Soundless Voice Fict Story

Author: saya sendiri

Fict ini diambil dari lagunya Len yang berjudul Soundless Voice

Warning: OOC, Character Death, Gaje

Disclaimer: Vocaloid punya Yamaha Crypton Media Future Inc. (maap kalo ada yang salah)

Nb: DON'T LIKE DON'T READ!


Tiga tahun lalu

"Len." Panggil seorang perempuan berpita putih.

"Hm. Iya Rin?" Balas seorang pemuda berambut kuning itu, yap namanya adalah Rin. Dan aku sendiri adalah Len.

"Mainkan Len, mainkan lagu itu. Boleh ya." Pinta Rin dengan puppy eyesnya.

"I…Iya Rin, hentikan puppy eyes itu." Balasku lagi

"Kyaa…Len baik deh." Teriak Rin dengan senangnya

Kebetulan kami berada di ruang music di sebuah sekolah ini. Aku langsung memainkan lagu Soundless voice dengan piano sembari bernyanyi. Selagi aku bernyanyi Rin tersenyum mendengar suaraku (Plus iringan piano)

seijaku gamachi wo
tsutsumu yoru ni
furisosogushiro
kazashita te no hira ni
furetashunkan nitoketeku
hakanaiHITO KAKERA

OTO mo nakutsumoru
HIKARI wo
atsumetekimi hawarau
imadonnaOTO?
kotaeta ttekimi hamou nani mo
KIKOENAI

kurushii tte itte kure yo
sabishii tte itte kure yo
mukae ni yukudonna toko he mo...

ikanai de yodoko he mo
oite ka nai de...bokura zutto
futari de hitotsu darou...?

furitsumoruyuki to tomo ni
kieteyukukimi wo
dakishimeru koto shika dekinai yo

kanau naramou ichido dake
kimi no koe gakikitai
mou ichidotada ichido dake...
yonde yo...

Belum selesai aku menyanyikan lagu tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke ruangan musik itu.

"Cie Rin sama Len makin mesra aja." Goda Miku dan Kaito bersamaan.

Otomatis aku blushing ditempat.

"Apaan sih." Balas Rin yang wajahnya sudah memerah.

"Hehehe bercanda. Lanjutin Len, aku suka mendengar suaramu ditambah suara piano itu." Pinta Miku.

Akupun melanjutkan permainanku.

.

.

.

.

Tiga tahun kemudian..

Di sebuah sekolah

'Satu bulan lagi musim dingin ya. Aku tidak sabar menunggunya.' Kataku dalam hati.

"Len!" Panggil seseorang, tepatnya adalah Miku.

"Ya?"

"Rin memanggilmu di taman sekolah."

"Oh, baiklah aku kesana." Balasku sambil berjalan ke taman sekolah

..

.

..

Sesampainya di taman sekolah, aku melihat Rin sedang menungguku di bangku dekat kolam.

"Rin, kamu memanggilku?"

"Eh Len. I…Iya, gini satu bulan lagi kan musim dingin datang jadi sekolah diliburkan. Kamu sering-sering datang kerumahku ya." Pinta Rin, dan lagi dengan puppy eyesnya yang buatku sangat menggangguku.

"Iya iya, dan hentikan puppy eyes itu. Mengganggu tau." Balasku

"Hehehe, arigatou Len-kun." Kata Rin dengan tersenyum lalu pergi kedalam kelasnya.

Akupun tersenyum melihat senyuman Rin yang sangat manis buatku. Ya, hanya senyuman itu yang bisa membuatku hidup. Senyuman itu yang menyemangatkan-ku saat aku sedih. Makanya aku akan melakukan apapun agar senyuman itu tetap mekar seperti bunga dalam wajah Rin.

Akupun berjalan kembali kedalam kelas. 'Yap, semangat semangat.' Kataku dalam hati.

Sekolah pun berakhir, karena ada kegiatan Club aku sering pulang malam. Sehingga ketika sampai dirumah aku sering dimarahi oleh orang tuaku.

"SUDAHKU BILANG JANGAN PULANG MALAM-MALAM!" Bentak ibuku.

'Noh kan, marah lagi.' Kataku dalam hati. "Ibu, akukan sudah bilang. Aku ada kegiatan club."

"MAU KEGIATAN CLUB KEK TETAP KAMU GAK BOLEH PULANG MALAM-MALAM! SEKARANG KAMU KEKAMAR!" Perintah Ibuku lagi.

Aku yang tidak mau menambah masalah segera pergi kekamar. Aku menaruh tas diatas tempat tidurku dan mengganti bajuku. Setelah itu aku pergi kearah jendela kamarku dan melihat kamar. "Huh." Gumamku.

Lalu aku mengambil HP-ku, tidak lupa dengan earphone-nya. Lalu aku memasang sebuah lagu. Ya dengan cara itulah aku menenangkan diri disaat yang seperti ini. Apalagi kalau sudah malam, bisa-bisa aku tidur tanpa melepaskan earphone ini.

Dan ternyata benar, akupun tertidur dan lupa melepaskan earphone ini.

.

.

.

Sebulan kemudian, tepatnya 2 hari sebelum kejadian 'itu' terjadi.

"Len Len Len Len…." Panggil Rin dengan semangatnya

"Eh, santai aja dong Rin. Kenapa?"

"Sini sini, ikut aku."

Aku mengikuti Rin dan sampai disebuah taman yang indah dengan salju yang berguguran. Kebetulan sudah malam hari, dan saat ini aku sudah izin dengan orang tuaku.

"Cantik kan Len." Kata Rin dengan tersenyum

"Iya.." Jawabku sambil membalas senyuman Rin

"Aku ingin melihatnya lagi….besok." Kata Rin ragu-ragu

"Aku juga Rin."

"Besok kita kesini lagi ya, janji."

"Iya Rin-chan." Godaku.

"Hahahahah" Kita tertawa bersama.

.

.

.

Keesokan harinya

Aku yang sering lupa tentang yang beginian merencanakan datang kerumah Rin pagi-pagi.

"Ibu, aku nanti akan pulang malam. Boleh ya, please." Pintaku dengan puppy eyes ala Rin

"Dengan Rin ya. Mm..Boleh saja."

"Terima kasih ibu."

Aku langsung pergi menuju rumah Rin.

.

.

.

Belum jauh dari rumah Rin aku seperti melihat seorang dokter keluar dari dalam rumahnya. "Hm..Siapa yang sakit?" Pikirku.

Setelah dokter itu pergi aku jalan menuju rumah Rin.

TOK TOK TOK..

"Oh, Len-kun. Masuk masuk." Sapa ibu Rin

"Eh, iya tante." Dari mukanya, sepertinya ibu Rin ini habis menangis. Aku sih cuek aja.

"Rin ada dikamarnya." Kata ibu Rin sambil menunjuk kamar yang didepannya bertuliskan Rin dengan bingkai jeruk.

Aku langsung menuju kamar itu, lalu membuka pintunya perlahan

"Rin." Kataku sambil membuka pintu

"Len? Iya ada apa?"

Ya ampun. Aku kaget melihat muka Rin yang pucat.

"Ka…Kamu kenapa Rin? Mukamu pucat sekali." Tanyaku kaget

"Nggak kenapa-kenapa kok Len, Cuma kecapekan doang."

"Beneran nih?"

"Iya. Ngomong-ngomong tadi kamu belum menjawab pertanyaanku."

"Oh, aku kesini karena takut lupa acara nanti malam." Jawabku sambil tersenyum

"Ohh." Balas Rin.

Sambil menunggu aku ngobrol dan bermain bersama Rin.

.

.

.

Tak terasa hari sudah malam..

"Len, ini sudah jam 9 malam. Yuk kesana." Ajak Rin

"Ok."

Aku dan Rin lalu pergi ke taman kemarin. Entah mengapa taman itu menjadi lebih indah dari yang kemarin kami lihat. Apa karena ini adalah hari terakhir musim panas atau ada hal lain.

Akupun bermain dengan Rin disana. Lalu tiba-tiba muka Rin memucat.

"Len."

"I..Iya Rin?"

"Aku…Aku….Aku suka sama kamu."

"Rin…" Aku tidak bisa berbicara lagi.

"Aku suka sama kamu saat pertama bertemu kamu."

Tiba-tiba Rin terjatuh, dengan refleks aku memegan Rin agar tidak jatuh.

"Ka…Kamu kenapa Rin?" Tanyaku kaget.

"Sebenarnya aku sedang mengendap suatu penyakit, Len."

"Penyakit? Penyakit apa? Dari kapan?" Tanyaku lagi

"Aku tidak bisa menjelaskan penyakit apa itu. Mm…Baru saja, aku tidak tau dari kapan."

"Rin, kamu tidak apa-apa kan. Kamu tidak akan meninggalkan aku kan?" Aku mulai meneteskan air mata.

"Len, jangan menangis untukku."

"Rin, Aku juga menyukaimu! Jangan pergi meninggalkanku."

"Maaf Len.." Saat itu juga tubuh Rin tidak bergerak lagi, dia sudah pergi untuk selamanya

"Ini…Dingin, Rin..Tidak mungkinkan?"

"Rin bangun, kamu jangan bercanda saat keadaan begini." Air mataku mulai mengalir.

"RIIIINNNNNN!" Teriakku sambil menangis tanpa mempedulikan sekitar.

.

.

.

Pada upacara pemakaman Rin

Sekarang Rin sudah berada sudah dimakamkan. Orang-orang termasuk orang tua Rin sudah pergi, saat ini tinggal aku sendiri yang berada di makam Rin.

"Rin.." Kataku sambil memeluk batu nisannya

The End.


Yap...thx yang udah ngebaca Fict aneh ini. Banyak yang saya ubah jadi nggak terlalu sesuai dengan PV Soundless Voice itu sendiri

RnR^^