Length : Drabble (series)

Disclaimer : All Characters belong to god, their parents and their agency. But this fanfic belong to me

Warning (s) : Bahasa non baku, OOC, typos, story line agak gakjelas, etc

Kiss?

.

.

~Hunaxx present~

.

.

This is Yaoi. Don't like? Don't read! No bash okay

.

.

ENJOY

.

.

Yoongi, seorang bocah kecil bersurai sewarna caramel itu sedang tengkurap di ranjang berseprai berwarna biru laut itu. Tangannya yang berkulit seputih susu itu sudah terlihat ternodai oleh beberapa warna dari crayon yang saat ini dia pegang. Tepat disebelah bocah kecil yang tadi sedang memegang crayon tersebut terdapat seorang bocah kecil lainnya bersurai hitam legam yang bernama Jimin sedang membaca komik kesukaannya.

Mereka berdua terlarut dalam kegiatannya masing-masing. Tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya suara dentingan jam yang terdengar di dalam kamar yang di dominasi warna putih tersebut.

Yoongi yang tadi sedang asik dalam dunia mewarnainya, tiba-tiba melempar crayon yang tadi sedang dipegangnya ke lantai,

"uhhh. . . .Yoongi cebal. Maca yang ini culit cekali untuk diwalnai. Huh payah"

Yoongi mengerucutkan bibirnya. Bibir imut itu tidak hentinya menyalahkan gambar yang ada di buku mewarnai tersebut yang katanya susah untuk diwarnai.

Yoongi bangun dari posisi tengkurapnya kemudian duduk disebelah Jimin yang sedari tadi masih asik membaca komik tersebut. Melihat dirinya yang diabaikan oleh teman sepermainannya, membuat bocah manis bersurai caramel tersebut tambah mengerucutkan bibirnya.

"Yoongi cebal sama Jimin. Huh"

Yoongi mendengus. Saat mendengar ada yang menyebutkan namanya, Jimin mengalihkan pandangannya dari komiknya tersebut, kemudian beralih melihat Yoongi yang sudah duduk bersila disampingnya.

"kok Yoongi cebal sama Jimin? Memang Jimin calah apa cama Yoongi?"

Jimin menatap Yoongi dengan tatapan memelas miliknya. Yoongi hanya mendengus kemudian turun dari ranjang tersebut. Mengambil remote tv yang berada di meja belajarnya kemudian menyalakan tv yang berhadapan langsung dengan tempat tidurnya.

"uhh Yoongi jangan mengabaikan Jimin dong!"

Jimin menarik-narik lengan kaus yang dipakai Yoongi. Yoongi tetap diam dan sibuk menggonta-ganti channel tv.

"ich Yoongi jangan diemin Jimin dong. Nanti Jimin main cama ciapa lagi kalau Yoongi diemin Jimin"

Jimin menunduk sambil memainkan ujung kaosnya. Sepertinya bocah penggila komik itu sudah ingin menangis. Yoongi merasa kasihan juga melihat Jimin yang menunduk sedih seperti itu. Memang sih Yoongi itu dekat sekali dengan Jimin. Mungkin faktor rumah mereka yang bersebelahan dan juga mereka yang berada di sekolah yang sama. Jimin itu kemana-mana selalu menempel sama Yoongi. Bahkan di sekolah ketika ada yang mengajaknya bermain bersama, Jimin selalu menolak dan berkata, 'tidak mau. Jimin Cuma mau main cama Yoongi.'

Yah mungkin bocah yang bernama lengkap Park Jimin ini mengidap Yoongi complex tingkat akut.

Yoongi menarik-menarik pipi Jimin yang cukup berisi itu. Bermaksud membuat bocah berambut hitam legam itu tidak menunduk terus-terusan. Kalau dibiarkan seperti itu nanti bisa-bisa Jimin menangis disitu lagi.

"Jimin jangan nunduk teluc-telucan dong. Yoongi macih mau kok belmain cama Jimin"

Yoongi tersenyum lebar hingga membuat matanya nyaris menghilang untuk sekejap. Jarang-jarang Yoongi bisa tersenyum sampai seperti itu ketika bersama orang lain. Mungkin bisa dikatakan hanya saat bersama Jimin dia bisa tersenyum lebar seperti itu.

"benel ya? Yoongi janji jangan ngejauhin Jimin"

"iya janji"

"yeayyy Jimin cayang Yoongi"

Dan setelah itu Jimin langsung menghambur memeluk Yoongi dengan erat. Untung saja Yoongi tidak terjatuh akibat terjangan mendadak dari seorang Park Jimin.

Cuppp~

Jimin tiba-tiba menempelkan bibirnya pada bibir Yoongi. Yoongi mengerjapkan matanya dan menatap Jimin bingung.

"tadi Jimin kenapa menempelkan bibilnya ke bibil Yoongi?"

Yoongi memiringkan kepalanya, tidak mengerti. Kemudian menatap Jimin yang entah Yoongi salah liat atau apa, Jimin terlihat seperti malu-malu.

"kalau kata Chanyeol hyung, Jimin boleh menempelkan bibil Jimin ke bibil orang yang Jimin cayang"

"waaa belalti Jimin cayang cama Yoongi dong?"

Mata kecil Yoongi berbinar senang. Pipi chubby putihnya merona samar. Menambah kesan imut pada dirinya.

"tentu caja! Jimin cayaaaaaaaaaaang cekali cama Yoongi!"

Jimin berucap dengan nada bahagia. Tersenyum dengan sangat lebar khas seorang bocah bernama Park Jimin.

Cupp~

Dan kali ini Yoongi duluan yang mengecup bibir Jimin.

"Yoongi juga cayang cama Jimin. Nanti kalo cudah besal Jimin halus menikah cama Yoongi. Jangan menikah cama yang lain!"

Jimin hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Menyanggupi keinginan Yoongi agar menikahinya saat mereka besar nanti.

Cupp~

Dan lagi Jimin menempelkan bibirnya pada bibir Yoongi.

"Jimin cuka dengan bibilnya Yoongi. Bibil Yoongi manic"

Jimin nyengir. Yoongi hanya tersenyum malu-malu saat dipuji Jimin seperti itu.

"bibil Yoongi cuman milik Jimin. Tidak boleh ada yang mengambilnya celain Jimin"

Yoongi hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Dan siang hari itu mereka menghabiskan waktunya bersama dengan Jimin yang seringkali mengecupi bibir Yoongi yang menurutnya manis tersebut.

TBC or END?

Pertama kalibuat drabble nih hehehe

Kalo banyak yang minat sama ff ini, nanti aku buat kelanjutannya lagi tapi tetep berseries drabble gitu hehe. Kalo ga ada yang minat yaudah cukup sampai sini saja.

And then, mind to review?