Baekhyun terlihat gelisah. Sesekali pria mungil tersebut mengerutkan kening dan meremas jari-jarinya sambil berjalan mondar-mandir.

Ceklek

Tubuh Baekhyun menegang ketika mendengar suara pintu apartemennya terbuka. Masih belum siap untuk bertemu sosok yang membuka pintu.

Tap tap tap tap.

Suara langkah kaki mendekat, terdengar oleh Baekhyun. Namun Baekhyun tidak berani mendongakkan kepalanya. Ia terus menunduk. Beberapa menit terlewati dengan keheningan. Akhirnya Baekhyun berani mendongakkan kepalanya.

"Chan..."

"Kenapa Bee?"

"Aku... aku ingin kita putus."

"Hah? Kau bercanda ya?"

"Tidak Chan, aku serius. Aku ingin putus."

"Ta-tapi ke-kenapa Bee? Apa aku punya salah yang tidak aku ketahui?"

"Bukan begitu Chan. Ini bukan tentangmu. Tapi aku."

Chanyeol mengernyitkan dahinya. Tidak mengerti dengan apa yang ada di dalam kepala si mungil. Tiba-tiba meminta putus dengan alasan yang tidak jelas.

"Jadi... jelaskan kenapa Bee?"

"A-aku, kau tahu bukan jika aku bukanlah orang yang bersih?"

"Mhm, lalu...?"

"Kau.. kau juga tahu jika aku punya masa lalu yang gelap. Jadi-"

"Jadi...?"

"Jadi, aku merasa tidak pantas untukmu. Aku.. merasa terlalu kotor untuk bersanding denganmu."

"Lalu kenapa?"

"Aish, apa kau tak mengerti juga? Banyak orang yang mencibirmu karena kita bersama, Chan. Mereka tak suka bila aku yang kotor ini bersama denganmu."

Seiring dengan kalimat terakhir yang ia ucapkan, Baekhyun mulai terisak-isak. Tubuh mungilnya bergetar. Ia bawa kedua tangannya untuk menutupi wajahnya yang mulai basah dengan air mata.

"A-aku ha-hanya ti-tidak mau a-da o-orang ya-yang me-menganggapmu bu-buruk."

Baekhyun melanjutkan disela isakannya meskipun terbata-bata. Wajah dan hidungnya mulai memerah. Nafasnya mulai tersengal-sengal.

Tiba-tiba Chanyeol menarik kedua tangannya dan memeluk tubuh si mungil. Baekhyun yang diperlakukan seperti itu semakin keras menangis. Mendengar tangis yang semakin keras, Chanyeol mengeratkan pelukannya, hampir membuat si mungil sesak.

"Shhh.. Shhh... Menangislah Bee. Jangan ditahan. Keluarkan semuanya."

"Ca-chan. Hiks... Hiks... Hiks..."

"Tak apa sayang."

Chanyeol terus memeluk Baekhyun. Mengelus rambut si mungil yang ada di dekapannya. Berusaha menenangkan. Beberapa menit terlewati dengan suara isak tangis Baekhyun. Akhirnya Chanyeol membuka suara.

"Tak apa mereka mencibirku. Tak apa mereka tidak menyukai kita. Yang terpenting, saat Tuhan mentakdirkan satu dan satu lainnya untuk bersama. Maka Tuhan memang menyiapkan salah satu adalah yang terbaik untuk satu yang lain."

"Jadi, jangan berpikir jika kau tidak pantas untukku. Tuhan telah memilih kau sebagai satu yang terbaik itu untukku."

Seiring dengan kalimat yang dilontarkan Chanyeol, ia mengecup kening Baekhyun dengan lembut, sarat akan kasih. Namun, isakan Baekhyun justru terdengar semakin keras.

fin.