Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Genre: Crime/Romance
Main Chara: Sasuke Uchiha
Warning: AU, OOC, aneh, abal, gaje, Typo(s), de es be
.
.
Haizara Azuki Presented:
SILENT
Chapter One: The Beginning
.
.
ZRAASSSHH!
Hujan turun begitu derasnya. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Mereka sama sekali tak menyangka malam itu akan turun hujan sederas itu. Hujan itu turun begitu saja dan langsung deras saat itu juga.
Suara kecipak air terdengar dimana-mana. Jalanan macet. Semua orang buru-buru ingin segera menghangatkan diri di depan perapian ditemani secangkir minuman hangat. Suhu yang begitu dingin memaksa orang-orang menghentikan aktivitasnya dan memilih untuk bergelung di balik selimut tebal yang begitu hangat.
Dan malam itu terlahir seorang bayi abnormal yang membuat orang tuanya memutuskan untuk membuang bayi tampan nan menggemaskan tersebut.
.
.
.
ZRAASSSHH!
Hujan turun semakin deras. Kini disusul dengan petir yang menyambar. Suara petir itu begitu memekakkan telinga. Orang-orang sibuk mencari benda yang bisa digunakan untuk menutupi telinga mereka.
CTAARRR!
Petir kembali menyambar. Semua anak penghuni panti asuhan Akatsuki, sebuah panti asuhan sederhana di pinggiran kota Konoha yang menampung anak-anak yatim piatu, berlarian menuju kamar masing-masing. Mereka ketakutan mendengar suara petir yang begitu mengerikan.
CTAARRR!
Setelah semua anak memasuki kamarnya, Konan menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang santai. Sebagai pemilik dan pengasuh panti asuhan, ia harus selalu memperhatikan kelakuan anak-anak yang diasuhnya. Hal tersebut membuatnya sibu sepanjang hari dan menyisakan kelelahan ketika malam hari datang.
"Belum tidur?"
Konan menoleh. Seorang pria berambut jabrik berwarna oranye melangkah ke arahnya. Pria itu pun duduk di sofa yang ada di hadapan Konan. Ia menyodorkan secangkir teh panas yang masih mengepulkan asap. Konan tersenyum tipis. Ia menerima teh tersebut dan mulai mengesapnya.
"Aku masih belum mengantuk. Kau sendiri kenapa belum tidur?" Tanya Konan.
"Bukankah kau sendiri tahu kalau aku tak pernah tidur jam segini?" jawab Yahiko.
"Terserah kau saja."
Seorang pria berambut merah turut bergabung dengan mereka di ruang santai.
"Hey, kalian dengar sesuatu nggak?" Tanya Nagato.
Konan dan Yahiko menajamkan pendengaran mereka. Sayup-sayup mereka mendengar suara tangisan bayi di antara suara hujan dan petir.
"Seperti suara tangisan bayi," ujar Konan.
"Arahnya dari pintu depan," sambung Yahiko.
"Lebih baik kita periksa," ujar Nagato sembari melangkah menuju pintu.
Konan dan Yahiko pun menyusul Nagato menuju pintu utama bangunan Akatsuki. Ketika pintu terbuka, terkejutlah tiga sahabat yang merupakan pemilik Akatsuki. Seorang bayi tampan yang masih berlumuran darah tergeletak di depan pintu panti asuhan mereka. Bayi itu menangis kencang, seolah berusaha menyaingi suara hujan.
Konan meraih bayi yang hanya beralaskan selimut tipis itu. Ia mendekap bayi itu begitu erat. Bayi itu masih menangis. Kedinginan dan kelaparan. Konan berusaha menenangkan bayi itu. Namun tangisan bayi itu justru semakin kencang.
Saat bayi itu membuka matanya, Konan terkesiap. Tiba-tiba mata bayi itu yang semula berwarna hitam berubah menjadi warna merah. Nagato dan Yahiko turut terkejut. Ada apa dengan bayi ini?
"Eh, ada surat," seru Yahiko sambil mengambil kertas yang ada di atas selimut pembungkus bayi aneh itu.
Konan dan Nagato ikut membaca secarik kertas yang sedang dipegang Yahiko.
Mohon rawat bayi ini dengan sebaik-baiknya. Kami terpaksa meletakkan anak kami di sini karena kami merasa kami takkan sanggup merawat bayi ini. Kami berharap kalian mau membesarkan anak kami dan mendidiknya dengan baik.
Perlu diketahui, anak kami ini memiliki keanehan pada matanya. Kami menyadari kalau mata itu adalah mata sharingan yang hanya dimiliki oleh beberapa orang saja di muka bumi ini. Konon para pemilik mata sharingan mempunyai kekuatan yang mengerikan.
Itulah sebabnya kami merasa tak mampu merawatnya. Kami takut anak kami ini membahayakan nyawa kami.
Terima kasih sudah bersedia untuk merawat anak kami.
Konan menatap bayi yang ada digendongannya. Nagato dan Yahiko saling tak menyangka kalau bayi itu adalah bayi istimewa. Pemilik mata sharingan yang legendaris.
"Jadi anak ini punya mata sharingan?" Tanya Yahiko pelan, seakan bertanya pada dirinya sendiri.
"Apa gak papa kalau kita ngasuh anak ini?" Tanya Konan sedikit khawatir.
Nagato menghela nafas. "Kurasa tidak apa-apa kalau kita bisa merawatnya dengan baik," jawabnya ragu.
"Yah, semoga saja keputusan kita ini tepat," ujar Yahiko.
"Di balik itu semua, kurasa bayi ini cukup tampan dan menggemaskan," ujar Konan.
"Ya, menurutkuk juga begitu," ujar Nagato.
Nagato pun menyuruh Konan masuk agar bayi itu tak lagi kedinginan. Konan pun segera menyiapkan air hangat dan memandikan bayi mungil tersebut. Setelah memakai pakaian dan diberi susu, akhirnya bayi itu berhenti menangis.
Tak lama kemudian, bayi itu pun tertidur dalam gendongan Konan. Yahiko tersenyum dan mengelus kepala bayi itu penuh kasih sayang.
"Hari ini kita mendapatkan satu anggota lagi," ujar Yahiko pelan.
"Jadi sebaiknya kita beri nama siapa?" Tanya Nagato tak kalah pelan.
Konan tersenyum. "Bagaimana kalau Sasuke?" tanyanya meminta persetujuan.
Nagato mengecup kepala bayi itu. "Baiklah. Mulai hari ini namamu adalah Sasuke. Selamat datang di Akatsuki, Sasuke," ujarnya jenaka.
Konan dan Yahiko turut tersenyum. Mereka berharap Sasuke akan tumbuh menjadi anak yang membanggakan nantinya.
.
.
.
TO BE CONTUNUE
Holaa.. apa kabar? Azuki datang dengan sebuah fic yang kayaknya cukup abal ya..? mohon dimaklumi, Azuki udah 2 tahun nggak buka fanfiction sih, jadi gak tahu apa-apa. Jujur aja awalnya Azuki bingung ngeliat tampilan ffn yang sekarang…pusing!
Gimana menurut kalian? Bagus nggak?Yah pokoknya selamat menikmati fic perdana dari Azuki. Semoga kalian suka. Oiya, jangan lupa, ditunggu lho review-nya…
Tunggu kelanjutan ceritanya ya…
Sekali lagi, JANGAN LUPA REVIEW-NYA!
