Tittle : Zero.

Rate : T+.

Genre : Romance, Family, Drama.

Pair : DaeLo (Dan masih banyak lagi)

Cast : B.A.P's Member, N / Cha Hakyeon (Vixx's Member), Park Jimin (BTS's Member).

Author : Skinner Park.

Disclaimer : TS, BigHit, JellyFish Entertainment.

Warning : BL, OOC, Miss Typo(s), DLDR, RnR, No Flamers, Lumayan Drama, AU, Insyaallah ada Crack Pair, ada OC.

Chapter 1 : They Called Me Zelo.

#Zelo Pov.

" Zelo-yah! Kau akan terlambat untuk kerja part time-mu!." Seru Jimin hyung, kakakku.

" Nde!." Sahutku sambil meraih tas ranselku dan berlari menuju tempatku bekerja.

Aku dan Jimin hyung sama-sama menyukai Dance, biasanya tengah malam ada sebuah acara Dance yang diadakan dijalan, disana banyak sekali Dancer yang membuatku terkesan. Tapi tidak bisa kupungkiri aku masih 17 tahun dan baru saja lulus sekolah, dan aku harus bekerja part time untuk membantu biayaku kuliah, selain itu memenangkan acara Dance juga salah satunya.

Banyak orang memanggilku dengan nama Zelo, nama asliku adalah Choi Junhong, hanya hyung yang biasanya memanggil dengan nama asliku.

" Aku ngantuk sekali…" Gumamku sambil memasuki sebuah café dimana aku bekerja, memang hanya menjadi shopkeeper, tapi daripada tidak bekerja sama sekali. Teman baik kakakku yang bernama seorang rapper Bang Yongguk dia mempunyai kekasih namanya Kim Himchan pemilik café ini, mereka memberiku pekerjaan disini, kami berteman baik hingga sekarang.

" Kau keluar lagi tadi malam Zelo?." Tanya Himchan hyung.

" Nde, bersama Jimin hyung juga." Jawabku.

" Yongguk juga keluar malam tadi. Kalian benar-benar tidak terlihat punya rasa lelah." Kata Himchan hyung sambil menggelengkan kepalanya.

Aku tertawa kecil " Apapun yang menyakut hobi tidak akan terasa lelah hyung." Kataku.

" Well, anak muda memang begitu, kau juga harus jaga kesehatan, ingat kan berapa jam kau beristirahat dalam sehari? Itu bisa membuatmu sakit." Kata Himchan hyung.

" Araseo hyung."

Memang benar, di pagi hari aku harus bekerja hingga sore, lalu aku harus kuliah hinga larut, dan tidur hanya beberapa jam, lalu pergi untuk Dance hingga pagi lagi. Tapi aku tidak ingin mengeluh, karena aku tidak merasa terbebani akan hal itu.

" Zelo-yah!."

Aku menoleh kearah orang yang memanggilku, ternyata Jongup hyung, dia adalah namjachinguku. " Annyeong hyung, kau datang berkunjung ternyata." Kataku.

" Nde, tadi malam aku tidak bisa pergi untuk melihat Dance, padahal aku juga ingin ikut." Kata Jongup hyung.

" Jimin hyung menang tadi malam, aku ada diperingkat ." ceritaku.

" Pasti kau sudah lelah kan? Malam ini istirahat saja. Biar Jimin hyung saja yang datang, kalau kau masih memaksa kau bisa sakit." Kata Jongup hyung.

" Araseo hyung."

" Besok aku ingin mengajakmu kencan." Kata Jongup hyung.

" Boleh, jam berapa?." Tanyaku.

" Setelah kau pulang kerja saja, aku akan jemput." Jawab Jongup hyung.

" Baiklah."

" Kalau begitu aku pergi dulu nee." Katanya sambil mencium pipiku. " Salam untuk Himchan hyung." Lanjutnya.

Sekitar pukul 3 sore aku beres-beres untuk pulang, jam 5 aku melanjutkan untuk kuliah. Saat aku sedang berjalan di trotoar, aku mendengar seorang anak yang sepertinya rewel, mengingatkanku pada masa kecil yang suka menangis.

" Itu mama! Lihatlah ahjussi!."

" Jangan nakal, ayo pulang."

" Tidak! Itu mama! Hiks hiks… Aku lihat mama!."

Aku mencari-cari dimana anak yang rewel itu, mungkin hanya penasaran apa yang membuatnya menangis.

GREEP!

" Uwaaah!." Seruku saat sesuatu memeluk kakiku. Eh? Seorang anak kecil?

" Daejun! Jangan nakal! Ayo pulang, kenapa kau menganggu kakak itu?." Seseorang datang mencoba melepas pelukan anak itu dari kakiku.

" Maaf, keponakanku nakal sekali, maaf yah…" katanya masih mencoba melepas pelukan anak itu. " Daejun! Ayo pulang." Marahnya. Tapi anak itu tetap tidak mau melepas pelukannya di kakiku.

" Jangan dimarahi, memangnya dia kenapa?." Tanyaku. Laki-laki itu terlihat begitu terkejut ketika melihatku, membuatku juga ikut bingung. Dia seperti melihat hantu.

" Zero?."

" Maaf, memangnya ada apa ya denganku?." Tanyaku bingung.

" Sudah kubilang kan aku melihat mama!." Kata anak kecil bernama Daejun itu.

Tiba-tiba laki-laki itu ikutan memelukku. " Kau Zero 'kan?." Tanyanya. Ini benar-benar sangat canggung, aku tidak pernah mengenal mereka berdua, bahkan tidak pernah bertemu seumur hidupku. Tapi… Zero? Mirip dengan namaku Zelo, well huruf R terkadang bisa terbaca L begitu juga sebaliknya. Tapi aku tidak pernah bertemu dengan mereka.

" A.. aku tidak mengenal kalian, siapa Zero? Aku Zelo." Kataku mencoba menjelaskan, mungkin mereka bisa saja salah orang.

.

.

.

.

.

Kami memutuskan untuk tenang lebih dahulu, dan akhirnya kami membicarakan masalah Zero dan Zelo ini di sebuah café yang ada didekat situ.

" Namaku Cha Hakyeon, apa kau benar-benar Zero?." Tanyanya sambil meneliti wajahku.

" Mungkin kalian salah orang. Aku Zelo bukan Zero." Kataku. Anak bernama Daejun itu masih terus memelukku.

" Haah… Aku seperti melihat hantu. Mungkin kau benar, kau bukan Zero…" katanya.

" Lalu, kenapa Daejun terus memanggilku mama? Aku masih baru lulus SMA dan aku belum menikah ataupun mempunyai anak." Kataku.

" Bukan kau memang, tapi Zero adalah mama Daejun."

" Apa hubungannya denganku?."

" Zero, nama aslinya Choi Junyong, dia menikah dengan adikku, dan Daejun adalah anak mereka. Tapi… 6 bulan lalu Zero meninggal dalam sebuah kecelakaan, Daejun sangat terpukul karena hal itu Daejun menjadi anak yang pendiam dan murung, karena itu maukah kau membantu keluarrgaku?." Tanya Hakyeon-ssi.

" Me.. membantu apa?."

" Jadilah ibu Daejun, aku akan memberi apapun yang kau mau, asal kau mau mejadi ibu Daejun, walau hanya pura-pura hingga dia sedikit dewasa untuk bisa menerima kematian Zero." Jawabnya.

Aku begitu shock, apa yang harus kulakukan? Apa aku harus membantunya? Tapi aku sangat prihatin juga dengan keadaan Daejun yang seperti ini, dia masih kecil dan tidak seharusnya berada dalam keadaan seperti itu.

Aku mengelus pipi Daejun yang sudah tertidur di pangkuanku beberapa menit yang lalu. Haruskah aku menjadi ibu palsu untuknya?.

" Bukannya aku menolak, tapi membohongi Daejun juga hal yang tidak harus kita lakukan, jika dia tau aku bukan ibunya, pasti Daejun akan lebih kecewa." Kataku.

" Tapi jika membiarkannya seperti ini, apa kau bisa membayangkan bagaimana dia tumbuh dewasa dengan keadaan trauma? Dia bahkan terus memanggil nama ibunya setiap kali dia tidur, dia sudah tidak bisa tersenyum seperti dulu. Karena itu kumohon padamu Zelo-ssi, bantulah keluarga adikku ini…" katanya.

Ini membuatku sungkan jika dia terus memohon seperti itu. Tapi bagaimana dengan keputusan Jimin hyung dan Jongup hyung jika aku menerima permintaan Hakyeon-ssi? Aku juga punya keluarga yang harus kuurus.

" A.. aku tidak tau Hakyeon-ssi… Aku tidak tau bisa menolongmu atau tidak… Aku belum bicara dengan hyung-ku tetang masalah ini." Kataku.

" Aku juga akan bicara dengannya kalau begitu." Kata Hakyeon-ssi.

" Baiklah. Bagaimana dengan besok?."

" Jika aku menunggu besok, Daejun pasti sudah akan menangis tidak berhenti jika tau kau tidak ada bersamanya, mengingat dia sudah melihatmu hari ini." Kata Hakyeon-ssi.

" Haaah… Baiklah, aku akan telfon hyungku untuk kesini." Kataku.

Aku langsung menelfon Jimin hyung untuk datang ke café yang kami singgahi ini. Aku belum berani mengatakan hal ini pada Jongup hyung, aku takut dia akan marah dan melarangku untuk melakukannya.

Sambil menunggu Jimin hyung Hakyeon-ssi menceritakan tentang Daejun dan keluarganya.

" Papanya bernama Jung Daehyun, dia sangat sangat mencintai Zero, apalagi setelah kelahiran Daejun, Daehyun semakin bahagia karena keluarganya sudah terasa lengkap dan bahagia. Tapi kami tak pernah tau apa yang akan terjadi pada Zero di kemudian hari…"

' Jung Daehyun? Aku seperti pernah tau nama itu, tapi dimana?.'

" Apa Daehyun-ssi juga mengalami trauma karena kehilangan istrinya?." Tanyaku.

" Dia yang paling buruk, Daehyun terus menerus menyalahkan dirinya atas kecelakaan itu, dia sudah seperti mayat hidup saja, apalagi melihat kondisi Daejun yang seperti ini. Akupun merasakan hal begitu menyakitkan, aku selalu tau tentang mereka, keluarga yang amat bahagia, bahkan aku sangat iri pada mereka, tapi sekarang terlihat begitu rapuh dan bisa hancur kapan saja, aku merasakan sakit yang sama seperti mereka…" jawab Hakyeon-ssi.

" Sebegitu pentingnya Zero-ssi bagi mereka, mungkin jika itu terjadi padaku, aku sudah pasti tidak bisa bertahan sekuat Daehyun-ssi, apalagi anak mereka menjadi seperti ini…"

" Zero adalah orang yang sangat baik, kematiannya membuat banyak kerabat dan keluarga benar-benar berduka. Banyak yang datang saat acara pemakamannya. Bukan hanya keluarga tapi orang lainpun juga kehilangan sosok Zero…" kata Hakyeon-ssi.

" Lalu apa Daehyun-ssi baik-baik saja sekarang?."

" Dia tidak banyak bicara seperti dulu, dia melakukan kegiatannya seperti biasa, tapi aku tau dia sering marah dan menangis menyalahkan dirinya sendiri. Aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain menjaga Daejun."

Tak lama kemudian Jimin hyung datang.

" Ada apa memanggilku kesini Junhongie?." Tanya Jimin hyung.

" Kenalkan ini Cha Hakyeon-ssi." Kataku.

Merekapun member salam dan berkenalan, lalu Hakyeon-ssi menceritakan apa yang terjadi hari ini. Jimin hyung terlihat terkejut saat Hakyeon-ssi memintaku untuk menjadi ibu sementara untuk Daejun. Aku sendiripun juga bingung, karena itu aku ingin Jimin hyung juga memutuskan tentang hal ini.

" Jadi, bagaimana menurutmu hyung?." Tanyaku.

" Aku sangat mengerti tantang keadaan mereka, tanpa imbalan apapun aku juga ingin membantu keluarga Daejun, tapi aku tidak ingin Junhong meninggalkan kehidupannya sebagai Zelo. Dia juga baru menginjak 17 tahun, aku juga mengkhawatirkan tentang adikku." Kata Jimin hyung.

" Aku tidak memaksanya untuk terus tinggal bersama Daejun, tentu saja Zelo bisa melakukan kegiatan kesehariannya seperti biasa. Aku akan menanggung kebutuhan Zelo selama dia mau menjadi mama bagi Daejun, akupun juga akan menjaga Zelo dengan baik, Jimin-ssi tidak perlu mengkhawatirkannya terlalu banyak." Kata Hakyeon-ssi.

" Baiklah kalau begitu, keputusannya kuserahkan pada Junhong sendiri, aku sudah member izin. Aku tidak mau Junhong membantu orang lain dengan terpaksa, jadi biar Junhong yang memutuskannya." Kata Jimin hyung.

" Aku akan membantu semampuku, tentu saja aku tulus membantu keluarga Daejun. Tapi hyung jangan katakan hal ini pada Jongup hyung." Kataku.

" Baiklah kalau itu maumu."

" Terimakasih banyak! Terimakasih banyak! Aku mewakili semua keluarga untuk berterimakasih. Kau benar-benar penolong kami. Terimakasih! Terimaksaih!." Kata Hakyeon-ssi sambil membungkuk berkali-kali.

" Su… sudah sudah, jangan seperti itu, aku tulus kok membantu kalian." Kataku.

" Benar, tolong jaga dongsaengku dengan baik, itu sudah cukup kok." Kata Jimin hyung.

Aku melihat Hakyeon-ssi tersenyum begitu bahagia, kurasa aku memang harus menolong mereka, setidaknya bisa meringankan trauma mereka.

" Lebih baik kau ikut mengantar Daejun pulang, hari ini lebih baik kau mengenal tentang keluarga Daejun dengan baik." Kata Jimin hyung.

" Baiklah hyung."

Setelah itu aku ikut mengantar Daejun pulang.

" Biar aku yang gendong, dia pasti sangat lelah hari ini." Kata Hakyeon-ssi.

" Hekyeon-ssi, apa Daehyun-ssi juga ada dirumah sekarang?." Tanyaku saat akan masuk kerumah mereka.

" Nde, kurasa dia baru saja datang. Zelo-yah, panggil hyung saja mulai sekarang nee."

" Ba.. baiklah."

Kamipun masuk ke dalam rumah yang cukup besar ini.

" Daehyunnie?! Kemarilah, lihat siapa yang kubawa!." Panggil Hakyeon hyung.

Tak lama kemudian namja yang ia panggil itu datang dengan langkah malas. " Nuga?." Tanyanya dingin.

" Namanya Zelo." Jawab Hakyeon hyung sambil tersenyum lebar. Lalu namja yang bernama Daehyun itu menoleh ke arahku, dan dia terlihat begitu terkejut dan terpaku. Dan hal yang sama juga terjadi padaku. Aku pernah mengenal orang itu! Iya benar! Jung Daehyun! Aku sudah ingat sekarang!.

Dengan cepat dia memelukku begitu erat dan begitu kuat, sangat kentara dia begitu merindukan sosok yang mirip denganku itu. Dia pasti begitu merindukan Zero.

" Junyong!..." lirihnya.

. .:: To Be Continued ::. .

A/N : Setelah memilih-milih judul lagu B.A.P, akhirnya aku pilih Zero buat jadi judul FF DaeLo, aku masih belum mikirin cerita ini bakalan kayak gimana akhirnya, karena itu aku nggak kasih spoiler. Tapi kalo ada saran dari readers yang pas buat FF ini, nanti mungkin bisa aku masukin juga.

Aku harap readers nggak bingung dengan cerita ini, aku udah bikin lebih simple, aku takut readers ntar bingung sama karakter2 di chapter ini T^T

Tapi kalo misal readers nyambung, ya Alhamdulillah :D

Oke deh, sampe ketemu di Chapter depan neee ^0^/

Mind to Riview? ./\

. .:: Daevil Skinny Jeollijeolli ::. .