"Disturbance"

.

.

Main Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo and others

Genre : Romance, Friendship

Disclaimer: Semua cast bukan punya saya

Rating : T

Warning : YAOI, OOC (maybe), typo bertebaran (harap dimaklumi). Bacanya pelan-pelan aja ya, jangan terburu-buru.

Summary: Baekhyun hanya anak remaja biasa. Dia hanya ingin hidup dengan biasa-biasa saja. Walaupun dia anak yang pemalas dan pendiam, tapi dia juga mempunyai masalah. Masalahnya adalah Park Chanyeol. seseorang yang membuat hidupnya penuh dengan warna abu-abu.

.

.

.

.

Baekhyun pov

.

.

.

BEEP...BEEP...BEEP...

Oh, shit! Padahal rasanya baru beberapa menit yang lalu aku baru bisa memejamkan mataku. Tapi belum sempat memasuki ruang mimpi, alarmku sudah berbunyi dan matahari sudah seenaknya muncul dari persembunyiannya dan menerobos masuk melalui celah di jendela kamarku. Aku menyipitkan mataku karena silau dan bergerak gelisah. Aku menarik selimutku untuk menutupi tubuhku sepenuhnya. Kepalaku terasa pusing karena aku belum mendapatkan waktu tidurku yang cukup. Padahal aku seharusnya pergi ke sekolah pagi ini juga. Ah, masa bodo dengan sekolah. Sekarang ini aku tidak mau bangun dari tidurku. Bagaimana pun juga, aku harus mendapat tidur yang cukup. Ah, Ini semua memang karena penyakit insomnia sialan itu.

"Baekhyun!"

Aish. Itu suara umma yang memanggilku dari luar kamar.

Aku menarik selimutku semakin dalam untuk menutupiku. Pokoknya tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu tidurku. Hari ini aku harus mendapatkan tidur yang cukup. Aku mengabaikan panggilan umma dan berusaha melanjutkan tidurku.

BRAKKK...

Kali ini umma membuka pintu kamarku dengan kasar.

"Baekhyun! Bangun, Byun Baekhyun!"

Umma menarik selimutku dengan kasar dan menggoyangkan tubuhku dengan kasar juga. Pokoknya umma melakukan segala hal dengan kasar.

"Hmmm..." gumamku tidak jelas dan bergerak risih. "Aku masih ngantuk" kataku sambil menarik selimutku kembali.

"Bangun sekarang, anak nakal! Kau bisa terlambat ke sekolah! Kau pikir umma tidak malu dipanggil terus oleh sekolah karena keterlambatanmu!" kata Umma gemas sambil mencubit lenganku dengan keras.

"AWWW! baiklah! baiklah! Aku bangun sekarang!" kataku jengkel sambil mengusap lenganku yang meninggalkan bekas merah karena cubitan umma barusan. sebelum umma kembali mencubit bagian tubuhku yang lainnya, aku segera bangkit dari tempat tidurku yang dan memegang kepalaku yang sakit akibat kekurangan tidur.

Umma hanya menatapku tajam sebentar sebelum akhirnya dia keluar dari kamarku dan kembali menutup pintu kamarku dengan kasar.

"aishhh!" gerutuku sambil mengacak-acak rambutku dengan kesal.

.

.

.

.

.

Mungkin bisa dikatakan bahwa aku terlambat untuk memperkenalkan diri. Tapi terlambat itu lebih baik daripada tidak sama sekali bukan?

Namaku Byun Baekhyun. Aku duduk di kelas dua di exo senior high school. Aku hanyalah orang yang biasa-biasa saja. Penampilanku juga biasa-biasa saja. Mataku cukup sipit dan menurutku itu cukup keren. Tubuhku juga tidak terlalu pendek. Prestasiku di sekolah? Ah, biasa-biasa saja. Aku juga tidak terlalu mencolok dan bukan termasuk orang populer di sekolah. Aku adalah orang yang santai dan tidak pernah terlalu memikirkan sebuah masalah. Intinya aku bukanlah seseorang yang sempurna. Aku adalah seseorang yang jauh dari sempurna. Tapi begitulah manusia kan? tidak ada manusia yang sempurna.

Sekarang ini aku sedang berjalan kaki menuju sekolahku. Jarak rumah dan sekolahku memang tidak terlalu jauh sehingga aku dapat menempuhnya dengan berjalan kaki. Walaupun naik bis sebenarnya merupakan cara tercepat untuk tiba sekolah, tapi aku percaya kalau berjalan kaki bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Walaupun sebenarnya aku masih merasa agak pusing dan mataku sedikit berat karena kurang tidur.

Aku melangkahkan kakiku dengan santai dan tidak terburu-buru. Tidak seperti teman-teman satu sekolahku yang lain sedang berlarian karena takut terlambat. Mereka berlari dengan terburu-buru sambil menggumam kesal. Yah, bel masuk sekolah memang akan berbunyi kurang lebih lima menit lagi. Tapi memangnya siapa yang peduli dengan bel konyol itu? ayolah, itu kan hanya bel sekolah dan bukan bel kematian. Tetapi peraturan di sekolahku memang sangat disiplin sehingga membuat para pelajar yang lain semakin panik dan terus berlari dengan cepat menuju gerbang sekolah yang tidak jauh di depan.

tapi kasus ini berbeda untukku. Maksudku, disitulah gunanya peraturan kan? peraturan memang dibuat untuk dilanggar. Apa gunanya peraturan dibuat jika tidak ada seorang pun yang melanggarnya? Dan aku adalah seseorang yang membuat peraturan itu berarti. Bisa dibilang aku adalah langganan pelanggar peraturan.

Mungkin ada beberapa orang yang beranggapan sama denganku. mungkin bukan hanya aku yang berjalan santai tanpa mempedulikan bel masuk sekolah yang baru saja berbunyi dengan nyaring. Mungkin bukan hanya aku juga berdiam diri sementara murid-murid yang terlambat sama sepertiku yang memohon-mohon kepada guru penjaga di depan gerbang sekolah untuk diperbolehkan masuk.

Seperti namja yang berada tepat di sebelahku ini. Dia terlihat santai walaupun dia tahu kalau dia datang terlambat ke sekolah. Namja itu adalah Park Chanyeol.

Jika aku adalah seseorang yang jauh dari sempurna, maka Park Chanyeol adalah seseorang yang mendekati sempurna. Yah, harus kuakui dia memiliki wajah yang tampan. Matanya yang bulat memberi kesan imut, deretan gigi yang terlihat rapi, dan juga postur tubuhnya yang tinggi. Dia juga merupakan orang populer di sekolahku. Prestasinya di sekolah bisa dibilang cukup baik. intinya, dia memang menggambarkan seseorang yang mendekati kata sempurna.

Dan itulah alasan mengapa aku membencinya. Bukan. Bukan hanya karena penampilannya yang mendekati sempurna yang membuatku membencinya. Ada banyak hal dari diri Park Chanyeol yang membuatku membencinya.

Sebenarnya, Park Chanyeol adalah temanku sejak kami kecil. Eh, tunggu dulu. Mungkin kata teman sangat tidak cocok untuk mendeskripsikan hubungan kami. Mungkin kata musuh adalah satu kata yang paling cocok untuk mendeskripsikannya.

Rumahku tepat bersebelahan dengan rumah Park bertetangga dengannya saja sudah cukup membuatku kesal. Dan sekarang aku pun satu sekolah dengannya. Tidak cukup hanya itu, kami pun berada di kelas yang sama. Lebih dari itu, tempat duduk Chanyeol berada tepat di belakang tempat dudukku yang membuat hari-hariku tidak pernah berjalan dengan baik.

Tapi aku terlalu malas meladeni sifatnya yang kekanak-kanakan itu. aku tidak peduli kalau dia selalu merendahkan diriku. Aku tidak peduli kalau dia selalu menampilkan senyum sinisnya padaku. Aku tidak peduli tentang kenyataan bahwa senyum sinisnya itu hanya ditujukan padaku padahal kepada semua orang dia selalu bersikap ramah. aku bahkan tidak peduli sebuah kenyataan kalau sekarang dia berdiri tepat di sampingku.

.

.

.

.

Author pov

.

.

.

"terlambat lagi, eoh? Byun Baekhyun?" tanya Chanyeol tersenyum sinis pada Baekhyun yang berada tepat di sampingnya.

Baekhyun memutar bola matanya. "seperti yang kau lihat, Park Chanyeol" jawab Baekhyun dengan malas tanpa memandang Chanyeol sedikit pun.

Chanyeol memandang Baekhyun dengan sinis. "mungkin di hari ulang tahunmu nanti aku harus menghadiahkan jam alarm untuk membangunkanmu di pagi hari supaya kau tidak datang terlambat lagi?" kata Chanyeol dengan nada meremehkan.

"hmm..terima kasih atas kebaikan hatimu, Park Chanyeol. tapi aku sudah punya" jawab Baekhyun dengan nada malas sekaligus jengkel.

"benarkah? Mungkin satu saja tidak cukup. Mungkin butuh beratus-ratus jam alarm untuk membangunkan seekor babi sepertimu?" ucap Chanyeol sambil terkekeh pelan dengan nada mengejek.

Baekhyun menghela nafasnya dengan kesal. "mungkin kau benar." Dia menghadapkan wajahnya pada Chanyeol. " Atau mungkin kau harus menjaga mulutmu yang menjijikkan itu dengan baik" kata Baekhyun dengan tenang. Kemudian dia menginjak kaki kanan Chanyeol sekuat tenaga sambil menggertakkan gigi tanpa melepaskan tatapannya dari Chanyeol.

"AWWW!" pekik Chanyeol sambil melompat-lompat memegangi kaki kanannya yang kesakitan. "YAA! BYUN BAEKHYUN!"

.

.

.

.

.

Chanyeol terus merutuki nasib sialnya nya hari ini. Dia tidak memperhatikan Lee songsaenim yang sedang mengajar di depan kelas. Pikirannya melantur kemana-mana. Dia merasa kesal pada dirinya sendiri. Alasannya adalah karena hari ini dia bangun kesiangan dan datang terlambat ke sekolah. Sebenarnya saat tiba di gerbang sekolah tadi, Chanyeol sangat panik saat guru penjaga menutup pintu gerbang dan tidak memperbolehkan murid yang terlambat untuk masuk. hari ini adalah pertama kalinya dia terlambat selama dia bersekolah di sini.

Tapi saat melihat Baekhyun berada di sebelahnya dengan tampang datarnya seperti biasa, Chanyeol berpura-pura tenang dan mencoba untuk tidak terlihat panik. Tentu saja Chanyeol harus bersikap santai di depan Baekhyun bagaimana pun situasinya. Dia tidak mau terlihat konyol di depan orang yang sering dia jadikan sebagai bulan-bulanannya. Menurut Chanyeol sendiri, Baekhyun adalah sasaran yang tepat untuk dijadikan sebagai bahan ejekan dan bulan-bulanannya. Dan dia tidak mau dipandang rendah oleh orang yang dia pandang rendah.

Sekarang ini Chanyeol menatap papan tulis dengan tatapan kosong. Dia tidak bisa mendengar setiap perkataan Lee Songsaenim yang sedang mengajarkan pelajaran biologi. Semua kata-kata Songsaenim rasanya seperti masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Chanyeol menghela nafas kesal dan kemudian melirik sekilas pada tempat duduk Baekhyun yang berada persis di depannya. Awalnya hanya melirik, tapi sekarang Chanyeol terus memperhatikan Baekhyun di tempat duduknya.

Baekhyun sedang menopang dagunya dengan bosan. Dia sama sekali tidak memperhatikan Lee Songsaenim yang sedang menjelaskan materi atau menurut Baekhyun sendiri sedang menyanyikan lagu nina bobo untuk menghantarkan tidur. Tetapi Baekhyun terus memperhatikan jam dinding yang berada persis di atas papan tulis. Dia terus menghitung waktu hingga jam istirahat tiba agar dia bisa tidur di kelas ini tanpa harus ditegur oleh songsaenimnya. Dia sudah bosan selalu tertangkap basah ketiduran saat Lee Songsaenim menjelaskan materi. Dia juga sudah bosan selalu dinasehati oleh songsaenimnya. Dan kata-katanya pun selalu sama sampai Baekhyun sendiri sudah menghafalnya di luar kepala.

Chanyeol menggeleng-geleng sendiri sambil menatap Baekhyun yang menurutnya terlihat amat sangat mengenaskan itu. Dia heran kenapa di dunia ini ada orang aneh seperti Baekhyun. Kerjaannya hanya duduk, diam, bertopang dagu, bermalas-malasan, dan suka melanggar peraturan sekolah. Hidupnya seperti tidak berarti. Menurut pandangan Chanyeol seperti itulah Baekhyun di matanya. Chanyeol benci memikirkannya, tapi melihat Baekhyun dari belakangan seperti ini rasanya menarik. Tangannya sudah gatal ingin sekali mengerjai Baekhyun.

Kemudian diam-diam seulas senyum jahil merekah di bibir Chanyeol.

PUK.

Chanyeol mendorong punggung Baekhyun dengan cukup keras. Baekhyun yang sedang asik melamun, membalikkan kepalanya dan menatap Chanyeol kesal.

"brengsek" gumam Baekhyun pelan sambil menatap Chanyeol tajam.

Sementara Chanyeol dan mengangkat bahunya. "aku hanya menyadarkanmu sebelum kau masuk ke dunia mimpimu yang indah" kata Chanyeol tersenyum sinis.

Sementara Baekhyun hanya memutar bola matanya malas.

.

.

.

.

.

.

Saat istirahat tiba, Baekhyun berjalan menuju kantin karena dia merasa lapar. Dia sudah membatalkan niatnya untuk tidur di kelas. Menurutnya makan lebih penting daripada tidur.

Tetapi sepanjang perjalanannya menuju kantin, ada banyak pasang mata yang memperhatikan Baekhyun sambil berbisik-bisik. Ada juga yang terkikik geli saat Baekhyun melewatinya. Lebih dari itu, tidak jarang juga yang menginjak kakinya dengan sengaja sambil tertawa terbahak-bahak. Memang sih injakannya tidak cukup keras, tapi jika ada banyak orang yang menginjak kakinya terus-menerus tentu saja rasa sakitnya semakin terasa.

Baekhyun sendiri merasa bingung dengan hal ini. Setahu Baekhyun, dia tidak merasa melakukan kesalahan terhadap orang lain. Malah, dia tidak pernah mencari masalah selama dia bersekolah di sekolah ini. Tapi kenapa sekarang orang-orang malah mengganggunya? Baekhyun meraba-raba dirinya dari ujung rambutnya. Baekhyun merasa tidak ada yang salah dengan penampilannya saat ini. Lalu, kenapa semua orang yang melewatinya menginjak kaki Baekhyun dengan sengaja?

.

.

.

Baekhyun pov

.

.

.

Akhirnya aku tiba juga di kantin. Dengan terburu-buru, aku melihat ke seluruh penjuru kantin dan saat melihat Kyungsoo yang sedang duduk, aku langsung mengambil tempat duduk di sampingnya. Aku mengatur nafasku perlahan-lahan. Aku sudah mengurungkan niat awalku untuk makan siang. Sekarang nafsu makanku sudah hilang sepenuhnya. Karena insiden injak-menginjak tadi, aku berlari sepanjang jalan menuju kantin untuk menghindari orang-orang yang akan menginjak kakiku lagi. Sekarang kakiku rasanya berdenyut-denyut dan terasa sakit.

"ugh", gumamku pelan menahan sakit yang semakin lama semakin terasa. Aku memukul-mukul meja untuk melampiaskan rasa kesalku.

Kyungsoo memandangiku heran dengan tatapan polosnya seperti biasa.

"kau kenapa?" tanya Kyungsoo memiringkan kepalanya menatapku bingung. Aku mengarahkan badanku dan menatapnya.

Aku memegang atau lebih tepatnya menekan kedua pipi Kyungsoo dan memaksanya menatapku baik-baik. Dia membulatkan matanya yang sudah bulat karena perlakuanku yang tiba-tiba.

"Kyungsoo..." aku megucapkan namanya dengan panik. "apa ada yang salah dengan diriku?" tanyaku memaksa. Dia segera melepaskan tanganku dari kedua pipinya.

Kyungsoo memperhatikanku baik-baik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lalu dia menggelengkan kepalanya yang menandakan bahwa tidak ada yang salah dengan diriku.

"huft..." aku menghela nafas berat dan menundukkan kepalaku. "tadi sepanjang perjalanan ke sini, orang-orang yang kulewati menertawakanku. Bahkan banyak yang menginjak kakiku dengan sengaja" jelasku dengan muram. Aku menopang daguku di meja kantin. "aku sendiri tidak tahu kenapa." Lanjutku sambil mengecutkan bibir.

Kyungsoo hanya menatap diriku dengan tatapan kasihan. Yah, begitulah Kyungsoo. Dia ini adalah sahabat baikku. Aku dan dia bersahabat kurang lebih sejak beberapa tahun yang lalu, yang aku sendiri tidak ingat kapan. Mungkin semenjak kami duduk di bangku junior high school. Kyungsoo sendiri adalah orang yang pendiam sama sepertiku. tapi jika aku adalah tipe pendiam yang santai dan tidak pedulian, berbeda halnya dengan Kyungsoo. Dia adalah tipe pendiam yang polos, lugu, dan tenang. Jika aku adalah orang yang suka melanggar peraturan, maka Kyungsoo adalah orang yang suka menaati peraturan. Jika aku adalah anak yang malas, maka Kyungsoo adalah anak yang rajin. Yah, dia memang anak yang baik. Dia dan aku emang berbeda. Dan aku tahu itu. tapi justru perbedaan itu yang membuat segalanya indah kan?

Oke, pikiranku sudah melantur kemana-mana.

Kyungsoo menepuk bahuku pelan. "kurasa aku tahu apa yang membuat mereka melakukan hal itu" katanya.

Aku mengerutkan dahiku. "apa?"

Kyungsoo menarik sesuatu dari punggungku. Aku memiringkan kepalaku bingung. Ternyata itu adalah secarik kertas yang sedari tadi menempel di punggungku semenjak aku keluar dari kelas. Aku mengambil kertas itu dari tangan Kyungsoo. Aku membelakkan mataku saat melihat kertas itu. aku tertegun bukan karena kertas itu,melainkan karena kata-kata yang tertulis di kertas itu.

.

.

INJAK KAKIKU SEBELUM AKU MENGINJAK KAKIMU

.

.

.

Author pov

.

.

.

Baekhyun meremas kertas itu keras-keras dan melemparkannya asal pada tempat sampah di dekatnya.

BRAKKK

Baekhyun membanting meja kantin di depannya dengan keras dan bangkit berdiri dari duduknya. Dia menggit bibir bawahnya karena kesal. Wajahnya memerah karena marah. Dia mengatur nafasnya pelan-pelan menahan amarah. Dan tentu saja hal itu menarik perhatian semua orang yang berada di kantin. Mereka menatap Baekhyun dengan tatapan bingung. Bisik-bisik mulai terdengar di ruangan kantin yang cukup luas itu. Baekhyun membalas dengan tajam tatapan orang-orang yang menatapnya. Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka masing-masing karena takut melihat raut wajah Baekhyun yang cukup menyeramkan. Baekhyun masih tetap memperhatikan seluruh ruangan kantin baik-baik. Hingga akhirnya matanya tertuju pada seseorang yang daritadi melihatnya dengan senyuman sinis merekah di bibirnya. Dia duduk cukup jauh dari tempat Baekhyun. Dia membalas tatapan Baekhyun dengan tatapan mengejeknya seperti biasa.

"sekarang kita impas" Bibirnya menggumamkan sesuatu yang bisa dimengerti oleh Baekhyun dengan jelas.

"Park Chanyeol" gumam Baekhyun sambil menggertakkan giginya. "lihat saja nanti pembalasanku" bisik Baekhyun sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Kyungsoo yang melihat sahabatnya sedang dilanda emosi, segera berdiri. Dia menekan pundak Baekhyun agar duduk kembali di tempatnya. "tenanglah, Baek. Ini bukan seperti dirimu sendiri. Tenangkan dirimu, oke?" kata Kyungsoo tersenyum sambil mengusap punggung Baekhyun dengan lembut.

.

.

.

.

Baekhyun pov

.

.

.

Aku menatap Kyungsoo sejenak karena tertegun dengan ucapannya barusan. Dia benar. Kyungsoo benar. Ini memang bukan seperti diriku sendiri. Aku, Byun Baekhyun, bukanlah orang yang suka membesar-besarkan masalah. Aku bahkan tidak seharusnya semarah itu hanya karena masalah sepele seperti ini. Aku sendiri berpikir kenapa aku bersikap berlebihan seperti itu sampai-sampai membanting meja dengan keras?

Ah, aku tahu kenapa. Semua ini gara-gara si Park Idiot itu. Orang yang paling menyebalkan yang pernah kukenal selama hidupku. Sebenarnya aku sendiri juga bingung kenapa sih dia tidak pernah berhenti mengganggu hidupku? Apa dia tidak bosan? Apa dia tidak punya pekerjaan lain selain menggangguku? Kenapa dia tidak berhenti saja sih? Harusnya dia bosan dan berhenti mengganggu hidupku!

Padahal, dulu aku sering sekali mengabaikannya kalau dia mengusiliku. Dulu, aku selalu diam saja kalau dia menjadikanku sebagai bulan-bulanannya. Dulu, aku juga sering membiarkannya saat dia merusak mainan milikku. Bahkan dulu, aku juga rela saat dia merampas makananku.

Ya, dulu.

Tapi itu dulu. Sayangnya, aku tidak bisa terus-terusan membiarkan dia menindasku seperti ini. Aku rasa sekarang ini adalah giliranku. Aku tidak akan tinggal diam kalau dia mengerjaiku lagi. Tidak akan. Pokoknya mulai hari tidak ada lagi Tuan Baik Hati dalam kamus Byun Baekhyun.

Aku melirik ke arah Chanyeol yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Aku yakin kalau mereka pasti sedang menertawakan diriku. Terlihat dari cara Park Chaenyeol yang menepuk pundak teman di sebelahnya lalu tertawa terbahak-bahak. Yang kemudian teman-temannya pun ikut tertawa.

Aku mengepalkan tanganku dengan kesal.

Baiklah, Park Chanyeol. Sekarang kau hanya perlu menunggu pembalasanku.

Tunggu saja.

.

.

.

.

.

TBC or END?

Review, please? ^^