Tetangga Baru
.
By Kasumi Misuto
.
Chapter: one
.
.
.
"Sasuke! Woi! Cepetan bangun! Kau mau absen lagi ya dari sekolah?!"
Si rambut raven hanya mendengus kesal ketika Aniki-nya menggedor-gedor pintu kamarnya. Sudah dua hari ini dia tidak masuk dengan alasan sakit plus tanda tangan palsu yang dibuatnya sendiri untuk mengecoh warga di sekolahnya. Namun kali ini dia tidak bisa menolak ketika Itachi pulang ke rumah.
"Aku malas!"
"Aku tahu kalau kau masuk dengan uang beasiswa. Tapi jangan hanya karena anak dari orang itu sekolah di tempat yang sama denganmu, kau jadi lemah begini! Justru kau harus menunjukkan kalau kau bisa dan lebih baik daripada dia!" ucap Itachi seraya pergi meninggalkan pintu kamar Sasuke.
Sasuke hanya bisa menurut dan segera berjalan menuju ke kamar mandi. Dengan metode cepat dia sudah berada di meja makan. Sesekali melihat ke arah dua tempat yang kosong sejak tiga tahun yang lalu. Dan hal itu membuat kakanya harus bekerja keras untuk menyambung hidup.
Sudah bekerja keras, ditambah mengurusi anak pintar namun bebal seperti Sasuke..
Benar-benar malang nasibmu….
Itachi yang telah siap dengan pakaian kepolisian Konoha segera duduk di samping Sasuke. Melepaskan topi yang telah dipasangnya dengan rapi dan menaruhnya di dekat meja. Sasuke sendiri sudah sibuk dengan mie instan yang sudah masak sejak tadi.
"Hei, nanti malam kau ada waktu tidak?" ucap Itachi. Membuat Sasuke agak merasa aneh ketika mendengarnya.
"Kau seperti seorang cowok yang mengajak ceweknya berkencan. Jijik," ucap Sasuke. Membuat Itachi tertawa terbahak-bahak hingga hampir menumpahkan ramen cup-nya yang telah berisi air panas.
"Kan biasanya kau terlalu sibuk dengan software-softwaremu serta acara-acara hacking-mu yang tiada habisnya. Dan tiap malam selalu saja bikin software baru."
"Memangnya kenapa?"
"Kita makan diluar…"
Sasuke menghela napas. Namun kesempatan untuk lebih sering bersama dengan kakaknya tak boleh dilewatkan. Dia harus ikut!
Kakaknya yang selalu sibuk kini mau mengajaknya untuk makan diluar bareng. Dan dengan senang hati dia menunda proyek pembuatan antivirus-nya malam ini.
"Okay."
"Walah-walah, sok Inggris segala. Thank God you want to go out with me."
"Do you think I'm your uke? I don't think so."
"Eh, kau ngomong apaan sih?"
Sasuke berharap ada sebuah lempengan besi yang cukup luas untuk 'menerima' kepalanya yang sebentar lagi akan dia banting-banting.
.
.
.
"Hey, apa kau sudah tahu kalau ada siswi baru nan cantik di kelas sebelah?" ucap seorang cowok dengan tampang penuh selidik di depan Sasuke yang sedang membaca buku, Morino Idate.
"Hn."
"Dia cantik lho! Mau kenalan gak? Itung-itung biar enggak galau-galau gitu…" ucap Idate dengan tangan yang melambai-lambai gaje. Membuat Sasuke menyembunyikan sweatdropnya. Siapa sih yang galau? Orang dia sedang membayangkan makan sushi plus wasabi bersama sang kakak tercinta.
"Aku tidak sedang galau dan aku ingin mempersiapkan diri untuk ulangan harian matematika," ucap Sasuke sambil menutup buku paket matematika bilingual dan beralih ke LKS. Tangannya segera mengambil pensil dan mulai mengerjakan.
"Wah…. Kau ini…"
.
.
.
Sasuke tidak habis pikir, semenjak pulang dari sekolah dia merasa dikuntit oleh seorang cewek dengan rambut cepak. Persis sekali dengan anak cowok. Cara jalannya, gayanya ah! Semuanya! Seandainya cewek itu tidak memakai rok seragam, Sasuke mengira dia sedang diikuti oleh seorang cowok maho.
Cewek itu berjalan dari belakang tiang ke tiang satunya. Sasuke menghela napas. Ini adalah ulah fangirl-nya yang paling ekstrem. Mengikuti sang cowok idola hingga ke rumah? Yang bener saja!
"HEI! Kau yang ada disana! kenapa kau terus mengikutiku?!" ucap Sasuke seraya menunjuk-nunjuk tiang listrik yang dijadikan persembunyian sang cewek.
"Aku tidak tahu arah pulang. Dan yang kutahu kamu itu tetangga sebelahku. Jadi aku ikutin kamu biar enggak kesasar," ucap cewek itu sambil agak menunduk.
"Jangan bercanda! Rumah di sebelahku itu adalah rumah warisan keluarga Shimura yang udah punah di jaman baheula dulu!"ucap Sasuke. Yang diberi pernyataan hanya mengangkat alis.
"Ano ne, kalau boleh tahu baheula itu apa ya? Apa itu bahasa asing?" ucap cewek berambut pendek itu. Membuat Sasuke ingin menggosok-gosokkan mukanya di aspal yang panas.
"Aku masih bisa memaklumi kalau kau adalah salah satu dari penggemarku. Namun aku tidak senang jika kau mengikutiku seperti ini. dan jangan berlagak bodoh!" ucap Sasuke ketika cewek itu masih bingung dengan kata 'baheula'.
Cewek manis itu memandangnya dengan tatapan kesal. Bagaimana tidak, sudah disangka penguntit, dibilang penipu lagi (secara tidak langsung). Kalau seandainya dia dikatai bodoh justru dia mau. Karena dia mengakui kalau dirinya bodoh. Arah jalan saja lupa.
Sasuke cukup terperanjat melihat pipi cewek itu yang menggembung dan menatapnya dengan tatapan marah. Tapi, memangnya cewek ini bisa apa? Badan kurus dan tidak ada body-nya sama sekali. Persis seperti papan selancar. Eh, papan selancar masih agak gendutan dikit daripada cewek ini.
"Wakata! Tuan Narsis yang sok ganteng! Penampilan poin enam saja masih berlagak sombong!"
"Kau sendiri, body seperti papan selancar saja masih dipakai. Lihat!" ucap Sasuke seraya menyentuh dada cewek itu. Sebenarnya dia tidak sengaja. Namun akibat emosi yang cukup tinggi dia mampu membuat cewek itu membelalakkan mata.
Dan akhirnya Sasuke sudah mendarat di aspal yang cukup panas. Cewek itu entah larinya kemana. Pinggangnya sudah pegal akibat kesalahan mendarat ketika dibanting oleh cewek itu. Dia tidak menyangka kalau cewek sekurus itu mampu membantingnya. Padahal lengannya juga biasa-biasa saja.
Akhirnya Sasuke pulang sambil mengusap-usap belakang kepalanya. Kalau sampai kepalanya bocor, dia akan mencari cewek itu dan mengadukannya ke kantor polisi dengan alasan penganiayaan.
Klik!
"Tadaima….." ucap Sasuke seraya berjalan ke arah kamarnya. Itachi belum pulang hingga pukul lima sore ini. setidaknya itu adalah janji dari Itachi. Biasanya Itachi akan pulang malam tiap hari. Tugas di lapangan memang begitu menyedihkan.
Dengan makan seadanya, Sasuke memulai kegiatannya yang kemarin sempat tertunda. Kali ini dia mencoba untuk membuat skin dari mp3 player secara iseng-isengan. Namun akhirnya hasil dari kerjaannya itu tidak bisa dibilang iseng.
Bosan menunggu hingga sore, Sasuke menengok ke rumah besar peninggalan klan Shimura. Yang dia tahu klan Shimura adalah klan dengan kemampuan khusus. Banyak yang bilang jika mereka adalah Omyouji. Namun ada yang bilang kalau mereka memelihara setan-setan jahat di rumah mereka. Dan ketika pemiliknya meninggal satu persatu, setan-setan itu masih bercokol disana.
Angker….
Itulah komentar Sasuke mengenai rumah peninggalan keluarga Omyouji itu. Apakah saking kebanyakan shikigami yang mereka kumpulin dulu? Sehingga ketika mereka mati enggak ada yang ngurus dan akhirnya tuh Shiki jadi penunggu tetap rumah itu. Sasuke agak bergidik jika membayangkan keadaan di dalam rumah itu. Dan pikirannya menuju ke cewek papan selancar itu.
Apa benar tuh cewek memang mau tinggal di rumah itu? Rumah angker yang sudah lama ditinggal penghuninya?
Pikirannya kembali terusik ketika melihat sesosok polisi dengan rambut biru muda berjalan dari dalam rumah angker itu menuju ke rumahnya. Dilihat dari seragamnya kelihatannya dia adalah anggota kepolisian Konoha. Sama seperti Itachi.
Sosok itu kemudian berpaling dan berjalan di jalan depan rumah. Dan akhirnya hilang di belokan jalan.
Jangan bilang kalau dia adalah penghuni baru rumah angker itu!
Dan pikirannya kembali melayang ke cewek selancar itu. Apa benar ada tetangga baru ya?
Dan akhirnya dia memilih untuk berbaring dan ujung-ujungnya ketiduran di kamarnya sendiri. Ketika hari mulai sore, Itachi hanya bisa menggeleng-geleng melihat tingkah laku adiknya yang satu ini. setelah perjuangan yang cukup panjang, akhirnya Sasuke berhasil bangun.
"Cepetan dandan! Kita makan diluar!" ucap Itachi sambil berkacak pinggang. Membuat Sasuke menguap lebar dan segera nyungsep ke kamar mandi. Itachi hanya duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Sasuke yang entah sedang apa itu.
Tiba-tiba pintu diketuk…..
Itachi segera membuka pintu dan muncullah rekan satu lembaga-nya (?) yang ngos-ngosan. Membuat Itachi mempersilakan cowok seumurannya dengan rambut biru muda itu untuk duduk di sofa.
"Kenapa lagi? Bukankah tugas di markas sudah selesai?" ucap Itachi. Cowok itu menggeleng.
"Adikku ilang! Dari tadi siang sampe sekarang dia belum pulang-pulang!"
"Bukankah katamu dia sudah tahu jalannya?" Tanya Itachi. Dia cukup maklum jika rekannya yang bernama Shin Shimura ini panic. Secara, adiknya perempuan dan masih SMA.
Ngomong-ngomong soal SMA, bukankah dia satu sekolah dengan Sasuke?
"Aku belum pernah melihat wajah adikmu. Tahu namanya apalagi tuh!" ucap Itachi seraya memandang ke arah kamar Sasuke yang penghuninya belum keluar-keluar. Shin segera mengeluarkan ponselnya dan menampilkan sebuah foto seorang cewek dengan potongan rambut pendek persis seperti anak cowok. Namun bibirnya menunjukkan kalau dia adalah seorang cewek.
Setidaknya itu pikiran Itachi.
"Sasuke! Cepetan kesini!" teriak Itachi dengan suara yang bisa disamakan dengan toa masjid. Sasuke yang awalnya sibuk sms-an sampai menjatuhkan ponselnya saking kagetnya. Dia segera membentuk rambutnya yang jatuh ke bawah menjadi melawan gravitasi.
Dengan sisa gel rambut yang diusapkannya di celana jeans, dia segera melesat menghampiri dua orang yang sedang menunggu di ruang tamu.
"Kau kenal cewek ini? dia satu sekolah denganmu.." ucap Itachi seraya menunjukkan layar ponsel milik Shin. Sasuke mengambilnya dan sedetik kemudian matanya terbelalak!
"Cewek selancar!"
Dua orang penonton hanya bisa menaikkan alisnya….
.
.
.
To be continued….
.
.
Author's note:
Puah! Akhirnya jadi juga chapter 1-nya. Gomen kependekan isinya soalnya ini baru perkenalan. Buat .1, moga aja ini sesuai dengan yang kamu request…..
Terakhir, review please…
Biar Kasumi tahu apa yang kurang dari fic ini….
