Selama ini aku baru tahu kalau jadi cowok populer itu enak banget. Tahu kenapa? Karena aku bisa dapat apa saja dengan GRATIS, MUDAH, DAN CEPAT. Pokoknya jadi cowok populer itu banyak untungnya!

Salah satu yang paling menguntungkan adalah, aku bisa ganti-ganti cewek sesukaku. Bisa dekat dengan cewek model apa saja, dari yang cupu, pinter, seksi, easy going, pemalu, ramah, kaya, dewasa, pokoknya semua cewek dari berbagai kalangan nggak bakal nolak kalau kuajak jalan. Dan semua kemudahan ini nggak gratis lho...

Butuh perjuangan untuk berubah seratus delapan puluh derajat dari cowok gendut dan cupu jadi cowok keren, tampan, pantai, dan idaman semua cewek.

Dan inilah saatnya membalas dendam dengan cewek yang pernah dengan begonya menolakku.

Cewek nggak tahu untung itu adalah Aki Adagaki. Ya, cewek sombong pujaan para pria yang hobinya mematahkan hati pria dengan cara yang sadis. Dulu ia bahkan menolakku dengan menuliskan kata gendut dan jelek di pipiku. Ah...mengingatnya membuatku ingin push up seratus kali!Aku belajar dengan sangat keras supaya bisa satu SMA dengannya dan membalas dendamku padanya. Dan balas dendamku akan kumulai hari ini!

Saat melihat bayangan pria tampan di cermin aku sadar bahwa hari ini pun aku sangat tampan. Aku benar-benar tampan dengan apapun yang kukenakan, meski hanya seragam sekolah biasa. Aki Adagaki, terimalah pembalasanku!

"Hoi! Aki Adagaki! Dengarkan aku! Mulai hari ini, kau harus jadi pacarku! Mengerti?!"

Meskipun seisi sekolah bisa melihatku dari bawah sana, yang kupikirkan hanya satu; Adagaki harus jadi milikku sekarang.

Aku tahu kata-kata itu tidak akan membuat seorang gadis sombong seperti Aki Adagaki akan melirikku, tapi ia tidak akan mengabaikanku jika ada seribu tangkai mawar merah kesukannya kupersembahkan untuknya. Tapi nyatanya seribu tankai mawar yang kubeli dengan uang sakuku selama enam bulan itu sia-sia belaka, Adagaki tidak tampak terkejut apalagi terharu sedikitpun. Padahal Guru Olahraga yang tengah memukuli murid yang dengan seragam lemngkap pun tampaknya sangat terkejut melihat aksiku. Yah, aku tahu aksiku ini pasti pertama kalinya di sekolah ini. Ternyata mengukir sejarah tidak terlalu susah karena lebih susah merebut hati Adagaki yang setinggi langit.

Adagaki tampak memberikan tanda kepada temannya (kacungnya) lalu tiba-tiba segerombolan pria berjas hitam datang. Mereka membuat halaman sekolah yang tadinya penuh dengan anak-anak yang tengah menontonku minggir kemudian menggelar poster besar yang pasti lebarnya sama dengan kolam renang kami karena aku bahkan bisa melihat tulisan kecil di sudut atas poster itu; princess. Tapi, yang membuatku syok bukan ukuran poster itu tentu saja, tapi tulisan beras-besar yang terpampang di atasnya: AKU TIDAK BERPACARAN DENGAN PRIA, BANGSAT KAU!"