"Last"

Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Story by : Suki Pie

.

.

A/N : Ini sebuah Fictogemino atau bisa disebut fiksi kembar. Dimana karya fiksi yang bisa dibaca dari awal sampai akhir, maupun akhir sampai awal tetap membentuk sebuah cerita yang utuh.

.

"Saya tidak mendapat keuntungan komersil macam apapun atas pembuatan fanfiction ini."

.

.

Happy Reading~


"Tak perlu berharap padaku lagi, kumohon."

"Akashi-kun ... "

Sang surai merah menghela napas pasrah. Dalam hati mencoba untuk menahan segala rasa dan emosi yang berkecamuk dalam dadanya. Mengabaikan keadaan sekitarnya. Ia lupa akan telinganya, dikala batinnya terus mendesak untuk bertahan. Hingga kalimat permohonan itu terlontar dengan lancar.

"Aku tahu itu, Tetsuya." ujarnya kemudian. Seijuuro frustasi, ia tak sanggup.

Tetsuya diam. Meski dalam hati menangis pedih. Berteriak akan dosa abadinya. Tak jauh berbeda dengan Seijuuro.

"Ryouta-kun," ada getar di sana begitu nama pria pirang itu terucap. Dan semakin rapuh ketika irisnya mulai menerawang. Tak ada air mata di sana. Tak ada kekecewaan di sana. Kosong. Seperti mata orang mati. "Aku bersamanya sekarang."

"Ah, benar," Seijuuro tertawa, miris. Ingin rasanya ia meneriaki segala kosa kata tentang hatinya selama ini. Perasaannya selama ini terhadap pemuda dengan sepasang iris biru langit di depannya. Berkata bahwa ia mencintainya. Sangat. Melebihi rasa cinta Tetsuya padanya, dulu. "Kau bahkan sudah memanggilnya tanpa marga,"

"Maafkan aku," entah keberapa kalinya ia mengucap kata itu. "Ryouta-kun berbeda denganmu, Akashi-kun."

Ia marah, sungguh. Seijuuro benci akan dusta yang selama ini menjadi topeng di antara dirinya dan Tetsuya. Lakon yang dimainkannya dalam hubungan mereka. Ia benci. Sangat.

"Dan kau berharap aku mempercayainya begitu saja?"

"Aku mengatakan kebenaran, Akashi-kun."

"Jangan bercanda." Seijuuro mengacak rambut frustasi. "Tetsuya, jangan bercanda."

"Maaf. Aku tak bisa lagi bersamamu."

Malam itu, langit tak berbintang dan bulan tak berkunjung. Dua insan berbeda itu duduk di sana, tepat di kursi taman samping lapangan basket yang sudah sepi, saling berbagi kehangatan lewat tautan kelima jarinya. Meski begitu, tetap tak ada hangat di sana. Dingin. Beku. Mati rasa.

Kuroko Tetsuya, hingga detik ini tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Belum, ia belum bisa melakukannya sebelum tuan muda Akashi Seijuuro di depannya sembuh dari luka hatinya. Perih yang pernah Tetsuya torehkan sebelumnya, dan kini ia menorehkannya kembali. Lebih dalam. Hingga bibirnya mengucap kata perpisahan.

"Maafkan aku, Akashi-kun."


Owari~

Silakan membaca dari paragraf akhir ke paragraf awal


A/N : Nyahahaha~~ Seriously, ini pertama kalinya Suki bikin fictogemino. Entah nyambung apa enggak, dan plis! Itu temanya mainstream banget X'D /gelindingan/ Ya, entahlah. Suki juga gak tau kenapa bikin fictogemino, dan pas diketik, ternyata susah juga, ihik... QvQ /plak/

Yosh! Terima kasih bagi yang sudah membaca XD *kecup*

Akhir kata,

Review please? :3 *wink*