Fic ini terinspirasi dari kisah PKI (Partai Komunis Indonesia) di Indonesia. Mungkin agak kurang menarik, tapi semoga bisa menghibur. Sekedar pemberitahuan, walaupun nama Zuko ada dalam fic ini tapi jangan harap ada penampilan Zuko di sini. Mohon R&R….
Toph and Communist People
An Avatar: Last Airbender fanfiction by FV
I don't own ATLA
Happy Reading…..!
Bruk.. Toph dilempar dengan kasar oleh dua orang lelaki ke dalam sebuah penjara. Toph jatuh membentur dinding penjara itu. Kemudian mereka segera menutup pintu penjara itu dengan kuat.
"Hei! Penjara macam apa ini? Penjara kayu?" teriak Toph kepada orang-orang yang melemparnya tadi. Dia merasakan hal sama seperti saat dia dan Katara dimasukkan ke dalam penjara yang terbuat dari kayu di Negara Api enam tahun yang lalu. Ia bisa mengetahui bahwa dia berada di dalam penjara kayu karena dia sama sekali tidak dapat melihat di dalam sana.
"Hahaha. Kami sudah tahu kelemahanmu, Toph Bei Fong." kata seorang lelaki dengan tertawa senang. Dia adalah pemimpin dari orang-orang tadi.
"Sebenarnya siapa kalian? Aku merasa tidak pernah mempunyai urusan dengan kalian!" Toph berdiri dan memegang kayu yang kini mengurungnya, sambil memukul-mukul kayu itu.
"Ow ow.. tenang, Nona. Baiklah jika kau ingin tahu siapa kami, maka kami akan membertahukan kepadamu dengan senang hati. Ehm…" pimpinan itu sedikit berdehem sambil menarik nafas, lalu segera melanjutkan kata-katanya barusan.
"Kami ini adalah orang-orang komunis yang membenci pemerintah, penghianat negara, dan aku adalah pimpinan kelompok ini, kurasa kau sudah mengenaliku." orang itu berkata sambil kembali mengeluarkan senyum liciknya. Kemudian ia menyuruh kedua pengawalnya tadi untuk mengambilkan sebuah kursi untuknya, lalu kursi itu diletakkan tepat di depan tempat di mana Toph dikurung.
"Liem? Kau ini adalah salah satu jenderal di Kerajaan Bumi, kenapa kau justru membenci pemerintah? Apa maumu, hah! Dasar penghianat!" Toph semakin marah saat mengetahui bahwa orang di hadapannya ini adalah salah seorang jenderal di Kerajaan Bumi yang sudah sekitar dua tahun ia kenal. Usia Liem hanya tiga tahun lebih tua darinya. Liem adalah jenderal yang mengurusi bidang pertahanan di Kerajaan Bumi, oleh karena itu Liem sering berkonsultasi dengan Toph mengenai bidang pekerjaannya itu. Tapi selama dua tahun mengenalnya, Toph tidak pernah merasakan adanya kebohongan dari Liem. Sepertinya dia sama liciknya dengan Azula.
"Sebenarnya aku tidak sendiri. Aku dan orang-orang komunis lainnya mempunyai satu misi yang sama, yaitu menghancurkan pemerintah sekarang ini, baik itu di Kerajaan Bumi, Negara Api, maupun di Suku Air. Setelah pemerintahan yang sekarang ini ambruk, kamilah yang akan memimpin ketiga negara itu, dengan begitu kami bisa menguasai dunia. Hwahahahaha… Uhuk uhuk." Liem memberitahukan tujuannya untuk menguasai dunia dan tertawa terbahak-bahak, sampai-sampai seekor lalat tertarik dengan bau mulutnya (?) dan masuk ke dalam mulut Liem.
"Uhuk uhuk.. Cepat ambilkan air!" Liem menyuruh salah satu pengawalnya untuk membawakan air untuknya. Tak lama kemudian pengawalnya membawakan seember air untuk Liem.
"Ini airnya, Tuan." kata pengawal tersebut seraya memberikan ember yang penuh dengan air kepada pimpinannya itu. Liem menatap ember itu, dan tiba-tiba wajahnya berubah menjadi merah, alisnya saling bertautan. Sudah jelas bahwa Liem sedang marah.
"Bodoh! Aku menyuruhmu mengambil air untuk aku minum. Bukan air seperti ini!" bentak Liem kepada pengawal tersebut, kemudian ia menendang ember itu hingga ainya tumpah membasahi lantai.
"Ma..maaf, Tuan. Saya kira Anda membutuhkan air ini untuk menyiram tawanan kita." kata pengawal dengan gugup, ia menundukkan kepalanya sebagai tanda rasa bersalahnya. Tanpa menunggu perintah dia segera membereskan embernya dan kembali dengan segelas air minum. Liem pun segera menenggak air minumnya, dan kembali berbicara. Saat ia menengok ke arah Toph untuk berbicara, ia mendapati Toph sudah berganti posisi. Kini Toph berbaring dengan tangan kirinya yang ia gunakan sebagai alas kepalanya, kaki kirinya ia tekuk, lalu ia tumpangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya, tangan kanannya tampak sibuk mengurusi letak rumput yang ia gigit di dalam mulutnya. Oh, sungguh bukan perilaku yang baik untuk seorang putri keluarga Bei Fong.
"Hei, Toph, kau benar-benar tidak menghargai orang yang sedang berbicara di depanmu ini, hah! Keterlaluan!" kata Liem, lalu ia bangkit dari kursinya dan berdiri mendekati penjara tersebut.
"Kau pikir siapa yang tidak menghargai? Dari tadi aku mendengarkanmu, tapi kau malah sibuk mengobrol dengan pengawalmu itu. Kau pikir pembicaraanmu itu menarik?" kata Toph dengan malas.
Toph mendengar dengusan kecil dari lawan bicaranya. Tak lama kemudian ia mendengar langkah kaki beberapa orang yang semakin menjauh. Sepertinya lawan bicaranya tadi sudah malas berbicara dengan Toph dan memutuskan untuk pergi dari penjara itu.
.o0o.
"Kalian benar-benar merepotkan." Kata salah satu pria di antara tiga pria yang berdiri di hadapan Lao dan Poppy Bei Fong, orang tua Toph. Mereka baru saja melemparkan atau mungkin lebih tepatnya melepaskan kedua orang itu ke suatu tempat yang amat sepi. Tak ada orang di sana, kecuali mereka berlima. Poppy tampak takut dan memegang lengan kanan sang suami.
"Kalian bawa kemana putriku?" tanya Lao Bei Fong. Walaupun ia mencoba untuk berbicara segagah mungkin, namun tepat saja Lao terlihat takut, karena dia sendiri tengah mengalami tremor alias gemetaran, sampai-sampai giginya bergemeletuk di sela-sela kata yang ia keluarkan.
"Kami sudah tidak membutuhkan kalian karena sekarang putrimu berada di tangan kami." kata pria yang lain.
"Tega-teganya kalian menjadikan kami sebagai umpan agar Toph mendatangi kalian. Cepat kembalikan putri kami!" teriak Poppy. Sebaliknya saat Poppy benar-benar takut, tapi tak disangka justru ia bisa berbicara lebih tegas dari pada suaminya.
Ketiga pria itu tidak menjawab perkataan Poppy, salah satu dari mereka hanya menendang Lao dan Poppy Bei Fong dengan keras sampai mereka berdua jatuh tersungkur ke tanah. Kemudian ketiga pria itu berbalik arah dan berjalan menjauhi Lao dan Poppy Bei Fong yang saling berpelukan. Poppy tampak meneteskan air matanya dengan deras dalam pelukan sang suami.
.o0o.
Seorang laki-laki yang berpenampilan brutal, rambutnya acak-acakan, ia menggunakan baju yang biasa dikenakan oleh para pejuang di salah satu koloni Kerajaan Bumi, seperti biasa ia selalu menggigit rumput dan membiarkan rumput itu tetap dalam gigitannya kemanapun ia pergi. Laki-laki tersebut sedang berlari, di belakangnya tampak segerombolan orang yang mengaku-ngaku sebagai penjaga keamanan di Kerajaan Bumi yang juga sedang berlari. Bukan, mereka bukan sedang bermain kejar-kejaran, tapi laki-laki itu memang benar-benar sedang dikejar oleh mereka.
Laki-laki itu terus berlari, melewati pasar sampai menabrak pedagang kubis yang tengah berteriak untuk menarik calon pembelinya, tapi sepertinya sekarang teriakan itu berubah menjadi makian kepada si laki-laki yang 'tidak punya mata' itu, karena kubis-kubisnya hancur berantakan, ditambah lagi diinjak-injak oleh segerombolan orang yang mengejar laki-laki tadi. Pedagang kubis itu pun berteriak sambil meremas rambutnya. Oh, pedagang kubis yang malang. Setelah sukses menabrak pedagang kubis, kini ia tidak sengaja menumpahkan tomat-tomat di salah satu toko di pinggir jalan, ia pun tampak tidak merasa bersalah atas apa yang dilakukannya walaupun sang pedagang sudah berteriak-teriak sambil mengacungkan pisaunya yang terlihat tajam berkilau karena baru saja diasah.
Ia terus saja berlari, lalu ia memutuskan untuk berbelok ke kanan. Oh, shit, jalan buntu, ia menengok ke belakang, sialnya lagi para pengejarnya sudah semakin dekat. Sebagian dari mereka tampak memain-mainkan pedangnya sambil tertawa dan berjalan mendekati sasaran mereka. laki-laki itu pun segera naik tumpukan kotak yang ada di ujung jalan buntu itu, ya, dia berniat untuk memanjat diding. Ia juga melemparkan beberapa drum kosong ke arah mereka sambil terus memanjat. Slep. Tiba-tiba ia tidak bisa bergerak, dilihatnya kini kedua tangannya sudah terborgol dengan borgol besi yang berasal dari para pengejarnya itu, ia pun terjatuh. Setelah itu, mereka melemparkan jaring ke arahnya sehingga ia benar-benar tak bisa bergerak. Kemudian mereka menyeretnya dengan kasar. Laki-laki itu berusaha memberontak, namun tetap saja ia tak bisa melepaskan diri.
.o0o.
Laki-laki brutal tadi berjalan dengan tangan terikat di belakang tubuhnya. Ia dituntun oleh dua orang penjaga yang memegangi kedua lengannya. Laki-laki itu hanya berjalan mengikuti perintah mereka dengan malas. Kemudian mereka melemparkannya ke dalam penjara besi, ikatannya pun dilepas, lalu mereka segera mengunci penjara itu dan pergi meninggalkannya.
"Huh, menyebalkan." gerutu laki-laki itu, kemudian ia duduk bersandar dinding penjara.
"Jet? Kaukah itu?" tanya Toph yang masih berada di dalam penjara kayunya. Penjara mereka berdua saling berhadapan, dan saat laki-laki itu berbicara sepertinya ia mengenali suara itu.
"Toph? Kenapa kau ada di sini?" Jet kaget saat menyadari bahwa 'tetangganya' itu adalah Toph. Kemudian ia menegakkan tubuhnya.
"Tadi orang-orang komunis itu menyandera orang tuaku. Saat aku hendak menolong mereka, orang-orang itu menangkapku. Kau sendiri bagaimana bisa tertangkap oleh mereka?"
"Saat itu aku sedang berjalan-jalan dan saat sampai di tempat yang agak sepi aku bertemu dengan mereka. Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka tentang rencana untuk menghancurkan pemerintah. Dan sialnya mereka menyadari keberadaanku, akhirnya aku pun dikejar-kejar dan tertangkap oleh mereka."
Tidak lama kemudian seorang penjaga masuk ke dalam ruangan itu untuk memberi makan dan minum untuk Toph dan Jet. Ia segera memberikan semangkuk sup dan segelas air kepada mereka.
"Ini makananmu!" penjaga itu memberikan dengan kasar. Toph mencicipi sesendok sup itu.
"Hoek... Sup macam apa ini? Rasanya aneh." kata Toph setelah memuntahkan sup yang sudah masuk ke dalam mulutnya.
"Makan saja, atau kau akan mati kelaparan di dalam penjara ini!" balas sang penjaga dengan kasar, lalu ia pergi meninggalkan Toph dan Jet dan keluar dari ruangan itu.
.o0o.
Beberapa hari kemudian, terdengar kabar bahwa Raja Bumi Kuei menghilang secara misterius. Setelah diadakan pencarian selama beberapa hari, Raja Kuei ditemukan sudah tidak bernyawa di salah satu sungai di Kerajaan Bumi. Rakyat Kerajaan Bumi pun berduka. Selang beberapa hari, akhirnya diadakan pemilihan untuk menggantikan Raja Kuei dan Liem terpilih menjadi Raja Bumi yang baru. Memang sampai sejauh ini rakyat Kerajaan Bumi belum mengetahui akal busuk Liem, mereka menganggap bahwa Liem adalah petinggi kerajaan yang baik dan ramah terhadap rakyat.
Sedangkan orang tua Toph yang masih berusaha mencari putri semata wayangnya. Mereka mencoba menghubungi raja bumi yang baru, Liem, karena mereka tahu bahwa Liem sering berkonsultasi kepada Toph. Tapi Liem tidak mau menanggapi pengaduan orang tua Toph dengan alasan bahwa dia sedang sibuk dengan pemerintahannya yang baru. Orang tua Toph memang belum mengetahui bahwa Liem adalah dalang di balik penculikan putrinya.
Dengan gontai mereka kembali ke Gaoling. Mereka benar-benar bingung harus mencari kemana. Lao pun teringat dengan Aang, sang avatar. Dia berencana akan meminta bantuan Aang untuk menemukan putrinya, karena Aang adalah sahabat Toph. Tapi sebelum itu ia akan kembali memerintahkan para penjaga di rumahnya untuk mencari Toph. Jika dalam seminggu ini Toph benar-benar tidak berhasil mereka temukan, maka Lao akan meminta bantuan Aang.
.o0o.
Tok tok tok. Terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang sedang berjalan mendekati penjara. Salah satu dari mereka melangkah mendekati penjara Toph.
"Ehm. Sepertinya tidurmu nyenyak sekali, Toph." kata Liem. Toph segera bangun dari tidurnya dan berdiri menghadap Liem.
"Sebenarnya apa tujuanmu dengan memenjarakanku seperti ini?" tanya Toph. Jet yang mendengar percakapan dua orang itu terbangun dari tidurnya. Ia duduk memperhatikan pembicaraan mereka.
"Apa kau tahu? Raja Kuei sudah mati dan sekarang aku sudah resmi menjadi Raja Bumi yang baru. Hahaha.." kata Liem sambil tertawa. Toph dan Jet sangat kaget mendengarnya.
"Apa? Pasti kau yang membunuhnya kan?" kata Toph dan Jet hampir bersamaan. Jet langsung berdiri mendengar berita buruk ini. Ini sungguh berita yang buruk, sangat buruk. Ternyata rakyat bumi belum tahu siapa Liem sebenarnya.
"Ya, begitulah. Oh iya, satu minggu yang lalu orang tuamu datang kepadaku untuk menanyakan di mana kau berada. Yaaa tapi aku bilang saja kalau aku sedang sibuk."
"…" Toph tidak menjawab Liem, namun di wajahnya tergambar kejengkelan yang amat sangat kepada Liem.
.o0o.
Selama satu minggu awal pemerintahan Liem, keadaan banyak yang berubah. Bukannya berubah lebih maju, tapi justru masyarakat tampak sengsara. Bagaimana tidak? Penjarahan semakin marak, pajak melambung tinggi, harga pupuk naik sedangkan harga jual dari petani amat murah, sehingga harga makanan dan kebutuhan pokok masyarakat meroket, pungli ada di segala bidang, keamanan juga kacau, dan lain sebagainya.
Sebenarnya orang-orang komunis itu sudah menyusup dalam pemerintahan sejak satu tahun yang lalu. Anggota organisasi ini bermacam-macam, ada pengendali bumi, air, dan juga api. Anggotanya pun tidak sedikit. Kini mereka sudah tersebar di mana-mana, bahkan ke Suku Air dan Negara Api. Hanya saja yang sudah terlihat baru di Kerajaan Bumi, karena Liem sudah berhasil menjadi raja bumi yang baru. Mereka pun sudah mengambil alih seluruh militer Kerajaan Bumi. Sementara di negara lain, para anggota organisasi komunis baru bisa menjadi bawahan di dalam pemerintahan. Salah seorang kepercayaan Liem kini sudah berhasil mengambil alih pemerintahan Suku Air Utara. Untuk Suku Air Selatan dan Negara Api memang agak sulit. Sokka yang menjadi pemimpin di Suku Air Selatan tidak bisa diremehkan, apalagi Raja Api Zuko. Dan pengganggu terakhir adalah Aang, sang avatar.
Perlahan Suki yang tinggal di Pulau Kyoshi mulai merasakan adanya keganjilan dalam pemerintahan Liem. Sepertinya ada yang tidak beres di pusat sana. Ia pun mengirimkan surat kepada Katara dan Sokka untuk membantunya menyelidiki ada apa di balik semua ini.
.o0o.
"Oke baiklah, aku menangkapmu untuk memancing avatar ke sini. Karena dia adalah orang yang paling berbahaya bagi kelangsungan rencanaku untuk menguasai dunia." kata Liem dengan nada yang mulai serius.
"Kenapa kau menggunakanku sebagai sandera? Mungkin rencanamu itu akan lebih berhasil jika kau menyandera Katara." kata Toph.
"Toph? Apa maksudmu?" teriak Jet saat mendengar Toph mengucapkan nama Katara.
"Apa kau ingin mereka menyandera Katara? Hah!" lanjut Jet.
"Kau diam saja, Jet." kata Toph.
"Karena ku rasa kau yang paling mudah ditangkap. Lagi pula kalau aku menangkap Katara, aku tidak yakin kalau dia akan tetap berada aman dalam penjara. Berbeda jika aku menangkapmu, karena kau tidak bisa berkutik dalam penjara kayu ini. Kau kan juga sahabat avatar, jadi aku yakin avatar pasti akan datang ke sini untuk menyelamatkanmu." Liem melanjutkan perkataannya.
"Kau meremehkanku! Kau pikir semudah itu kau bisa mengalahkanku? Kau pikir kau bisa membunuh Aang? Hah!" Toph kembali marah.
"Bagaimana kalau aku membunuhmu? Dia pasti akan memaki-maki dirinya sendiri karena tidak bisa menyelamatkanmu. Saat itu mentalnya akan terganggu, dan aku akan membunuhnya." Liem tersenyum licik.
"Dasar licik!" Jet berteriak dari dalam penjaranya.
"Lebih baik kau kembali tidur saja, Jet. Sebenarnya aku tidak ada urusan denganmu, tapi karena kau sudah mendengar rencana kami, akan berbahaya jika membiarkanmu berkeliaran di luar sana." kata Liem yang sudah menghadapkan badannya ke arah Jet. Kemudian ia kembali menghadap Toph.
"Kau tidak akan bisa membunuhku, Liem." kata Toph. Tiba-tiba Liem menyuruh salah satu penjaganya untuk membukan pintu penjara Toph. Kemudian Liem masuk ke dalam penjara Toph.
"Begitukah? Bagaimana kalau aku bermain-main dulu denganmu? Anggap saja ini sebagai pemanasan." hawa jahat Liem mulai terasa. Toph yang merasakan bahwa Liem berada di hadapannya segera agak mundur ke belakang.
Dengan cepat Liem menendang perut Toph sampai Toph rubuh ke bawah. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Liem menarik kerah baju Toph untuk membuat Toph berdiri, setelah itu ia meninju pipi kiri Toph dan melemparkannya ke sudut penjara. Toph berusaha melawan namun ia tak bisa meninju atau menendang tepat sasaran karena ia tak bisa melihat. Dari seberang penjara Toph, Jet hanya bisa berteriak dan menatap pilu keadaan Toph. Jet juga tidak bisa menolong Toph.
Toph berdiri dengan susah payah. Ia menyeka darah yang keluar di ujung kiri bibirnya dengan tangan kirinya. Ia mencoba melayangkan tinjunya ke arah Liem, kali ini sasarannya tepat tapi masih bisa ditangkis oleh Liem. Liem memegang tangan kanan Toph dan meninju perutnya.
"Kau lemah di dalam penjara kayu ini, Toph! Camkan itu baik-baik!" kata Liem sambil mencekik leher Toph.
Cuih. Toph meludahi wajah Liem setelah Liem melepaskan cekikannya. Liem yang marah langsung kembali menendang perut Toph hingga Toph jatuh membentur dinding. Liem keluar dari dalam penjara dan menguncinya kembali.
"Kau masih beruntung kubiarkan hidup sampai saat ini." Kata Liem sebelum meninggalkan ruangan penjara itu.
.:TBC:.
Selesai sudah chap pertama. Kurang greget ya? Mohon kritik dan sarannya lewat review…
