(lagi-lagi) Mendarat di pair baru. =D Dan kali ini korbannya ShuuNao.
Mari kita mulai! Let's RnR!
=...Perpustakaan, Tempat Semua Berawal...=
.
Disclaimer : Pada akhirnya, Bleach tetap milik Tite Kubo.
.
Don't Like Don't Read...
.
With Peace, Let's read~
.
Jam istirahat Seireitei. Jam yang unik. Mengapa? Karena ada sebuah 'tradisi' bagi seorang lelaki dan ratusan wanita di sana. Jam dimana ratusan wanita merelakan waktu istirahatnya, hanya untuk hal yang tak berguna seperti mengejar-ngejar seorang lelaki. Jam ini juga merupakan jam dimana lelaki ini dipastikan harus menguras tenaganya untuk mengambil langkah seribu.
DRAP!
"Cih! Harus segera mencari tempat persembunyian!"
DRAP! DRAP! DRAP!
Suara langkah kaki yang riuh berderap-derap. Tak lama kemudian, nampaklah ratusan gadis yang tengah mengejar-ngejar lelaki itu. Sangat histeris, dan mengerikan bagi si lelaki.
"Hisagi-kuun~!"
Mendengar hal seperti itu, lelaki itu pun semakin mempercepat langkahnya. Sebisanya, menjauhkan diri dari amukan para gadis itu. Tenaganya yang semakin terkuras, membuatnya harus mengatur nafas sesering mungkin, dan memelankan jalannya hingga terhenti.
"Eh?" lelaki yang dikenal dengan nama Hisagi itu terhenti di sebuah tempat. "Perpustakaan?" ia bimbang untuk sesaat.
"Hisagiii-kuun~!" para gadis makin menjerit. Semakin bingung dan berciap-ciap mencari sang pangeran idola mereka.
Hisagi menimbang-nimbang keputusannya. "Ah! Yang penting selamat!" ia segera berlari masuk ke arah perpustakaan itu.
Tanpa memandang ke depan, tanpa memperhatikan arah tujuan, dengan gesitnya ia melesat menuju ke dalam tempat berbau buku itu. Tanpa kesadaran pula ia berlari menerobos masuk, hingga menabrak seseorang di depannya.
BRUAKK!
Suara akan 2 mahluk yang bertabrakan pun terdengar. Kecelakaan tak dapat lagi dihindari. Kedua manusia tersebut saling mengusap bagian kepala mereka. Sejenak, setelah suasana agak tenang, mereka saling bertatapan.
Di mata Hisagi kini—terduduk seorang gadis dengan kacamata di hadapannya. Tanpa basa basi, Hisagi pun langsung berdiri.
"Cepat sembunyikan aku!" ucap Hisagi pada gadis itu. Gadis berkacamata itu pun berdiri dan menatap heran. Masih bingung akan kejadian dadakan baru saja.
"Eh?"
"Kubilang cepat sembunyikan aku! Cepat! Cepat!" ujar Hisagi gelisah. Lawan bicaranya segera menunjuk ke sela-sela tumpukan rak buku yang agak tertutup. Tanpa basa basi, Hisagi pun langsung bersembunyi di antaranya.
"Hisagii! Kau dimana?" kerumunan gadis yang tadi berteriak histeris menjelma menjadi seperti anak ayam kehilangan induknya.
"Hisagii~!"
Tak kunjung ada jawaban. Diam, bahkan hening tak bergeming. Mereka menoleh kian kemari, namun yang hanya bisa mereka dapati hanya sosok gadis berkacamata yang memeluk buku.
"Maaf, kau lihat Hisagi-kun?" tanya seorang dari mereka pada gadis berkacamata itu.
"Lelaki berambut ungu itu? Nampaknya tadi berlari ke arah atap." ujarnya sembari menunjuk ke arah atap.
"Benarkah? Arigatou!"
Mereka pun kembali berlari dengan meneriakkan nama Hisagi kembali.
Sementara itu, orang yang bersangkutan menghela nafas panjang, mengingat besarnya tenaga yang ia keluarkan untuk mencari tempat persembunyian. Merasa telah aman, ia pun keluar dari tempat persembunyiannya.
"Ngeehh... perempuan memang merepotkan." katanya seraya mengusap kepalanya.
Gadis tersebut menengok ke arahnya dengan tatapan heran. "Mereka fangirlmu?"
Hisagi mendengus kesal. "Mereka adalah sekumpulan gadis yang setiap saat selalu merepotkan!" gerutunya. Yang mendengarnya hanya membetul-betulkan kacamatanya.
"Sudah, ya. Aku pergi dulu." Hisagi mulai melangkahkan kakinya. Namun, tak sampai pintu perpustakaan, segera saja ia dihadang gadis itu, seolah-olah memaksanya untuk tetap tinggal.
Hisagi mundur satu langkah. "Oi. Permisi, aku mau lewat."
Gadis itu tersenyum getir. "Khh... tak sopan sekali. Masuk kesini bukan untuk membaca, malah menabrak seorang gadis dengan amat tidak sopannya. Tak mengucapkan terima kasih ataupun maaf pula!" ucapnya dengan menekankan bagian 'terima kasih' dan 'maaf'. Matanya menatap tajam.
"Ya, ya, arigatou. Sekarang biarkan aku keluar dari sini!"
"Tidak!" ia mempertajam matanya. "Sebelum kau menebus dosamu, kau tak kuijinkan keluar dari sini!"
"Hah? Apa maksudmu? Lepaskan aku! Aku mau keluar!"
"Ehem! Bisa 2 orang di sana diam?" tegur kepala perpustakaan yang sedari tadi memperhatikan tingkah mereka. Mereka terhenti dan diam sejenak. Sedikit malu akan tingkah kekanakan mereka.
"Lihat! Kita jadi ditegur karenamu!" pekik Hisagi. "Biarkan aku pergi!"
"Tidak akan."
"Minggir!"
"..."
"Hei!"
"Diam! Kalau terus menerus menyuruh-nyuruhku membukakan pintu untukmu, akan kupanggil gadis-gadis itu kemari!"
Hisagi pun terdiam. Ia membenarkan kalimat gadis di hadapannya.
"Kau mau selamat? Patuhi perintahku!"
Hisagi membuang mukanya. "Baiklah ojou-sama! Apa maumu!"
Gadis itu tersenyum licik. "Saat ini, satu-satunya tempat perlindungan yang paling aman untukmu ialah tempat ini." ia membetul-betulkan kacamatanya. "Temani aku di sini. Tempat ini sepi sekali layaknya kuburan."
Hisagi mengernyitkan alisnya. "Menemanimu? Sebenarnya apa maumu? Mengenalmu saja tidak!"
"Baiklah. Aku akan memperkenalkan diri kalau itu kemauanmu. Namaku Ise Nanao, seorang pelajar di kelas 3-1."
"Baiklah Ise-san. Apa maumu sebenarnya?"
"Perlukah aku memberitahumu? Yang perlu kau lakukan cukup mudah bukan? Hanya menemaniku... setiap jam istirahat." jawab Nanao dengan santainya. Seolah-olah tak ada beban.
"Setiap jam istirahat?"
"Perlukah aku memanggil para gadis itu kemari? Ini tempat yang paling aman untukmu bukan? Seharusnya kau bersyukur karena aku sudah berbaik hati menyelamatkanmu."
Hisagi nampak tak rela. Memang benar bahwa ia akan selamat dari kejaran gadis-gadis itu untuk sementara. Namun ia masih sangat berat hati menemani gadis yang ia anggap keras kepala ini.
Hisagi pun memandang Nanao. "Baiklah, selama hal ini bisa menyelamatkanku. Tapi ini hanya berlaku ketika jam istirahat saja." ia menghela nafas panjang.
Senyum simpul terbentuk di wajah Nanao. Sepertinya ia senang akan keputusan lelaki yang saat ini ada di hadapannya.
Dan mungkin... inilah awal semua terjadi.
=0000000000000=
.
Tsuzuku...
.
Chap 1 ini hanya prolog. Jadi... wajarlahh kalo pendek. =w=
Seingat saia, fi-kun pernah rekues ShuuNao kan? OwO *pikun*
Tadinyaa mau buat oneshot =w=. Tapi karena saia rasa chap 1 lebih cocok buat prolog, ya sutra deehhh...
Akhir-akhir ini sedang menggilai ShuuNao. Peringkat ke2 setelah HitsuHina dalam list pair favorit saia! XD
Okeii... Mungkin bakal updetto kilat. Karna bahannya hampir slese. O.O
Review?
