukanya kedua gundukan seksi itu dan sebuah lubang berwarna merah muda langsung menyambutnya.

"Kau mau aku melakukan ini?" Jongin bertanya dan kemudian menjilat perlahan lubang anus Sehun

"Nyaaahhhh..ahhhh..Jonginhhhhhh…" Sehun menjerit. Penisnya berkedut dan kembai mengeluarkan cairan precum. Jongin menyeringai lebar melihat penis Sehun yang berkedut, sungguh ia ingin memberikan kenikmatan pada cowok cantik ini. Tapi Jongin ingin bermain-main dulu, melihat Sehun tidak berdaya seperti sungguh menakjubkan.

"Ohhh..mhhhmmm..yahhh..shhh.." Jongin mulai memainkan lidahnya pada kepala penis Sehun yang sudah memerah itu. Jongin menjilatinya sesekali tanpa ingin benar-benar memanjakan penis itu, Jongin hanya ingin membuat Sehun semakin tersiksa.

"Nikmat? Kau ingin orgasme?" Jongin bertanya dengan suara rendah.

"Shhh..hhh..hahhh..nggghh.." Sehun tidak menjawab, ia sibuk menikmati jari Jongin yang mencubiti kepala penisnya.

"Kau ingin aku mengulum penismu? Atau kau ingin aku mengocok cepat penismu? Aku membuat ini semua lebih mudah sayang, tinggal katakan iya atau tidak saja." Jongin meremas bola kembar Sehun yang sudah berat dan penuh.

"AHHH..Jongiiiiinnnhhhhh…mmhhhhh.." Penisnya berkedut lagi. Haruskah ia menyerah? Haruskan ia mengiyakan tawaran Jongin? Penisnya sudah tidak kuat lagi, kepalanya sudah pening menghadapi rangsangan-rangsangan Jongin yang tidak mencukupi kebutuhan fisiknya saat ini.

"Tolonghhh..ahhh..mhhh..yahhh.." Sehun mulai menyerah ketika lubang kencingnya dijilati oleh Jongin.

"Tolong apa sayang?"

"Ngghhh..penishhhku..mhhh.."

"Penismu?"

"Kulumhhh..mmhhh..hngggghhh..ohhh..AHHH JONGINHHHH!" Jongin menyeringai lebar. Sehun akhirnya dengan suka rela meminta dirinya untuk memuaskan penis mungil itu. Mulut Jongin langsung menghisap penis Sehun kuat-kuat. Kepalanya ia naik turunkan dengan cepat, lidahnya terus menyerang lubang kencing Sehun

"OHHH..NGGHHH..JONGINHHHH..NYAHHH.." Tangan Sehun yang terikat meronta-ronta, ia butuh pegangan untuk menyalurkan kenikmatan yang ia rasakan.

"Jonginhhh..ikatanhhh…ahhh..lepashh..mhhh.." Sehun berkata tidak karuan. Namun Jongin bergeming, ia tetap menyedot-nyedot penis Sehun.

"Ahhh..Jonginhhh..akuhhh..nyahhh..ngghhh..kel-keluarhhhhh…ANGHH!" Pinggul Sehun naik ke atas ketika perutnya terasa terkuras dengan kenikmatan yang sangat intens. Orgasme dalam mulut hangat Jongin ternyata memang jauh lebih nikmat dari pada dengan tangannya.

Jongin masih menjilat penis lemas Sehun, memastikan tidak ada cairan cinta yang tertinggal pada penis yang memerah akibat orgasme hebat. Jongin bisa mendengar nafas Sehun yang masih tidak teratur, bahkan nafas Sehun saja terdengar seksi ditelinganya.

"Bagaimana? Nikmat bukan?" Jongin berdiri dan menghampiri Sehun yang tergolek lemas diatas meja.

"Sialan kau Kim Jongin!" Akal sehat Sehun sudah kembali, ia kembali dipenuhi amarah karena Jongin baru saja mengambil ciuman pertamanya dan juga melecehkannya.

"Ckck. Bukankah kau harus mengucapkan terima kasih?" Jongin membelai bibir tipis Sehun dengan jarinya.

"Lepaskan aku!" Tangan Sehun berusaha melepas ikatan yang menahannya dari tadi.

"Jadilah kekasihku Oh Sehun dan penismu akan aku puaskan setiap saat." Jongin menambahkan sambil menyeringai.

"Kau gila Kim Jongin." Sehun bergidik ngeri melihat seringaian Jongin.

"Aku anggap jawabanmu 'iya'." Jongin mencium bibir Sehun perlahan, melumatnya sejenak kemudian melepas tautannya.

"Aku tidak pernah setuju menjadi pacarmu! Lepaskan aku! Aku mau pulang!" Sehun mulai terisak, matanya berkaca-kaca.

"Akan aku antar kau pulang." Jongin melepas ikatan pada tangan Sehun dan membantu lelaki berkulit putih itu berdiri namun tangannya segera ditepis dengan kasar. Hal ini membuat Jongin tersenyum, belum ada orang yang pernah menolak sentuhannya. Oh Sehun sangat menarik.

"Ini pakai jaketku." Jongin menyodorkan jaketnya untuk dipakai Sehun karena kemeja seragam Sehun tadi telah ia sobek. Sehun sebenarnya tidak ingin menerima jaket Jongin tapi kan tidak mungkin ia pulang bertelanjang dada. Apalagi banyak sekali bekas kissmark yang dibuat Jongin.

Jongin berjalan meninggalkan Sehun yang masih berusaha merapikan penampilannya agar tidak terlihat seperti orang yang baru saja diperkosa. Rupanya Jongin mengambil kunci cadangan yang terletak didalam laci meja penjaga perpustakaan.

"Kau tahu disini ada kunci cadangan?" Sehun terbelalak melihat kunci yang dipegang Jongin. Pantas saja Jongin sama sekali tidak panik ketika terkunci. Sehun jadi semakin kesal pada Jongin

"Ayo! Aku masih ada urusan setelah ini." Jongin merangkul Sehun mesra.

"Jangan sentuh aku!" Sehun lagi-lagi menepis tangan Jongin.

"Kau tidak ingat tadi memohon-mohon padaku agar ku sentuh?" Jongin mengingatkan Sehun pada momen yang sangat memalukan itu. Sehun langsung melangkah meninggalkan Jongin yang menyeringai lebar dengan wajah cemberut.

Sehun berusaha tidak terperangah dengan mobil yang dikendarai Jongin ke sekolah. Berita yang ia dengar selama ini Jongin berasal dari keluarga yang cukup berada bukan dari keluarga kaya raya yang mampu membelikan anak SMU mobil Lamborghini. Pantas saja Jongin bisa bertingkah seenaknya, pasti setiap masalah yang ia timbulkan mudah diselesaikan dengan uang keluarganya.

"Dimana rumahmu?" Jongin bertanya begitu keduanya sudah duduk didalam mobil mewah milik Jongin

"Antar aku ke halte bus saja."

"Aku akan membawamu pulang kerumahku saja kalau begitu." Jongin menyalakan mesin mobilnya dan segera menginjak gas.

Sehun merengut. Sehun kesal sekali dengan segala kekuasaan yang Jongin miliki, membuatnya tidak bisa menolak keinginan Jongin. Sehun yakin jika Jongin pasti sudah mengirim foto-foto panas dirinya ke ponsel milik Jongin, hal itu membuat Sehun berada diposisi yang tidak berdaya. Sehun menyebutkan alamat rumahnya setengah hati, ia tidak mau pulang ke rumah Jongin bisa-bisa dia diperkosa sungguhan.

Perjalanan menuju apartemen Sehun terasa sangat canggung. Tidak ada yang berbicara, hanya sesekali Jongin mengumpat karena pengguna jalan yang mengganggu kegiatan menyetirnya.

Begitu sampai didepan gedung apartemen Sehun, laki-laki cantik itu langsung keluar tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Jongin tidak terkejut dengan sikap Sehun yang jutek, siapa yang tidak akan marah-marah jika menjadi Sehun? Foto-foto pribadinya dibuka tanpa ijin, ciuman pertamanya dicuri dan ditelanjangi oleh orang yang nyaris tidak dikenal.

Jongin tersenyum simpul sambil memandangi Sehun yang berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Sungguh menarik dirimu Oh Sehun. Aku harus mendapatkannya terserah bagaimana caranya, aku akan membuatmu tergila-gila padaku seperti semua orang.

To Be Continue

Yaoi lagi ya huehehe.

Karena kemarin yang minta Kaihun dan Hunkai sama banyaknya author milih Kaihun aja, soalnya author belum pernah publish yang Rated M Kaihun hehe.

Semoga suka semua^^

Mohon review, kritik dan sarannya!

Selamat malam Jum'at wkwk