STRONGER

A HERO

"Di dalam pelukanmu aku dapat merasakan hangatnya matahari dan aman secara bersamaan"

Cahaya yang remang, dukungan yang bersorak sorak menghiasi penjuru gudang yang telah di ubah menjadi arena tinju dengan 2 orang yang sudah berlumuran darah demi merebutkan gelar juara tinju. Sisi biru memukul rahang lawannya hingga ambruk, bibirnya terangkat sebelah menunjukkan seringaian jahat kepada lawannya. Wasit menghitung mundur hingga hitungan ke 1. Melihat lawannya yang tidak lagi mampu untuk bangun dan melawannya ia mundur menuju sisinya dan mendekati seorang gadis pembawa papan ronde, ia tersenyum nakal dan mengerling kepada gadis itu. Gadis dengan papan ronde menelan ludahnya kasar, ia tau bahwa malam ini ia akan berakhir dibawah kungkungan seorang monster, ia merapatkan pahanya dan meremas papannya kasar.

"adu tinju malam ini dimenangkan lagi oleh blue side!" seruan wasit diikuti dengan sorakan penuh dari para penonton yang mengisi gudang adalah hal yang selalu ia dapatkan ketika ia selesai melakukan adu tinju. Wasit mengangkat tangan pria dari sisi biru untuk menunjukkan kemenangannya.

Setelah kemenangannya ia berjalan menuju ruangan khusus untuknya. Disana terdapat gadis pemegang papan dengan kepala tertunduk dengan bahu yang naik turun, ia menangis sesenggukan, ia sangat takut. Pria itu berjalan ke arahnya dan mengangkat paksa kepalanya. Ia dapat melihat jelas air mata yang membekas di ujung mata gadis tersebut, hidungnya yang memerah, bahkan giginya yang bergetar karna menahan tangis. Pria itu mengangkat sebelah bibirnya menghasilkan seringaian meremehkan. Ia lepaskan kasar tangannya dari wajah gadis itu dan melepaskan jubah tinjunya.

"Datanglah ke skyhigh club, kamar nomor 302. Bersiaplah jalang" ucapnya sambil mengambil jaket kulit hitamnya dan melangkah menuju pintu keluar namun langkahnya tertahan.

"Kumohon park, a..aku"

"kau yang berjanji nona jung"

Ia melangkah pergi dan mencoba tidak peduli dengan tangisan yang semakin keras dari ruangannya.

e)(o

Dentuman musik yang menggema menjadi alunan musik yang indah di telinga pecinta malam, seakan membuat mereka melupakan masalah yang menjadi beban hidup mereka. Gadis dengan pakaian minim dengan ketat membalut tubuh mereka menari nari di atas panggung dengan tiang sebagai medianya menarik perhatian setiap pria yang berada dalam ruangan tersebut.

Seorang pria dengan mata madu yang meneduhkan dan rambut ungu keperakannya menyusuri ruangan penuh dengan dentuman musik itu menuju bar yang berada di ujung ruangan dengan langkah santai dan tangan yang berada di saku celana. Ia mendudukan tubuhnya di kursi dekat dengan bartender yang sedang fokus meracik minumannya. Pria yang mendudukan dirinya berdehem membuyarkan fokus sang bartender.

"ekhm.."

Bartender itu mengangkat kepalanya memperhatikan pria di depannya dengan wajah terkejut lalu terkekeh kecil. Ia memberikan minuman yang ia racik untuk pelanggannya dan kembali memfokuskan kepada pria di depannya dan menatapnya dengan tatapan bertanya.

"aku bosan berkutat dengan tuts putih dan hitam juga rangkaian blok nada" ucapnya memutar bola mata madunya dengan malas mengingat semua kegiatan membosankannya menjadi seorang pianis.

"bagaimana bisa kau lembut dan keras disaat yang bersamaan?"

bartender itu melontarkan pertanyaan tanpa melihat lawan bicaranya. Matanya fokus membuat minuman untuk pemilik mata madu yang sangat manis di depannya.

"apa maksudmu lay?" tanya pemilik mata madu kepada bartender yang ia panggil Lay, lay merupakan nama panggilan bagi orang orang terdekatnya di korea. Zhang Yixing, pria kelahiran china yang tinggal di korea sejak 5 tahun lalu dan mengenal pemilik mata madu di depannya sejak 2 tahun yang lalu. Di sebuah adu tinju untuk semua umur dan pemilik mata madu di depannya tengah duduk di bangku menengah pertama namun ia dapat meraih gelar juara bertahan berkat kemampuan bela dirinya.

"byun baekhyun, seorang pianis yang menjuarai perlombaan piano se-Korea Selatan dengan lagu buatannya yang sangat lembut dan indah adalah seorang juara bertahan adu tinju 2 tahun berturut turut" ucap lay dengan kekehan kecil setelah melihat wajah masam pria manis di depannya. Baekhyun menekuk wajahnya malas mendengarkan fakta yang sebenarnya sama sekali tidak dia inginkan. Menjadi pianis bukanlah keinginanya, namun ibunya selalu memaksa untuk menjadikannya seorang pianis. Karena yang ia sukai adalah memukul bantal tinju hingga bantal itu rusak secara perlahan.

"menyebalkan, berikan aku minuman!"

Baekhyun meninggikan suaranya, karena pembahasan yang sangat tidak ia sukai. Lay menyerahkan minuman yang telah selesai ia racik kepada baekhyun. Baekhyun meminum minuman yang lay berikan dengan sekali tegukan, ia terlalu pusing memikirkan semua tekanan yang ia dapat. Saat tengah fokus dengan semua tekanan yang ia dapat matanya tidak sengaja melihat seorang gadis penuh dengan air mata sedang di tarik paksa oleh dua orang berbadan tegap menuju lantai 2.

Seingatnya lantai 2 adalah kamar yang disediakan club ini untuk para pria hidung belang menikmati 'santapan'nya. Ia mengarahkan kepalanya kearah Lay dan memberanikan diri untuk bertanya kepada bartender itu.

"hei, apakah pelacur disini melakukan pekerjaannya dipaksa oleh club ini?"

Lay mengarahkan pandangannya dari minuman di tangannya menuju baekhyun, ia menatap manik mata madu dengan penuh tanya.

"tentu saja tidak, club ini termasuk club kelas tinggi, mereka yang menawarkan diri, mereka yang datang memohon, ada apa?" lay bertanya penasaran mengapa baekhyun tiba tiba bertanya tentang pelacur pelacur di club tempatnya bekerja, setau ia bahwa baekhyun tidak tertarik dengan perempuan. Lay menarik nafas memberanikan diri bertanya apa yang ada di kepalanya saat ini.

"baek.. apa kau akan menyewa salah satu di antara mereka?"

Baek membelalakan matanya mendengarkan pertanyaan yang diutarakan Lay. Ia menggeleng lalu berlari menembus kerumunan manusia menuju tangga yang mengarah ke lantai 2.

Ia mengedarkan pandangannya menelusuri tiap pintu yang berjejer panjang di sebelah kanan dan kiri lorong. Samar samar ia mendengar jeritan perempuan dari ujung lorong, ia melangkah perlahan tanpa menghasilkan bunyi yang berarti. Semakin ia melangkah semakin keras tangisan perempuan yang ia dengar.

Ia sampai di ujung lorong, matanya mengintip dari balik tembok apa yang sedang terjadi, disana seorang wanita tengah di pangut paksa bibirnya oleh seorang pria. Baju wanita itu tergeletak di lantai, hingga menyisakan bra hitamnya yang masih menutupi dada putihnya.

Baekhyun mengepalkan tangannya, ia mengeram. Meskipun ia tak tertarik dengan wanita tapi ia meneguhkan hatinya untuk tidak pernah menyakiti wanita manapun di dunia ini.

Baekhyun melangkahkan kakinya memasuki kamar, ia menendang keras pria itu hingga tersungkur. Baekhyun beralih menarik wanita itu dan membawanya keluar dari kamar tempatnya hampir di perkosa, ia melepaskan jaket hitamnya dan memberikan kepada wanita itu untuk di pakai.

Pria yang tengah terduduk karna tendangan mendadak dari arah belakang tubuhnya meringis menahan sakit bagian pantatnya yang menyentuh lantai tiba tiba. Ia menatap punggung laki laki yang tengah membawa pelacurnya pergi dengan nanar, bibirnya tertarik keatas menghasilkan seringaian. Ia bangkit menuju meja mengambil benda pipih yang bernilai puluhan jutaan rupiah dan mengetik angka angka di benda pipih miliknya untuk menghubungi seseorang.

"siapa yang membawa santapanku malam ini?" tanyanya kepada seseorang di seberang sana. Ia menunggu beberapa saat sampai pertanyaannya di jawab

"akan kukirim datanya ke emailmu park, bye" sambungan telepon itu terputus, pria bermarga park itu segera membuka kotak emailnya.

Dari :oohsehunn gm*

Kepada gm*

Subjek :secret data

Name : Byun Baekhyun

Date of birth : 6 May, Buncheon Gyeonggi, South Korea

Blood Type : O

Student of SOPA Highschool, The winner of Fighting Academy for 4 years, the winner of teen pianist competition south korea, second child of byun siwon, future CEO of byun property, and now he at the same year with you park, last year he doing a home schooling because his competition. He is single, have a bad past with a woman.

It's a few things about him, reply this if you have about him and i give you information tomorrow, don't disturbing me today chanyeol.

Regard, ohsehun

Ia menutup aplikasi email miliknya dan melangkah keluar dari kamar dan club menuju tempat mobilnya terparkir. Pikirannya melayang memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan kepada tikus kecil yang mengambil santapannya di sekolah besok.

Ide gila terlintas di otaknya untuk mengerjai tikus kecilnya besok. Sebelah bibirnya terangkat menghasilkan seringaian, tangannya terangkat mencari handphonenya dan menghubungi kontak salah satu temannya. Ia mengirimkan beberapa pesan kepada kontak yang ia hubungi.

"let's play babe"

e)(o

Langkah kakinya menggema di lorong gedung sekolah yang dapat dikatakan megah ini, ia bersenandung kecil melangkah menuju ruang kelasnya di lantai 2 gedung yang langsung berhadapan dengan lapangan serba guna, namun langkahnya melambat seiring dengan suara ribut ribut dari kelasnya. Saat ini jam masih menunjukkan 06.18 terlalu pagi bagi siswa yang lain untuk datang ke sekolah. Ia melambat langkahnya dan mengintip dari balik jendela apa yang sedang terjadi di ruang kelasnya.

"CEPAT SELESAIKAN LU!" ucap pria yang sedang menyusun stroberi di atas kue yang ada di atas meja. Ia mendengus sebal karena pria rusa yang sedari tadi memakan buah stroberi yang sudah tertata rapi di atas kuenya.

"ini enak kyung! Bahkan sehunnie tak pernah memberikanku stroberi seenak ini" pria rusa berkata sambil memakan stroberi dan memainkan ponselnya serius mengabaikan tatapan membunuh temannya, kyungsoo.

Bahkan tanpa mereka sadari seseorang telah memasuki kelas dan melihat kue yang seharusnya ia dapatkan dengan penuh kejutan.

Kyungsoo membelalakan matanya melihat kedatangan pemilik kue yang sebenarnya dan memukul pelan pundak pria rusa yang sedari tadi memainkan ponselnya, luhan. Luhan tersadar dan melihat kemana arah mata kyungsoo melihat. Stroberi di tangannya terjatuh dan ponselnya ia taruh di meja dan berlari menuju pria yang sedang menatap datar keduanya. luhan berlari kecil dan memeluknya.

"selamat datang baek!" ucapnya lalu melepaskan pelukannya menatap baekhyun dengan wajah cerah sedangkan baekhyun hanya mengerucutkan bibirnya. Luhan yang melihatnya memberikan pandangan bingung.

"stroberi milikku lu" ucap baekhyun melihat kue yang berada di dekat kyungsoo.

Luhan yang melihatnya hanya memberikan deretan gigi putihnya. "maaf baek, ayo sini" luhan menarik tangan baekhyun mendekati kyungsoo.

Kyungsoo memberikan senyum manisnya dan memotong kue yang penuh dengan stroberi lalu menyerahkannya kepada baekhyun.

"lu, yang kau katakan tadi, oh sehun anak kaca mata yang hidupnya selalu bermain dengan komputer itu?" baekhyun bertanya dengan tatapannya yang mengarah kepada Luhan sambil memakan kue stroberinya dengan serius.

"yah itu dulu, sekarang ia sudah sangat... em bagaimana ya?" Luhan tersipu mengingat kekasihnya -oh sehun- yang err ya bisa dibilang sangat sexy, bahu yang lebar dan tegas, perutnya yang berotot, rahangnya yang tegas dan ah Luhan tidak sanggup memikirkannya kembali, membuat sesuatu miliknya terbangun.

Cepat cepat luhan membuang pikiran mesum tentang kekasihnya dan kembali fokus kepada baekhyun yang menatapnya aneh dan menunggu penjelasan lebih lanjut. "yah lihat saja ketika kau sudah bertemu dengannya baek, kau akan terkejut" Luhan terkekeh dan menyambar potongan kue yang baru saja Kyungsoo taruh di atas piring yang jelas itu bukan untuk Luhan.

Kyungsoo hanya bisa memutar bola matanya kesal, mau tidak mau ia harus memotong kue lagi. Tiba tiba ia teringat sesuatu, ia meneguk ludahnya kasar dan memberanikan diri untuk bertanya kepada 2 sahabatnya.

"em..apa pendapat kalian tentang..." kyungsoo menggantungkan kalimatnya, Luhan dan Baekhyun yang sedang fokus untuk mengunyah kuenya pun harus berhenti untuk mendengar lanjutan dari pertanyaan kyungsoo. Kyungsoo menatap kedua pasang manik mata di depannya ragu, ia menelan ludah kasar memantapkan tekadnya untuk bertanya.

"tentang?" luhan mengangkat suara pertama karena kyungsoo terlalu lama hanyut dalam lamunannya.

Kyungsoo tersadar lalu menarik nafas untuk memberanikan dirinya "tentang kk..kai". Kyungsoo merutuki dirinya karena menanyakan sesuatu yang tak pernah terpikirakan oleh keduanya.

Luhan dan baekhyun hanya dapat saling bertatapan saling melontarkan tatapan bertanya.

Kyungsoo memperhatikan sepasang manusia di depannya yang sedang beradu tatap, ia mendenguskan nafasnya kasar. "Tak usah di jawab!"

"kyung, apa maksudmu Jongin? Kim Jongin? Yang berkulit gelap itu kan?!" ucap Luhan mengangkat suara pertama.

Baekhyun yang disebelahnya hanya dapat mengingat orang bernama kim jongin dan menahan tawa karna kepolosan Luhan. Luhan memang selalu apa adanya, jadi jangan berharap jika rahasia tentangmu aman jika bercerita dengan luhan. Ia tak membuat pengumuman di depan umum, hanya terkadang kepolosannya tidak sesuai tempatnya.

"ya benar dia orangnya" kyungsoo menundukkan kepalanya. Luhan diam melihat kyungsoo menunduk, ia rasa ia telah salah berkata, lagi. Luhan merutuki kepolosannya yang tidak dapat dikontrol.

"dia baik, tariannya pun juga, tapi entah sekarang bagaimana, aku bertemu sebulan lalu dengannya di studio dance, hanya melihatnya sekilas" baekhyun menjadi orang yang membuat kyungsoo mengangkat kepalanya lagi dan menatap penuh harap agar baekhyun melanjutkan penjelasannya.

"hanya itu?" luhan bertanya dengan bibirnya yang penuh dengan krim kue.

"yak! Bersihkan bibirmu bodoh!" baekhyun menyodorkan tisu untuk luhan gunakan dan menggeleng melihat luhan yang tak pernah berubah.

Pandangannya teralih kepada kyungsoo lagi dan melanjutkan kalimatnya, "iya hanya itu, ini hari pertamaku sekolah, mana mungkin aku mengenalnya terlalu dalam"

Kyungsoo mengangguk menyetujui ucapan baekhyun yang benar adanya. Kyungsoo menjentikkan jarinya memikirkan ide yang bagus untuk baekhyun hari ini, "baek, bagaimana kalau school tour?"

Luhan mendengarnya mengangguk kepalanya dengan semangat, berkeliling sekolah dan mengenalkan baekhyun lingkungan sekolah barunya akan sangat menyenangkan.

Dengan segera luhan membereskan bekas kue kuenya dan menarik lengan baekhyun untuk segera melakukan school tour khusus baekhyun. Baekhyun hanya dapat mempasrahkan dirinya yang ditarik paksa oleh luhan menuju entah kemana.

e)(o

Lelaki yang baru saja tiba di area sekolahnya melepaskan helm yang ia gunakan dan menaruh di atas motor besarnya. Baju kemeja putihnya terbuka memperlihatkan baju kaos putihnya. Tas hitamnya tersampir di pundaknya yang bahkan semua orang tahu di dalamnya hanya berisi 1 buku yang bahkan sangat bersih dalamnya. Ia tak sendiri, di kanan dan kirinya terdapat 2 pemuda yang juga menaiki motor besar dan mewah, satunya mengenakan sweater tanpa lengan sebagai luaran dan satunya mengenakan jaket kulit coklatnya.

"uh ini dingin sekali, aku tak akan menaiki motor lagi park!" lelaki berjaket kulit coklat yang hampir menyerupai warna kulitnya berucap sambil mengeratkan jaketnya, ia mendelik kesal menatap pemuda dengan kemeja yang terbuka yang ia panggil park.

"sudah ku katakan naik mobilku saja!" pria bersweater dengan marga oh dan sehun sebagai nama belakangnya mendelik sebal kearah 2 temannya. Ia menyesal meninggalkan mobil kesayangannya demi teman bodohnya.

"kalian berisik sekali, lebih baik cepat segera masuk" yang di salahkan angkat bicara dan dengan segera ia meninggalkan kedua temannya dan masuk menuju gedung sekolahnya.

"yak! Park chanyeol!" Kai berteriak memanggil nama temannya yang sudah berjalan menjauh meninggalkannya dan mengisyaratkan sehun untuk menyusul chanyeol. Sehun pun mengangguk dan berlari mengejar chanyeol.

Mereka berlari hingga chanyeol berhenti tepat di depan lapangan bola basket, manik mata miliknya tengah fokus mengarah kepada seorang laki laki manis yang sedang berbincang sambil meminum susu stroberi di tangannya, ia berjalan di antara 2 temannya yang dengan mata yang sibuk menyimak ucapan teman manis dengan mata rusanya.

Manik mata mereka bertemu namun dalam sekian detik chanyeol melepaskan tatapan keduanya dan menoleh sedikit kesamping melihat kai dan sehun yang terengah engah mengejar dirinya yang sudah lebih dahulu melangkah tadi.

Kai mengangkat kepalanya mencoba mengeluarkan protesnya "yak apa kau tak bisa menunggu kami?!"

chanyeol yang mendengar protes kai hanya menatap kai datar, kai yang amarahnya semakin menjadi jadi mencoba melontarkan kata pedasnya, hingga sebuah objek mengalihkan perhatiannya dari chanyeol.

Kai meneguk ludahnya, ia merapikan pakaiannya dan mengambil cermin kecil yang selalu ia taruh di kantung celananya melihat pantulan wajahnya disana, meyakinkan bahwa ia sudah cukup menarik. Sehun yang melihat tingkah kai yang merapikan penampilannya mengernyit heran. Hingga chanyeol menunjuk 3 orang lelaki manis yang tengah berjalan memperhatikan lingkungan sambil tertawa kecil satu sama lain dengan dagunya, sehun mengikuti arah dagu chanyeol menunjuk. Sehun sempat memasang wajah kagetnya lalu dengan cepat ia menyunggingkan sebuah senyum kecil. Ia melangkah menghampiri lelaki yang tengah berjalan mundur.

Kepalanya membentur sesuatu yang keras dan kokoh, luhan sempat meringis sebentar lalu kemudian membalikkan badan guna mengajukan protes pada seseorang yang menghalanginya. Ketika luhan membalikkan badan, ia membulatkan matanya, ia meneguk ludahnya sebentar dan mencoba untuk mengatur degupan jantungnya yang makin tidak karuan. Matanya memberanikan diri melihat laki laki didepannya, ia mencoba membuka mulut untuk mengucapkan pemilik dada kokoh yang ia tabrak "se..sehun..h..hhai" satu nama meluncur keluar dari mulutnya dengan susah payah diikuti dengan sapaan sederhana. Ia merutuki jantungnya yang makin tidak karuan saat bibir sehun terangkat sedikit untuk membalas sapaan milik luhan. "hai, apa kau tidur nyenyak semalam?" luhan mengangguk kecil membalas pertanyaan sehun dengan senyuman kecil sehun sebagai balasan dari anggukan kepalanya.

Sebuah lengan kokoh tiba tiba berada di pundak sehun. Ia mencoba melihat kesamping siapa pemilik lengan yang dengan santainya bertengger di pundaknya. Kai hanya tersenyum membalas tatapan mematikan sehun. Kai mengalihkan pandangannya kepada kyungsoo yang menunduk menutupi pipinya yang merona, baekhyun yang melihat kyungsoo menunduk hanya dapat menahan kikikan geli karena melihat sifat tak biasa kyugsoo. Baekhyun meyeringai kecil, sekali sekali mengerai kyungsoo tidak ada salahnya juga.

Ia membuka bibirnya untuk sekedar menyapa sehun dan kai, "hai, lama tidak bertemu sehun" ia menatap sehun, sehun membalasnya dengan senyuman hangat,"kau tidak berubah, eonnie" sehun menekan kata eonnie disertai dengan kekehan kecil membuat baekhyun mengerucutkan bibirnya kesal.

Baekhyun lalu mengarahkan matanya untuk melihat kai yang tak henti hentinya menjatuhkan tatapan memuja kepada kyungsoo. Baekhyun berdehem sejenak lalu mencoba untuk menyapa kai agar menghentikann tingkahnya yang menurutnya berlebihan, "hai kai, salam kenal, byun baekhyun" baekhyun mengulurkan tangannya, kai mengalihkan fokusnya kepada baehyun, menatap dari bawah ke atas, rambut hitam kecoklatan, bibir tipis yang tampak kemerahan, manik mata menyerupai madu, eyeliner yang terpasang tipis di matanya membuat kesan cantik melekat pada dirinya, namun menurut kai tetap kyungsoo tercantik di matanya, kai menyambut uluran tangan baekhyun dan tersenyum. "kim jongin, kai". Kai meremas pelan telapak tangan baekhyun, merasakan kulit baekhyun yang selembut bayi, namun ia tersadar dan melepaskan genggaman mereka dahulu.

"aku melihatmu sebulan yang lalu di studio dance, tarianmu sangat bagus" kai mengernyit mendengar pujian yang baekhyun lontarkan. Ia mencoba mengingat kapan terakhir ia ke studio dance, ia terdiam beberapa detik kemudian tersadar, sebulan yang lalu ia datang memberikan workshop kepada anggota dance di studio. Kai tersenyum menanggapi pujian baekhyun, senyumannya menyiratkan arti-terimakasih- dan malu malu. Baekhyun melihatnya hanya membalas dengan anggukan kepala. Tiba tiba terlintas dalam benaknya untuk melontarkan kalimat yang mungkin membuat kyungsoo akan membakarnya hidup hidup atau mungkin-bahagia.

"sebaiknya kau mengajari kyungsoo, ia sangat payah dalam menari, isi kepalanya hanya daftar resep resep makanan dan..." baekhyun menggantungkan perkataannya dan menatap kyungsoo jahil. Kyungsoo tidak dapat dengan cepat mengetahui apa isi pikiran baekhyun saat ini. Hingga baekhyun mengucapkan satu kata yang membuat pipinya memanas dengan bola mata membulat yang nyaris keluar dari tempatnya.

"dan dirimu kai, haha" baekhyun tertawa diikuti luhan di sampingnya sedangkan sehun menikmati pemandangan luhan yang tersenyum. Sehun kemudian tersadar dan menatap ke arah belakang, disana chanyeol masih terdiam dengan tatapan yang tak lepas dari mereka berlima-terutama baekhyun. Chanyeol melontarkan tatapan penuh makna kepada sehun, bertanya suatu kepastian dari pertanyaan yang sedari tadi memenuhi kepalanya. Sehun menganggukkan kepalanya, ia paham apa maksud tatapan chanyeol. Kai yang sedari tadi tersipu atas ucapan baekhyun kemudia tersadar dan melihat ke arah sehun yang sedang menatap chanyeol, ah ia tau apa yang dibahas oleh 2 manusia itu, pastinya pemilik mata madu, sahabat dari calon pacarnya, siapalagi kalau bukan baekhyun. Ya kai sudah tau tentang baekhyun dan kejadian di club semalam. Sehun kemudia mengalihkan pandangannya karena chanyeol sudah dahulu pergi, matanya bertatapan dengan kai sebentar, lalu mengalihkannya kepada luhan.

"lu, aku ke kelas duluan, apa tidak apa jika kau bersama teman temanmu?"

"ya tak apa, pergilah, kami akan melanjutkan school tour khusus milik kami" yang lebih pendek tersenyum lalu kemudian menarik tangan baekhyun dan kyungsoo untuk melanjutkan kegiatan mereka. luhan melambaikan tangan sebentar lalu melanjutkan perjalanan bersama kedua temannnya.

"daripada balas dendam, kurasa chanyeol malah akan terjatuh dalam pesonanya" kai melontarkan kalimat yang tidak masuk akal, namun sehun tersenyum mendengarnya. "itu yang hampir saja terjadi padaku jika tidak ada kyungsoo tadi" ia menghela nafasnya kasar, mecoba melupakan kekagumannya kepada baekhyun. Sehun mengangguk, lalu tak lama menunjukkan senyum pahitnya.

"aku tau rasanya, karna itu yang apa aku rasakan dulu dengannya. Kurasa ucapanmu benar" kai terkejut mendengar fakta tentang sehun yang baru saja ia ketahui. Sehun yang sedari tadi fokus menata lurus lorong yang luhan lewati kemudian mengalihkan pandangannya karena merasa di perhatikan dengan tidak baik oleh kai. "ayo pergi, banyak yang harus kita urus". Kai yang ingin melontarkan sejuta pertanyaan yang ada di otaknya terpaksa berhenti sejenak kemudian menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah sehun menuju ruang rahasia milik mereka.

e)(o

mereka memasuki ruangan yang berada di ujung lorong dekat gudang, tempat itu sangat sepi, bahkan tak seorang pun berani melewati ruangan 'terlarang'. Ketiganya memasukkan kunci yang hanya mereka miliki dan memutarnya untuk membuka pintu, mereka melangkah masuk dengan Chanyeol memimpin. Disana terdapat 1 sofa, 1 televisi, 1 kulkas dan sebuah meja pingpong yang berada di tengah ruangan. Entah untuk apa meja itu bisa ada disana, kai hanya berkata 'agar tidak bosan'.

Chanyeol mendudukkan dirinya di sofa diikuti dengan sehun sedangkan kai memilih berjalan menuju kulkas untuk mengambil 3 kaleng soda yang telah mereka siapkan. Sehun menjadi orang pertama yang menangkap kaleng soda yang kai lempar selanjutnya chanyeol yang menerimanya dengan wajah datar dan memilih untuk memainkan kaleng soda di tangannya daripada menikmati bagaimana rasa soda miliknya. Kai melempar tatapan kepada sehun yang tampak tidak peduli dengan keadaan orang di sebelahnya. Sehun hanya bergidik bahu sebagai jawaban atas tatapan bertanya milik kai. Lama terdiam kai memilih untuk angkat suara memecah keheningan yang mencekam di ruangan yang mereka tempati.

"oh ayolah, ada apa sebenarnya dude? Kalau seperti ini lebih baik aku pergi ke kelas sekarang" kai mulai beranjak dari tempatnya menuju pintu keluar, namun tatapan tajam sehun menahannya untuk meninggalkan chanyeol dengan pikiran berkecamuknya.

"apa kau memiliki rencana?" sehun menjadi orang yang membuat chanyeol tersadar dan menatap ke arah 2 temannya. Chanyeol menggangguk membenearkan pernyataan sehun sedangkan kai hanya mengangkat sebelah alisnya tak mengerti apa yang kedua temannya bicarakan.

"sepertinya ini akan menarik" chanyeol berucap sambil mengambil benda pipih dalam saku celananya, jemarinya menari di atas ponsel hitam miliknya, mengetik beberapa pesan untuk bawahannya.

"hei hei kau ingin mengerjainya sekarang?" kai yang mulai menyadari niatan chanyeol melangkah mendekati nya untuk menahan chanyeol melakukan ide gilanya. "dia sedang bersama kyungsoo ku dan yeah si rusa itu, aku tak akan membiarkannya"

"tenang, bukan sesuatu yang berbahaya" chanyeol menyingkirkan tangan kai yang menghalanginya mengetik beberapa kata yang tertinggal.

"kau berjanji?" sehun bertanya memastikan, apapun ide yang chanyeol lakukan pastinya akan selalu di luar dugaan. Ia tidak ingin rusa miliknya ikut terhanyut dalam ide gila milik sahabatnya. Sedangkan chanyeol mengangguk sebagai jawaban pertanyaan sehun. Kai dan sehun hanya menghembuskan nafas berat dan berdoa untuk keselamatan masing masing pasangannya.

e)(o

Luhan tak henti hentinya menjelaskan letak letak ruangan, jumlah kelas, letak gedung, macam macam fasilitas dan ekstrakurikuler dan kehidupan sekolah SOPA highschool. Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya karena terlalu lelah membalas setiap perkataan milik Luhan sedangkan kyungsoo telah memasang earphone sedari tadi dan mengabaikan celotehan rusa sahabatnya.

Mata kyungsoo memicing memperhatikan gerombolan siswa yang memenuhi depan papan pengumuman harian sekolah. Rasa penasarannya sudah ada di ubun ubun, ia mengabaikna luhan dan baekhyun yang memanggil namanya. Ia menerobos lautan manusia yang menghalangi berita di papan pengumuman sekolahnya.

Matanya membaca sekilas headline berita sekolahnya, sedetik kemudian matanya membulat. Luhan menyusul kyungsoo yang sudah berada di depan papan pengumuman dengan ekspresi tak jauh berbeda dengan kyungsoo

Matanya membulat sedangkan tangannya menutup mulutnya yang nyaris saja mengeluarkan teriakan.

Baekhyun yang diam di belakang tengah sibuk memainkan ponselnya. Sedetik kemudian ia menyadari betapa lama kedua sahabatnya di depan, ia mencoba mengikuti mereka, namun baru selangkah ia menghentakkan kakinya ia terkejut dengan seseorang yang meneriaki namanya dari arah belakang.

"DIMANA BYUN BAEKHYUN!"

e)(o